PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE KNOW-WANT-LEARN (KWL) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS X SEMESTER II PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI SMA SWASTA NURUL IMAN TJ. MORAWA T.P. 2015/2016.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN
METODE KNOW-WANT-LEARN (KWL) TERHADAP KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS X SEMESTER II PADA
MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI SMA SWASTA
NURUL IMAN TJ. MORAWA T.P. 2015/2016
Oleh :
Khoirul Ikhsan Pane
NIM 4121121016
Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

ii


RIWAYAT HIDUP

Khoirul Ikhsan Pane dilahirkan di Vemasse pada 30 Desember 1994. Ibu
bernama Yetti Liberti Sitompul dan ayah bernama Khairuddin Pane, dan
merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk
SDN 200116 Padangsidimpuan, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006,
penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 4 Padangsidimpuan, dan lulus pada
tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 4
Padangsidimpuan, dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis
melanjutkan studi dan diterima di Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan
Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Medan. Selama studi penulis dipercaya sebagai Asisten Laboratorium Fisika
Umum Universitas Negeri Medan pada tahun 2013-2016.

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN
METODE KNOW-WANT-LEARN (KWL) TERHADAP KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS X SEMESTER II PADA
MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI SMA SWASTA

NURUL IMAN TJ. MORAWA T.P. 2015/2016
Khoirul Ikhsan Pane (NIM 4121121016)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
berbasis masalah dengan metode Know-Want-Learn (KWL) terhadap kemampuan
pemecahan masalah siswa kelas X semester II pada materi pokok listrik dinamis
di SMA Swasta Nurul Iman Tj. Morawa T.P. 2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah quasi experiment. Populasi dalam penelitian
adalah seluruh siswa kelas X SMA Swasta Nurul Iman Tj. Morawa T.P.
2015/2016. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling
dengan mengambil 2 kelas sampel yaitu kelas X-1 sebagai kelas eksperimen dan
kelas X-2 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan pemecahan masalah siswa adalah tes kemampuan pemecahan
masalah dalam bentuk essai. Uji hipotesis menggunakan uji t.
Dari data penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 20,61
dan nilai rata-rata pretes kelas kontrol 19,23. Hasil uji t pretes diperoleh thitung <
ttabel = 0,543 < 1,999, berarti kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama.
Setelah diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model
pembelajaran berbasis masalah dengan metode Know-Want-Learn (KWL) dan
kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional, diperoleh hasil postes dengan

hasil rata-rata kelas eksperimen 66,29 dan kelas kontrol 55,20. Hasil uji t postes
diperoleh thitung > ttabel = 2,36 > 1,999. Dengan demikian, diperoleh bahwa
kemampuan pemecahan masalah siswa menggunakan model pembelajaran
pembelajaran berbasis masalah dengan metode Know-Want-Learn (KWL) lebih
baik daripada kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan
pembelajaran konvensional pada materi pokok listrik dinamis kelas X semester II
di SMA Swasta Nurul Iman Tj. Morawa T.P. 2015/2016.
Kata kunci: model pembelajaran berbasis masalah dengan metode Know-WantLearn (KWL), kemampuan pemecahan masalah.

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT. karena atas
segala rahmat dan hidayah-Nya yang memberikan kekuatan dan kemampuan
kepada penulis sehingga penilitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai
dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan
Metode Know-Want-Learn (KWL) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Siswa Kelas X Semester II Pada Materi Pokok Listrik Dinamis di SMA Swasta

Nurul Iman Tj. Morawa T.P. 2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.
Derlina, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan
bimbingan, bantuan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan proposal
hingga akhir penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Dr. Rita Juliani, M.Si., Ibu Dr. Sondang R. Manurung, M.Pd., dan Bapak
Winsyahputra Ritonga, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembanding yang telah
memberikan saran–saran pada penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Nurdin Siregar, M.Si. selaku Dosen
Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama
perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Asrin
Lubis, M.Pd. selaku Dekan FMIPA Unimed, Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si.
selaku Ketua Jurusan Fisika dan Bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd. selaku
Ketua Prodi Pendidikan Fisika. Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu Dosen
serta Staf Pegawai Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
membantu penulis selama perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Ir. H. Mhd. Buhari
Sibuea, M.Si. selaku Kepala SMA Swasta Nurul Iman Tj. Morawa, Bapak Amran

