Karakteristik sifat-sifat fenotipik sebagai strategi awal konservasi ayam kokok Balenggek di Sumatera Barat

KARAKTERISASI SIFAT-STFAT FENOTIPIK
SEBAGAI STRATEGI AWAL KONSERVASI AYAM
KOKOK BALENGGEK DI SUMATERA BARAT

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2004

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudul:
KARAKTERTSASI SIFAT-SIFAT FENOTIPIK SEBAGAI STRATEGI
AWAL KONSERVASI A Y A M KOKOK BALENGGEK
DI SUMATERA BARAT

adalah karya saya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apa pun untuk
memperoleh gelar pada program sejenis di Perguruan Tinggi manapun. Semua
data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan dengan jelas dan dapat
'


diperiksa kebenarannya.
Bogor, Agustus 20M

/

NIM 975027

ABSTRAK

RUSFIDRA. Karakterisasi Sifat-sifat Fenotipik Sebagai Strategi Awat Konservasi Ayam
Kokok Balenggek Di Sumatera Barat. Dibimbing oleh HARIMURTI MARTOJO,
D.T.H.SIHOMBING, M. HAFIL ABBAS dan RONNY RACHMAN NOOR.
Ayam kokok Balenggek mempakan ayarn lokal penyanyi sudah dipelihara dalam
waktu yang lama oleh masyarakat di beberapa desa di Kecamatan Payung Sakaki dan
Tigo Lurah, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat. Ayam kokok Balenggek
termasuk tipe ayam berkokok panjang.
Penelitian ini bertuj uan melakukan karakterisasi sifat-sifat fenotipik analisis suara
kokok ayam kokok Balenggek. Survei dilakukan dari bulan Juni sampai Desember 2000
pada 56 rumahtangga petani. Survei menggunakan kuesioner untuk menggali informasi
status demografi, status sosio ekonomi dan rnanajemen pemeliharaan ayam kokok

Balenggc~kdi daerah sentra.
Materi penelitian terdiri atas: ayam kokok Balenggek. Untuk pengamatan
karakterisasi sifat-sifat fenotipik digunakan sampel sebanyak 75 ekor AKB jantan
dewasa yang dipilih secara acak. Peralatrtn yang digunakan: tim bangan kapasitas 3 kg,
kaliper, meteran, tali dan kamera foto, 1 set audio recorder, sport limer, kaset? batu
battery dan paket program komputer Sound forge XP 4.5 dan Spectrograni versi 6.4
untuk analisis suara kokok.
Pada ayam kokok BaIenggek, suara kokok hanya terdapat pada ayam jantan
dengan tujuan untuk pernyataan wilayah kekuasaan dan mem ikat ayarn bet ina yang akan
dikawini. Rataan jumlah suku kata kokok adalah 5.07 yang terbagi ke dalam tiga
segmen: suara kokok depan, suara kokok tengah, dan suara kokok ujung (disebut
lenggek kokok). Frekuensi berkokok ayam kokok BaIenggek adalah 8.08 kali 110 menit.
Aktivitas puncak berkokok terjadi pada pagi hari dengan frekuensi 9.59 kali/lO rnenit.
Durasi kokok AKB berkisar dari 2.08 sarnpai 4.43 detik.
Konservasi AKB penting dilakukan karena jumlah populasi kecil, daerah
penyebarannya terbatas (endemik), dan m igrasi keluar desa sentra yang relatif besar.
Model konservasi yang diusulkan adalah: I). model konservasi in-situ di daerah sentra,
dan 2). model taman AKB.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan bahwa suara kokok ay am dapat
didefenisi kan sebagai sebuah struktur akustik dan karakteristik setiap spesies dapat

divisualisasikan dalam bentuk wave form dan spectrogram suara. Perbedaan struktur
komponen suara kokok dapat dijadikan sebagai indikator jumlah suku kata kokok
mungkin dapat dijadikan alat bantu bagi dewan juri pada kontes ayarn kokok Balenggek.
Wave fowl^ suara kokok dapat dijadikan sebagai indikator pola kokok ayam Balenggek
Kontes ayam kokok Balenggek sebaiknya dilakukan pada pagi hari (pukul 7.00 - 1 1.00
WIB).

