PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN ABU SEKAM PADI DAN CANGKANG TELUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON.

(1)

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN ABU SEKAM

PADI DAN CANGKANG TELUR TERHADAP

KUAT TEKAN BETON

TUGAS AKHIR

Karya Tulis Ini Adalah Merupakan Salah Satu Persyaratan Untuk Memenuhi Gelar Ahli Madya Bidang Teknik Sipil

Oleh:

JULIANTI SIREGAR

NIM: 5133210013

PROGRAM SUDI TEKNIK SIPIL D-3 TEKNIK SIPIL

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Julianti Siregar, NIM. 5133210013. Pengaruh Variasi Penambahan Abu Sekam Padi Dan Cangkang Telur Terhadap Kuat Tekan Beton. Medan : Fakultas Teknik, Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, Program Studi D3-Teknik Sipil, Universitas Negeri Medan, 2016

Beton merupakan material utama untuk konstruksi yang banyak digunakan di seluruh dunia. Peneliti memanfaatkan limbah abu sekam padi dan cangkang telur yang dijadikan sebagai penambah semen dan diharapkan dapat menambah kuat tekan beton. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari variasi penambahan abu sekam padi dan cangkang telur terhadap kuat tekan beton. Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi dengan melakukan pengujian kuat tekan di laboratorium. Dalam penelitian ini digunakan variasi penambahan abu sekam padi dengan persentase sebesar 5%, 10%, 15%, 20% dan cangkang telur sebesar 1%, 1,5%, 2%, 2,5% dengan setiap variasi sebanyak 3 benda uji dan perendaman dilakukan pada umur 7, 21, dan 28 hari. Dari hasil pengujian diperoleh nilai kuat tekan beton tertinggi pada umur 7 hari dalam kondisi normal sebesar 13,5 MPa dan terendah pada variasi 20% ASP ; 2,5% CT sebesar 7,11 MPa, pada umur 21 hari diperoleh kuat tekan tertinggi dalam kondisi normal sebesar 14,15 MPa dan terendah pada variasi 20% ASP ; 2,5% CT sebesar 7,55 MPa, pada umur 28 hari diperoleh nilai kuat tekan tertinggi dalam kondisi normal sebesar 20,77 MPa dan terendah pada variasi 20% ASP ; 2,5% CT sebesar 10,94 MPa. Dengan penambahan abu sekam padi dan cangkang telur berdasarkan lama perendaman menghasilkan kuat tekan meningkat.

Kata kunci : Beton, Abu Sekam Padi, Cangkang Telur, Kuat Tekan


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan kasih dan berkat-Nya sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun judul Tugas akhir ini adalah “PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN ABU SEKAM DAN CANGKANG TELUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON”. Tugas akhir ini merupakan syarat untuk menyelesaikan Program Studi D3-Teknik Sipil untuk memperoleh gelar Ahli Madya di Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

Dalam proses penulisan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak berupa materi, dukungan moril dan informasi. Dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:

1. Dr. Ir. Putri Lynna Adelinna Luthan, M.Sc, sebagai Dosen pembimbing Tugas Akhir yang telah memberikan arahan, bimbingan dan motivasi yang sangat bermanfaat kepada penulis selama penyusunan Tugas Akhir ini.

2. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik universitas Negeri Medan.

3. Drs. Asri Lubis, ST., M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

4. Drs. Nono Sebayang, ST., M.Pd, selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan.

5. Irma Novrianty Nasution, ST., M.Ds, Selaku ketua prodi D3 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.


(7)

6. Prof. Dr. Zainuddin, ST., M.Pd dan Dr. Sarwa, MT selaku dosen penguji yang memberikan banyak kritik dan saran yang membangun.

7. Pegawai Administrasi Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

8. Dr. Sarwa, MT selaku Kepala Laboratorium Teknik Sipil Universitas Negeri Medan dan kepada bang Ariyanto, kak fanny Novita Purba yang sudah memberi izin untuk menggunakan Laboratorium dan memberi banyak arahan serta bantuan selama melakukan penelitian.

9. Seluruh dosen terkhusus Bapak Bambang Hadibroto yang telah memberi banyak masukan yang bermanfaat dan pegawai pada prodi D3-Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

10. Ayahanda terkasih Harris Siregar dan Ibunda tercinta Rosmaida Simanungkalit untuk semua kasih sayang, doa, perhatian, dan jerih payah sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan tepat waktu. Serta saudara-saudara saya, Oktoriko Fernando Siregar, Melisa Siregar dan adikku tercinta Anas Tasya Amanda Siregar yang memberikan banyak dukungan doa, dan motivasi kepada penulis.