Amil Harahap, S.T. selaku Guru Bidang Studi Fisika yang telah banyak
membantu dan membimbing penulis selama penelitian serta para Guru dan Staf

Administrasi yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis
selama melakukan penelitian.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua,
ayahanda tercinta Khairuddin Pane, S.Pd. dan ibunda tercinta Yetti Liberti
Sitompul yang selalu memberikan motivasi, nasehat, semangat, kasih sayang dan
doa yang tak pernah henti kepada penulis. Terima kasih juga kepada kakak
tercinta Yenni Khairani Pane, S.Pd. dan adik-adik tercinta Romy Rizky Pane dan
Mhd. Andika Pane serta seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan,
bantuan dan doa kepada penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para sahabat-sahabat
terdekat penulis (Kak Syariva Maris, Evitamala Siregar, Jumlia Syaulani Rizki,
Nurjanna Lubis, Rahimah Ulfah A.Z., Rani Nurzaini, Rizki Fadilah dan Kak
Zulviana O. Saragi), kepada teman–teman seperjuangan (Listri Pardani, Putri
Srijayanti, Rahma Khairani Putri, Andi Putra, Putri Maya dan Naimah Hasanah),
keluarga besar Fisika Dik B 2012 (Ferawati Fajrianti, Siti Annisa, dll.) dan rekanrekan Asisten Laboratorium Fisika Umum yang sudah seperti keluarga kedua di
kampus ini (Kak Yosi Farah, S.Pd., Bang Al Barra Harahap, S.Si., Kak Mentari
S.Pd., Atikah Putri, Inggit, Nida, Ermin, Hijri, Kifin, Nurul, Putri, Fauzan) dan

sebagainya yang tidak dapat penulis tulis satu persatu, terima kasih telah
memberikan arti persahabatan, kebersamaan, dan kekeluargaan selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca untuk
perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat
bagi pembaca baik yang hanya sebagai bahan bacaan ataupun yang ingin
melakukan penelitian lanjutan.

Medan, Juni 2016
Penulis,

Khoirul Ikhsan Pane
NIM. 4121121016

v

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup


Halaman
i
ii

Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar

iii
iv
v
vi
vii

Daftar Lampiran

viii


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

1

1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian

5
5
6
6
7

1.7 Definisi Operasional


7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis
2.1.1 Model Pembelajaran Berbasis Masalah
2.1.1.1 Ciri-ciri Khusus Model Pembelajaran Berbasis Masalah
2.1.1.2 Manfaat Pembelajaran Berbasis Masalah
2.1.1.3 Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah
2.1.1.4 Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah
2.1.1.5 Teori Belajar yang Melandasi Model PBM
2.1.1.6 Penataan Lingkungan Belajar dalam PBM
2.1.2 Metode Know-Want-Learn
2.1.3 Kemampuan Pemecahan Masalah
2.1.4 Pembelajaran Konvensional

9
9
11
12
13

14
16
17
19
22
24

2.1.5 Materi Pembelajaran
2.1.5.1 Listrik Dinamis
2.1.5.2 Arus Listrik

26
26
26

2.1.5.3 Beda Potensial

28

2.1.5.4 Hukum Ohm

2.1.5.5 Hambatan Listrik
2.1.5.6 Jenis-jenis Hambatan
2.1.5.7 Mengukur Hambatan

29
31
31
33

2.1.5.8 Hambatan pada Kawat Penghantar
2.1.5.9 Rangkaian Hambatan Listrik
2.1.5.10 Hukum Kirchhoff
2.1.5.11 Daya Listrik dalam Kehidupan Sehari-hari
2.1.5.12 Spesifikasi Peralatan Listrik

34
35
37
37
39

2.1.6 Penelitian yang Relevan
2.2 Kerangka Konseptual
2.3 Hipotesis Penelitian

39
42
44

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi Penelitian
3.2.2 Sampel Penelitian

45
45
45
45

3.3 Variabel Penelitian
3.3.1 Variabel Bebas
3.3.2 Variabel Terikat
3.4 Jenis dan Desain Penelitian
3.4.1 Jenis Penelitian
3.4.2 Desain Penelitian
3.5 Instrumen Penelitian
3.5.1 Wawancara Guru
3.5.2 Angket Siswa
3.5.3 Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
3.6 Validitas Tes
3.7 Prosedur Penelitian
3.8 Teknik Analisis Data
3.8.1 Menguji Kesamaan Dua Rata-rata

