PENGARUH PENAMBAHAN ABU SEKAM PADI DAN SERBUK KAYU TERHADAP KUAT TEKAN BETON.

(1)

PENGARUH PENAMBAHAN ABU SEKAM PADI DAN

SERBUK KAYU TERHADAP KUAT TEKAN BETON

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Teknik Sipil

Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Program Studi D-3 Teknik Sipil

Oleh

DORESLI MARBUN 5133210026

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

TEMBAR

PERSETUJUAN

Tugas Akhir Ini Diajukan Oleh;

Iloresti Marbun NIM: 51332100 126

Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, Program Studi Teknik Sipil D-3

Falkultas Teknik Universitas Negeri Med&n Diaj ukan untuk Memenuhi

Syarat ilIemperoleh Gelar Ahli trIadya

Medan,

Agustus 2016

Dosen Pembimbing

Df, I{. 3,utri l*ynnn A. I+qth4n, M.Sc

Ilr

NIP. 19690504 200003 2 001


(5)

ABSTRAK

Doresli Marbun, NIM. 5133210026. Pengaruh Penambahan Abu Sekam Padi

Dan Serbuk Kayu Terhadap Kuat Tekan Beton. Medan : Fakultas Teknik,

Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, Program Studi D-3 Teknik Sipil, Universitas Negeri Medan, 2016.

Beton merupakan material utama untuk konstruksi yang banyak digunakan. Semakin meluasnya penggunaan beton menunjukkan juga semakin banyak kebutuhan beton di masa yang akan datang, namun bahan baku pembentuk beton yang selama ini diperoleh dari alam cenderung menurun mendorong peneliti menambahkan bahan-bahan lain yang mempunyai sifat yang sama dengan pembentuk beton dalam campuran beton. Salah satunya adalah pemanfaatan limbah abu sekam padi dan serbuk kayu. Abu sekam padi dan serbuk kayu dapat digunakan sebagai bahan tambahan ataupun sebagai bahan subtitusi pada beton.

Dalam penelitian ini, abu sekam padi dan serbuk kayu dikombinasikan dalam satu campuran beton dengan persentase campuran (5% ASP + 3% SK) dan (15% ASP + 5 % SK). Dimana abu sekam padi dijadikan sebagai penambah sejumlah semen dan serbuk kayu digunakan sebagai subtitusi pasir halus. Benda uji yang digunakan yaitu kubus 15 x 15 x 15 cm. Eksperimen ini membuat Mix Design dengan mutu beton f’c = 14,53 MPa.

Dari hasil pengujian diperoleh penurunan pada nilai slump dan kuat tekan. Penurunan kuat tekan terjadi seiring dengan bertambahnya persentase penambahan abu sekam padi dan serbuk kayu. Kuat tekan beton yang maksimum terdapat pada umur 28 hari, dimana pengujian kuat tekan beton normal pada umur 3, 7, 14, 21 dan 28 hari masing masing adalah sebesar 14,61 MPa, 15,38 MPa, 17,41 MPa, 19,38 MPa dan 20,40 MPa, sedangkan kuat tekan beton 5% ASP + 3% SK pada umur 3, 7, 14, 21 dan 28 hari masing masing adalah sebesar 10,09 MPa, 10,34 MPa, 11,37 MPa, 13,51 MPa dan 14,22 MPa dan kuat tekan beton 15% ASP + 5 % SK pada umur 3, 7, 14, 21 dan 28 hari masing masing adalah sebesar 9,6 MPa, 9,83 MPa, 9,97 MPa, 10,30 MPa dan 10,49 MPa. Dari hasil pengujian diperoleh penurunan terhadap nilai kuat tekan, sedangkan penelitian yang sudah ada diketahui kuat tekan beton mengalami kenaikan pada penambahan variasi 20% abu sekam padi. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa serbuk kayu tidak cocok dikombinasikan dengan abu sekam padi dalam campuran beton Kata Kunci: Abu Sekam Padi, Serbuk Kayu, Kuat Tekan


(6)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya yang memberikan kesehatan dan tenaga sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya.

Adapun judul Tugas akhir ini adalah “PENGARUH PENAMBAHAN ABU SEKAM DAN SERBUK KAYU TERHADAP KUAT TEKAN BETON”. Tugas akhir ini merupakan syarat untuk menyelesaikan Program Studi Teknik Sipil D-III untuk memperoleh gelar Ahli Madya di Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

Dalam proses penulisan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak berupa materi, dukungan moril dan informasi. Dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:

1. Dr. Ir. Putri Lynna Adelinna Luthan, M.Sc, sebagai Dosen pembimbing

Tugas Akhir yang telah memberikan arahan, bimbingan dan motivasi yang sangat bermanfaat kepada penulis selama penyusunan Tugas Akhir ini. 2. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik

universitas Negeri Medan.

