Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air Untuk Industri Besar di Kota Tangerang,

ANALISIS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR UNTUK
INDUSTRI BESAR DI KOTA TANGERANG
PROVINSI BANTEN

ARIS PUJIONO

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kebutuhan dan
Ketersediaan Air Untuk Industri Besar di Kota Tangerang, Provinsi Banten adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2014

Aris Pujiono
NIM F44100039

ABSTRAK
ARIS PUJIONO. Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air Untuk Industri Besar
di Kota Tangerang, Provinsi Banten. Dibimbing oleh ROH SANTOSO BUDI
WASPODO.
Air merupakan salah satu kebutuhan penting dalam proses produksi dan kegiatan
lain di dalam industri. Pada kondisi saat ini diperlukan penyediaan air bersih yang
kualitasnya memenuhi standar yang berlaku serta kuantitas dan kontinuitas
memenuhi kebutuhan industri sehingga proses produksi dapat berjalan dengan baik.
Pemanfaatan sumber daya air harus dilakukan secara bijak agar kebutuhan
konsumen dapat terpenuhi tanpa merusak keseimbangan ekosistem lingkungan.
Potensi sumber daya air di suatu wilayah adalah salah satu faktor penting dalam
menunjang kehidupan manusia. Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret – Mei

2014 dan lokasi pengambilan data dilaksanakan di Kota Tangerang, Provinsi
Banten. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan air pada
industri besar serta menganalisis kebutuhan dan ketersediaan air untuk industri di
Kota Tangerang dengan menggunakan metode regresi. Data yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah data penggunaan air untuk industri, data jumlah tenaga kerja,
dan besarnya jumlah produksi. Data ketersediaan air diperoleh dari Balai Besar
Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane berupa data debit Sungai Cisadane.
Berdasarkan data debit ketersediaan air di Sungai Cisadane yang tercatat pada Pos
Batu Beulah diperoleh debit rata-rata sebesar 68.47 m3/detik, dan potensi airtanah
yang ada sebesar 3.21 m3/detik. Berdasarkan ketentuan bahwa 21% dari air
permukaan dan 20% dari airtanah dapat digunakan untuk kegiatan industri, maka
ketersediaan air total di Kota Tangerang sebesar 481,308,739 m3/tahun. Dari hasil
analisis disimpulkan bahwa ketersediaan air hanya mampu memenuhi kebutuhan
air industri ketika jumlah industri mencapai 487 industri. Jumlah tersebut
berdasarkan tingkat pertumbuhan industri saat ini dan diprediksi akan tercapai pada
tahun 2073.
Kata kunci: industri besar, kebutuhan air, ketersediaan air, air permukaan, airtanah

ABSTRACT
ARIS PUJIONO. Analysis of Water Supply And Demand For Big Industries in

Tangerang City, Banten Province. Supervised by ROH SANTOSO BUDI
WASPODO.
.
Water is one of the main requirements for production process and other activities
in the industry. Actually, industries required water supply with certain qualities as
well as its quantity and continuity to support production process. Utilization of
water resources must be done wisely, to keep environmental equilibre. This study
was conducted in March-May 2014 in Tangerang City, Banten Province. This
research identified the use of water in industry and analysis of industry supply and
the demand of water in the city of Tangerang using regression methods. This
research needed data of industrial water usage, amount of worker and production

total. Water availability data were obtained from the "Balai Besar Wilayah Sungai
Ciliwung Cisadane". Based on Batu Beulah Station, the average discharge of
Cisadane river was 68.47 m3/s, and groundwater potential was 3.21 m3/s. According
to regulation 21% of surface water and 20% of groundwater can be used for
industrial activities, so total availability of water in Tangerang City was
481,308,739 m3/year. It meaned that water availability in Tangerang could support
487 big industries. Result analysis showed that based on industrial growth rate
Tangerang City will have 487 industries in 2073.

.
Keywords: big industry, water demand, water supply, surface water, groundwater

ANALISIS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR UNTUK
INDUSTRI BESAR DI KOTA TANGERANG
PROVINSI BANTEN

ARIS PUJIONO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014


PRAKATA
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian
yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 ini adalah kebutuhan air untuk sektor
industri, dengan judul Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air untuk Industri
Besar di Kota Tangerang, Provinsi Banten.
Terima kasih diucapkan kepada Dr Ir Roh Santoso, M.T, selaku pembimbing,
serta Dr. Ir. Nora H. Pandjaitan, DEA dan Bapak M. Fauzan, S.T, M.T yang telah
banyak memberi saran. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu,
serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya serta teman-teman yang
selalu mendukung.
Disadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
diharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan penelitian ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Mei 2014

Aris Pujiono


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1


Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

Ruang Lingkup Penelitian

2

TINJAUAN PUSTAKA

2


Air Baku

2

Industri

3

Regresi

3

METODOLOGI PENELITIAN

4

Waktu dan Tempat Penelitian

4


Alat dan Bahan

4

Metode Analisis

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5

Keadaan Umum Kota Tangerang

5

Kebutuhan Air Industri

7


Ketersediaan Air

11

Analisa Kebutuhan dan Ketersediaan Air Industri

13

SIMPULAN DAN SARAN

14

Simpulan

14

Saran

14


DAFTAR PUSTAKA

15

LAMPIRAN

16

RIWAYAT HIDUP

18

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

Klasifikasi industri
Hubungan antara nilai R dengan korelasi
Jumlah industri besar di Kota Tangerang
Kebutuhan air industri besar di Kota Tangerang