ABSTRACT
RUSFIDRA. Characterization of Phenotypic Traits as Early Conservation
Strategy of the Balenggek Chicken in West Sumatera. Under the supervisions of
HARIMURTI MARTOJO, D.T.H. SIHOMBING, M. HAFIL ABBAS and
RONNY RACHMAN NOOR.
The Balenggek chickens have been kept by rural communities for many
generations in Payung Sakaki and Tigo Lurah, Regency of Solok, Province of
West Sumatera. The Balenggek chickens is a long crower type fowl.
This study was carried out to characterize phenotypic traits and to conduct
crow analyze in the Balenggek chicken. A survey was carried out during June to
December 2000 in 56 house holds. The survey guide was a questionnaire related
to socio demographic status of the holders, flock characteristic and management
of breeding stock. These data were processed using the Minitab. The crows were

recorded using a Sony TCM-343 cassette recorder. The crow were analysed using
Sound forge XP 4.5 and Spectrogram 6.4 the sound analysis programs and
displayed a wave form and spectrogram.
In the Balenggek chicken, crows is produced only by males for four
reasons then; to proclaim to other males that this is his territory, to attract female
to mate with them, as a prayer, and as a timer. It's crow can last 2.08-4.43
seconds. The average crow has 5.07 syllables, divided into three segments: first,
middle and last segment. The frequency of crowing is 8.08 times per 10 minutes.
The peak of crowing activity happen in the morning time with a frequency of 9.59
times per 10 minutes. The duration of a crow vary from 2.08 to 4.43 second.
Conservation of the Balenggek chicken is a necessity of the small
population, and also its limited distribution in a small area, and the exploitation
rate from village area. Conservation model to proposed : 1). In-situ conservation
in village area, and 2). The Balenggek chicken park as a tourist attraction.
Based on the results, it is suggested the chicken crow have well defined
acoustic structures, characteristic of each species as visualized in sound
spectrogram and wave forms. The different structures of crow component can be
used as an indicator for total syllables of a crow, and may be as a tool by a jury in
Balenggek chicken crowing contests. Wave form displays can be used as an
indicator of crow pattern. The k s t time to conduct crowing contest is in the

morning hours (07.00- 1 1.00).

KARAKTERISASI SIFAT-SIFAT FENOTIPIK
SEBAGAI STRATEGI AWAL KONSERVASI AYAM
KOKOK BALENGGEK DI SUMATERA BARAT

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk mernperoleh gelar
Doktor pada
Program Studi Ilmu Ternak

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2004

Judul Disertasi

: KAlUKTERISASl SIFAT-SIFAT FENOTIPlK


Nama
NIM

SEBAGAl STRATEGI AWAL KONSERVASl AYAM
KOKOK BALENGCEK DI SUMATERA BARAT
: RUSFIDRA
: 975 027

Disetujui
Komisi Pembimbing

2

M,Rur.Sc

Abbas, M&'6,1r.

Anggota

Anggot a


Diketabui

Ketua Program Studi I lmu

L

Dr. Ir. Nahrowi, M.Sc

Tanggal Ujian :4 Agustus 2004

afrida Manuwoto, M.Sc
Tanggal Lulus : 3 8

~

v
+

PRAKATA

Bismillahirrahmanirrahim

AlhamduIiIlahi Rabbi1 Aalanrin, segala puji dan syukur hanyalah milik
Allah SWT. Atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya

telah dapat

diselesaikan penulisan disertasi sebagai salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan S3 pada Sekolah Pascasarjana IPB. Salawat dan salarn semoga selalu
tercurah kepada arwah Nabi Besar Muhammad SAW (Allahurnma shalii alaa
Muhammad wa alaa aaliy Muhammad).

Penulis menyadari bahwa keberhasilan menyelesaikan pendidikan 53

merupakan dorongan dan usaha bersama dari banyak pihak. Ucapan penghargaan
dan terimakasih sebesar-besamya penulis sampaikan kepada komisi pembirnbing
yang terdiri atas Prof. Dr. H.Harimurti Martojo, M.Sc (Ketua), Prof. Dr. D.T.H.

Sihombing, M.Sc, Prof. Dr. Ir. H. M. Hafil Abbas, M.S, dan Dr. Ir. Ronny
Rachman Noor, M. Rur. Sc, berturut-tumt sebagai anggota komisi pembimbing.


Saya mengucapkan penghargaan dan terimakasih yang sebesar-besarnya atas
masukan, informasi, nasehat, motivasi dan kesabaran yang bapak-bapak krikan
selarna dalam pembirnbingan. Hanyalah doa yang tulus dan ikhlas sernoga amal

baik bapak-bapak mendapat balasan pahala yang tinggi di sisi Allah SWT.Amin
ya rabbal alaamin.

