KONTRIBUSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE-EKLAMPSIA

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah
Angka kematian maternal di Indonesia sebesar 248/100.000 kelahiran
hidup. Departemen Kesehatan menargetkan angka kematian ibu turun menjadi
125 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010.
Salah satu penyebab morbiditas dan mortilitas ibu dan janin adalah preeklampsia. Pre-eklampsia sampai sekarang masih menjadi salah satu penyebab
utama kesakitan dan kematian ibu dan bayi di seluruh dunia (Sibai, 1998).
Menurut perkiraan 50.000 wanita pertahun meninggal dunia karena pre-eklampsia
(Pipkin, 2003), namun penyebab pasti dari pre-eklampsia masih belum diketahui
(Sibai, 2000), sehingga

pre-eklampsia

disebut

sebagai


“the disease of

theories”.
Angka kematian ibu akibat pre-eklampsia di Indonesia cukup tinggi yaitu
antara 9,8 persen sampai 25 persen. Penurunan angka kesakitan dan kematian
akibat pre-eklampsia dapat tercapai bila tindakan pencegahan dan diagnosis
penyakit dilaksanakan lebih dini serta pengobatan sesegera mungkin. Usaha
pencegahan dini dapat dilakukan apabila dapat diidentifikasi faktor-faktor
penyebab utama dan faktor-faktor risiko kejadian pre-eklampsia.
Beberapa peneliti telah mengidentifikasi paritas, usia, jarak persalinan
sebagai faktor resiko kejadian pre-eklampsia, namun menunjukkan hasil yang
berbeda. Erni (2007) mengatakan variabel paritas tidak berpengaruh terhadap

kejadian

pre-eklampsia,

namun

berbeda


dengan

Rahayuningsih

(2006)

mengatakan paritas bepengaruh teradap kejadian pre-eklampsia. Menurut Bobak
(2004), usia 35 tahun beresiko tejadi pre-eklampsia, namun
Conde-Agudelo (2002) usia 30 tahun telah beresiko mengalami pre-eklampsia.
Trongstad (2001) menyebutkan tidak ada pengaruh interval persalinan terhadap
kejadian pre-eklampsia, namun Conde-Agudelo (2002) menyatakan interval
persalinan lebih dari 5 tahun mempengaruhi kejadian preeklampsia.
Berdasarkan studi pendahuluan, kejadian pre-eklampsia di Rumah Sakit
Umum Islam Yayasan Kesehatan dan Kesejahteraan Sarekat Islam (RSUI
YAKSSI) Gemolong Sragen pada tahun 2006-2009 cukup tinggi yaitu sebanyak
8% dari jumlah persalinan (98 kasus pre-eklampsia dari 1225 persalinan).
Sejumlah 80% (79 kasus dari 98 kasus pre-eklampsia) dilakukan tindakan
sectiocaesarea, dan sebanyak 25 pasien (26%) penderita pre-eklampsia terjadi
pada kehamilan pertama. Banyaknya kejadian pre-eklampsia serta belum pernah

dilakukannya penelitian dengan sampel pasien di RSUI Yakssi Sragen,
mendorong peneliti untuk melakukan penelitian.
Berdasarkan latar belakang beberapa perbedaan hasil penelitian tersebut,
maka peneliti tertarik untuk meneliti adanya hubungan karakteristik ibu bersalin
meliputi usia, paritas dan interval persalinan dengan kejadian pre-eklampsia di
RSUI Yakssi Sragen.

2

B. Identifikasi Masalah
Rumusan masalah penelitian yaitu “Apakah karakteristik ibu bersalin
meliputi usia, paritas dan interval persalinan berhubungan dengan kejadian preeklampsia?”.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan khusus penelitian untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu
bersalin meliputi usia, paritas dan interval persalinan dengan kejadian preeklampsia.
Tujuan umum penelitian untuk mengetahui :
1. Karakteristik ibu bersalin berdasarkan usia
2. Karakteristik ibu bersalin berdasarkan paritas
3. Karakteristik ibu bersalin berdasarkan interval persalinan

4. Hubungan usia ibu bersalin dengan kajadian pre-eklampsia
5. Hubungan paritas ibu bersalin dengan kejadian pre-eklampsia
6. Hubungan interval persalinan dengan kejadian pre-eklampsia

D. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis:
Hasil penelitian memberikan pembuktian secara statistik adanya
hubungan karakteristik ibu meliputi paritas, usia dan interval persalinan
dengan kejadian pre-eklampsia.