3
4
6
8

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Diagram alir penelitian
Korelasi antara jumlah industri terhadap tahun di Kota Tangerang
Korelasi antara kebutuhan air proses () terhadap jumlah produksi
Korelasi antara kebutuhan air utilitas () terhadap jumlah produksi
Korelasi antara kebutuhan air domestik () terhadap jumlah karyawan
Korelasi antara jumlah industri () terhadap kebutuhan air total
Debit Sungai Cisadane
Hubungan antara kebutuhan dan ketersediaan air sektor industri
terhadap jumlah industri
Hubungan antara kebutuhan dan ketersediaan air sektor industri
terhadap tahun pertumbuhan industri

5
7
9
10
10
11
12
13
14

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3

Peta geologi Kota Tangerang dan sekitarnya
Jumlah tenaga kerja dan produk industri di Kota Tangerang
Perhitungan Jumlah Industri

16
17
17

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan penting dalam proses produksi dan kegiatan lain
dalam suatu industri. Untuk itu diperlukan penyediaan air bersih yang secara
kualitas memenuhi standar yang berlaku dan secara kuantitas dan kontinuitas harus
memenuhi kebutuhan industri sehingga proses produksi tersebut dapat berjalan
dengan baik. Keterbatasan air baku baik air permukaan, air hujan, maupun airtanah
diakibatkan kurangnya pembangunan di bidang sumberdaya air. Selain kurangnya
pembangunan di bidang sumber daya air, masalah tingkat pembangunan dan
perubahan tata guna lahan yang tinggi sering kurang mempertimbangkan
kelestarian lingkungan dan ekosistem yang ada di sekitarnya.
Selain itu sumber daya air merupakan merupakan salah satu modal dasar
pembangunan, sehingga dalam memanfaatkan sumber daya tersebut diusahakan
secara bijak agar kebutuhan dapat terpenuhi tanpa merusak keseimbangan
ekosistem lingkungan. Potensi sumber daya air di suatu wilayah adalah salah satu
faktor penting dalam menunjang kehidupan manusia. Ketersediaan air sangat
penting dalam memenuhi kebutuhan pertanian, domestik, dan industri. Akan tetapi,
perlu disadari bahwa sumber daya air mempunyai keterbatasan dalam banyak hal,
salah satunya keterbatasan ketersediaan menurut kualitas dan kuantitasnya.
Manusia menggunakan lebih dari setengah ketersediaan air tawar, termasuk sumber
daya airtanah yang sekarang ini tengah dieksploitasi di berbagai bagian dunia.
Praktek pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air di sebagian besar wilayah
Indonesia masih belum ada kesadaran ekologis, yaitu eksploitasi sumber daya air
berlangsung secara besar-besaran tanpa memperhatikan dampak lingkungan (Mega
2010).
Seiring bertambahnya waktu, industri di Indonesia semakin lama jumlahnya
semakin meningkat. Air yang menjadi kebutuhan dasar dalam proses produksi
menjadi salah satu faktor penting untuk berlangsungnya suatu industri. Kota
Tangerang mempunyai jumlah kepadatan industri yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kota lain di sekitar Jakarta. Air merupakan kebutuhan penting dalam proses
produksi dan kegiatan lain dalam satu industri. Untuk itu diperlukan penyediaan air
bersih yang secara kuantitas dan kontinuitas harus memenuhi kebutuhan industri
sehingga proses produksi dapat berjalan dengan baik. Dengan adanya standar baku
mutu untuk air bersih industri, maka setiap industri harus dilengkapi dengan sistem
pengolahan air yang sesuai dengan kebutuhan industri (Hardyanti dan Fitri 2006).
Sungai Cisadane merupakan salah satu sungai besar yang terdapat di Provinsi
Jawa Barat yang bersumber dari Gunung Pangrango, Kecamatan Ciawi, Kabupaten
Bogor. Sebagai salah satu sungai yang besar di Jawa Barat, sungai ini menjadi
sumber air untuk berbagai keperluan antara lain sebagai sumber air baku untuk
instalasi pengolahan air minum di Tangerang, Serpong, dan kebutuhan air minum
di DKI Jakarta. Selain itu, Sungai Cisadane dimanfaatkan sebagai sumber utama
dalam memenuhi kebutuhan air, termasuk memenuhi kebutuhan air industri di Kota
Tangerang (Andriani 1993). Dalam penelitian ini akan diidentifikasi penggunaan
air pada industri dan analisa kebutuhan dan ketersediaan air industri untuk Kota
Tangerang.

2
Perumusan Masalah
Sumber daya air merupakan salah satu sumber daya yang dibutuhkan oleh
satu industri. Peningkatan jumlah industri mengakibatkan air yang dibutuhkan juga
semakin meningkat. Oleh karena itu, dalam penelitian ini permasalahan yang akan
dibahas adalah:
1. Seberapa besar debit kebutuhan dan ketersediaan air untuk sektor industri di
Kota Tangerang
2. Bagaimana korelasi antara peningkatan jumlah industri terhadap kebutuhan air
dan ketersediaan air yang terdapat di Kota Tangerang.