Kepada yang terhormat Rektor IPB, Dekan Sekolah Pascasarjana, Ketua
Program Studi Ilmu Temak dan keluarga besar Sekolah Pascasajana, saya
menyampaikan penghargaan dan terirnakasih atas kesempatan mengikuti

pendidikan S3 di IPB. Saya bangga menjadi bagian dari keluarga besar IPB.

Menyelesaikan pendidikan Pascasarjana bagi saya bagaikan sebuah impian
ksar yang dulu hanya terlintas diangan-angan. Impian itu dapat tenvujud karena
adanya dukungan finansial dari Beasiswa Unggulan Proyek URGE batch I1 (19951997) dan batch IV (1997-200 1).

Saya menyampaikan terimakasih dan


penghargaan yang tinggi kepada Pemimpin Proyek URGE Batch IV bhun 1997

DitJen Dikti Depdiknas, atas kepercayaan menerima beasiswa pendidikan S3 di

IPB.
Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada Gubemur Sumatera Bmt,
Bupati Solok, camat Payung Sakaki, Camat Tigo Lurah, Kepala Desa Simanau

dan Sumiso; atas izin dan penerimaan yang baik selama saya rnelakukan suwei.
Kepada Ketua Yayasan Supersemar di Jakarta, saya mengucapkan terimakasih
atas banruan biaya penelitian yang diberikan. Ucapan terimakasih saya sampaikan

kepada Rektor UT beserta jajarannya yang telah memberikan 'izin belajar' untuk

menyelesaikan studi di Sekolah Pascasarjana IPB.

Sudah barang tentu kekrhasilan menyelesaikan studi S3 di bantu oleh
banyak orang. Adalah pada tempatnya saya menyampaikan ucapan terimakasih

kepada kawan-kawan senior program S3 Ilmu Ternak angkatan 1997. Bapak lr.

Jatmiko, M.Si (terimakasih atas pinjaman kaset rekaman suara kokok ayam

Pelung), teman-teman seperjuangan di Departemen llmu Ternak, Uda-uda. Uniuni dan kawan-kawan Ikatan Mahasiswa Pasacasarjana IPB asal Sumbar
(IMPACS-IPB-SUMBAR) atas kebersamaan dan rasa kekeluargaan yang erat di
tanah rantau.

Ketika motivasi untuk menyelesaikan studi S3 berada dititik nadir,
Ibundalah yang selalu berdoa dan terus menyemangati untuk tetap berjuang agar

studi ini dapat diselesaikan. Keberhasilan ini seutuhnya didedikasikan buat kedua
orang tua; Ayahanda Bagindo Syafi'i (almarhum) dan Ibunda Hj. Rosmaniar
berserta kakak-kakak (ayang Ratna, Uni Emi dan Ajo Indra), adik-adik (Net dan

Dedi) dan sernua keponakan. Semoga keberhasilan ini marnpu menjadi pemicu
bagi keluarga besar kita untuk "mambangkik batang tarandam" menuju hari depan
yang lebih baik.

Saya menyadari bahwa disertasi ini masih banyak kekurangan disanasini. Oleh karena itu, saya senantiasa terbuka terhadap saran dan kritik konstruktif
demi kesempurnaannya. Semoga disertasi ini bermanfaat bagi pengembangan

ayam kokok Balenggek serta berrnakna bagi peningkatan kesejahteraan peternak.
Saya berharap penelitian ini marnpu membukakan pikiran kita bahwa Indonesia
memiliki sumber daya genetik ayam penyanyi yang baik dan perlu mendapatbn
perhatian peneliti dan penentu kebijakan di negeri ini.
Billahittaufik wal hidayah.
Wmsalarnualaikum warahmutullahi wabarahtuhu.
Bogor, Apstus 2004

Rusfidra

RIWAYAT HIDUP

,

Penulis dilahirkan di Pasar Kudu, Nagari Kudu Ganting, Kabupaten
Padang Pariaman, Sumatera Barat pada tanggal 22 Juni 1970 sebagai anak
keempat dari orang tua, Bapak Bagindo Syafi'i (almarhum) dan Ibu Hj.
Rosmaniar. Pendidikan sarjana ditempuh di Program Studi Ilmu Produksi Ternak,
Fakultas Peternakan UNAND Padang, dari tahun 1990- 1 994. Pada tahun 1995
diterima sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Ternak Program Pascasajana
UNAND dan tamat pada bulan Mei 1997. Mulai September 1997 melanjutkan
pendidikan S3 di Program Studi Ilmu Ternak, Sekolah Pascasarjana IPB.
Pendidikan S2 dan S3 dibiayai sepenuhnya oleh Beasiswa Unggulaflroyek
URGE (Universi@ Research for Gradtiate Education) dari Di tjen Pendid i kan
Tinggi Depdiknas.
Dari bulan Januari sampai Agustus 1997 penulis bekerja sebagai CPNS
Penyuluh Pengembangan Ternak pada Dinas Peternakan Kabupaten Tanah Datar,
Sumatera Barat. Pada bulan April 1 999 penulis diterima sebagai akademisi pada
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Terbuka Jakarta.