3

2. Secara praktis:
Hasil penelitian menjadi sumber bahan masukan kepada:
a. RSUI Yakssi dan Puskesmas dalam upaya pencegahan pre-eklampsia
melalui penyuluhan bagi wanita usia subur dalam upaya pengaturan
usia kehamilan, paritas dan interval persalinan.
b. Wanita usia subur dalam pengaturan usia kehamilan, paritas dan
interval persalinan sebagai upaya pencegahan pre-eklampsia.


E. Keaslian Penelitian
1. Erni (2007), judul penelitian “Pengaruh Paritas terhadap Kejadian Preeklampsia di RSU dr. Moewardi Surakarta”, dengan metode crossectional dan
sampel sejumlah 50 catatan medik pasien, menggunakan analisa bivariat ChiSquare. Penelitian menyatakan bahwa variabel paritas tidak berpengaruh
terhadap kejadian pre-eklampsia.
2. Rahayuningsih (2006), judul penelitian “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kejadian Pre-eklampsia”, dengan metode crossectional dan sampel sejumlah
70 rekam medik ibu bersalin di RSUP dr. Sardjito, menggunakan analisa
bivariat Chi-Square menyatakan bahwa selain paritas, pendidikan ibu juga
berpengaruh terhadap kejadian pre-eklampsia.

4

DAFTAR PUSTAKA

Aardema MW. (2001).Uterine arteri Doppler flow and uteroplacental vascular
pathology in normal pregnancies and pregnancies complicated by preeclampsia andsmall for gestational age fetuses. Br J Obstet Gynaecol.
Arngrimsson R. (2000). Genetic and familial predisposition to eclampsia and preeclampsia in a defined population. Br J Obstet Gynaecol.
Basso, O. (2001). Higher risk of pre-eclampsia after change of partner. An. effect
of longer interpregnancy intervals. Epidemiology.
Biro Pusat Statistik Indonesia. (2003). Statistik Indonesia. Biro Pusat Statistik.

Indonesia.
Catalyst Consortium. (2002) Optimal Brth Spacing. An Activity of the Catalyst
Consortium. www.rhcatalyst.org.
Conde-Agudelo, A. (2002). Maternal morbidity associated with interpregnancy
interval: cross sectional study. BMJ.
Coonrod, D.V. (1995). Risk factors for preeclampsia in twin pregnancies: a
population based cohort study. Obstetrics dan Gynecology.
Dasuki D. (2000). Preeclampsia-Eclampsia as the single disease and the
reproductive risk factors. Berkala Ilmu Kedokteran.
Dekker, G.A., Robillard. (2003). The birth interval hypotesis-does it really
indicate the end of the primipaternity hypothesis. Journal of Reproductive
Immunology.
Dekker, G.A.(2004). Etiology of Preeclampsia: An Update. J Med Assoc Thai.
Dewi Prihastuti. (2004). Analisis Lanjut SDKI 2002 - 2003, Kecenderungan
Prefernsi Fertilitas, Unmetneed dan Kehamilan Tidak Diharpkan di
Indonesia. BKKBN, 2004
Esplin MS.(2001). Paternal and maternal components of the predisposition to
preeclampsia. N Engl J Med 2001
Family Care International. (2008). Family Care International and Safe
MotherhoodInter-Agency Group.Safe Motherhood Fact Sheet: 11 fact

sheet prepared from the Safe motherhood Technical Consultation in
Srilangka.

33

Holland,WW,. (1985 ). Oxford Textbook of Public Health: Investigative methods
in public health. Oxford medical publications. Oxford University Press.
Munro P.T. (2000). Management of eclampsiain the accident and emergency
departement. J. Accid Emerg Med.
Ness RB (1996). Heterogeneous causes constituting the single syndrome of
preeclampsia: a hypothesis and its implications. Am J Obstet Gynecol
Qiu, C. (2003). Family History of Hipertension and Tipe 2 Diabetes in Relation to
Preclampsia Risk. .
Pipkin, F.B. (2003). Risk factors for preeclampsia. New England Journal of
Medicine.
Roberts, J.M., Pearson, G. Cutler, J. dan Linheimer, M. (2003). Summary of the
NHLBI Working Group on Research on Hyoertension During Pregnancy.
Hypertension.
Sibai, B.M.. (1998). Maternal Perinatal Outcome of Conservative Management of
Severe Preeclampsia in mid-trimester. American Journal Obstetric and

Gynecology.
Sibai, B.M. (2000). Prevention of preeclampsia:
American Journal Obstetrics and Gynecology.

a big disappointment.