Tujuan Penelitian
1.
2.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
menganalisis kebutuhan air dan ketersediaan air untuk industri besar di Kota
Tangerang
menganalisis hubungan kebutuhan air untuk industri besar dan ketersediaan air
yang ada di Kota Tangerang.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi Pemerintah Kota
Tangerang sebagai informasi awal ataupun untuk bahan perencanaan dalam
pengelolaan sumber daya air agar ketersediaan air tetap dapat memenuhi kebutuhan
air di masa yang akan datang.

Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah : Industri besar di Kota Tangerang
dengan membahas hubungan kebutuhan air untuk industri besar dan ketersediaan
air yang ada (airtanah dan air permukaan di Kota Tangerang).

TINJAUAN PUSTAKA
Air Baku
Air baku adalah air bersih yang digunakan untuk keperluan air minum, rumah
tangga, dan industri lingkungan (Mega et al 2010). Adapun sumber air baku adalah
air sungai, air danau, rawa, airtanah, dan mata air serta air laut. Standar kualitas air
adalah baku mutu yang ditetapkan berdasarkan sifat-sifat fisik, kimia, radioaktif
maupun bakteriologi yang menunjukkan persyaratan kualitas air tersebut. Menurut
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan

3
Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air, air menurut kegunaannya
digolongkan menjadi 4 kelas yaitu:
Kelas I
: Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum,
dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut.
Kelas II
: Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk sarana rekreasi air,
pembudidayaan ikan tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertamanan, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan tersebut.
Kelas III : Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan
air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertamanan, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut
Kelas IV : Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertamanan
dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut

Industri
Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku
dan atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang
mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri. Industri
tidak dapat dilepaskan dari penggunaan air, baik dari air domestik, air proses, dan
air utilitas (Hardyanti dan Fitri 2006).
Menurut Badan Perencanaan Nasional, klasifikasi industri dapat dilakukan
berdasarkan banyaknya jumlah tenaga kerja. Pengelompokan industri tersebut
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Klasifikasi industri berdasarkan jumlah tenaga kerja
Jumlah Tenaga Kerja (Orang)
1-4
5 - 19
20 - 99
> 100

Klasifikasi Industri
Industri Rumah Tangga
Industri Kecil
Industri Sedang
Industri Besar

Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2004

Regresi
Regresi adalah metode statistika yang digunakan untuk membentuk model
atau hubungan antara satu variabel bebas X dengan sebuah variabel respon Y (Syilfi,
et al 2012). Metode analisa perhitungan digunakan metode analisa regresi dengan
persamaan secara umum sebagai berikut :
Y = anXn + an-1Xn-1+...+a1X + a0

4
dimana :
an, an-1, ..., a1, a0
n
X

: konstanta/koefisien polinom
: bilangan bulat tak negatif
: variabel bebas yang nilainya digunakan
untukmemprediksi nilai Y

Regresi yang digambarkan pada analisis ini berupa garis linear dengan nilai
R sebagai koefisien regresi. Koefisien regresi diperoleh dengan menarik nilai akar
dari R2 yang didapat. Analisis regresi adalah cara analisis data yang menunjukkan
seberapa besar pengaruh variabel-variabel yang diketahui, berdasarkan nilai R yang
diperoleh. Pengelompokan nilai R dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Hubungan antara nilai R dengan korelasi
Nilai Koefisien R
0.0 - 0.199
0.20 - 0.399
0.40 - 0.599
0.60 - 0.799
0.80 - 1.000

Korelasi
Sangat rendah
Rendah
Cukup
Kuat
Sangat Kuat

Sumber: Sudjana (1982)

METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian tentang analisis kebutuhan dan ketersediaan air untuk industri
besar ini dilakukan di Kota Tangerang, Provinsi Banten. Pengambilan dan analisis
data dilakukan selama 3 bulan, dari bulan Maret sampai Mei 2014.

Alat dan Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
Seperangkat komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunak Microsoft
Office
Alat tulis
kalkulator
Data debit Sungai Cisadane
Data Cekungan Airtanah Kota Tangerang
Data industri di Kota Tangerang meliputi:
a. Jumlah industri di Kota Tangerang
b. Data jumlah tenaga kerja
c. Data besarnya jumlah produksi

5
d.

Jumlah data penggunaan air
Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan metode regresi dengan tahapan pelaksanaan
penelitian seperti disajikan pada Gambar 1.
Mulai
Mulai

Pengumpulan
Pengumpulan data
data
·· Jumlah
Jumlah industri
industri tahun
tahun 1998
1998 sampai
sampai
2012
2012
·· Besarnya
Besarnya kebutuhan
kebutuhan air
air masing-masing
masing-masing
industri
industri
·· Jumlah
Jumlah tenaga
tenaga Kerja
Kerja
·· Besarnya
Besarnya jumlah
jumlah produksi
produksi

·· Data
Data debit
debit Sungai
Sungai Cisadane
Cisadane
·· Data
Data potensi
potensi airtanah
airtanah

Kebutuhan
Kebutuhan
air
air industri
industri

Ketersediaan
Ketersediaan air
air
Analisa
Analisa kebutuhan
kebutuhan
dan
dan
ketersediaan
ketersediaan air
air

