Implementasi kebijakan kepala sekolah terhadap peningkatan kompetensi pedagogik dan kompetensi kepribadian guru pada SDN 6 Bukit Tunggal Palangka Raya.

2. Implementasi kebijakan kepala sekolah terhadap peningkatan kompetensi pedagogik dan kompetensi kepribadian guru pada SDN 6 Bukit Tunggal Palangka Raya.

Berdasarkan hasil temuan penelitian yang telah dikemukakan pada BAB IV dapat diketahui bahwa suatu kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah tidak akan berhasil tanpa adanya pelaksanaan pada kebijakan tersebut. Adapun implementasi kebijakan kepala sekolah di SDN 6 Bukit Tunggal Palangka Raya telah berjalan dengan dengan baik. Sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan kepala sekolah sebagai berikut, Program-program yang ada dalam meningkatkan kompetensi guru ini telah berjalan dengan baik dan pelaksanaan program tersebut sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Yang bertanggung jawab atas kebijakan tersebut adalah Kepala SDN 6 Bukit Tunggal. Dengan adanya program tersebut maka akan ada peningkatan bagi guru.

masalah pada tahap pengimplementasiannya, oleh karena itu alternatif yang dipilih oleh pembuat kebijakan

Suatu

kebijakan

akan

menemui

banyak banyak

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru-guru sebagaimana yang telah di sampaikan, dapat diketahui bahwa gagasan-gagasan kebijakan baik itu berasal dari Dinas pendidikan maupun LPMP di sampaikan secara demokratis dan dimusyawarahkan untuk menetapkan siapa yang akan ditunjuk untuk mengikuti kegiatan pelatihan dan workshop tersebutKebijakan kepala sekolah harus melibatkan partisipasi guru.

Seperti yang di kemukakan oleh Wayne Parson bahwa model rasional (top down )lebih menekankan pada usaha untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang membuat suatu kebijakan berjalan sukses di lapangan. Van Meter dan van Horn menyatakan bahwa standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat terwujud. Apabila standar dan sasaran kebijakan tidak jelas, maka akan terjadi multi tafsir dan akan mudah menimbulkan konflik di antara para pelaksana sebagai implementor. Selain itu, perlu implementasi kebijakan perlu dukungan sumberdaya baik sumberdaya manusia (human resources) maupun sumberdaya non-manusia (non-humanresources). Dalam banyak kasus, selain sumber daya, implementasi sebuah program perlu dukungan Seperti yang di kemukakan oleh Wayne Parson bahwa model rasional (top down )lebih menekankan pada usaha untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang membuat suatu kebijakan berjalan sukses di lapangan. Van Meter dan van Horn menyatakan bahwa standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat terwujud. Apabila standar dan sasaran kebijakan tidak jelas, maka akan terjadi multi tafsir dan akan mudah menimbulkan konflik di antara para pelaksana sebagai implementor. Selain itu, perlu implementasi kebijakan perlu dukungan sumberdaya baik sumberdaya manusia (human resources) maupun sumberdaya non-manusia (non-humanresources). Dalam banyak kasus, selain sumber daya, implementasi sebuah program perlu dukungan

Model implementasi dengan pendekatan bottom up muncul sebagai kritik terhadap model pendekatan rasional (top down). Parsons mengemukakanbahwa yang benar-benar penting dalam implementasi adalah hubungan antara pembuat kebijakan dengan pelaksana kebijakan. Model bottom up adalah model yang memandang proses sebagai sebuah negosiasi dan pembentukan konsensus. Model pendekatan bottom up menekankan pada fakta bahwa implementasi di lapangan memberikan keleluasaan dalam penerapan kebijakan.

Merujuk dengan apa yang di sampaikan para ahli bahwa kepala sekolah SDN 6 Bukit Tunggal dalam mengemplementasi kebijakan yaitu melalui model pendekatan rasional (top down) dan model pendekatan bootom up, maksudnya bahwa kepala SDN 6 Bukit Tunggal dalam mengambil suatu kebijakan atau gagasan-gagasan kebijakan baik itu berasal dari Dinas pendidikan maupun LPMP di sampaikan secara demokratis dan dimusyawarahkan untuk menetapkan siapa yang akan ditunjuk untuk mengikuti kegiatan pelatihan dan workshop tersebut, Kebijakan kepala sekolah selalu melibatkan partisipasi guru.

Keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijakan dapat dievaluasi kemampuan kebijakan tersebut yang secara nyata dalam mengoprasikan program- program yang telah dirancang sebelumnya. Sebaliknya proses implementasi kebijakan Keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijakan dapat dievaluasi kemampuan kebijakan tersebut yang secara nyata dalam mengoprasikan program- program yang telah dirancang sebelumnya. Sebaliknya proses implementasi kebijakan

Menurut peneliti berdasarkan beberapa pendapat para ilmuan serta hasil wawancara di atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa impelementasi kebijakan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi kepribadian guru SDN 6 Bukit Tunggal Palangka Raya sudah berjalan dengan baik,melalui model pendekatan rasional (top down) dan model pendekatan bootom up, maksudnya bahwa kepala SDN 6 Bukit Tunggal dalam mengambil suatu kebijakan atau gagasan-gagasan kebijakan baik itu berasal dari Dinas pendidikan maupun LPMP di sampaikan secara demokratis dan dimusyawarahkan untuk menetapkan siapa yang akan ditunjuk untuk mengikuti kegiatan pelatihan dan workshop tersebut.

3. Kendala dan pendukung dari pelaksanaan kebijakan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi kepribadian guru SDN 6 Bukt Tunggal Palangka Raya.

Berdasarkan hasil temuan penelitian yang telah dikemukakan pada Bab IV, dapat diketahui bahwa kendala atau hambatan yang dihadapi kepala sekolah dalam usaha meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi kepribadian guru di SDN 6 Bukit Tunggal Palangka Raya. dalam mengemban tugas menjadi kepala sekolah dan menjalankan tugas banyak hal yang perlu dilaksanakan, baik yang berkaitan dengan peningkatan tenaga kependidikan maupun peningkatan tenaga pendidik, namun pada pelaksanaannya ada beberapa kendala yang dihadapi sebagaimana diungkapkan oleh Tinduh sebagai kepala sekolah SDN 6 Bukit Tunggal Palangka Raya menyampaikan

148 Yoyon Bahtiar Irintiano, Kebijakan Pembaruan Pendidikan Konsep Teori danModel, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, Cet kesatu, 2011, 41-42.

bahwa, Hambatan atau kendala dan pendukung dalam meningkatkankompetensi pedagogik dan kompetensi kepribadian dalampenerapan kebijakan tersebut tentu ada hambatan atau kendala yaitu, belum sepenuhnya guru menyadari perlunya pengembangan SDM, banyaknya tugas-tugas yang menyita waktu, tenaga dan pikiran yang terkait langsung dengan program pengembangan SDM, dan tentang penyesuaian jadwal kegiatan pada hari efektif. Adapun yang menjadi pendukung dari kebijakan kepala sekolah tersebut yaitu kepala sekolah lebih mengaktifkan guru-guru untuk mengikuti berbagai pelatihan, workshop, seminar, dan juga kepala sekolah SDN 6 bukit Tunggal juga memberikan sarana dan fasilitas kepada seluruh guru untuk membuat alat peraga pendidikan dan modul pembelajaran tujuannya untuk memudahkan guru dalam

mengajar. 149

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam usaha meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi kepribadian guru di SDN 6 Bukit Tunggal Palangka Raya, diantaranya disebabkan karena belum sepenuhnya guru menyadari perlunya pengembangan SDM, banyaknya tugas-tugas yang menyita waktu, tenaga dan pikiran yang terkait langsung dengan program pengembangan SDM, dan tentang penyesuaian jadwal kegiatan pada hari efektif. pelaksanaannya dilakukan bersamaan dengan kegiatan proses belajar mengajar berlangsung.

149 Waw ancara dengan Tinduh di ruang kantor sekolah SDN 6 Bukit Tunggal, Pukul 09:00 WIB Sampai selesai, 20 Mei 2016.

Dokumen yang terkait

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Profil SDN Desa Purnama 1 Kecamatan Permata Intan Kabupaten Murung Raya - Problematika guru lulusan SMA dalam mengajar Pendidikan Agama Islam di SDN Desapurnama 1 Kecamatan Perma

0 0 37

Penerapan model Problem Based Learning (PBL) dan Direct Instruction (DI) terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa pada materi kalor dan perpindahannya Kelas VII Semester I MTs Muslimat NU Palangka Raya Tahun Ajaran 2015 / 2016. - Digital Library IAIN Pa

0 0 86

Pertimbangan Hakim Pengadilan Agama Palangka Raya dalam mengabulkan permohonan dispensasi kawin di bawah umur - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 25

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Pertimbangan Hakim Pengadilan Agama Palangka Raya dalam mengabulkan permohonan dispensasi kawin di bawah umur - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 124

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 10

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 28

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 25

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 29

The Role of Islamic Preachers in Social Construction of Society of Palangka Raya Central Kalimantan Province (Review of the Islamic Religious Speech Materials) - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 7

Public Perception of the Mother's Role in Children's Education (Sociological Study of Kahayan Riverside Society In Palangka Raya City of Central Kalimantan) - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 6