Skjaerven, R.(2002).The Interval Between Pregnancies and Risk of Preeclampsia.
New Enfland Journal .
Srinivason, K. (1979). Birth Interval in Analysis in Fertility Surveys Scientific
Report. Bombay. India
Staftlas E. (2000). Epidemiology of preeclampsia and eclampsia in the United
States, Am J Ibstet Gynecol.
Suratman,A.I. (2000). Evaluasi Penggunaan Deksametason pada Preeklampsia
berat dan eklampsia. Kajian Terhadap Morbiditas dan Mortalitas
Maternal. Tesis/Karya Ilmiah Akhir PPDS I Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada/RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Trongstad, L.I. (2001). Changing paternity and time since last pregnancy; the
impact on pre-eclampsia risk. A study of 547238 women with and without
previous pre-eclampsia. International Journal of Epidemiology.
.


34

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

KONTRIBUSI FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
PRE-EKLAMPSIA

Oleh:
Azizah Gama Trisnawati, SKM, MPd.
Faizah Betty Rahayuningsih, S.Kep, M.Kes

DIBIAYAI OLEH PROYEK PENGKAJIAN DAN PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN DAN
TEKNOLOGI DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN NOMOR
008/006.2/PP/SP/2010
DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
DEPARTEMEN PENDIDIDIKAN NASIONAL RI


FAKULTAS ILMU KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SEPTEMBER 2010

i

ii

RINGKASAN HASIL PENELITIAN

KONTRIBUSI FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
PRE-EKLAMPSIA
Azizah Gama Trisnawati*, Faizah Betty Rahayuningsih**

Berdasarkan studi pendahuluan, kejadian pre-eklampsia di Rumah Sakit
Umum Islam Yayasan Kesehatan dan Kesejahteraan Sarekat Islam (RSUI
YAKSSI) Gemolong Sragen pada tahun 2006-2009 cukup tinggi yaitu sebanyak
8% dari jumlah persalinan (98 kasus pre-eklampsia dari 1225 persalinan).
Sejumlah 80% (79 kasus dari 98 kasus pre-eklampsia) dilakukan tindakan

sectiocaesarea, dan sebanyak 25 pasien (26%) penderita pre-eklampsia terjadi
pada kehamilan pertama. Banyaknya kejadian pre-eklampsia serta belum pernah
dilakukannya penelitian dengan sampel pasien di RSUI Yakssi Sragen,
mendorong peneliti untuk melakukan penelitian.
Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu bersalin
meliputi usia, paritas dan interval persalinan dengan kejadian pre-eklampsia.
Desain penelitian yang digunakan adalah case control dengan pendekatan
kuantitatif, dalam hal ini kelompok kasus adalah kelompok yang diidentifikasi
memiliki efek (outcome), sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok tanpa
efek (outcome). Peneliti memulai penelitian terlebih dahulu dengan menentukan
kelompok kasus dan kontrol, kemudian dilakukan pelacakan secara retrospektif
untuk menelusuri ada tidaknya riwayat paparan masa lalu terkait dengan yang
akan diteliti pada penelitian ini.
Kelompok kasus adalah ibu melahirkan dengan pre-eklampsia sedangkan
kelompok kontrol adalah ibu melahirkan tidak dengan pre-eklampsia. Subjek
dalam penelitian adalah RM ibu yang di rawat dan melahirkan antara 1 Januari
2006 sampai 30 September 2009 di Ruang Kebidanan dan Kandungan di RSUI