11. Teman seperjuangan saya, Doresli Marbun, Horas Situmorang, Indri Simanjuntak, Solafide Sitompul, Evi Bancin, Noni anggriani yang sudah banyak membantu selama melakukan penelitian ini.

12. Teman-teman teknik sipil angkatan 2013 Romantin Simbolon, Widya Sitorus, Lince Siahaan, eonniku Agnes Sinambela, Eviana Simbolon, appiriku Delima Siregar, Nikita Sibarani, Novelina Panjaitan, Clara Siringo-ringo, Sarah Aritonang, satu dosen PA saya Eki Kiranta Sembiring, Ilmil Siagian, Desi Sinaga, Roshinta Sinaga dan semua pihak yang namanya tidak disebutkan satu


(8)

persatu serta kakak stambuk yang telah memberikan banyak doa, semangat, dukungan dan masukan yang bermanfaat.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis juga menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Agustus 2016

Julianti Siregar NIM. 5133210013


(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERSETUJUAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Metodologi Penelitian ... 5

G. Sistematika Penulisan ... 7


(10)

BAB II KAJIAN TEORI ... 9

A. Deskripsi Beton ... 9

B. Bahan Campuran Beton ... 13

C. Faktor Air Semen ... 37

D. Adukan Beton ... 39

E. Kemudahan Pengerjaan ... 41

F. Kekuatan Tekan Beton (f’c) ... 43

G. Toleransi Waktu Pengujian ... 46

BAB III METODE PENELITIAN ... 47

A. Lokasi Penelitian ... 47

B. Metode Penelitian ... 47

C. Diagram Alir ... 49

D. Penyediaan Bahan Campuran Beton ... 50

E. Pemeriksaan Bahan Campuran Beton ... 51

F. Perencanaan Campuran Beton ... 64

G. Pembuatan Benda Uji ... 72

H. Cara Menentukan Kekentalan Adukan Beton ... 72

I. Perawatan Benda Uji ... 74

J. Pengujian Kuat Tekan ... 74


(11)

BAB IV INTERPRETASI DATA ... 75

A. Hasil Pengujian ... 75

B. Pembuatan Campuran Adukan Beton ... 91

C. Hasil Pengujian Slump Beton ... 93

D. Hasil Uji Kuat Tekan ... 93

1. Kuat Tekan Tanpa Bahan Tambah (Normal) ... 94

2. Kuat Tekan Dengan Bahan Tambah ... 94

E. Analisa Kuat Tekan ... 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 104

A. Kesimpulan ... 104

B. Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 106

DOKUMENTASI ... 108


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. First Estimate Of Weight Of Fresh Concrete (Metric) ... 19

Tabel 2. Batasan gradasi untuk agregat halus (SK. SNI T-15-1990-03) ... 21

Tabel 3. Syarat Mutu Agregat Halus Menurut ASTM C-33-95 ... 23

Tabel 4. Susunan besar butiran agregat kasar (SNI 03-2834-1993) ... 24

Tabel 5. Volume agregat kasar per m3 volume beton ... 30

Tabel 6. Komposisi Kimiawi Abu sekam Padi ... 33

Tabel 7. Hubungan Kuat Tekan Beton Dengan Faktor Air Semen... 39

Tabel 8. Nilai-nilai Slump untuk Bermacam-macam Jenis Pekerjaan ... 40

Tabel 9. Approximate Mixing Water Requirements For Different Slump And Maximum Sizes Of Aggregate (Metric) ... 41

Tabel 10. Mutu Beton dan Penggunaannya ... 45

Tabel 11. Perbandingan Kekuatan Tekan Beton Pada Berbagai-bagai Benda Uji ... 45

Tabel 12. Toleransi Waktu yang Di izinkan ... 46

Tabel 13. Variasi Campuran Beton ... 70

Tabel 14. Perencanaan Campuran Beton ... 70

Tabel 15. Data pemeriksaan Analisa Saringan Pasir Halus ... 75

Tabel 16. Data pemeriksaan Analisa Saringan Pasir kasar ... 77

Tabel 17. Data pemeriksaan Analisa Saringan kerikil ... 79 Tabel 18. Data Perhitungan Modulus Kehalusan Kerikil,