Hikmah

"

Don seslingguhn-sopada binarang ~ernnkilu benar-benar rerdapat pelajorc~n
V ~ I Ppenling
I ~
hugi kuniu. K u m ~menlheri minun? b l z r dari air stisu
!-ungULJLI dl~lun
I y erulnyu, u'cm Ciugaj poda hinutang if u rerdu~~nr
mnr~fi~crr
yang hu~?,vukunruk kamu. dan sehagkn dari padanya kamu tnnkun
[AI Qur'an, Surat Al-Mukminuun / S23 : 2 I ]

Dan Sulait~ranlelah mewarisi Daud ., dun din berkata: " Hai mantisia, kami
rdnh diberi pengerrian tencang suara bu rung dun kumi diberi segala sestrar td.
Sesuugguhnya semua ini Benar-benar suatu Rarunia yang nyata

"

"

[Al Qur'an, Surat An-Naml / S27 : 161

Langii yaug rujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertnsbih kepnrln
Allah. Dn?]rak ada suatupun melainkan berfasbih dengan memrrji-Nya.
tetapi kamu tidak mengerri fasbih mereka.
Sesungguhnya Dia ada/ah Maha Penyantun lagi Maha Penganlprmy

"

[A1 Qur'an, Surat Al Israa' / S 17: 44).

Jika kallru sehlian mendengarhn h k o k ayamjantun maku rnohonlah
karunia Allah karena sesungguhnya binatang tersebut telah melihat malaikat
"

[Muhammad RasuluIIah SAW .]
[Hadis Riwayat Abu Hurairah R.A]

"

DAFTAR IS1
Halaman

DAFTAR TABEL ..................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR

....................................................................................

...

XIII

DAFTARLAMPIRAN ............................................................... xv
PENDAHULUAN

..................................................................... 1

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................
Ayam Kokok Balenggek ...................................................
Ragam Suara Kokok AKB .......................................................
Asal-usul Ayam Kokok Balenggek-.......................................
Pewarisan Si fat Kokok Balenggek ...................................................
Fenomena Ayam Penyany i ..................................................
Suara Hewaflernak ........................................................................
Karakteristik Morfologis Ayam Kampung ...............................
Analisis SWOT.................................................................
Konservasi Sumberdaya Genetik ............................................

MATERI DAN METODE ............................................................
Tempat dan Waktu Penelitian .............................................
Materi Penelitian ............................................................
MetodePenelitian ..........................................................
Analisis Data ................................................................
Strategi Pengembangan dan Konservasi AKB ................................
HASlL DAN PEMBAHASAN .....................................................................
Topografi Desa Sentra ......................................................................
Profil Demografis Peternak AKB .........................................
Karakteristik Fenotipik .....................................................
Karakteristik Suara Kokok .................................................
Perilaku Berkokok ...............................................................
Pewarisan Sifat Kokok BaIenggek .................................................
Fungsi S u m Kokok .........................................................................
Analisis Suara Kokok AM3 ................................................
Mutu Suara Kokok ...........................................................................
Potensi Prduksi AKB .......................................................
Kontes AKB .....................................................................................
Sistem Manajemen Pemelihmn AKB ...................................
"Breeding Stock AKB ....................................................................
Keragaan Sifat Berkokok AKB di Penangkamn .........................
Keragaan Sifat berkokok AKE3 pada Pemeliharaan Bersama ..........
Strategi Pengembangan dan Konservasi AKB .................................
"

23
23
23
24
29
29

SIMPULAN DAN SARAN ................................................................
88
Simpulan ....................................................................... 88
Saran .............................................................................
88

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

................................................................. 89

..................................................................................................

10 1

DAFTAR TABEL
Halaman

Bobot badan dan ukuran-ukuran tubu h ayam Karnpung
di Sumatera Barat (Nishida el a1. 1980) ...................................

16

Karakterisasi sumkr daya genetik ternak asli
(Khumnirdpetch 2002)..................................................................

17

Kategori popuIasi ternak domestik (Henson 1992) .........................