Selesai
Selesai

Gambar 1 Diagram alir penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Kota Tangerang
Kota Tangerang memiliki luas wilayah 184,24 km², secara administratif
termasuk dalam Provinsi Banten. Kota tersebut memiliki 13 Kecamatan yang terdiri
dari 104 Kelurahan. Secara geografis, Kota Tangerang terletak antara 6°6' sampai
6°13' Lintang Selatan dan 106°36' sampai 106°42' Bujur Timur. Berdasarkan
kondisi bentuk topografinya, wilayah Kota Tangerang termasuk ke dalam wilayah
dataran yang sebagian besar berada pada ketinggian 10-18 m dpl di atas permukaan

6
laut (Kota Tangerang Dalam Angka, 2010). Adapun batas-batas administrasi Kota
Tangerang sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Teluknaga dan Kecamatan
Sepatan, Kabupaten Tangerang.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Jakarta Barat dan Jakarta Selatan,
Provinsi DKI Jakarta.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Curug, Kabupaten
Tangerang serta Kecamatan Serpong dan Pondok Aren Kota Tangerang
Selatan.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pasar Kemis dan Kecamatan
Cikupa, Kabupaten Tangerang.
Keadaan iklim Kota Tangerang pada tahun 2013 diperoleh dari Stasiun
Geofisika Kelas I Tangerang. Temperatur udara rata-rata 27.8 °C, temperatur
tertinggi terjadi pada bulan Oktober yaitu 33.3 °C, sedangkan temperatur terendah
terjadi pada bulan Agustus yaitu 23.4 °C. Rata-rata kelembaban udara 78.7 % dan
rata-rata curah hujan bulanan sebesar 99 mm dengan rata-rata hari hujan sebanyak
14 hari (BPS 2013).
Secara geologi, Kota Tangerang termasuk dalam wilayah dataran, sebagian
besar berada pada ketinggian 10-18 m diatas permukaan laut (dpl). Wilayah bagian
Utara (meliputi sebagian besar Kecamatan Benda) memiliki ketinggian rata-rata 10
m dpl, sedangkan di bagian Selatan memiliki ketinggian 18 m dpl. Kondisi
batuannya termasuk dalam cekungan airtanah (CAT) Jakarta bagian Barat, yang
tersusun oleh endapan alluvium pantai, endapan delta dan sebagian tersusun dari
material gunung api. Batuan yang menutupi Kota Tangerang terdiri dari endapan
alluvium, endapan kipas alluvium vulkanik muda, dan satuan Tuff Banten.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik Kota Tangerang dari tahun 1998
sampai dengan tahun 2012 jumlah industri besar yang ada disajikan dalam Tabel 3.
Tabel 3 Jumlah industri besar di Kota Tangerang
Tahun
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005

Jumlah Industri
314
304
318
314
302
304
304
299

Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012

Jumlah Industri
302
263
281
333
280
280
275

Sumber : Badan Pusat Statistik

Kota Tangerang dikenal sebagai Kota Industri karena pertumbuhan sektor ini
sangat pesat di sejumlah kecamatan. Jumlah industri di Kota Tangerang dari tahun
ke tahun cenderung fluktuatif. Berdasarkan data tersebut dapat diperoleh korelasi
antara jumlah industri terhadap tahun dengan menggunakan perhitungan regresi.

7
Pada Gambar 2 ditunjukkan hubungan antara tahun terhadap jumlah industri yang
ada di Kota Tangerang.
335

Jumlah Industri

330
325

Y = 2.551X - 4802.7
R² = 0.53

320
315
310
305
300
295
290
1998

2000

2002

2004

2006

2008

2010

Tahun

Gambar 2 Korelasi antara jumlah industri terhadap tahun di Kota Tangerang
Dari Gambar 2 diperoleh persamaan pertumbuhan industri setiap tahunnya
sebesar Y = 2.251X – 4802.7 dengan nilai R2 sebesar 0.53 sehingga diperoleh nilai
R sebesar 0.73. Menurut Sudjana (1982) disebutkan bahwa nilai koefisien R
termasuk dalam kategori kuat jika bernilai antara 0.60 – 0.799, sehingga korelasi
jumlah industri terhadap jarak termasuk dalam kategori kuat. Persamaan tersebut
dapat digunakan untuk memprediksikan besarnya jumlah industri yang ada pada
tahun tertentu di Kota Tangerang. Dengan mempertimbangkan kebutuhan air yang
diperlukan untuk setiap industri, maka akan diperoleh proyeksi kebutuhan air untuk
sektor industri setiap tahunnya.

Kebutuhan Air Industri
Air mempunyai fungsi yang berbeda sesuai dengan kebutuhannya di dalam
suatu industri. Terdapat 3 jenis air dalam suatu industri berdasarkan fungsinya yaitu
air proses, air utilitas, dan air domestik (Widjaja dan Rahardjo 2013). Air proses
adalah air yang digunakan dalam pengolahan bahan baku untuk menghasilkan suatu
produk, sehingga semakin banyak produk yang dihasilkan akibatnya air proses yang
diperlukan akan semakin banyak. Air tersebut digunakan untuk bahan baku dan
juga sebagai pencuci bahan baku dan lainnya. Air utilitas adalah air yang diperlukan
untuk mendukung terlaksananya suatu proses produksi, air ini digunakan sebagai
air pendingin dan air boiler. Air domestik adalah air yang digunakan oleh karyawan
untuk kebutuhan sehari-hari di dalam industri meliputi kebutuhan air untuk minum,
MCK, dan kebutuhan lainnya. Berdasarkan hasil survei di lokasi diperoleh
kebutuhan air untuk masing-masing industri berdasarkan fungsinya yang disajikan
pada Tabel 4.