(13)

Pasir Kasar Dan Pasir Halus ... 81

Tabel 19. Data Pengujian Pasir Halus ... 83

Tabel 20. Data Pengujian Pasir Kasar ... 84

Tabel 21. Data Pengujian Kerikil ... 85

Tabel 22. Data Pemeriksaan Volume Gembur Pasir Halus ... 86

Tabel 23. Data Pemeriksaan Volume Gembur Pasir Kasar ... 87

Tabel 24. Data Pemeriksaan Volume Gembur kerikil ... 87

Tabel 25. Data Pengujian Berat Volume Padat Pasir Halus ... 88

Tabel 26. Data Pengujian Berat Volume Padat Pasir Kasar ... 88

Tabel 27. Data Pengujian Berat Volume Padat Kerikil ... 88

Tabel 28. Data Hasil Pemeriksaan Pasir Halus ... 89

Tabel 29. Data Hasil Pemeriksaan Pasir Kasar ... 90

Tabel 30. Data Hasil Pemeriksaan Kerikil ... 91

Tabel 31. Hasil Pengujian Slump ... 93

Tabel 32. Hasil Uji Kuat Tekan Tanpa Bahan Tambah (Normal) ... 94

Tabel 33. Hasil Uji Kuat Tekan Dengan Bahan Tambah 5% ASP dan 1% CT .... 95

Tabel 34. Hasil Uji Kuat Tekan Dengan Bahan Tambah 10% ASP dan 1,5% CT ... 95

Tabel 35. Hasil Uji Kuat Tekan Dengan Bahan Tambah 15% ASP dan 2% CT .. 96

Tabel 36. Hasil Uji Kuat Tekan Dengan Bahan Tambah 20% ASP dan 2,5% CT ... 97


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tahapan Singkat Penelitian yang Dilaksanakan ... 6

Gambar 2. Grafik gradasi pasir zona 1 pasir kasar ... 22

Gambar 3. Grafik gradasi pasir zona 2 pasir sedang ... 22

Gambar 4. Grafik gradasi pasir zona 3 pasir agak halus ... 22

Gambar 5. Grafik gradasi pasir zona 4 pasir halus ... 23

Gambar 6. Grafik gradasi kerikil atau koral maksimum 40 mm... 24

Gambar 7. Grafik gradasi kerikil atau koral maksimum 20 mm... 25

Gambar 8. Grafik gradasi kerikil atau koral maksimum 10 mm... 25

Gambar 9. Hubungan antara faktor air semen dengan kekuatan beton selama masa perkembangannya ... 38

Gambar 10. Diagram Alir Penelitian ... 49

Gambar 11. Grafik Gradasi Pasir Halus ... 76

Gambar 12. Grafik Gradasi Pasir kasar... 78

Gambar 13. Grafik Gradasi kerikil... 80

Gambar 14. Grafik Pengaruh Penambahan Abu Sekam Padi Dan Cangkang Telur Terhadap Nilai Slump ... 99

Gambar 15. Grafik Pengaruh Penambahan Abu Sekam Padi Dan Cangkang Telur Terhadap Kuat Tekan Beton Pada Umur 7 Hari .... 100


(15)

xi

Gambar 16. Grafik Pengaruh Penambahan Abu Sekam Padi Dan

Cangkang Telur Terhadap Kuat Tekan Beton Pada Umur 21 Hari ..101 Gambar 17. Grafik Pengaruh Penambahan Abu Sekam Padi Dan

Cangkang Telur Terhadap Kuat Tekan Beton Pada Umur 28 Hari ..102 Gambar 18. Hubungan Kuat Tekan Beton Dengan Umur Beton...103


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel

Lampiran 2. Surat Pengajuan Judul Dan Pembimbing Tugas Akhir

Lampiran 3. Surat Pergantian Judul Tugas Akhir

Lampiran 4. Surat Penugasan Dosen Pembimbing Tugas Akhir

Lampiran 5. Surat Permohonan Penggunaan Alat Laboratorium

Lampiran 6. Lembar Asistensi Tugas Akhir

Lampiran 7. Lembar Revisi Tugas Akhir


(17)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dunia konstruksi, beton merupakan bahan yang banyak digunakan dan menjadi unsur utama bangunan. Kelebihan beton antara lain memiliki kuat tekan yang tinggi dibanding kuat tariknya, mudah dibentuk, tidak memerlukan perawatan khusus, bahan susun mudah di dapat dari alam sekitar, dan lebih awet dibanding dengan bahan bangunan lain. Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari agregat halus, agregat kasar, dan semen yang disatukan oleh air dengan perbandingan tertentu.