20

Jumtah populasi minimal pada breeding stock untuk kelangsungan
populasi (Bodo 1990) ...................................................................

21

.......................................

23

Jumlah responden dan sampel AKB

..............................................

33

.......................

35

Tingkat pendidikan peternak AKB ........................................

36

Rentang umur peternak AKB

J umlah tanggungan rumahtangga peternak AKB

Lama beternak AKB

..........................................................

37

Rataan ukuran-ukuran tubuh AKB jantan ...............................

39

Perbandingan bobot badan dan ukuran tubuh AKB.
ayam Kampung di Sumbar dan ayam Hutan Merah ........................

40

...............................................

47

.........................................................

49

Durasi nyanyian beberapajenis unggas ...........................................

50

Frekuensi berkokok AKB .................................................

51

Keragaan sifat kokok AKB

Durasi kokok AKB

Surnber breed stock ,4KB

..................................................

76

Keragaan siht kokok AKB di penangkaran .............................

77

Keragaan sifat kokok AKB pada pemeliharaan bersama ..............

79

..................

80

....................

81

Faktor-faktor strategi eksternal pengem bangan AKB
Faktor-faktor strategi internal pengem bangan AKB

Matriks SWOT pengembangan AKB ...................................

82

DAFTAR GAMBAR

Skema evolusi keragaman genetik ayam ........................................

Konstruksi pohon filogenetik ayarn lokal berdasarkan urutan
nukleotida (Fumihito ef a1. 1996) .......................................................
Saluran pernafasan unggas ..................................................................

Diagram alir analisis suara kokok A K U ..................................
..........
Dendrogram sifat kuantitatif AKB

......................................................

AKB Biring Merah ..............................................................................
AKB Biring Kuning .........................
.................................................

AKB Tadung .......................................................................................

AKB Biring Kuning ............................................................................
AKB Jalak ...........................................................................................
AM3 Jalak

..........................................................................................

Pola ~r.uvcformsuara kokok AKB ......................................................
Grafik rataan JLK AM3 .....................................................................
Distri busi frekuensi dan waktu berkokok AKB ................................
AKB sedang berkokok ........................................................................
Wm-eform suara kokok AKI3 ..............................................................

Komponen suara kokok AKB .............................................................
Wareform suara kokok ayam Pelung

.................................................

WoreLform suara kokok ayam Bekisar.................................................
Wavefirm suara kokok ayam Kampung .............................................

Waveform suara burung Perkutut .......................................................
Spectrogram suara kokok AKB .........................................................

23

Spectrogram suara kokok ayam Pelung.............................................. 64

24

Specfrogram suara kokok ayam Bekisar.............................................. 64

25

Specirogl*amsuara kokok ayam Kampung .........................................

65

26

Specfrogram suara burung Perkutut

....................................................

65

27

Rumah trad~s~onal
Minangkabau ........................................................

28

Piramida peternakan pola inti terbuka pada AKB

29

Model program konservasi AKB

..

72

..............................

75

........................................................

86

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

2 Pola Spectrogram A KB

....................................................................

3 Rekapitualasi pemenang kontes AKB di Sumatera Barat tahun 19921994 ...................................................................................................

102
103

PENDAHULUAN

Kita mengetahui bahwa sejak dahulu sampai sekarang hewan ternak sangat

besar manfaatnya terhadap kepentingan umat manusia, terutama sebagai sumber
bahan pangan. Disarnping menghasilkan susu, daging dan telur, temak juga
berperan sebagai sumber pendapatan, sebagai tabungan hidup, surnber tenaga, alat

transportasi, sumber energi, penghasil pupuk kandang, dan sebagai hewan
kesayangan (Tangka er al. 2000). Oleh karena itu, Han (1999); van der Zijpp

(2000) menyatakan pentingnya peranan ternak dalam peningkatan kualitas hidup
manusia. Rusfidra (2004) rnenyatakan

bahwa ternak memainkan peran penting

dalam ketahanan pangan rumahtangga petani perdesaan, sebagai sumber

pendapatan dan sebagai bentuk investasi (tabungan hidup).