8

Tabel 4 Kebutuhan air industri besar di Kota Tangerang
No

NAMA PERUSAHAAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Pan Brothers, Tbk. PT
Kumatex, PT
Argo Pantes Tbk, PT
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk, PT
Olagafood, PT
Tifico Fiber Indonesia Tbk, PT
Gadjah Tunggal, Tbk, PT
Lea Sanent, PT
Indonesia Synthesis Textile Miles, PT
Jembo Energindo, PT
Mitsuba, PT
Arwana Citra Mulia, PT
Sumber Prima Anugrah Abadi, PT
Hand Sum Tex, PT
Yuasa Batterry, PT
Kansai Prakarsa Coatings, PT
Dynaplast, PT
Eagle Indo Pharma, PT
Yasunli Aup, PT
Sumber Bintang Rejeki, PT
Mingala, PT
Hi-Lex, PT
Rata-rata

Air Proses
26,853
103,931
148,608
175,377
2,698
278,089
8,643
76,549
66,893
500
88,617
19,134
3,750
4,896
41,975
170
165
243
29
675
769
1,248
47,719

Kebutuhan Air (m3/bulan)
Air Utilitas Air Domestik
125
10,302
66,515
37,415
104,026
44,582
8,484
13,499
18,890
5,397
54,338
8,967
19,369
64,103
63,906
17,359
5,011
6,296
500
18,989
18,989
24,650
7,534
741
3,750
25,500
1,224
1,530
13,991
83,951
1,389
4,319
161
374
220
537
256
1,082
285
9
63
419
624
208
17,711

16,829

TOTAL
37,280
207,861
297,216
197,360
26,985
341,394
92,115
157,814
78,200
25,650
126,595
27,409
33,000
7,650
139,917
5,877
700
1,000
1,367
969
1,251
2,080
82,259

Sumber : Hasil Survei

Dari 22 industri besar hasil survei yang terdapat di Kota Tangerang,
kebutuhan air tertinggi adalah PT. Tifico Fiber Indonesia, Tbk dengan total
kebutuhan air per bulan sebesar 341,394 m3, sedangkan PT. Dynaplast mempunyai
total kebutuhan air per bulan terendah yaitu sebesar 700 m3. Menggunakan data dari
22 industri tersebut akan dibuat model regresi dari ketiga kebutuhan air industri
yaitu kebutuhan air proses, air utilitas, dan air domestik.
Kebutuhan Air Proses
Industri sangat membutuhkan air sebagai salah satu bahan baku untuk proses
produksi. Air yang digunakan untuk proses produksi tersebut dinamakan air proses.
Berdasarkan data pada Tabel 4 kebutuhan air proses industri besar di Kota
Tangerang secara rinci disajikan dalam Gambar 3 dengan korelasi antara jumlah
produk yang dihasilkan terhadap jumlah kebutuhan air yang diperlukan. Jumlah
produk industri besar di Kota Tangerang disajikan pada Lampiran 2. Hasil analisa
regresi diperoleh persamaan yang dapat digunakan untuk memproyeksikan
kebutuhan air proses untuk menghasilkan sejumlah produk. Pada Gambar 3

9
diperoleh persamaan Y = 0.0403X – 3.2669 dengan nilai regresi diperoleh R2
sebesar 0.85 sehingga didapatkan hasil R sebesar 0.92 dimana nilai tersebut
menggambarkan korelasi jumlah produksi dan debit kebutuhan air proses yang
sangat kuat.
120

Y = 0.0403 X - 3.2669
R² = 0.85

Debit (ribu m3/bulan)

100

80

60

40

20

0
0

500

1000

1500

2000

2500

3000

Jumlah produksi (ribu pcs)
Kebutuhan Air Proses

Gambar 3 Korelasi antara kebutuhan air proses () terhadap jumlah produksi
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa industri besar di Kota
Tangerang sesuai dengan teori yaitu semakin banyak jumlah produksi, maka
semakin besar kebutuhan air proses yang digunakan. Hasil perhitungan dari Tabel
4 diperoleh bahwa kebutuhan air proses rata-rata industri besar di Kota Tangerang
sebesar 47,719 m3/bulan atau setara dengan 576,624 m3/tahun.
Kebutuhan Air Utilitas
Air utilitas adalah air yang digunakan sebagai penunjang unit-unit lain dalam
suatu industri untuk menghasilkan produk akhir. Besar kecilnya kebutuhan air ini
tergantung pada jumlah produk yang dihasilkan. Jumlah produk industri besar di
Kota Tangerang disajikan pada Lampiran 2. Korelasi antara kebutuhan air utilitas
sebagai sumbu X dan besarnya jumlah produk sebagai sumbu Y disajikan pada
Gambar 4. Pada Gambar 4 diperoleh persamaan Y = 0.0191X – 1.5025 dengan nilai
regresi R2 sebesar 0.62 sehingga didapatkan hasil R sebesar 0.79. Berdasarkan nilai
R yang diperoleh, korelasi antara jumlah produk dan kebutuhan air yang diperlukan
termasuk dalam kategori yang kuat.
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa industri besar di Kota
Tangerang sesuai dengan teori bahwa semakin banyak jumlah produk, maka
semakin besar kebutuhan air proses yang digunakan. Hal ini disebabkan karena air
utilitas merupakan penunjang kegiatan produksi. Dari hasil perhitungan pada Tabel
4 diperoleh bahwa kebutuhan air utilitas rata-rata sebesar 17,711 m3/ bulan atau
setara dengan 212,536 m3 /tahun.