Sebagai material komposit sifat beton sangat bergantung pada interaksi antara material pembentuknya. Semen adalah unsur kunci dalam beton, meskipun jumlahnya hanya 7-15 % dari campuran. Semen portland didefinisikan sebagai semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak semen portland terutama yang terdiri atas kalsium silikat yang bersifat hidrolis dan digiling bersama-sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat dan boleh ditambah dengan bahan tambahan lain. Agar semen tetap memenuhi syarat meskipun disimpan dalam waktu lama, cara penyimpanan semen perlu diperhatikan. Semen harus terbebas dari bahan kotoran dari luar, semen dalam kantong harus disimpan dalam gudang tertutup, terhindar dari basah dan lembab dan tidak bercampur dengan bahan lain.

Pemakaian beton semakin besar penggunaannya, namun bahan penyusun yang digunakan semakin mahal dan terbatas. Hal ini menyebabkan banyak ide-ide yang


(18)

2

dicetuskan para ahli untuk memanfaatkan limbah sebagai bahan pengganti maupun campuran pada pembuatan beton. Beberapa contoh limbah tersebut adalah abu sekam padi dan cangkang telur. Abu sekam padi dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengganti semen. Menurut Gurning (2014), Abu sekam padi berasal dari sekam padi yang di bakar dimana beratnya sekitar 20% dari sekam padi tersebut. Abu sekam padi tersebut memiliki unsur kimia SiO2 (silica) dan CaO (kapur), unsur-unsur ini

memiliki sifat-sifat pozzolan yang dapat meningkatkan kinerja material beton, dan dapat meminimalkan penggunaan semen sekaligus menghasilkan mutu beton yang optimum.

Menurut Setyanigrum (2013), Komposisi cangkang telur secara umum terdiri atas: air (1,6%) dan bahan kering (98,4%). Dari total bahan kering yang ada, dalam cangkang telur terkandung unsur mineral (95,1%) dan protein (3,3%). Berdasarkan komposisi mineral yang ada, maka cangkang telur tersusun atas kristal CaCO3

(98,43%), MgCO3 (0,84%) dan Ca3(PO4)2 (0,75%) (Armendariz, 2015). Dengan

penambahan Abu Sekam Padi dan Cangkang Telur dalam persentase tertentu dari beratnya diharapkan dapat meningkatkan kualitas mortar, yaitu dapat menghasilkan kuat tekan dan serapan air yang baik, serta dapat mengurangi dampak negatif limbah Abu Sekam Padi dan Cangkang Telur terhadap lingkungan.

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini penulis memanfaatkan abu sekam padi dan cangkang telur sebagai salah satu bahan yang terpilih sebagai bahan tambahan semen yang berguna untuk mendapatkan mutu beton yang lebih baik. Oleh karena itu, penulis tertarik mengambil judul: “PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN ABU SEKAM PADI DAN CANGKANG TELUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON”


(19)

3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana pengaruh variasi penambahan abu sekam padi dan cangkang telur terhadap kuat tekan beton?

C. Batasan Masalah

Agar pembahasan masalah tidak menyimpang dari pokok permasalahan maka perlu diadakan pembatasan-pembatasan masalah, yakni sebagai berikut:

1. Abu sekam padi sebagai bahan pengganti semen diperoleh dari Kilang Padi Sihotang di Titi Kalapa, Ramunia-Lubuk Pakam. Kec. Beringin, Kab. Deli Serdang dan cangkang telur sebagai bahan pengganti semen diperoleh dari Chinese Food jln. Rela, Pancing-medan.

2. Cangkang telur yang digunakan adalah cangkang telur yang sudah dibersihkan dan di jemur selama 2 hari. Setelah dikeringkan, lalu digiling sampai halus dan disaring menggunakan saringan no. 200.