45
46
46
46
46
46
47
47
47
47
48
49
52
52

3.8.1.1 Uji Normalitas
3.8.1.2 Uji Homogenitas
3.8.1.3 Pengujian Hipotesis (Uji t)

52
53
53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Data
4.1.1.1 Deskripsi Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol

57
57
57

4.1.1.2 Deskripsi Data Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol
4.1.1.3 Data Hasil KPM Siswa Melalui Butir Soal
4.1.1.4 Data Tahapan KPM Siswa Masing-masing Kelas
4.1.2 Hasil Penilaian Lembar KWL
4.1.3 Pengujian Analisa Data

58
59
70
75
76

4.1.3.1 Uji Normalitas Data Pretes
4.1.3.2 Uji Homogenitas Data Pretes
4.1.3.3 Pengujian Hipotesis
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

76
77
77
79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

84
84

Daftar Pustaka
Lampiran

86
89

vi

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Sintaksis untuk Pembelajaran Berbasis Masalah

14

Tabel 2.2 Langkah-langkah Metode Pembelajaran KWL

20

Tabel 2.3 Kode Warna Resistor

31

Tabel 2.4 Penelitian yang Relevan

39

Tabel 3.1 Noneqivalent control group design

46

Tabel 3.2 Spesifikasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

48

Tabel 4.1 Data Pretes KPM Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 57
Tabel 4.2 Data Postes KPM Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 58
Tabel 4.3 Kemampuan Memahami Masalah

71

Tabel 4.4 Kemampuan Perencanaan Penyelesaian Masalah

72

Tabel 4.5 Kemampuan Penyelesaian Masalah

73

Tabel 4.6 Kemampuan Memeriksa Kembali

74

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Lembar KWL

75

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data Pretes dan Postes

76

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Data Pretes dan Postes

77

Tabel 4.10 Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes

78

Tabel 4.11 Ringkasan Perhitungan Uji t Postes

79

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Rangkaian Listrik

27

Gambar 2.2 Aliran Muatan Listrik

27

Gambar 2.3 Dua Buah Logam dengan Muatan Sama Besar
dan Berlawanan Tanda
Gambar 2.4 Muatan Listrik Pada Beberapa Benda

28
29

Gambar 2.5 Grafik Hubungan antara Kuat Arus dan
Beda Potensial
Gambar 2.6 Penggunaan Multimeter

