Metode Pengukuran Minat

6. Metode Pengukuran Minat

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengadakan pengukuran minat, menurut Nurkancana dan Sumartana (dalam Tomi Darmawan, 2007), yakni sebagai berikut:

a. Observasi

Pengukuran minat dengan metode observasi mempunyai satu keuntungan karena

Observasi dapat dilakukan dalam setiap situasi dan pencatatan hasil-hasil observasi dapat dilakukan selama observasi berlangsung.

b. Interview

Pelaksanaan interview biasanya lebih baik dilakukan dalam situasi yang tidak formal, sehingga percakapan akan dapat berlangsung lebih bebas.

c. Angket atau Kuesioner

Angket atau kuesioner jauh lebih efisien dalam penggunaan waktu, isi pertanyaan dalam kuesioner pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan pertanyaan dengan interview.

d. Inventori

Inventori adalah suatu metode untuk mengadakan pengukuran sejenis kuesioner, perbedaannya dalam kuesioner responden menulis jawaban yang relatif panjang, sedangkan inventori responden memberi jawaban dengan memberi tanda cek, lingkaran atau tanda yang lain yang berupa jawaban-jawaban singkat.

Seorang guru atau pendidik dapat menumbuhkan minat anak didik untuk belajar. Untuk itu pendidik harus mampu menggunakan metode belajar mengajar seperti metode diskusi dan tanya jawab atau dengan metode lain. Tegasnya seorang pendidik harus mampu menggunakan metode sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi oleh peserta didik sehingga memotivasi dan menumbuhkan minat dalam belajar. Seperti dalam firman Allah Swt, Surat An-Nahl ayat 125:

Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah

yang lebih mengetahui orang- 58 orang yang mendapat petunjuk”.

Tafsir Al-Azhar: Q.S An-Nahl ayat 125 : 59

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik . ” (pangkal ayat 125). Ayat ini adalah mengandung ajaran kepada Rasul saw tentang cara melancarkan dakwah, atau seruan terhadap manusia agar mereka berjalan di atas jalan Allah (Sabilillah). Sabilillah atau shirathal mustaqim, atau ad-dinul haqqu (agama yang benar). Nabi saw memegang tampuk pimpinan dalam melakukan dakwah itu. Kepadanya di tuntunkan oleh Tuhan bahwa di dalam melakukan dakwah hendaklah memakai tiga macam cara atau tiga akal budi yang mulia, dada yang lapang dan hati yang bersih menarik perhatian orang kepada agama, atau kepada kepercayaan terhadap Tuhan. Contoh- contoh kebijaksanaan itu selalu pula ditunjukkan Tuhan.

Yang kedua ialah Al- Mau’izhatul Hasanah, yang kita artikan pengajaran yang baik, atau pesan-pesan yang baik, yang disampaikan sebagai nasihat. Sebagai

pendidikan dan tuntunan sejak kecil. Sebab itu termasuklah dalam bidang “Al- Mau’izhatul Hasanah”, pendidikan ayah bunda dalam rumah tangga kepada anak-

anaknya, yang menunjukkan contoh beragama di hadapan anak-anaknya, sehingga menjadi kehidupan mereka pula. Termasuk juga pendidikan dan pengajaran dalam perguruan-perguruan.

Yang ketiga ialah “jadilhum billati hiya ahsan”, bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Kalau telah terpaksa timbul perbantahan atau pertukaran pikiran,

yang di zaman kita ini disebut polemic, ayat ini menyuruh agar dalam hal yang demikian kalau sudah tidak dapat diletakkan lagi pilihlah jalan yang sebaik-baiknya. Di antaranya ialah memperbedakan pokok soal yang tengah dibicarakan dengan perasaan benci atau saying kepada pribadi orang yang tengah diajak berbantah.

Dan di ujung ayat ini dengan tegas Tuhan mengatakan bahwa urusan memberi orang petunjuk atau menyesatkan orang, adalah hak Allah sendiri: “Sesungguhnya

Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk ”. (ujung ayat 125).

Kedudukan guru sangat strategis dalam meningkatkan minat belajar siswa, karena guru dalam peranannya adalah sebagai:

1. Agen perubahan

2. Berperan sebagai fasilitator yang menciptakan kondisi belajar dalam diri anak

3. Bertanggung jawab atas terciptanya hasil belajar subjek didik

5. Bertanggung jawab secara profesional meningkatkan kemampuannya

6. Menjunjung tinggi kode etik profesional. 60

Minat belajar siswa akan lebih meningkat apabila guru mampu menjalankan tugas dan peranannya sesuai dengan kewajibannya. Pembelajaran agama akan lebih mudah dilakukan oleh siswa dengan adanya minat belajar siswa baik yang datang dari dalam diri siswa maupun minat yang ditimbulkan karena pengaruh peran serta guru sebagai tenaga pendidik dan pengajar.

Beberapa langkah untuk menimbulkan minat belajar menurut Sudarnono (1994), yaitu: 61

1. Mengarahkan perhatian pada tujuan yang hendak dicapai

2. Mengenai unsur-unsur permainan dalam aktivitas belajar

3. Merencanakan aktivitas belajar dan mengikuti rencana itu

4. Pastikan tujuan belajar saat itu misalnya; menyelesaikan PR atau laporan

5. Dapatkan kepuasan setelah menyelesaikan jadwal belajar

6. Bersikaplah positif di dalam mengahadapi kegiatan belajar

7. Melatih kebebasan emosi selama belajar.

Dokumen yang terkait

Peraturan Menpan RB Nomor 61 Tahun 2018 Tentang Optimalisasi Pemenuhan Kebutuhan/Formasi Pegawai Negeri Sipil Dalam Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil/CPNS Tahun 2018 I pdf

0 0 8

SISTEM AKUNTANSI PENGELUARAN KAS PADA PERUSAHAAN SEQUIS LIFE DI MEDAN

0 4 71

PERAN BANK INDONESIA (BI) DALAM MENSTABILKAN PEREKONOMIAN INDONESIA MELALUI PENGENDALIAN INFLASI SKRIPSI MINOR

0 0 81

PENERAPAN AKAD MURABAHAH PADA BSM OTO DI BANK SYARIAH MANDIRI KC PEMATANGSIANTAR SKRIPSI MINOR

0 4 60

HUBUNGAN ANTARA PERAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU MENCONTEK SISWA DI MAN KISARAN SKRIPSI

2 2 125

PERBANDINGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA YANG DIAJARKAN DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL RECIPROCAL TEACHING DI SMP SWASTA AL-WASHLIYAH 8 MEDAN TAHUN AJARAN 20172018

1 2 203

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI ANAK DI PANTI GUNA SLB MELATI AISYIYAH MEDAN TEMBUNG SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

1 2 94

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU STEREOTYPE SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 MEDAN

0 1 125

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MTs HIFZIL QUR’AN MEDAN TAHUN AJARAN 20172018

1 1 176

PENGARUH STRATEGI BRAINSTORMING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA DI MIS-ALMANAR DESA TEMBUNG KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANGTAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi PersyaratanUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.P

0 1 160