3. Drs. Asri Lubis, ST., M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik

Bangunan dan selaku dosen penasehat akademik yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan studi di prodi Teknik Sipil Universitas Negeri Medan.


(7)

ii

4. Drs. Nono Sebayang, ST., M.Pd, selaku sekretaris Jurusan Pendidikan

Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan.

5. Irma Novrianty Nasution, ST., M.Ds, Selaku ketua prodi D3 Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

6. Drs. Jintar Tampubolon, M.Pd dan Syahreza Alvan, ST., M.Si selaku

dosen penguji yang telah banyak memberi kritik maupun saran demi kelengkapan tugas akhir ini.

7. Bapak dan Ibu Pegawai Administrasi Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

8. Kepada Dr. Sarwa, MT selaku Kepala Laboratorium Teknik Sipil Universitas Negeri Medan dan kepada bang Ariyanto, kak fanny Novita

Purba yang sudah memberi izin untuk menggunakan Laboratorium dan

memberi banyak arahan serta bantuan selama melakukan penelitian.

9. Teristimewa kepada orang tua saya yang tercinta, Bapak E. Marbun dan Ibu D. Silaban dan kepada saudara/ saudari (Martua, Arjun, Enjel, Inal, Karina dan Tasya) yang telah memberikan bantuan dan dukungan baik berupa materi, moril dan juga doa–doanya sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.

10. Kepada Rekan-rekan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Prodi Teknik Sipil D3 stambuk 2013 terkhusus Lince siahaan, maya

simbolon, evi simbolon, yusrani, Horas Situmorang, Indri Simanjuntak, Julianti Siregar, Evi Bancin, Solafide sitompul, Noni anggriyani, Nikita Sibarani, Agnes Sinambela, Widia Sitorus, Delima Siregar, Rosinta


(8)

iii

Sinaga, Mimi Siagian, Desi Sinaga, Novelina dan Kakak/Abang stambuk

Teknik Sipil 2011, 2012 dan Adik stambuk 2014, 2015 , dan juga sahabat saya Rini Lumban Gaol, Penghuni kos 119 pardamean (Bg Diego, Adi, Lorika, Sella, Sabet, Hebron, Bg Bobi, Lia, Yusmi, Tini, Kak Desi, Destria, Wahyu dan Riduan) yang telah memberi doa, semangat dan juga telah banyak membantu selama penyusunan tugas akhir ini.

Semoga amal baik dari berbagai pihak mendapatkan balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis juga menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Agustus 2016

DORESLI MARBUN NIM. 5133210026


(9)

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... .i

DAFTAR ISI ... .iv

DAFTAR TABEL ... .vi

DAFTAR GAMBAR ...viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat penelitian ... 7

F. Metodologi Penelitian ... 7

BAB II. LANDASAN TEORITIS A. Beton ... 8

B. Bahan Penyusun Beton ... 9

C. Beton Segar ... 31

D. Beton keras ... 38

E. Perencanaan Campuran Beton ... 42


(10)

v

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian ... 44

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 47

C. Penyediaan Bahan Bahan Penyusun Beton ... 47

D. Pemeriksaan Bahan Bahan Penyusun Beton ... 48

E. Perencanaan Campuran Beton ... 62

F. Pembuatan Benda Uji ... 62

G. Prosedur Pengujian Kuat Tekan Beton ... 64

BAB IV. INTERPRETASI DATA A. Data Hasil Pengujian Agregat ... 65

B. Perencanaan Campuran Beton ... 77

C. Hasil Data Laboratorium ... 85

D. Analisis Data ... 87

E. Pembahasan Hasil ... 89

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 95

B. Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 98 LAMPIRAN


(11)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komposisi senyawa utama semen portland ... 10

Tabel 2. Karakteristik Senyawa Penyusun Semen Portland ... 14

Tabel 3. Batasan gradasi untuk agregat halus (SK. SNI T-15-1990-03) ... 18

Tabel 4. Susunan besar butiran agregat kasar (SNI 03-2834-1993) ... 21

Tabel 5. Komposisi Kimia Abu Sekam Padi ... 29

Tabel 6. Approximate Mixing Water Requirements For Different Slump And Maximum Sizes Of Aggregate (Metric) ... 32

Tabel 7.First estimate of weight of fresh concrete (metric) ... 32

Tabel 8. Hubungan kuat tekan beton dengan faktor air semen ... 33

Tabel 9. Koefisien perbandingan volume agregat dalam beton ... 34

Tabel 10. Nilai nilai slump untuk bermacam macam jenis pekerjaan ... 36

Tabel 11. Perbandingan kekuatan beton pada berbagai benda uji ... 40

Tabel 12. Rasio Kuat Tekan Beton Pada Berbagai Umur ... 41

Tabel 13. Data pemeriksaan Analisa Saringan Pasir Halus ... 65

Tabel 14. Data pemeriksaan Analisa Saringan Pasir kasar ... 66

Tabel 15. Data pemeriksaan Analisa Saringan kerikil ... 67

Tabel 16. Data Perhitungan Modulus Kehalusan Kerikil, Pasir Kasar Dan Pasir Halus ... 68