30
33

Gambar 2.7 Pemasangan Amperemeter dan Voltmeter pada
Rangkaian

34

Gambar 2.8 Rangkaian Hambatan Seri

35

Gambar 2.9 Rangkaian Hambatan Paralel

36

Gambar 2.10 Titik Percabangan Arus

37

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian

51

Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes KPM

58

Gambar 4.2 Diagram Batang Data Postes KPM

59

Gambar 4.3 Diagram Batang Data Memahami Masalah

72

Gambar 4.4 Diagram Batang Data Perencanaan Penyelesaian

73

Gambar 4.5 Diagram Batang Data Penyelesaian Masalah

74

Gambar 4.6 Diagram Batang Data Memeriksa Kembali

75

viii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I

89

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II

103

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III

116

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa I

131

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa II

136

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa III

142

Lampiran 7 Lembar Wawancara Guru

147

Lampiran 8 Angket Observasi Siswa

150

Lampiran 9 Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

153

Lampiran 10 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

172

Lampiran 11 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

174

Lampiran 12 Lembar Kerja KWL

176

Lampiran 13 Instrumen Penilaian Metode KWL

177

Lampiran 14 Distribusi Nilai Pretes dan Postes Kelas Eksperimen

178

Lampiran 15 Distribusi Nilai Pretes dan Postes Kelas Kontrol

180

Lampiran 16 Normalitas Pretes dan Postes Kelas Eksperimen

182

Lampiran 17 Normalitas Pretes dan Postes Kelas Kontrol

185

Lampiran 18 Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi

188

Lampiran 19 Uji Normalitas

191

Lampiran 20 Uji Homogenitas

196

Lampiran 21 Uji Hipotesis

199

Lampiran 22 Dokumentasi Penelitian

205

Lampiran 23 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z

208

Lampiran 24 Daftar Nilai Kritis untuk Uji Liliefors

209

Lampiran 25 Daftar Nilai Presentil untuk Distribusi F

210

Lampiran 26 Daftar Nilai Presentil untuk Distribusi t

212

Lampiran 27 Validasi Isi Instrumen Tes KPM oleh Validator

213

Lampiran 28 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi

219

Lampiran 29 Surat Izin Penelitian

220

Lampiran 30 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

221

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu permasalahan yang saat ini sedang dialami oleh bangsa Indonesia
adalah tentang peningkatan mutu pendidikan. Hal ini berkaitan dengan bagaimana
output dari pendidikan nantinya mampu menghadapi persaingan global.
Pendidikan memegang peran penting bagi setiap negara karena pendidikan
merupakan salah satu sarana dalam pembentukan sumber daya manusia (SDM)
yang berkualitas. Walaupun, suatu negara memiliki sumber daya alam (SDA)
yang sangat melimpah tapi tanpa adanya sumber daya manusia yang berkualitas
negara tersebut akan terus tertinggal dari negara lain.
Menurut Trianto (2010: 1) Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan
kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu,
perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya
terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti
perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai
antipasi kepentingan masa depan. Berdasarkan hasil Programme for International
Student Assessment (PISA) pada tahun 2012, Indonesia berada di peringkat ke-64
dari 65 negara yang berpartisipasi dalam tes kemampuan matematika, sains dan
membaca. Kemampuan anak Indonesia usia 15 tahun di bidang matematika, sains,
dan membaca dibandingkan dengan anak-anak lain di dunia masih rendah.
Indonesia hanya sedikit lebih baik dari Peru yang berada di ranking terbawah.
Rata-rata skor matematika anak-anak Indonesia 375, rata-rata skor membaca 396,
dan rata-rata skor untuk sains 382. Padahal, rata-rata skor PISA secara berurutan
adalah 494, 496, dan 501 (OECD, 2016). Programme for International Student
Assessment (PISA) mengukur kecakapan anak-anak usia 15 tahun dalam
mengimplementasikan masalah-masalah di kehidupan nyata.
Berdasarkan dari hasil PISA diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas
pendidikan di indonesia masih dalam kategori rendah, termasuk kemampuan anak

2

indonesia dalam bidang sains. Jika bicara tentang sains, tidak dapat terlepas
dengan pelajaran fisika, karena telah diketahui bahwa salah satu bagian dari sains
itu sendiri adalah mata pelajaran fisika. Fisika adalah bagian dari ilmu
pengetahuan alam (IPA) yang pada hakikatnya merupakan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan model yang biasa disebut
produk. Selain memberikan bekal ilmu kepada siswa, mata pelajaran fisika
merupakan wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir dan kemampuan
pemecahan masalah (KPM) dalam kehidupan sehari-hari. Pemecahan masalah
dalam kehidupan sehari-hari merupakan salah satu jenis proses berpikir
konseptual tingkat tinggi karena peserta didik harus mempunyai kemampuan
menggabungkan aturan-aturan untuk mencapai suatu permasalahan.
Hal senada diungkapkan Eric (2003: 20) bahwa pemecahan masalah adalah
proses berpikir tingkat tinggi yang meliputi proses analisis, sintesis dan evaluasi.
Metode yang terkenal dan sering digunakan dalam mengembangkan kemampuan
pemecahan masalah melibatkan tahapan dan langkah-langkah pemecahan masalah
pada proses pembelajaran. Proses pembelajaran adalah hal yang sangat penting di
dalam proses pendidikan, khususnya dalam

menumbuhkan kemampuan

pemecahan masalah siswa terhadap permasalahan kehidupan sehari-hari.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru untuk memilih model dan
metode yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas yaitu
karakteristik materi, karakteristik siswa, sarana dan prasarana serta kemampuan
guru dalam menerapkan model dan metode pembelajaran yang digunakan
termasuk dalam pembelajaran Fisika. Model dan metode yang dipilih harus
disesuaikan dengan materi pokok, adakalanya materi yang berbeda harus
disampaikan dengan cara yang berbeda pula.
Berdasarkan dari uraian diatas, pembelajaran fisika bermaksud untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sehari-hari baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dan dibutuhkan
model dan metode yang sesuai agar maksud dan tujuan pembelajaran fisika
tersebut bisa dicapai oleh siswa. Banyak hal dalam kehidupan sehari-hari yang