10
70

Debit (ribu m3/bulan)

60

Y = 0.0191x + 1.5025
R² = 0.62

50
40

30
20
10
0
0

500

1000

1500

2000

2500

3000

Jumlah Produk (ribu pcs)
Kebutuhan Air Utilitas

Gambar 4 Korelasi antara kebutuhan air utilitas () terhadap jumlah produksi
Kebutuhan Air Domestik
Semua kegiatan oleh karyawan yang membutuhkan air dalam satu industri
dikategorikan sebagai kebutuhan air domestik, seperti air untuk minum, MCK, dan
wudhu. Jumlah tenaga kerja industri besar di Kota Tangerang disajikan pada
Lampiran 2. Korelasi antara jumlah karyawan dan besarnya kebutuhan air domestik
di dalam industri besar di Kota Tangerang disajikan pada Gambar 5.
80

Debit (ribu m3/bulan)

70

Y = 4.9359 X + 11.4
R² = 0.64

60
50
40
30
20
10
0
0

2

4

6

8

10

12

14

Tenaga Kerja (ribu orang)
Kebutuhan Air Domestik

Gambar 5 Korelasi antara kebutuhan air domestik () terhadap jumlah karyawan
Hasil analisa regresi linear diperoleh persamaan yang dapat digunakan untuk
memproyeksikan kebutuhan air domestik terhadap jumlah karyawan yang terdapat
di suatu industri. Pada Gambar 5 diperoleh persamaan Y = 4.9359 X – 11.4 dengan
nilai regresi R2 sebesar 0.64 sehingga didapatkan hasil R sebesar 0.80
menggambarkan korelasi jumlah karyawan dan debit kebutuhan air domestik yang
sangat kuat. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa industri besar di Kota

11
Tangerang sesuai dengan teori bahwa semakin banyak jumlah karyawan, maka
semakin besar kebutuhan air domestik yang diperlukan. Dari hasil perhitungan
diperoleh bahwa kebutuhan air proses rata-rata industri besar di Kota Tangerang
sebesar 16,829 m3/bulan atau setara dengan 201,943 m3/tahun.
Kebutuhan Air Total
Jumlah dari kebutuhan air proses, air utilitas, dan air domestik di dalam
industri adalah kebutuhan air total untuk menghasilkan suatu produk. Setelah
dilakukan analisa perhitungan dengan menjumlahkan antara kebutuhan air proses,
air utilitas, dan air domestik diperoleh hasil kebutuhan total rata-rata setiap industri
besar di Kota Tangerang sebesar 82,259 m3/bulan atau setara dengan 987,103
m3/tahun. Menggunakan tingkat pertumbuhan industri di Kota Tangerang dan
mengalikannya dengan kebutuhan air total maka akan didapatkan kebutuhan air
untuk industri setiap tahunnya. Korelasi antara jumlah industri dan air yang
diperlukan di Kota Tangerang disajikan dalam Gambar 6.
550

Jumlah Industri

500
450
400
350
300
250
200
250

300

350

400

Debit (juta

450

500

550

m3)

Kebutuhan air total

Gambar 6 Korelasi antara jumlah industri () terhadap kebutuhan air total
Gambar 6 menunjukkan korelasi antara kebutuhan air total untuk industri
besar di Kota Tangerang terhadap besarnya jumlah industri. Dari Gambar 6 dapat
diketahui bahwa setiap kenaikan jumlah industri maka semakin besar pula
kebutuhan air yang diperlukan.

Ketersediaan Air
Ketersediaan air di Indonesia dapat bersumber dari sungai, airtanah, laut,
danau, dan lainnya. Pemanfaatan sumber daya air sebagai sumber untuk memenuhi
kebutuhan air industri di Kota Tangerang adalah air permukaan dan potensi
airtanah. Air permukaan bersumber dari Sungai Cisadane yang mempunyai hulu di
Kabupaten Bogor dan bermuara di Teluk Naga, Kabupaten Bogor. Sungai ini
termasuk salah satu sungai besar serta mempunyai debit yang besar. Sedangkan
potensi airtanah dapat diketahui berdasarkan cekungan airtanah di Kota Tangerang.