Tabel 17. Data pemeriksaan berat jenis Pasir Halus ... 71

Tabel 18. Data pemeriksaan berat jenis Pasir Kasar ... 72


(12)

vii

Tabel 20. Data Pemeriksaan Volume Gembur Pasir Halus ... 74

Tabel 21. Data Pemeriksaan Volume Gembur Pasir Kasar ... 74

Tabel 22. Data Pemeriksaan Volume Gembur kerikil ... 75

Tabel 23. Data Pengujian Berat Volume Padat Pasir Halus ... 75

Tabel 24. Data Pengujian Berat Volume Padat Pasir Kasar ... 76

Tabel 25. Data Pengujian Berat Volume Padat Kerikil ... 76

Tabel 26. Data Hasil Pemeriksaan Pasir Halus. ... 77

Tabel 27. Data Hasil Pemeriksaan Pasir Kasar. ... 78

Tabel 28. Data Hasil Pemeriksaan Kerikil . ... 79

Tabel 29. Data Perencanaan Beton ... 82

Tabel 30. Data perbandingan komposisi benda uji beton pada umur 3 dan 14 hari ... 84

Tabel 31. Nilai uji slump ... 85

Tabel 32. Data percobaan pembebanan benda uji tanpa penambahan abu sekam padi dan serbuk kayu (beton normal ) ... 85

Tabel 33. Data percobaan pembebanan benda uji dengan penambahan 3% SK + 5% ASP ... 86

Tabel 34. Data percobaan pembebanan benda uji dengan penambahan 5% SK + 15% ASP ... 86

Tabel 35. Analisis kuat tekan beton tanpa penambahan abu sekam padi dan serbuk kayu (beton normal) ... 87

Tabel 36. Analisis kuat tekan beton dengan penambahan 3% SK + 5% ASP ... 88


(13)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Grafik gradasi pasir zona 1 pasir kasar ... 18

Gambar 2. Grafik gradasi pasir zona 2 pasir sedang ... 19

Gambar 3. Grafik gradasi pasir zona 3 pasir agak halus ... 19

Gambar 4. Grafik gradasi pasir zona 4 pasir halus ... 19

Gambar 5. Grafik gradasi kerikil atau koral maksimum 40 mm... 22

Gambar 6. Grafik gradasi kerikil atau koral maksimum 20 mm... 22

Gambar 7. Grafik gradasi kerikil atau koral maksimum 10 mm... 22

Gambar 8. Proses pembuatan abu sekam padi ... 28

Gambar 9. Keseluruhan proses pembakaran abu sekam padi ... 28

Gambar 10. Kerucut abrams ... 35

Gambar 11. Slump sebenarnya ... 35

Gambar 12. Slump geser ... 36

Gambar 13. Slump runtuh ... 36

Gambar 14. Bagan alir penelitian... 46

Gambar 15. Grafik gradasi pasir halus ... 66

Gambar 16. Grafik gradasi pasir kasar ... 67

Gambar 17. Grafik gradasi kerikil ... 68

Gambar 18. Grafik pengaruh penambahan abu sekam padi dan serbuk kayu terhadap nilai slump ... 89

Gambar 19. Grafik pengaruh penambahan abu sekam padi dan serbuk kayu pada 3 hari ... 90


(14)

ix

Gambar 20. Grafik pengaruh penambahan abu sekam padi dan serbuk kayu pada 7 hari ... 91 Gambar 21. Grafik pengaruh penambahan abu sekam padi dan serbuk kayu

pada 14 hari ... ... 92 Gambar 22. Grafik pengaruh penambahan abu sekam padi dan serbuk kayu

pada 21 hari ... 93 Gambar 23. Grafik pengaruh penambahan abu sekam padi dan serbuk kayu

pada 28 hari... ... 93 Gambar 24. Grafik hubungan kuat tekan beton dengan umur beton ... 94


(15)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Pengujian Judul Dan Pembimbing Tugas Akhir (TA)

Lampiran 2 Surat Penugasan Dosen Pembimbing Tugas Akhir (TA) Lampiran 3 Surat Permohonan Penggunaan Alat Laboratorium Lampiran 4 Dokumentasi


(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi khususnya di bidang konstruksi bangunan mengalami perkembangan pesat termasuk teknologi beton, hampir pada setiap aspek kehidupan manusia selalu terkait dengan beton sebagai contoh adalah gedung, jalan, jembatan, lapangan terbang, dan bendungan yang strukturnya terbuat dari beton. Beton merupakan masa padat yang mampu menahan kekuatan tertentu yang bahan penyusun sangat berpengaruh pada kuat tekannya mulai dari faktor air semen, jenis semen, jenis agregat dan penggunaan bahan tambah.