3

dapat diselesaikan menggunakan prinsip dan konsep fisika jika telah melakukan
pembelajaran fisika dengan baik.
Dari informasi yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
terhadap salah satu guru fisika di SMA Swasta Nurul Iman Tj. Morawa
mengatakan bahwa minat siswa terhadap pelajaran fisika dikatakan masih dalam
masuk kategori sedang, namun banyak siswa yang belum mampu mendapatkan
hasil ulangan harian ataupun ujian melampaui batas Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena siswa hanya
menghapal rumus fisika saja, tidak memahami konsep fisikanya dan kemampuan
dasar matematika yang masih lemah. Guru tersebut juga menambahkan bahwa
berdasarkan hasil nilai dari ujian semester ganjil yang baru dilaksanakan
menunjukkan bahwa hanya 5 siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM. Selain
melakukan wawancara dengan guru fisika, pembagian angket juga dilakukan
kepada siswa dalam 1 kelas yang berjumlah 34 orang. Berdasarkan dari data yang
diperoleh dari angket tersebut, sebanyak 56% siswa menyatakan bahwa selama
pembelajaran fisika tidak pernah mengaitkan permasalahan yang nyata yang
berkaitan dengan fisika dalam kehidupan sehari-hari, 26,5% siswa menyatakan
kadang-kadang yaitu hanya pada beberapa materi fisika tertentu, dan 17,5% lagi
siswa menyatakan bahwa selama pembelajaran fisika sering mengaitkan
permasalahan yang nyata dalam tiap pertemuan. Selain itu, 82,35% siswa
menyatakan bahwa pada saat pembelajaran fisika mereka tidak pernah
menggunakan alat peraga atau melakukan praktikum yang berkaitan dengan
materi fisika dalam kehidupan sehari-hari, 0,3 % siswa menyatakan pernah dan
sedangkan sisanya 17,35 % menyatakan kadang-kadang yaitu hanya untuk materi
fisika tertentu mereka melakukan praktikum atau menggunakan alat peraga.
Berdasarkan dari uraian data hasil observasi dan angket diatas, pembelajaran
yang dilakukan oleh guru masih bersifat berpusat pada guru (teacher centered)
dan pengajaran langsung yang berupa metode ceramah maupun pemberian tugas
dan soal, sehingga siswa hanya menerima informasi selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Guru juga jarang mengaitkan pembelajaran fisika
dengan kehidupan sehari-hari, padahal fisika merupakan salah satu ilmu sains

4

yang sangat erat dengan kehidupan nyata. Oleh sebab itu, siswa hanya dihadapkan
dengan soal-soal fisika yang berupa angka dan hitungan tanpa mengaitkan dengan
permasalahan kehidupan sehari-hari, sehingga membuat siswa merasa bosan
karena pembelajaran yang kurang menarik dan tidak mengetahui manfaat
pelajaran fisika yang telah mereka pelajari selama ini terhadap kehidupan nyata.
Dengan cara melakukan praktikum pada pembelajaran fisika sebenarnya telah
menggambarkan bahwa fisika sangat erat hubungannya dengan kehidupan seharihari, namun pada saat proses pembelajaran fisika pun, guru dapat dikatakan tidak
pernah melakukan praktikum.
Dalam hal ini diperlukan salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan
tersebut di atas dimana proses pembelajaran ini berpusat kepada siswa, sehingga
bisa melibatkan siswa secara aktif, dan memperhatikan kemampuan siswa dalam
memecahkan permasalahan fisika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan diterapkan yaitu
dengan model pembelajaran berbasis masalah (PBM). Pada pembelajaran berbasis
masalah siswa dituntut untuk melakukan pemecahan masalah-masalah yang
disajikan dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya, kemudian
menganalisis dan mencari solusi dari permasalahan yang ada. Pembelajaran
berbasis masalah mengorientasikan siswa kepada masalah, multidisiplin,
menuntut kerjasama dalam penelitian, dan menghasilkan karya. Pembelajaran
berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu guru menyampaikan informasi
dengan jumlah besar kepada siswa. Akan tetapi pembelajaran berbasis masalah
dirancang untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir,
keterampilan