12

Air Permukaan
Berdasarkan data debit Sungai Cisadane yang tercatat pada Pos Batu Beulah,
debit rata-rata bulanan tahun 2010 Sungai Cisadane disajikan pada Gambar 7.
120

Debit (m3 / detik)

100

80
60
40
20
0

Bulan

Gambar 7 Debit Sungai Cisadane
Data debit tertinggi yang tercatat pada Pos Batu Beulah sebesar 110.1
m3/detik yaitu pada bulan November, sedangkan debit terkecil terjadi pada bulan
Juni sebesar 49.51 m3/detik, dan debit rata-rata bulanan sebesar 6.92 m3/detik. Debit
rata-rata tersebut setara dengan 2,195,536,320 m3 setiap tahunnya. Menurut Agus
(2011) alokasi air untuk sektor industri sebesar 21% dari total yang tersedia. Hasil
perhitungan 21% dari ketersediaan air permukaan yaitu sebesar 461,062,627
m3/tahun.
Potensi Airtanah
Airtanah terdapat pada formasi geologi yang dapat menyimpan dan
melalukan air dalam jumlah yang besar, yang dikenal sebagai akuifer (Purnama
2000). Menurut Todd (1980) berdasarkan ada atau tidaknya muka airtanah maka
akuifer dibedakan menjadi 2 yaitu akuifer bebas dan akuifer tertekan. Untuk
memenuhi kebutuhan industri di Kota Tangerang, biasanya digunakan akuifer
tertekan. Potensi airtanah yang ada dipengaruhi oleh cekungan airtanah (CAT) pada
suatu lokasi. Peta geologi Kota Tangerang disajikan dalam lampiran 1. Berdasarkan
studi yang telah dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional pada
tahun 2004 menunjukkan bahwa potensi airtanah di Kota Tangerang sebesar 3.21
m3/detik atau setara dengan 101,230,560 m3/tahun.
Mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Nomor 5 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Airtanah, kondisi airtanah dikatakan
aman jika penurunan muka airtanah kurang dari 20%. Berdasarkan hal itu, maka
potensi airtanah yang dialokasikan untuk industri di Kota Tangerang sebesar 20%
dari ketersediaan total airtanah yang ada yaitu sebesar 20,246,112 m3/tahun. Jumlah
tersebut relatif kecil jika dibandingkan dengan ketersediaan air permukaan yang
bersumber dari Sungai Cisadane.

13
Ketersediaan Air Total
Ketersediaan air total di Kota Tangerang bersumber dari air permukaan yang
berasal dari Sungai Cisadane dan potensi airtanah yang ada. Hasil perhitungan
ketersediaan air total untuk sektor industri di Kota Tangerang (air permukaan dan
potensi airtanah) sebesar 481,308,739 m3 untuk setiap tahunnya. Alokasi tersebut
digunakan untuk memenuhi sejumlah industri yang ada di Kota Tangerang.

Analisa Kebutuhan dan Ketersediaan Air Industri
Bertambahnya jumlah industri yang ada di Kota Tangerang menyebabkan
peningkatan jumlah kebutuhan air. Hasil evaluasi hubungan antara pertumbuhan
industri terhadap kebutuhan air di Kota Tangerang disajikan pada Gambar 8.
550
500

Jumlah industri

450
400
350
300
250
200
250

300

350

400

450

500

550

Debit (juta m3/tahun)
Kebutuhan air

Ketersediaan air

Keseimbangan kebutuhan dan ketersediaan air

Gambar 8 Hubungan antara kebutuhan dan ketersediaan air sektor industri
terhadap jumlah industri
Gambar 8 menunjukkan bahwa dengan asumsi ketersediaan air yang ada di
Kota Tangerang mempunyai debit yang sama pada setiap tahunnya, maka
ketersediaan air dapat memenuhi kebutuhan untuk industri besar pada saat jumlah
industri mencapai 487 buah. Apabila pertumbuhan industri terus meningkat, maka
diprediksi akan terjadi defisit air untuk sektor industri. Pada tahun 2014,
berdasarkan proyeksi dari pertumbuhan industri di Kota Tangerang terdapat 332
jumlah industri besar yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan air untuk
industri masih dapat memenuhi sekitar 155 industri besar yang disajikan pada
Lampiran 3. Apabila kebutuhan air industri besar diproyeksikan terhadap
pertumbuhan industri setiap tahunnya, maka antara kebutuhan dan ketersediaan air
akan berada pada kondisi setimbang pada tahun 2073. Korelasi antara tahun dan
jumlah kebutuhan air industri besar di Kota Tangerang disajikan pada gambar 9.
Gambar 9 menunjukkan bahwa ketersediaan air tidak dapat memenuhi kebutuhan

14
industri setelah tahun 2073, sehingga sektor industri akan mengalami defisit atau
kekurangan air.
2090
2080
2070
2060

Tahun

2050
2040
2030
2020
2010
2000

1990
200

250

300

350

400

Debit (juta
Kebutuhan air

Ketersediaan air

450

500

m3/tahun)

Perpotongan antara kebutuhan dan ketersediaan air

Gambar 9 Hubungan antara kebutuhan dan ketersediaan air sektor industri
terhadap tahun pertumbuhan industri

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa jumlah kebutuhan air
rata-rata untuk setiap industri besar di Kota Tangerang sebesar 987,103 m 3/tahun.
Bila sektor industri dapat memanfaatkan 21 % dari air permukaan dalam hal ini
Sungai Cisadane dan 20% dari airtanah, maka total ketersediaan air yang ada
sebesar 481,308,739 m3/tahun. Dengan demikian ketersediaan air hanya mampu
memenuhi kebutuhan air untuk 487 industri besar. Berdasarkan tingkat
pertumbuhan industri besar saat ini di Kota Tangerang diprediksi pada tahun 2073
akan terdapat 487 buah industri besar.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka diperlukan kebijakan pemerintah
dalam pembagian air untuk sektor industri, pertanian, dan domestik secara bijak.
Kota Tangerang memerlukan kebijakan pembatasan jumlah industri besar karena
bila jumlah industri besar mencapai 487 buah (yang diprediksi tercapai pada tahun

15
2073) maka ketersediaan air tidak akan mampu untuk memenuhi kebutuhan
industri.