Ada beberapa limbah yang dapat digunakan sebagai bahan tambah dalam pembuatan beton diantaranya adalah serbuk kayu sebagai bahan tambah untuk pasir halus dan abu sekam padi bahan tambah untuk semen. Serbuk kayu merupakan hasil dari limbah penggergajian kayu dan Abu sekam padi merupakan hasil pembakaran kulit beras yang diperoleh dari penggilingan padi, maka dapat dipastikan bahwa serbuk kayu dan abu sekam padi yang dihasilkan selama ini sangat melimpah dan sangat disayangkan bila tidak dimanfaatkan dengan baik.

Berdasarkan penelitian sebelumnya telah dilaporkan bahwa rata rata nilai kandungan silika (SiO2) dalam abu sekam padi adalah 94%-96%, namun apabila kandungan silika kurang dari 90% maka sekam yang dibakar telah terkontaminasi zat lain yang memiliki kandungan silika rendah (Houston, 1972). Selain mengandung SiO2 (silica) Abu sekam padi juga mengandung CaO (kapur), dan


(17)

2

unsur-unsur ini memiliki sifat-sifat pozzolan yang dapat meningkatkan kinerja material beton, dan dapat meminimalkan penggunaan semen.

Abu sekam padi dapat mengisi ruang ruang kosong antar butiran pada adukan beton, sehingga dapat mengurangi terjadinya segregasi. Abu sekam padi pada campuran beton juga dapat dimanfaatkan untuk mencegah terjadinya retak, sehingga beton yang memiliki abu sekam padi lebih daktail dari beton biasa, dan memiliki kuat tekan yang lebih baik dari beton biasa. Selain itu abu sekam padi yang ditambahkan pada campuran beton akan menyerap air semen yang keluar pada waktu pemadatan, karena abu sekam yang bersifat hidroskopis (menyerap air) akan mengurangi volume pori.

Serbuk kayu merupakan limbah industri kayu yang dapat digunakan sebagai zat penyerap. Pada serbuk kayu terdapat kadar selulosa dan hemiselulosa yang apabila ditambahkan pada campuran semen dan pasir akan menambah kekuatan ikat antar partikel dan menghambat difusi air dalam material akibat sifat hdrofobnya. Proses kimia dari serbuk kayu adalah sebagai berikut :

C6H11O6 [C6H11O5] n C6H11O5 + CaO CaCO3 + CO2 + H2O (selulosa) (larutan kapur) (kalsium karbonat)

Dilihat dari reaksi di atas bahwa serbuk gergaji yang banyak mengandung selulosa setelah direndam dengan larutan kapur 5% selama ± 24 jam akan membentuk kalsium karbonat sebagai zat perekat (tobermorite) yang apabila bereaksi dengan semen akan semakin merekatkan butir-butir agregat sehingga terbentuk massa yang kompak dan padat. (Nurwati, 2006).


(18)

3

Beton pada dasarnya memiliki kekuatan tekan yang cukup tinggi namun tidak dengan kuat tariknya. Untuk kuat tarik, beton memiliki kekuatan tarik yang rendah dibandingkan kekuatan tekan yang dimiliki beton itu sendiri. Kuat tekan beton ditentukan oleh perbandingan semen, agregat, air dan berbagai jenis campuran.

Bertambahnya umur beton juga mempengaruhi kuat tekan beton. Secara umum beton pada umur 3 hingga 28 hari kuat tekanannya mengalami kenaikan yang relatif tinggi, tetapi setelah beton berumur lebih dari 28 hari kenaikan kuat tekannya relatif sangat kecil sehingga kuat tekan beton dianggap tidak ada kenaikan lagi, oleh sebab itu beton pada umur 28 hari menjadi standar dalam menentukan kuat tekan rencana.

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh penambahan serbuk kayu sebagai pasir halus dan abu sekam sebagai semen dalam campuran beton dan diharapkan dapat menambah kekuatan beton.

Adapun tugas akhir saya didasari oleh 3 (tiga) penelitian :

1. Pemanfaatan abu sekam padi sebagai campuran untuk peningkatan kekuatan beton Oleh : khairul lakum. C, USU 2009. Pengujian yang

dilakukan terhadap beton meliputi pengujian kuat tekan beton, porositas dan penyerapan air. Dan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan abu sekam padi dengan kadar 3% dan 10% dari jumlah semen, akan dapat meningkatkan kuat tekan beton sebesar 28,48% dan 47,25% dari kuat tekan normal. Selain itu pemanfaatan abu sekam padi dengan kadar 3% dan 10 % pada pembuatan beton, juga akan memperkecil porositas dan penyerapan air


(19)

4

oleh beton, dari hasil penelitian penyerapan air berkurang 1,6% dan 2,42% dari beton normal dan porositas beton berkurang 2,65% dan 6,22% dari beton normal.