iii

Yakssi Gemolong Sragen, sehingga menggunakan total sampling (semua data
yang sesuai dengan criteria inklusi diambil sebagai sampel), dengan kriteria
inklusi yaitu 1). Kehamilan tunggal, 2). Data Rekam Medik lengkap. Kriteria
eksklusi pada ibu dengan 1). Kehamilan ganda, 2). Data Rekam Medik tidak
lengkap, 3). Penyakit diabetes mellitus, 4). Jantung, 5). Ginjal. Setelah dilakukan
pengambilan sampel, terdapat 175 kasus pre-eklampsia sesuai kriteria inklusi dan
eksklusi (dipakai sebagai kasus), sehingga dengan pertimbangan proses matching
antara kasus dan kontrol, maka diambil juga data sejumlah 175 kasus tidak preeklampsia sesuai kriteria inklusi dan eksklusi (dipakai sebagai kontrol). Sehingga
jumlah total sampel adalah 175 kasus dan 175 kontrol = 350 kasus (Rekam
Medik).
Analisa data menggunakan bantuan program Stastistical Package for
Sosial Science (SPSS) 12. Analisa univariat, dilakukan untuk menggambarkan
karakteristik subyek penelitian meliputi interval persalinan, kejadian preeklampsia, usia, dan paritas ibu. Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan
melihat presentase data yang telah terkumpul dan disajikan dalam tabel distribusi
frekuensi. Analisis multivariat, dilakukan untuk mengetahui apakah probabilitas
terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Pada
variabel bebas tidak memerlukan asumsi normalitas data (asumsi multivariate
normal distribution tidak terpenuhi) sehingga uji statistik yang digunakan adalah
regresi logistic dengan tingkat kemaknaan sebesar p 35
tahun.
Ibu primipara (yang memiliki paritas < 2) beresiko pre-eklamsia sebesar
1.34 kali daripada multipara (paritas ≥ 2). Pernyataan tersebut dapat diartikan
bahwa ibu multipara (yang memiliki paritas ≥ 2)
kemungkinan untuk mengalami pre-eklamsia.

beresiko semakin kecil

Nooritajer (2010) menyatakan

terdapat hubungan status primipara berusia > 35 tahun dnegan kejadian preeklampsia. Skajaerven (2002) menyebutkan bahwa risiko pre-eklampsia selama
kehamilan kedua ditemukan meningkat seiring dengan peningkatan jarak waktu
kelahiran pertama Seorang nullipara hampir 3 kali lipat berisiko terjadinya pre-

vii

eklampsia. Nullipara meningkatkan risiko terjadi pre-eklampsia baik pada janin
tunggal maupun pada janin kembar (Coonrod, 1995).
Beberapa factor penyebab pre-eklampsia disampaikan oleh Trongstad
(2001) mengungkapkan bahwa pasangan yang berbeda pada kehamilan kedua
menurunkan resiko pre-eklampsia bila jarak kelahiran pertama dengan kedua tidak
terlalu panjang pada wanita

tanpa riwayat pre-eklampsia. Resiko itu akan

meningkat bila jarak kelahiran terlalu panjang. Sedangkan pada wanita dengan
riwayat pre-eklampsia yang mempunyai pasangan berbeda resiko terjadinya preeklampsia akan menurun bila jarak kelahiran pertama dan kedua semakin panjang.
Espelin (2001) mengatakan salah satu faktor predisposisi pre-eklampsia adalah
adanya faktor keturunan dari ibu maupun bapak. Menurut Ness (1996), preeclampsia mungkin terjadi karena faktor placental dan dipengaruhi oleh faktor
maternal, seperti riwayat kegendutan, kencing manis, dan hipertensi. Aardema
(2001) mengatakan
“ Shallow trophoblastic invasion, a hallmark of preeclampsia, is also seen in
normotensive pregnancies with fetal growth retardation as well as in a fraction of
pregnancies without either condition, and it is not always present in preeclamptic
pregnancies “

*

Prodi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UMS

**

Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan UMS

viii

ABSTRAK

Kejadian pre-eklampsia cukup tinggi serta belum pernah dilakukannya
penelitian mendorong peneliti untuk melakukan penelitian. Tujuan penelitian
untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu bersalin meliputi usia, paritas dan
interval persalinan dengan kejadian pre-eklampsia. Desain penelitian yang
digunakan adalah case control dengan pendekatan kuantitatif. Kelompok kasus
adalah ibu melahirkan dengan pre-eklampsia sedangkan kelompok kontrol adalah
ibu melahirkan tidak dengan pre-eklampsia. Sampel penelitian dengan total
sampling yaitu 175 kasus dan 175 kontrol dengan kriteria inklusi yaitu 1).
Kehamilan tunggal, 2). Data Rekam Medik lengkap. Kriteria eksklusi pada ibu
dengan 1). Kehamilan ganda, 2). Data Rekam Medik tidak lengkap, 3). Penyakit
diabetes mellitus, 4). Jantung, 5). Ginjal.
Analisa data menggunakan analisa univariat secara deskriptif dengan
melihat presentase data dalam tabel distribusi frekuensi. Analisis multivariat,
dengan regresi logistic dengan tingkat kemaknaan sebesar p