Tujuan pembangunan peternakan nasional yang dimmuskan dalam Panca
Dharma adalah meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan peternak,

terpenuhinya konsumsi pangan asal temak, menyediakan lapangan kerja,
meningkatkan peran kelembagaan peternakan dan tercapainya keseimbangan

antara pelestarian dan pemanfaatan sumber daya atam (Ditjen Bina Produksi
Peternakan 200 1).
Ayam karnpung merupakan salah satu jenis ayam lokal yang banyak

dipeliham masyarakat Indonesia. Disamping populer sebagai penghasil daging

dan telur, ayam lokal dapat dimanfaatkan sebagai ayam hias, ayam petarung dan
ayam penyanyi. Ayam lokal yang memiiiki suara kokok merdu sebaiknya

dikembangkan ke arah tipe ayam penyanyi untuk memenuhi kebutuhan para
penggemamya. Ayam lokal yang potensial sebagai ayam penyanyi adalah'ayam

kokok Balenggek ayam Pelung, dan ayam Bekisar. Ketiga bangsa ayam Iokal
tersebut memiliki suara kokok merdu dan enak didengar.
Ayam kokok Balenggek (AKB) merupakan ayam lokal spesifik di
Sumatera Barat (Utoyo el al. 1996; Direktorat Bina Perbibitan 1998). Ayarn ini

berkembang di Kecamatan Payung Sakaki dan Tigo Lurah, Kabupaten Solok,
Sumatera Barat. AKB memiliki suara kokok merdu dan bersusun-susun (dapat
mencapai 24 suku kata) (balenggek bahasa Minang). Kemerduan dan keunikan

suara kokok AKB d iduga satu-satunya bangsa ayam dengan ti pe kokok balenggek

di dunia (Narda 1993). AKB memiliki posisi yang tinggi bagi masyarakat suku
Minangkabau (Fumihito el al. 1 996).
Dalarn upaya rnendorong pembangunan peternakan berbasis sumber daya
temak lokal, Gubernur Sumatera Barat telah rnencanangkan daerahnya sebagai

Lumbung Ternak Nagari sejak tanggal 7 September 2002. Hal ini dapat diartikan
bahwa pembangunan peternakan di Sumatem Barat seharusnya bertumpu pada
ternak lokal dan menjadikan nagari sebagai basis wilayah pengembangan. Hal ini
sesuai dengan visi pembangunan peternakan tahun 200 1-2004 yaitu "terwujudnya

masyarakat yang sehat, produkti f dan kreatif melalui pembangunan peternakan
tangguh berbasis sumber daya lokal" (Ditjen Bina Prduksi Peternakan 200 1).
Sejalan dengan ha1 tersebut, pemerintah Kabupaten Solok telah
menetapkan AKB sebagai ternak unggulan PELITA

V (1 989-1994), sebagaimana

d imuat dalam program Gerakan Pengembangan Ekonom i Masyarakat (Gerbang

Emas) yang dicanangkan oleh Bupati Solok (Almito 1994).

Meskipun memiliki potensi ekonomi cukup baik, narnun populasi AKB di
daerah sentra relatif kecil. Menurut Abbas et al. (1997) jumlah ayam jantan AKB

hanya 354 ekor. . Berdasarkan jumlah populasi, Utoyo

et

al, (1996)

mengkategorikan AKB ke dalam status mengkhawatirkan (endangered breed).

Oleh karena itu, konsewasi AKB penting di lakukan karena daerah penyebarannya

yang terbatas (endemik), populasinya kecil, laju migrasi ke luar daerah sentra
cukup besar (30 ekor per bulan) dan semakin terbukanya daerah sentra dari isolasi
transportasi.

Pada ternak ayam, upaya identifikasi dan karakterisasi mcrupakan

prasyarat awal dalam konservasi dan pemanfaatan sumber daya genetik (Utoyo et
al. 1996; Weigend & Romanov 200 1 ). Dalam konteks tersebut, karakterisasi sifat-

sifat fenotipik termasuk karakterisasi suara kokok AKB di Surnatera Barat perlu
dikaji untuk dimanfaatkan sebagai data dasar dalam penyusunan sistem informasi
keanekaragaman temak domestik.

Sampai saat ini penelitian AKB sebagai ayam penyanyi Has daerah
Sumatera Barat belum banyak dilakukan, sehingga upaya penelaahan karakterisasi

si fat-sifat fenotipik, karakterisasi suara kokok dan analisis suara kokok AKB

sangat penting

dilakukan. Berdasarkan pokok-pokok pemikiran tersebut,

dilakukan penelitian karakterisasi sifat-si fat fenot ipi k sebagai data dasar yang
diperlukan untuk melakukan konservasi sumber daya genetik AKB di Sumatera
Barat.
Tujuan Penelitian
1. Memperoleh data dasar karakteristik kuantitatifdan kualitatifAKB.
2. Memperoleh data dasar karakteristik suara kokok AKB.
3. Mendapatkan informasi sistern pemeliharaan AKB.