2. Pemanfaatan limbah serbuk kayu sebagai subtitusi agregat halus pada campuran beton variasi subtitusi serbuk kayu yang digunakan adalah 0%; 2,5%; 7,5%; 10%. dengan umur 28 hari. oleh : Muhammad Fachri Fauzi1 dan Nursyamsi2, USU 2014. Setelah melalui masa

perawatan selama 28 hari, hasil pengujian diperoleh berupa kenaikan pada nilai slump. Penurunan bobot isi sebesar 0,47%; 1,42%; 2,39%; 3,88% dari beton normal sehingga beton yang menggunakan serbuk kayu menjadi semakin ringan dibandingkan beton normal. Penurunan nilai kuat tekan sejalan dengan peningkatan kadar serbuk kayu sebesar 1,96%; 5,28%; 7,89%; 12,09% dari beton normal. Penurunan nilai kuat tarik sebesar 0,67%; 1,62%; 2,73%; 3,87% dari beton normal. Hasil penelitian menunjukkan kuat tekan, kuat tarik belah dan bobot isi mengalami penurunan dengan bertambahnya persentase serbuk kayu yang ditambahkan pada campuran beton.

3. Pengaruh penggunaan abu sekam padi sebagai material pengganti semen terhadao kuat tekan dan kuat tarik beton

oleh : Loly Siti Khadijah Lubis, USU 2004

Kandungan silika yang terdapat pada abu sekam padi yang digunakan pada penelitian ini adalah 81,34% dan abu sekam padi lolos ayakan no 200. Penggantian semen dengan abu sekam padi dapat meningkatkan kuat tekan dan


(20)

5

kuat tarik beton, jika kadar abu sekam yang digunakan tidak melebihi titik optimum.

Peningkatan kuat tekan dan kuat tarik pada kadar abu sekam padi 3%, 10% dan 20 % dari berat semen. Akan tetapi pada kadar abu sekam padi 30%,40%, dan 50 % dari berat semen ,kuat tekan dan kuat tarik mengalami penurunan.pemakaian abu sekam padi sebagai bahan pengganti semen sebanyak 20% menghasilkan kuat tekan dan kuat tarik optimum. Kuat tekan optimum sebesar 292.635 kg/cm2, lebih besar dari beton normal yaitu 246.251 kg/cm2 atau meningkat 18.836% dari beton normal. Kuat tarik optimum sebesar 35.329 kg/cm2 lebih besar dari beton normal yaitu 29.396 kg/cm2 atau mengalami peningkatan sebesar 20.830%

B. Batasan Masalah

Agar penelitian ini menjadi lebih sederhana, tetapi memenuhi persyaratan teknis maka perlu diambil beberapa batasan masalah sebagai berikut :

1. Metode pencampuran beton berdasarkan American concrete institute (ACI) 211.1-77 yang dikombinasikan dengan SNI 03-2847-2002 dan dilakukan di Laboratorium Beton Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan

2. Menggunakan benda uji berbentuk kubus ukuran 15 x 15 x15 cm. 3. Digunakan semen Portland merek semen Andalas kemasan 40 kg.

4. Abu sekam padi sebagai bahan tambah semen diperoleh dari Kilang Sihotang Tanjung Morawa dan serbuk kayu sebagai bahan tambah agregat halus diperoleh dari Kilang Subur Jaya di jln. Alfalah, Medan


(21)

6

6. Agregat kasar berupa batu pecah yang digunakan berasal dari Binjai km 15.8

7. Air yang digunakan berasal dari Laboratorium Beton Unimed

8. Serbuk kayu yang digunakan terlebih dahulu direndam dengan larutan kapur ± 24 jam (proses mineralisasi).

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh penambahan abu sekam dan serbuk kayu dalam campuran beton terhadap kuat tekan beton

2. Bagaimana perubahan kuat tekan beton akibat penambahan abu sekam dan serbuk kayu dalam campuran beton pada umur 3 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh penambahan abu sekam dan serbuk kayu dalam canpuran beton terhadap kuat tekan beton

2. Untuk mengetahui perubahan kuat tekan beton akibat penambahan abu sekam dan serbuk kayu dalam campuran beton pada umur 3 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari


(22)

7

E. Manfaat Penelitian

Hasil kajian dan analisi dari penelitian ini diharapkan :

1. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang pengaruh penambahan serbuk kayu sebagai agregat halus dan abu sekam sebagai semen dalam campuran beton untuk mendukung kebutuhan masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya lokal yang melimpah.

2. Menjadi bahan pertimbangan bagi perusahan beton ready mix untuk menggunakan serbuk kayu dan abu sekam padi sebagai salah satu bahan tambah dalam campuran beton.

3. Menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya yang akan membahas masalah penggunaan serbuk kayu atau abu sekam padi dengan mengkombinasikan dengan bahan tambahan lainnya.

F. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah tinjauan pustaka dan kajian eksperimental di Laboratorium Beton Teknik Sipil Universitas Negeri Medan. Tinjauan pustaka bertujuan untuk memperoleh buku yang berhubungan dengan teknik beton (literatur) sebagai penunjang guna untuk memperkuat suatu penelitian yang dilakukan dan kajian eksperimental bertujuan untuk memperoleh data hasil perhitungan di Laboratorium.


(23)

95

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pengujian dan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan :

1. Bahwa setelah penggunaan penambahan abu sekam padi dan serbuk kayu pada campuran beton dengan variasi (5% ASP + 3% SK) dan (15% ASP + 5 % SK). mengalami penurunan nilai kuat tekan dari beton normal di setiap variasinya. kuat tekan rencana yang tercapai yaitu f’c = 14,53 Mpa terdapat pada kuat tekan beton normal, sedangkan kuat tekan beton (5% ASP + 3% SK) dan (15% ASP + 5 % SK) yang dihasilkan belum mencapai kuat tekan yang direncanakan. Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena sisa air pada serbuk kayu pada saat proses mineralisasi yang mengakibatkan kadar air pada campuran beton bertambah. Besarnya air yang diserap oleh serbuk kayu, akan mempengaruhi kekuatan beton, karena akan terjadi penguapan pada pengeringan beton. Penguapan air pada serbuk kayu membuat rongga-rongga pada beton sehingga akan mengakibatkan kekuatan beton akan berkurang.

2. Kuat tekan beton pada beton normal (tanpa penambahan abu sekam padi dan serbuk kayu), 5% ASP + 3% SK dan 15% ASP + 5 % SK semakin meningkat seiring dengan bertambahnya umur beton, dimana pengujian kuat tekan beton normal pada umur 3, 7, 14, 21 dan 28 hari masing masing


(24)

96

adalah sebesar 14,61 MPa, 15,38 MPa, 17,41 MPa, 19,38 MPa dan 20,40 MPa, sedangkan kuat tekan beton 5% ASP + 3% SK pada umur 3, 7, 14, 21 dan 28 hari masing masing adalah sebesar 10,09 MPa, 10,34 MPa, 11,37 MPa, 13,51 MPa dan 14,22 MPa dan kuat tekan beton 15% ASP + 5 % SK pada umur 3, 7, 14, 21 dan 28 hari masing masing adalah sebesar 9,6 MPa, 9,83 MPa, 9,97 MPa, 10,30 MPa dan 10,49 MPa. Kuat tekan beton maksimum terjadi pada umur 28 hari. Hal ini membuktikan bahwa kekuatan tekan beton akan bertambah dengan naiknya umur beton

.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan saran untuk penelitian lebih lanjut supaya memperoleh hasil penelitian yang lebih baik adalah sebagai berikut :

1. Karena abu sekam padi pada penelitian ini diperoleh dari lubuk pakam, maka perlu dilakukan penelitian untuk abu sekam padi yang berbeda tempat dari lubuk pakam, hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hasil kuat tekan beton dari campuran beton menggunakan abu sekam padi dari lubuk pakam dengan tempat yang lain.

2. Karena pada penelitian ini menggunakan serbuk kayu merbau, maka perlu dilakukan penelitian untuk serbuk kayu yang lain, hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hasil kuat tekan beton dari campuran beton menggunakan serbuk kayu jenis merbau dengan jenis yang lain.


(25)

97

3. Seharusnya untuk melakukan penelitian tentang perencanaan beton harus menggunakan benda uji silinder, tetapi pada penelitian ini menggunakan kubus ukuran 15 x 15 x 15 cm dikarenakan jumlah silinder yang tidak mencukupi di Laboratorium

4. Untuk variasi persentase campuran abu sekam padi dan serbuk kayu minimal menggunakan 4 variasi persentase penambahan abu sekam dan serbuk kayu.


(26)

98

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1991. Tata Cara Recana Pembuatan Campuran Beton Normal, SK SNI T-15-1990-03. Bandung. Departemen Pekerjaan Umum, Yayasan LPBM. Andrias, dkk. 1996. Pengembangna Teknologi Pengolahan Sebuk Kayu Gergaji

Sebagai Bahan Pengisi Pada Pembuatan Bata Cetak. Skripsi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang

American Society for Testing and Material C 3303. Standard Spesification for Concrete Aggregates. Philadelphia :ASTM 1995.

Butar-butar, Ronald. (2016). Petunjuk Praktikum Merencanakan Komposisi Campuran Beton Struktural.Unimed Press : Medan.