menyelesaikan

masalah,

dan

keterampilan

intelektualnya,

mempelajari peran-peran orang dewasa dengan mengalaminya secara riil atau
situasi yang disimulasikan, dan menjadi pelajar yang mandiri dan otonom
(Arends, 2008: 43).
Selanjutnya, untuk mengetahui latar belakang pengetahuan dalam suatu materi
pelajaran dibutuhkan suatu metode pembelajaran. Salah satu alternatif metode
pembelajaran yang memungkinkan dapat digunakan adalah Metode Know-WantLearn (KWL). Metode KWL digambarkan oleh Ogle pada tahun 1986 sebagai

5

kerangka yang digunakan untuk menghubungkan pengetahuan yang sebelumnya
dari siswa untuk aktif belajar. Siswa dimulai dengan memikirkan apa yang telah
mereka ketahui (Know) tentang suatu topik pembelajaran. Selanjutnya, siswa
memikirkan apa yang ingin mereka ketahui (Want) dan akhirnya, siswa dengan
aktif mempelajari dan memperoleh sesuatu yang baru (Learn) dari topik
pembelajaran tersebut (Mihardi, dkk., 2013: 193).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti berkeinginan untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis
Masalah Dengan Metode Know-Want-Learn (KWL) Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Siswa Kelas X Semester II pada Materi Pokok Listrik
Dinamis di SMA Swasta Nurul Iman Tj. Morawa T.P. 2015/2016.”

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat
diidentifikasi beberapa masalah yaitu :
1. Proses pembelajaran fisika yang masih bersifat teacher-oriented.
2. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa.
3. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi.
4. Siswa menganggap pelajaran fisika hanya menghafal rumus dan soal
hitungan.

1.3 Batasan Masalah
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda dalam penelitian ini dan
mengingat keterbatasan kemampuan, materi dan waktu yang tersedia, maka yang
menjadi batasan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model Pembelajaran Berbasis
Masalah dengan metode Know-Want-Learn (KWL) untuk kelas eksperimen
dan pembelajaran Konvensional untuk kelas kontrol.
2. Kemampuan pemecahan masalah melalui soal-soal fisika diukur dengan
menggunakan tes kemampuan pemecahan masalah teknik Polya.

6

3. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah materi kelas X semester
II yaitu materi pokok Listrik Dinamis.
4. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X semester II SMA Swasta Nurul
Iman Tj. Morawa T.P. 2015/2016.

1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah :
1. Bagaimanakah tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa yang
diajarkan dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan metode
Know-Want-Learn (KWL) pada materi pokok Listrik Dinamis Kelas X
Semester II SMA Swasta Nurul Iman Tj. Morawa T.P. 2015/2016?
2. Bagaimanakah tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa yang
diajarkan dengan pembelajaran Konvensional pada materi pokok Listrik
Dinamis Kelas X Semester II SMA Swasta Nurul Iman Tj. Morawa T.P.
2015/2016?
3. Apakah ada pengaruh model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan
metode Know-Want-Learn (KWL) terhadap kemampuan pemecahan
masalah siswa?

1.5 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan yang diperoleh dari penelitian ini
adalah :
1. Untuk menganalisis tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa yang
diajarkan dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan metode
Know-Want-Learn (KWL) pada materi pokok Listrik Dinamis Kelas X
Semester II SMA Swasta Nurul Iman Tj. Morawa T.P. 2015/2016.
2. Untuk menganalisis tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa yang
diajarkan dengan pembelajaran Konvensional pada materi pokok Listrik
Dinamis Kelas X Semester II SMA Swasta Nurul Iman Tj. Morawa T.P.
2015/2016.

7

3. Untuk menganalisis adanya pengaruh model Pembelajaran Berbasis
Masalah dengan metode Know-Want-Learn (KWL) terhadap kemampuan
pemecahan masalah siswa.