4. Mendapatkan informasi cara seleksi yang dilakukan peternak AKB.

5. Merumuskan strategi pengembangan dan konservasi AKB.
Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai in formasi dasar sifatsifat fenotipik termasuk suara kokok AKB, sebagai in forrnasi dasar dalam
peny usunan strategi pengembangan dan konservasi sumber daya genetik AKB

secara krkelanjutan dan lestari, sebagai informasi dasar dalarn penyusunan
kebijakan pemuliaan dalam rangka meningkatkan jumlah lenggek kokok, dan
sebagai sumbangan dalam pengembangan ilmu ternak unggas, khususnya
berkaitan dengan ayam penyanyi.

TINJAUAN PUSTAKA
Ayam Kokok Balenggek
Ayam kokok Balenggek (AKB) merupakan ayam asli yang berkembang

di Kecamatan Payung Sakaki dan Tigo Lurah, Kabupaten Solok, Sumatera Barat.
AKB diduga merupakan turunan dari ayam Hutan Merah (Red Jungle Folrfl
(Abbas

el

al. 1997). Ayam ini tennasuk t i p ayam penyanyi karena memiliki

suara kokok yang merdu dan enak didengar (Rusfidra 2001). Suaranya sangar

khas, berkokok dengan irama rnerdu dan bersusun-susun, mulai dari tiga sampai
21 suku kaia atau lebih (Murad 1989). AKB merupakan fauna maskot Kabupaten

Solok (Fumihito er al. 1996).
Berdasarkan bobot badan dikenal dua jenis AKB yaitu ayam bertubuh
besar (a>am Goclang) dan ayam bertubuh kecil (ayam Ratiah). Ayam Gadau_e

memiliki berat badan lebih dari 2 kg, sedangkan ayam Raiiak berbobot kurang

dari 2 kg. Ayam ini rnemiliki penampilan tegap dan gagah, warna bulun!a
bervariasi mulai dari merah, kuning, putih dan kombinasi antara warna tersebur.

Bulunya mengkilat dan merniliki jengger tunggal (single comb).
Penggernar dan pernerhati AKB memberikan nama khas untuk setiap jenis

ayam yang dimilikinya. Penamaan didasarkan pada warna bulu, warna kaki.
warna mata dan kombinasi antarwama tersebut. Menurut Sarwono ( 1988) AKB

dikategorikan dalam delapan nama utama, yaitu
1.

ladung: kaki, paruh dan mata berwarna hitarn

2.

pileh: kaki. paruh dan mata berwarna putih

3.

jalak: kaki. paruh dan mata berwarna kuning

4.

kurik: kaki. paruh dan mata berwarna lurik

5.

putih : bulu seluruhnya berwarna putih

6.

kanso : bulu seluruhnya berwarna abu-abu

7.

biring: kaki, b r u h dan mata berwarna merah

8.

kinunran: kaki, paruh, mata dan bulu seluruhnya berwarna putih

Ragam Suara Kokak AKB

Pada umumnya suara kokok ayam bangkok, ayam ras, ayam pelung dan

ayam B u m Iainnya terdiri dari empat suku kata yaitu: "ku-ku-ku-kuuuuu",
sedangkan AKB memiliki suara kokok lebih dari empat suku kata (Murad 1989).

Spesifikasi suku kata kokok AKB sscara tertulis telah diungkapkan Murad ( 1 989).
Menurut Murad suara kokok ayam bangkok, ayam pelung dan galur ayam yang
lain terdiri atas empat suku kata, dengan pelafalan sebagai berikut:

Lafal kokok : ku-ku-ku-kuuuuu
Suku kata:

1

2 3

4

AKB mempunyai suara kokok lebih dari empat suku kata, umumnya
berkism antara enam sarnpai 15 suku kata bahkan lebih (Abbas et al. 1997). Lafal

suara kokok adalah sebagai berikut:
1 ). suku kata lima: ku-ku-ku-ku-kuuuuuu
2). suku kata enam: ku-ku-ku-ku-ku-kuuuuuu

3). suku kata 10: h-ku-ku-ku-ku-ku-ku-ku-ku-kuuuuuu

Berdasarkan jumlah suku kata kokok, oleh penduduk setempat disebut
ayam kokok balenggek (Abbas ei al. 1997). Penghitungan jumlah lenggek kokok

didasarkan pada jumlah suku kata kokok dikurangi tiga poin (Murad 1989;