Dipohusodo, I. (1994). Struktur Beton Bertulang, Cetakan Kedua. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama

Fachri, M. (2014). Pemanfaatan limbah serbuk kayu sebagai substitusi agergat halus pada campuran beton variasi substitusi serbuk kayu. Skripsi Fakultas Negeri Universitas Sumatera Utara.

Houston. (1972). Isolasi limbah abu sekam padi. Bandung

Kartono, WT. (1992). Teknologi Pengolahan Sebuk Kayu. Semarang

Lakum Khairul, C. (2009). Pemanfaatan abu sekam padi sebagai campuran untuk peningkatan kekuatan beton. Skripsi Fakultas Negeri Universitas Sumatera Utara.

Lubis, L. (2004). Pengaruh penggunaan abu sekam padi sebagai material pengganti semen terhadap kuat tekan dan kuat terik beton. Skripsi Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Mulyono, T. (2003). Teknologi Beton. Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarta Mulyono, T. (2004). Teknologi Beton. Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarta Neville, A.M, 1981. Properties of Concrete. Third Edition, The Language Book

Society and Pitman Publishing, London.

Nugraha, Paul dan Antoni. (2007). Teknologi Beton. Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarta


(27)

99

Nurmawati, Ida. (2006). Pemanfaatan Limbah Industri Penggergajian Kayu Sebagai Bahan Subtitusi Pembuatan Paving Block. Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Pasaribu, RP. (2007) . Analisis Kemampuan Beton Ringan Abu Sekam Padi. Jurusan Arsitektur Universitas Tarumangera Bandung

Setiawan, Denny. (2004) Pengaruh pencampuran abu sekam padi dan kapur terhadap kestabilan tanah pada tanah ekspansif.

SK. SNI T - 15 - 1990- 03. Tentang Spesifikasi Bahan Tambahan Pada Beton. Badan Standarisasi Nasional: Indonesia.

SNI 03-2834-1993. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. Jakarta

SNI 03 - 1972 - 1990. Tentang Spesifikasi Bahan Tambahan Pada Beton‘’ Uji Slump’’ Badan Standarisasi Nasional: Indonesia.

Tjokrodimuljo, K. (1996). Teknologi Beton. Yogyakarta. Nafiri. Tjokrodimuljo, K. (1997). Teknologi Beton. Yogyakarta. Nafiri.


(1)

7

E. Manfaat Penelitian

Hasil kajian dan analisi dari penelitian ini diharapkan :

1. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang pengaruh penambahan serbuk kayu sebagai agregat halus dan abu sekam sebagai semen dalam campuran beton untuk mendukung kebutuhan masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya lokal yang melimpah.

2. Menjadi bahan pertimbangan bagi perusahan beton ready mix untuk menggunakan serbuk kayu dan abu sekam padi sebagai salah satu bahan tambah dalam campuran beton.

3. Menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya yang akan membahas masalah penggunaan serbuk kayu atau abu sekam padi dengan mengkombinasikan dengan bahan tambahan lainnya.

F. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah tinjauan pustaka dan kajian eksperimental di Laboratorium Beton Teknik Sipil Universitas Negeri Medan. Tinjauan pustaka bertujuan untuk memperoleh buku yang berhubungan dengan teknik beton (literatur) sebagai penunjang guna untuk memperkuat suatu penelitian yang dilakukan dan kajian eksperimental bertujuan untuk memperoleh data hasil perhitungan di Laboratorium.


(2)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pengujian dan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan :

1. Bahwa setelah penggunaan penambahan abu sekam padi dan serbuk kayu pada campuran beton dengan variasi (5% ASP + 3% SK) dan (15% ASP + 5 % SK). mengalami penurunan nilai kuat tekan dari beton normal di setiap variasinya. kuat tekan rencana yang tercapai yaitu f’c = 14,53 Mpa terdapat pada kuat tekan beton normal, sedangkan kuat tekan beton (5% ASP + 3% SK) dan (15% ASP + 5 % SK) yang dihasilkan belum mencapai kuat tekan yang direncanakan. Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena sisa air pada serbuk kayu pada saat proses mineralisasi yang mengakibatkan kadar air pada campuran beton bertambah. Besarnya air yang diserap oleh serbuk kayu, akan mempengaruhi kekuatan beton, karena akan terjadi penguapan pada pengeringan beton. Penguapan air pada serbuk kayu membuat rongga-rongga pada beton sehingga akan mengakibatkan kekuatan beton akan berkurang.