1.6 Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan maka manfaat yang diharapkan
dari penelitian ini adalah :
Untuk Siswa
1. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa, dan
2. Menciptakan suasana belajar siswa yang menyenangkan.
Untuk Guru
1. Menambah kepustakaan guru, dan
2. Sebagai

bahan

pertimbangan

bagi

guru

bidang

studi

untuk

mempertimbangkan penggunaan model Pembelajaran Berbasis Masalah
dengan metode Know-Want-Learn (KWL) dalam proses belajar mengajar.
Untuk Peneliti
1. Sebagai bahan informasi dan wawasan mengenai pengaruh model
Pembelajaran Berbasis Masalah dengan metode Know-Want-Learn (KWL)
terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa, dan
2. Sebagai bahan perbandingan dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang
akan mengkaji dan membahas penelitian yang sama.

1.7 Defenisi Operasional
a. Model pembelajaran berbasis masalah dengan metode Know-Want-Learn
(KWL) adalah suatu model pembelajaran yang memiliki sintaks dengan fase
pertama, memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada peserta
didik, fase kedua, mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti, fase
ketiga, membantu investigasi mandiri dan kelompok, fase keempat,
mengembangkan dan mempresentasekan artefak dan exhibit, dan fase
kelima, menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah, dimana

8

pada fase kedua terdapat tahapan Know (K), fase ketiga terdapat tahapan
Want (W) dan fase kelima terdapat tahapan Learn (L).
b. Kemampuan pemecahan masalah adalah proses berpikir tingkat tinggi yang
dilakukan melalui tahapan-tahapan sistematik meliputi proses memahami
masalah, menganalisis masalah, mensintesis masalah dan sampai pada hasil
dari pemecahan masalah sebagai proses evaluasi. Dalam penelitian ini,
langkah-langkah pemecahan masalah yang

dipakai adalah teknik

pemecahan masalah Polya yaitu memahami masalah (Understanding the
problem), menyusun rencana (Devising plan), melaksanakan rencana
(Carrying out the plan) dan memeriksa kembali (Looking back).

84

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan model
Pembelajaran Berbasis Masalah dengan metode Know-Want-Learn (KWL)
pada materi pokok Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMA Swasta Nurul
Iman Tj. Morawa T.P. 2015/2016 diperoleh nilai pretes dengan tingkat
kategori “sangat rendah” dan nilai postes dengan tingkat kategori “sedang”.
2. Kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan pembelajaran
Konvensional pada materi pokok Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMA
Swasta Nurul Iman Tj. Morawa T.P. 2015/2016 diperoleh nilai pretes dengan
tingkat kategori “sangat rendah” dan nilai postes dengan tingkat kategori
“rendah”.
3. Berdasarkan hasil perhitungan uji t, kemampuan pemecahan masalah siswa
pada kelas eksperimen lebih baik dari kemampuan pemecahan masalah siswa
kelas kontrol, berarti ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah
dengan metode KWL (Know-Want-Learn) terhadap kemampuan pemecahan
masalah siswa kelas X semester II pada materi pokok listrik dinamis di SMA
Swasta Nurul Iman Tj. Morawa T.P. 2015/2016.
5.2 Saran
1. Untuk guru ataupun peneliti selanjutnya yang ingin menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah dengan metode KWL (Know-Want-Learn) ini
supaya mempersiapkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari yang
menarik dan terkait pada materi pelajaran sehingga siswa akan tertarik
mengikuti pelajaran.
2. Untuk guru ataupun peneliti selanjutnya yang ingin menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah dengan metode KWL (Know-Want-Learn) ini

85

diharapkan dapat mengatur waktu siswa pada saat siswa mengerjakan lembar
KWL dan pada saat siswa mengerjakan lembar LKS.
3. Untuk guru ataupun peneliti selanjutnya yang ingin menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah dengan metode KWL (Know-Want-Learn)
diharapkan bisa dalam hal mengontrol, mengarahkan siswa, menertibkan
suatu kegiatan, agar hasilnya siswa tidak cenderung membuang waktu lebih
banyak hanya untuk bermain dengan alat-alat eksperimen.
4. Untuk guru ataupun peneliti selanjutnya yang ingin menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah dengan metode KWL (Know-Want-Learn)
diharapkan bisa membimbing siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi
dan mengatur waktu jalannya presentase.
5. Untuk guru ataupun peneliti selanjutnya yang ingin menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah dengan metode KWL (Know-Want-Learn)
diharapkan bisa mengontrol waktu dalam menganalisis dan mengevaluasi
pembelajaran siswa.