3. Agregat kasar yang digunakan adalah batu pecah yang berasal dari CV. Barokah Anugrah Mandiri Platinum, Binjai km 15.8-Medan. Agregat halus yang digunakan berasal dari CV. Barokah Anugrah Mandiri Platinum, Binjai km 15.8-Medan

4. Proporsi abu sekam yang digunakan sebagai bahan pengganti semen sebesar 5%, 10%, 15%, 20% dari berat semen dan proporsi cangkang telur yang digunakan sebagai bahan pengganti semen juga sebesar 1%, 1,5%, 2%, 2,5%. 5. Benda uji berbentuk kubus dengan ukuran 15x 15 x15 cm.


(20)

4

6. Metode perancangan beton (mix design) menggunakan ACI Standard 211.1-77 dan PBI 1971-NI-2

7. Kuat tekan f`c 30 Mpa.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi penambahan abu sekam padi dan cangkang telur terhadap kuat tekan beton.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai sumbangan informasi dan pengetahuan bagi semua pihak terutama yang berhubungan dengan penelitian beton yang menggunakan abu sekam padi dan cangkang telur dan menemukan solusi agar mendapatkan penggunaan beton yang lebih ramah lingkungan dan dapat meminimalisasi kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh penggunaan kandungan semen yang besar untuk digunakan sebagai bahan campuran beton serta memenuhi kuat tekan rencana.

2. Sebagai bahan rekomendasi tentang layak atau tidaknya abu sekam padi Dan Cangkang Telur digunakan sebagai bahan campuran semen dalam pembuatan beton.


(21)

5

F. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah tinjauan pustaka dan kajian eksperimental di Laboratorium Beton Teknik Sipil Universitas Negeri Medan. Tinjauan pustaka bertujuan untuk memperoleh buku yang berhubungan dengan teknik beton (literatur) sebagai penunjang guna untuk memperkuat suatu penelitian yang dilakukan dan kajian eksperimental bertujuan untuk memperoleh data hasil perhitungan dilaboratorium.


(22)

6

Gambar 1. Tahapan Singkat Penelitian yang Dilaksanakan Pengujian Dasar (Agregat Halus)

1. Analisa Saringan

2. Berat Jenis dan Penyerapan 3. Kadar Air

4. Kadar Lumpur 5. Berat Isi

Pengujian Dasar (Agregat Kasar) 1. Analisa Saringan

2. Berat Jenis dan Penyerapan 3. Kadar Air

4. Kadar Lumpur

5. Keausan Agregat Kasar 6. Berat Isi

Studi Literatur

Pengujian Kuat Tekan Persiapan Laboratorium

Job Mix Design

Perendaman Benda Uji Masing-masing dilakukan 7, 21 dan 28 hari

Pembahasan dan Konsultasi Laporan Akhir

Laporan Akhir Beton

Normal

Beton Normal + Abu Sekam

Padi 5%

Beton Normal + Abu Sekam

Padi 10%

Beton Normal + Abu Sekam

Padi 15%

Beton Normal + Abu Sekam

Padi 20% Beton Normal + Cangkang Telur 1% Beton Normal + Cangkang Telur 2% Beton Normal + Cangkang Telur 1,5% Beton Normal + Cangkang Telur 2,5%


(23)

7

G. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika pembahasan pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Pendahuluan

Dalam bab ini memuat penjelasan tentang jawaban apa dan mengapa penelitian itu perlu dilakukan. Bagian ini memberikan gambaran mengenai topik penelitian yang hendak disajikan. Oleh karena itu, pada bab pendahuluan memuat latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan.

2. Kajian Teori

Kajian teori memuat penjelasan tentang konsep dan prinsip dasar yang diperlukan untuk memecahkan masalah penelitian. Judul sub bab yang ada dapat disesuaikan dengan Topik Tugas Akhir.

3. Metode Penelitian

Dalam metode penelitian diuraikan dengan jelas metodologi yang digunakan dalam penyelesaian masalah penelitian, mulai dari tahap perencanaan sampai dengan penelitian berakhir. Bab ini berisi antara lain waktu dan tempat penelitian (jika ada), alat dan bahan (jika ada), teknik pengumpulan data, metodologi pengembangan sistem yang digunakan dan sebagainya.


(24)

8

4. Interpretasi Data

Dalam Bab ini dilaporkan hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian dan pembahasan terhadap hasil yang telah dicapai maupun masalah-masalah yang ditemui selama penelitian, uji coba, termasuk kelemahan dan kelebihan sistem yang dibuat.

5. Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini memuat penjelasan tentang akhir dari penelitian yang dilakukan dan saran yang diberikan tentang penelitian yang dilakukan.


(25)

104

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, di peroleh nilai kuat tekan beton belum memenuhi f’c rencana yaitu 30 MPa. Dari hasil pengujian diperoleh nilai kuat tekan tertinggi pada umur 28 hari dalam kondisi normal (tanpa bahan tambah) sebesar 20,77 dan kuat tekan terendah diperoleh dari persentase penambahan abu sekam padi 20% dan cangkang telur 2,5% pada umur 7 hari sebesar 7,11 MPa. Dengan bertambahnya persentase penambahan abu sekam padi dan cangkang telur nilai kuat tekan betonnya semakin rendah atau menurun, maka penambahan abu sekam padi dan cangkang telur tidak berpengaruh terhadap peningkatan nilai kuat tekan beton.

Dari hasil pengujian pada umur 7 hari diperoleh nilai kuat tekan tertinggi dalam kondisi normal (tanpa bahan tambah) sebesar 13,5 MPa dan nilai kuat tekan terendah diperoleh dari persentase penambahan abu sekam padi 20% dan cangkang telur 2,5% sebesar 7,11 MPa. Pada umur 21 hari diperoleh nilai kuat tekan tertinggi dalam kondisi normal (tanpa bahan tambah) sebesar 14,15 MPa dan nilai kuat tekan terendah diperoleh dari persentase penambahan abu sekam padi 20% dan cangkang telur 2,5% sebesar 7,55 MPa. , pada umur 28 hari diperoleh nilai kuat tekan tertinggi dalam kondisi normal (tanpa bahan tambah) sebesar 20,77 MPa dan nilai kuat tekan terendah diperoleh dari persentase penambahan abu sekam padi 20% dan cangkang telur 2,5% sebesar 10,94 MPa.


(26)

105

Dapat disimpulkan bahwa semakin bertambahnya umur beton maka nilai kuat tekannya semakin meningkat.

B. Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya cangkang telur tidak dicuci dan langsung di oven dengan suhu 1000° �.

2. Untuk mendapatkan nilai kuat tekan rencana K175, dapat digunakan persentase penambahan abu sekam padi dan cangkang telur sebesar 5% ASP dan 1% CT pada umur 28 hari dengan nilai slump 9 cm (untuk uraian pekerjaannya dapat dilihat pada lampiran tabel 8. nilai-nilai slump untuk bermacam-macam pekerjaan).

3. Dalam melakukan pencetakan, diharapkan campuran benar dalam kondisi padat agar mendapatkan beton dengan hasil optimal.


(27)

106

DAFTAR PUSTAKA

American Concrete Institute. 1983. ACI Manual of Concrete Practice:, Part I,

material. Detroit: American Concrete Institute

Anonim. 1991. tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung

SK SNI T-15-1991-03. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum

ASTM C.33-95. Standard Spesification for Concrete Aggregates. Annual Books of ASTM Standards ,USA. 1995

Fauzi, F. M. 2014. Pemanfaatan Limbah Serbuk Kayu (Sawdust) Sebagai

Subtitusi Agregat Halus Pada Campuran Beton. Medan: USU

Gurning, S. J. 2014. Pengaruh Penambahan Abu Sekam Padi Dan Cangkang

Kemiri Terhadap Sifat Mekanis Beton. Medan: USU

Gusneli, Yanti, dkk. 2013. Beton Ramah Lingkungan (Greener Concrete) Melalui

Pemanfaatan Limbah Terhadap Kuat Tekan K-250. Pekanbaru: Universitas

Lancang Kuning

Herlina F. Silvia. 2005. Kajian Pemanfaatan Abu Sekam Padi Untuk Stabilisasi

Tanah Dalam Sistem Pondasi di Tanah Ekspansif

http://www.pu.go.id/publik/IND/Produk/SEMINAR/Kolokium2005.06/Pdf.

Kandi, Y. S. Et.al. 2012. Substitusi Agregat Halus Beton Menggunakan Kapur

Alam Dan Menggunakan Pasir Laut Pada Campuran Beton. Jurnal Teknik

Sipil, Vol. 1, No. 4, September 2012

Mulyono, Tri. 2005. Teknologi Beton. Yogyakarta: ANDI

Muthadhi, A., Anitha, R. dan Kothandaraman, S. 2007. Rice Husk Ash –


(28)

107

Nasution, E.Z. & Bulan, R. 1997. Kemungkinan Pemanfaatan Daun Petai Cina,

Ampas Daging Kelapa Sawit, Tongkol Jagung dan Kulit Telur sebagai Tambahan Ransum Ayam. Skripsi Jurusan Biologi FMIPA USU Medan.