2. Kuat tekan beton pada beton normal (tanpa penambahan abu sekam padi dan serbuk kayu), 5% ASP + 3% SK dan 15% ASP + 5 % SK semakin meningkat seiring dengan bertambahnya umur beton, dimana pengujian kuat


(3)

96

adalah sebesar 14,61 MPa, 15,38 MPa, 17,41 MPa, 19,38 MPa dan 20,40 MPa, sedangkan kuat tekan beton 5% ASP + 3% SK pada umur 3, 7, 14, 21 dan 28 hari masing masing adalah sebesar 10,09 MPa, 10,34 MPa, 11,37 MPa, 13,51 MPa dan 14,22 MPa dan kuat tekan beton 15% ASP + 5 % SK pada umur 3, 7, 14, 21 dan 28 hari masing masing adalah sebesar 9,6 MPa, 9,83 MPa, 9,97 MPa, 10,30 MPa dan 10,49 MPa. Kuat tekan beton maksimum terjadi pada umur 28 hari. Hal ini membuktikan bahwa kekuatan tekan beton akan bertambah dengan naiknya umur beton

.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan saran untuk penelitian lebih lanjut supaya memperoleh hasil penelitian yang lebih baik adalah sebagai berikut :

1. Karena abu sekam padi pada penelitian ini diperoleh dari lubuk pakam, maka perlu dilakukan penelitian untuk abu sekam padi yang berbeda tempat dari lubuk pakam, hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hasil kuat tekan beton dari campuran beton menggunakan abu sekam padi dari lubuk pakam dengan tempat yang lain.

2. Karena pada penelitian ini menggunakan serbuk kayu merbau, maka perlu dilakukan penelitian untuk serbuk kayu yang lain, hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hasil kuat tekan beton dari campuran beton menggunakan serbuk kayu jenis merbau dengan jenis yang lain.


(4)

97

3. Seharusnya untuk melakukan penelitian tentang perencanaan beton harus menggunakan benda uji silinder, tetapi pada penelitian ini menggunakan kubus ukuran 15 x 15 x 15 cm dikarenakan jumlah silinder yang tidak mencukupi di Laboratorium

4. Untuk variasi persentase campuran abu sekam padi dan serbuk kayu minimal menggunakan 4 variasi persentase penambahan abu sekam dan serbuk kayu.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1991. Tata Cara Recana Pembuatan Campuran Beton Normal, SK SNI T-15-1990-03. Bandung. Departemen Pekerjaan Umum, Yayasan LPBM. Andrias, dkk. 1996. Pengembangna Teknologi Pengolahan Sebuk Kayu Gergaji

Sebagai Bahan Pengisi Pada Pembuatan Bata Cetak. Skripsi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang

American Society for Testing and Material C 3303. Standard Spesification for Concrete Aggregates. Philadelphia :ASTM 1995.

Butar-butar, Ronald. (2016). Petunjuk Praktikum Merencanakan Komposisi Campuran Beton Struktural.Unimed Press : Medan.

Dipohusodo, I. (1994). Struktur Beton Bertulang, Cetakan Kedua. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama

Fachri, M. (2014). Pemanfaatan limbah serbuk kayu sebagai substitusi agergat halus pada campuran beton variasi substitusi serbuk kayu. Skripsi Fakultas Negeri Universitas Sumatera Utara.

Houston. (1972). Isolasi limbah abu sekam padi. Bandung

Kartono, WT. (1992). Teknologi Pengolahan Sebuk Kayu. Semarang

Lakum Khairul, C. (2009). Pemanfaatan abu sekam padi sebagai campuran untuk peningkatan kekuatan beton. Skripsi Fakultas Negeri Universitas Sumatera Utara.

Lubis, L. (2004). Pengaruh penggunaan abu sekam padi sebagai material pengganti semen terhadap kuat tekan dan kuat terik beton. Skripsi Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Mulyono, T. (2003). Teknologi Beton. Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarta Mulyono, T. (2004). Teknologi Beton. Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarta Neville, A.M, 1981. Properties of Concrete. Third Edition, The Language Book

Society and Pitman Publishing, London.

Nugraha, Paul dan Antoni. (2007). Teknologi Beton. Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarta


(6)

Nurmawati, Ida. (2006). Pemanfaatan Limbah Industri Penggergajian Kayu Sebagai Bahan Subtitusi Pembuatan Paving Block. Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Pasaribu, RP. (2007) . Analisis Kemampuan Beton Ringan Abu Sekam Padi. Jurusan Arsitektur Universitas Tarumangera Bandung

Setiawan, Denny. (2004) Pengaruh pencampuran abu sekam padi dan kapur terhadap kestabilan tanah pada tanah ekspansif.

SK. SNI T - 15 - 1990- 03. Tentang Spesifikasi Bahan Tambahan Pada Beton. Badan Standarisasi Nasional: Indonesia.

SNI 03-2834-1993. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. Jakarta

SNI 03 - 1972 - 1990. Tentang Spesifikasi Bahan Tambahan Pada Beton‘’ Uji Slump’’ Badan Standarisasi Nasional: Indonesia.

Tjokrodimuljo, K. (1996). Teknologi Beton. Yogyakarta. Nafiri. Tjokrodimuljo, K. (1997). Teknologi Beton. Yogyakarta. Nafiri.