86

DAFTAR PUSTAKA

Abd El-Hay S.A., dan Abd-Allah S.A., (2015), Effect of Problem-Based Learning
Strategy on Development of Problem Solving Skills among Undergraduate
Nursing Students, Journal of Nursing and Health Science (IOSR-JNHS),
4(3) : 1-13.
Amir, M.T., (2009), Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,
Kencana, Jakarta.
Arends, R.I., (2008), Learning to Teach, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Argareta, F.M., (2014), Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa Yang Diajar Dengan Pembelajaran Berbasis Masalah dan
Pembelajaran Konvensional, Jurnal Saintech, 6(4) : 30-34.
Arikunto, S., (2012), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, Bumi Aksara,
Jakarta.
Ashad, M.S., Ali, M., dan Pasaribu, M., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas XI SMA
Negeri 5 Palu, Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako, 1(2) : 39-43.
Budi, A., dan Gusti, I., (2015), Pengaruh Metode Pembelajaran KWL (Know,
Want, Learn) Terhadap Hasil Belajar Siswa Di SMK Negeri 2 Surabaya,
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 04 : 725-731.
Dewi, P.S.U., Sadia, I.W., dan Suma, K., (2014), Pengaruh Model Problem Based
Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Melalui
Pengendalian Bakat Numerik Siswa SMP, e-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha, 4 : 1-11.
Djamarah, S.B., dan Zain, A., (2010), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,
Jakarta.
Eric,

(2003), Teaching Problem Solving Secondary School
http://www.ericfacillity.net/ericdigest/ed309049.html (accessed
2016).

Science,
Februari

Haris, M.A., (2013), Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning
Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah Dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Blondo 1
Magelang, Skripsi, FIP, UNY, Yogyakarta.

87

Kadir, A.Z., Abdullah, N.H., Anthony, E., Salleh, B.M., and Kamarulzaman R.,
(2016), Does Problem-Based Learning Improve Problem Solving Skills? -A
Study among Business Undergraduates at Malaysian Premier Technical
University, Journal of International Education Studies, 9(5) : 166-172.
Kanginan, M., (2007), Fisika untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta.
Komalasari, K., (2013), Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, PT
Refika Aditama, Bandung.
Manalu, P.M., (2014), Pengaruh Metode Pembelajaran KWL (Know, Want to
Know, Learned) Terhadap Kemampuan Memahami Teks Eksposisi Siswa
Kelas X SMA Negeri 5 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014, Jurnal
Pendidikan Bahasa Indonesia UNIMED, 1-11.
Mihardi, S., Harahap, M.B., dan Sani, R.A., (2013), The Effect of Project Based
Learning Model with KWL Worksheet on Student Creative Thinking
Process in Physics Problems, Journal of Education and Practice, 4(25) :
188-200.
Ogle, D.M., (1986), K-W-L: A Teaching Model That Develops Active Reading of
Expository Text, The Reading Teacher, 39(6) : 564-570.
OECD, (2016), Indonesia – OECD Data, https://data.oecd.org/indonesia.htm
(accessed Januari 2016).
Polya, G., (1985), How to Solve It 2nd ed., Princenton University Press, Pricenton.
Sani, R.A., (2013), Inovasi Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.
Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Beriorentasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana, Jakarta.
Selcuk, S.G., Calliskan, S., dan Erol, M., (2008), The Effects of Problem Solving
Instruction on Physics Achievement, Problem Solving Performance and
Strategi Use, Lat. Am. J. Phys. Educ, 2(3) : 155-166.
Sinaga, E., Rahmad, M., dan Irianti, M., (2014), Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Kemampuan
Memecahkan Masalah Fisika Di Kelas XI IPA SMA N 2 Teluk Kuantan,
Jurnal Pendidikan Fisika UNRI, 1-15.
Sudjana, (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Tanjung, Y.I., (2014), Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Berbasis Just
In Time Teaching dan Sikap Ilmiah Terhadap Kemampuan Pemecahan

88

Masalah Fisika Mahasiswa, Tesis, Program Pascasarjana, UNIMED,
Medan.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana,
Jakarta.
Wena, M., (2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara,
Jakarta Timur.
Wrincle, Schaefer C., Manivannan, dan Mani K., (2009), Application of the K-WL Teaching and Learning Method to an Introductory Physics Course,
Journal of College Science Teaching, 39(2) : 47-51.