Hal. 20-21.

Nugraha, P, dan Antoni. 2007. Teknologi Beton Dari Material Pembuatan Beton

Kebeton Kinerja Tinggi. Yogyakarta: Andi

Penelitian Pembaharuan PBI. 1971. Peraturan Beton Bertulang Indonesia. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum

Putrajaya, R. 2012. Properties of Concrete Containing Rice Husk Ash Under

Aggressive Environtments Subjected to Wetting and Drying. Disertasi.

Universiti Sains Malaysia, Malaysia.

Roswita, Verra. 2010. Pemanfaatan Abu Jerami Padi Sebagai Pengisi Terhadap

Sifat Mekanik Beton. Medan: USU

Sinulingga, Karya. 2014. Pengaruh Abu Sekam Padi Dan Abu Boiler Kelapa

Sawit Sebagai Campuran Terhadap Kekuatan Beton. Medan: USU

Shihonara, Y. dan Kohyama, N. 2004. QuantitativeAnalysis of Tridymite and

CristobaliteCrystallized in Rice Husk Ash by Heating.Industrial Health. 42:

277– 285.

SK SNI 03-2847-2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan

Gedung. Badan Standar Nasional


(1)

G. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika pembahasan pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Pendahuluan

Dalam bab ini memuat penjelasan tentang jawaban apa dan mengapa penelitian itu perlu dilakukan. Bagian ini memberikan gambaran mengenai topik penelitian yang hendak disajikan. Oleh karena itu, pada bab pendahuluan memuat latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan.

2. Kajian Teori

Kajian teori memuat penjelasan tentang konsep dan prinsip dasar yang diperlukan untuk memecahkan masalah penelitian. Judul sub bab yang ada dapat disesuaikan dengan Topik Tugas Akhir.

3. Metode Penelitian

Dalam metode penelitian diuraikan dengan jelas metodologi yang digunakan dalam penyelesaian masalah penelitian, mulai dari tahap perencanaan sampai dengan penelitian berakhir. Bab ini berisi antara lain waktu dan tempat penelitian (jika ada), alat dan bahan (jika ada), teknik pengumpulan data, metodologi pengembangan sistem yang digunakan dan sebagainya.


(2)

4. Interpretasi Data

Dalam Bab ini dilaporkan hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian dan pembahasan terhadap hasil yang telah dicapai maupun masalah-masalah yang ditemui selama penelitian, uji coba, termasuk kelemahan dan kelebihan sistem yang dibuat.

5. Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini memuat penjelasan tentang akhir dari penelitian yang dilakukan dan saran yang diberikan tentang penelitian yang dilakukan.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, di peroleh nilai kuat tekan beton belum memenuhi f’c rencana yaitu 30 MPa. Dari hasil pengujian diperoleh nilai kuat tekan tertinggi pada umur 28 hari dalam kondisi normal (tanpa bahan tambah) sebesar 20,77 dan kuat tekan terendah diperoleh dari persentase penambahan abu sekam padi 20% dan cangkang telur 2,5% pada umur 7 hari sebesar 7,11 MPa. Dengan bertambahnya persentase penambahan abu sekam padi dan cangkang telur nilai kuat tekan betonnya semakin rendah atau menurun, maka penambahan abu sekam padi dan cangkang telur tidak berpengaruh terhadap peningkatan nilai kuat tekan beton.

Dari hasil pengujian pada umur 7 hari diperoleh nilai kuat tekan tertinggi dalam kondisi normal (tanpa bahan tambah) sebesar 13,5 MPa dan nilai kuat tekan terendah diperoleh dari persentase penambahan abu sekam padi 20% dan cangkang telur 2,5% sebesar 7,11 MPa. Pada umur 21 hari diperoleh nilai kuat tekan tertinggi dalam kondisi normal (tanpa bahan tambah) sebesar 14,15 MPa dan nilai kuat tekan terendah diperoleh dari persentase penambahan abu sekam padi 20% dan cangkang telur 2,5% sebesar 7,55 MPa. , pada umur 28 hari diperoleh nilai kuat tekan tertinggi dalam kondisi normal (tanpa bahan tambah) sebesar 20,77 MPa dan nilai kuat tekan terendah diperoleh dari persentase penambahan abu sekam padi 20% dan cangkang telur 2,5% sebesar 10,94 MPa.