DAFTAR PUSTAKA
Andriani, I. 1993. Studi Kualitas Air Sungai Cisadane Sebagai Bahan Baku
Pasokan Air Untuk Industri. Bogor (ID) : IPB Press.
BAPPENAS. 2006. Prakarsa Strategis Pengelolaan Sumber Daya Air untuk
Mengatasi Banjir dan Kekeringan di Pulau Jawa: Identifikasi Masalah
Pengelolaan Sumber Daya Air di Pulau Jawa : Direktorat Pengairan dan Irigasi
BAPPENAS.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Kota Tangerang Dalam Angka 2010. Jakarta
(ID) : BPS Pusat.
Dharma A. 2011. Perkembangan Kebijakan Sumber Daya Air dan Pengaruhnya
Terhadap Pengelolaan Irigasi. Surabaya (ID)(Jurnal Tirta): 2(3): 145
Hardyanti N, Fitri, ND. 2006. Studi Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Bersih Untuk
Kebutuhan Domestik Dan Non Domestik (Studi Kasus Perusahaan Tekstil
Bawen Kabupaten Semarang). Semarang (ID) (Jurnal Presipitasi): ISSN:1907187X. 1(1): 37
Mega IM. 2010. Klasifikasi Tanah dan Kesesuaian Lahan. Bali (ID) : Udayana
Press.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air.
Purnama S, Suyono dan Sulaswono B. 2007. Sistem Akuifer dan Potensi Airtanah
Daerah Aliran Sungai (DAS) Opak. Yogyakarta (ID) (Forum Geografi): 21(2):
111-122
Sudjana. 1982. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sylfi, Ispriyanti D, Safitri D. 2012. Analisis Regresi Linear Piecewise Dua Segmen.
Semarang (ID)(Jurnal Gaussian) : 1(1) : 220
Todd, D.K., 1980. Groundwater Hidrology (Second Edition). California (US): Jhon
Willey & Sons.
Widjaja A, Rahardjo J. 2013. Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Area
Produksi Assy Air Cleaner di PT Astra Otoparts Divisi Adiwira Plastik.
Surabaya (ID)(Jurnal Titra) : 1(2): 81

16

Lampiran 1 Peta geologi Kota Tangerang dan sekitarnya

17
Lampiran 2 Jumlah tenaga kerja dan produk industri di Kota Tangerang
No

NAMA PERUSAHAAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Pan Brothers, Tbk. PT
Kumatex, PT
Argo Pantes Tbk, PT
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk, PT
Olagafood, PT
Tifico Fiber Indonesia Tbk, PT
Gadjah Tunggal, Tbk, PT
Lea Sanent, PT
Indonesia Synthesis Textile Miles, PT
Jembo Energindo, PT
Mitsuba, PT
Arwana Citra Mulia, PT
Sumber Prima Anugrah Abadi, PT
Hand Sum Tex, PT
Yuasa Batterry, PT
Kansai Prakarsa Coatings, PT
Dynaplast, PT
Eagle Indo Pharma, PT
Yasunli Aup, PT
Sumber Bintang Rejeki, PT
Mingala, PT
Hi-Lex, PT
Rata-rata

Jumlah Tenaga Kerja Jumlah Produk/bulan
1,784
707
3,260
1,200
250
884
11,835
1,024
704
2,330
2,330
183
112
1,411
1,526
560
692
1,227
1,390
850
1,150
844
1,648

342,033
2,616,969
8,933
8,332
67,250
15,808
928,808
200,833
1,332,211
244
75,000
332,543
16
108,291
725,639
95
50,423,250
10,822,582
195,000
523,645
304,972
2,919,200
3,270,530

Lampiran 3 Perhitungan Jumlah Industri
Proyeksi jumlah industri pada tahun 2014
Y = 2.551X – 4802.7
Y = (2.551 x 2014) – 4802.7
Y = 332
Pada tahun 2014 proyeksi jumlah industri sebesar 332 buah.
Ketersediaan air dapat memenuhi 487 industri besar, sehingga pada tahun 2014
dengan proyeksi jumlah industri 332 buah maka tersisa industri yang masih dapat
terpenuhi yaitu:
Jumlah industri
= 487 – 332
= 155 industri

18

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah pada tanggal 18
Februari 1992 dari ayah yang bernama Bani dan Ibu yang bernama Nyamini.
Penulis adalah putra ke 2 dari tiga bersaudara, adik dari Iswatik dan kakak dari Tri
Yoga Pamungkas. Pada tahun 2007 penulis lulus dari SMP N 3 Rembang dan
melanjutkan ke SMA N 1 Rembang. Penulis lulus dari SMA pada tahun 2010 dan
pada tahun yang sama penulis diterima di IPB melalui jalur Undangan Seleksi
Masuk IPB (USMI) di Departemen Teknik Sipil Dan Lingkungan, Fakultas
teknologi Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi anngota Departemen Kajian
Strategi dan Advokasi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian
pada tahun 2011-2012. Selama menjadi anggota BEM, penulis menjadi ketua acara
3D Nasionalisme yang diselenggarakan pada tahun 2011.