Yuniko 1993), misalnya:
1). bulenggek satu: suku kata 4 dikurangi 3

2). balenggek lima: suku kata 8 dikurangi 3
3). balenggek tujuh: suku kata 1 0 dikurangi 3
Murad (1989) mengelompokkan suku kata kokok AKB menjadi dua

bagian, yaitu kokok bagian depan dan kokok bagian belakang. Kokok depan
dimuIai dari suku kata pertama sampai ketiga, sedangkan kokok belakang dihitung

mulai suku kata keempat sampai terakhir. Kokok bagian klakang disebut lenggek

kokok.
Keunikan kokok AKB sebagai ayarn penyanyi secara perlahan mulai
menarik perhatian penggemar ayam. Hal ini diperlihatkan dengan diadakannya
kontes AKB di daerah Sumatera Barat. Kontes AKB tingkat Provinsi Sumatera

Barat pernah diselenggarakan pada tahun 1 992 (di Sungai Tarab, Tanah Datar),
tahun 1994 (di Muara Panas, Solok) dan tahun 1996 (di Palangki, Sawah Lunto

Sijunjung). Penyelenggaraan kontes tersebut biasanya dikaitkan dengan kontes
ternak seSumatera Barat, Kontes AKS juga diadakan dalam rangka peringatan

hari besar nasional dan pekan budaya Minang. Fumihito er al. (1996) menyatakan

bahwa AKB memiliki posisi yang tinggi bagi masyarakat suku Minangkabau.
Menurut Murad ( 1 994), komponen yang dinilai daiarn kontes AKB adalah

sebagai berikut:
1. jumlah lenggek kokok (JLK),

2. kemerduan dan keindahan suara kokok,

3. keselarasan dan keserasian tempo dan irama kokok,
4. tingkat kerajinan berkokok dalam periode waktu tertentu,

5. keramahan bercanda dengan pemil ik dan penggemamya,
6. tingkat kelangkaan AKB,
7. kelengkapan, kesempurnaan, keserasian dan keindahan bentuk tubuh dan

penampilan.

Saat ini terdapat tiga pendapat mengenai asal-usul AKB. Perrama,

merupakan cerita rakyat yang berkembang di daerah sentra. Disebutkan bahwa

AM3 yang berkembang saat ini berasal dari keturunan ayam Kinantan milik

Cindua Ma10 (Yang Dipertuan Tuanku Rajo Mudo) dari Kerajaan Minang Kabau
di Pagaruyung, Batu Sangkar, Sumatera Barat. Alkisah ketika Cindua Mato
dikejar oleh Raja Imbang Jaya (Tiang Bungkuak) dari daerah Jambi maka ia
bersama tiga ekor hewan kesayanganya yang terdiri dari kuda Gumarang, kerbau

Binuang dm ayarn Kinantan meiarikan diri ke Ngalau Bunian yang terdapat di

Desa Sumiso dan berdekatan dengan Bukit Sirayuah. Diperkirakan pada saat
tertentu ayam Kinantan milik Cindua Mato terbang bermain ke Bukit Sirayuah

dan mengawini ayam kampung setempat. Keturunan persilangan tersebut diduga
mengalami domestikasi menjadi ayam Kinantan, Bangkeh, Jalak, Biriang,

Taduang dan Kuriak yang dikenal sebagai keturunan AKB yang ada sekarang
(Murad 1989).

Kedua, berdasarkan penelusuran literatur ilmiah, AK3 diduga merupakan
turunan persilangan ayam hutan merah (Gallus gallus) dengan ayam lokal daerah

sentra. Dugaan ini didasarkan pada teori bahwa hanya G. gallus gallus yang
terdapat di pulau Sumatera (Nishida et al. 1980a). Menurut Abbas et al. (1997)

AKB merupakan keturunan ayam hutan merah, sedangkan menurut Hutt (1 949);
Crawford (1990); Soesanto (2000); Weigend dan Romanov (2001), ayam

domestik yang berkembang sekarang merupakan turunan ayam hutan merah.

.. ,-

'

'-

f

PopAulrsiL i a r
A y a m H.ut*n M t r a b
<

d

M c n y c b a r d ~ p ur s a~r d a m c s r ~ k a s ~
m enuju daerah lain

......................... ~ m r -k r aA y n m
A

Y nttjori:

i

A,.-

A4m.u

Asli

~ y l i ; ' ~ k i * b l l h3.u
l

.....................

Peagbmril Paagmn
( r ~ r e td a m p r o d m k r ~ )

B ~ n f i aA y a m H l a s

Gmlur khmsur

Tlp* n ~ C b l f

.
Imbrs*~g.-C a l u r