(4)

Dapat disimpulkan bahwa semakin bertambahnya umur beton maka nilai kuat tekannya semakin meningkat.

B. Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya cangkang telur tidak dicuci dan langsung di oven dengan suhu 1000° �.

2. Untuk mendapatkan nilai kuat tekan rencana K175, dapat digunakan persentase penambahan abu sekam padi dan cangkang telur sebesar 5% ASP dan 1% CT pada umur 28 hari dengan nilai slump 9 cm (untuk uraian pekerjaannya dapat dilihat pada lampiran tabel 8. nilai-nilai slump untuk bermacam-macam pekerjaan).

3. Dalam melakukan pencetakan, diharapkan campuran benar dalam kondisi padat agar mendapatkan beton dengan hasil optimal.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

American Concrete Institute. 1983. ACI Manual of Concrete Practice:, Part I, material. Detroit: American Concrete Institute

Anonim. 1991. tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SK SNI T-15-1991-03. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum

ASTM C.33-95. Standard Spesification for Concrete Aggregates. Annual Books of ASTM Standards ,USA. 1995

Fauzi, F. M. 2014. Pemanfaatan Limbah Serbuk Kayu (Sawdust) Sebagai Subtitusi Agregat Halus Pada Campuran Beton. Medan: USU

Gurning, S. J. 2014. Pengaruh Penambahan Abu Sekam Padi Dan Cangkang Kemiri Terhadap Sifat Mekanis Beton. Medan: USU

Gusneli, Yanti, dkk. 2013. Beton Ramah Lingkungan (Greener Concrete) Melalui Pemanfaatan Limbah Terhadap Kuat Tekan K-250. Pekanbaru: Universitas Lancang Kuning

Herlina F. Silvia. 2005. Kajian Pemanfaatan Abu Sekam Padi Untuk Stabilisasi Tanah Dalam Sistem Pondasi di Tanah Ekspansif http://www.pu.go.id/publik/IND/Produk/SEMINAR/Kolokium2005.06/Pdf.

Kandi, Y. S. Et.al. 2012. Substitusi Agregat Halus Beton Menggunakan Kapur Alam Dan Menggunakan Pasir Laut Pada Campuran Beton. Jurnal Teknik Sipil, Vol. 1, No. 4, September 2012

Mulyono, Tri. 2005. Teknologi Beton. Yogyakarta: ANDI

Muthadhi, A., Anitha, R. dan Kothandaraman, S. 2007. Rice Husk Ash – Properties and ItsUses: A Review. IE(I) Journal–CV, 88: 50 –56.


(6)

Nasution, E.Z. & Bulan, R. 1997. Kemungkinan Pemanfaatan Daun Petai Cina, Ampas Daging Kelapa Sawit, Tongkol Jagung dan Kulit Telur sebagai Tambahan Ransum Ayam. Skripsi Jurusan Biologi FMIPA USU Medan. Hal. 20-21.

Nugraha, P, dan Antoni. 2007. Teknologi Beton Dari Material Pembuatan Beton Kebeton Kinerja Tinggi. Yogyakarta: Andi

Penelitian Pembaharuan PBI. 1971. Peraturan Beton Bertulang Indonesia. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum

Putrajaya, R. 2012. Properties of Concrete Containing Rice Husk Ash Under Aggressive Environtments Subjected to Wetting and Drying. Disertasi. Universiti Sains Malaysia, Malaysia.

Roswita, Verra. 2010. Pemanfaatan Abu Jerami Padi Sebagai Pengisi Terhadap Sifat Mekanik Beton. Medan: USU

Sinulingga, Karya. 2014. Pengaruh Abu Sekam Padi Dan Abu Boiler Kelapa Sawit Sebagai Campuran Terhadap Kekuatan Beton. Medan: USU

Shihonara, Y. dan Kohyama, N. 2004. QuantitativeAnalysis of Tridymite and CristobaliteCrystallized in Rice Husk Ash by Heating.Industrial Health. 42: 277– 285.

SK SNI 03-2847-2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. Badan Standar Nasional