Umum Mekanisme Algoritma Neural Network

BAB IV ANALISIS ALOKASI KANAL DINAMIK DENGAN ALGORITMA NEURAL NETWORK

4.1 Umum

Seperti telah dijelaskan pada Bab 3, proses alokasi kanal menggunakan algoritma neural network terdiri dari penentuan parameter yang digunakan yaitu layout sel yang digunakan, pola interferensi pada setiap sel, matriks compatibility, dan call demand yang digunakan. Selanjutnya apabila hasil telah didapatkan, maka input call demand ataupun matriks compatibility nilainya dapat diubah. Perubahan nilai call demand pada proses inilah yang dikatakan dinamik.

4.2 Mekanisme Algoritma Neural Network

Pada bab 3 telah dijelaskan mekanisme dari algoritma neural network, yaitu : 1. Masukan input Merupakan input dari parameter yang digunakan pada masalah penugasan kanal dimasukkan, seperti matrix C, jumlah sel, jumlah minimum kanal yang dibutuhkan.dan call demand atau matrix D. Berikut inisialisasi untuk alokasi kanal dinamik menggunakan algoritma neural network. Masukan input ncell=input Masukkan jumlah cell= 17 C=xlsread MatrixC.xlsx D=input Masukkan nilai call of demand matriks D: [14;15;18;17;22;25;16;20;21;10;26;24;7;13;12;8;19] nkanal=input Lower Bound= Universitas Sumatera Utara 126 2. Membuat daftar sel seseuai dengan urutan RNCrequired number channel Setelah memasukkan input dari parameter yang dibutuhkan, selanjutnya membuat daftar sel sesuai dengan urutan RCN required number channel. Daftar sel RCN dibutuhkan untuk mengurutkan jumlah call demand dari yang terbesar hingga yang terkecil. D1=sortD, descend for row=1:17 for i=1:17 if D1row== Di nomor_cell = i; D2row= nomor_cell; end end end D2=D2 cell_dan_call = [D2 D1]; RCN=cell_dan_call Panggilan yang pertama kali dilayani merupakan panggilan dengan nilai terbesar. Dan sel yang pertama kali digunakan untuk mengalokasikan kanal yaitu sel dengan nilai call demand terbesar. Hasil urutan sel dan call demand nya dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Hasil urutan call demand pada 17 sel Sel Call Demand 11 26 6 25 12 24 5 22 9 21 8 20 17 19 3 18 4 17 7 16 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Lanjutan Sel Call Demand 2 15 1 14 14 13 15 12 10 10 16 8 13 7 Dari Tabel 4.1 dapat dilihat kanal yang pertama dialokasikan terletak pada sel ke-11 dengan call demand sebesar 26 sehingga ada 26 kanal yang akan dialokasikan pada sel 11 untuk melayani 26 panggilan. Begitu seterusnya sampai sel yang yang terahir yaitu sel ke-13 dengan 17 panggilan yang harus dilayani. 3. Inisialisasi Pada inisialisasi, penugasan kanal dilakukan sesuai dengan urutan daftar RCN. Pada tahapan ini semua permintaan call demand dialokasikan tanpa melihat apakah ada panggilan yang terblok atau tidak . Pengalokasian sel pertama dilakukan sesuai dengan urutan dari RCN dimana nilai call demand terbesar yang dialokasikan terdahulu Alokasi cell dengan demand terbesar no 1sel 11 cell=cell_dan_call1,1 call=cell_dan_call1,2 cell1=cell; if sumsumCAP==0 f0=1; CAPcell,f0=1; cii=5; for n=1:call-1 F=f0+ cii; CAPcell,F=1; f0=F; end Universitas Sumatera Utara 4. Iterasi Pada iterasi atau proses update dikalaukan pengalokasian ulang pada sel yang terbloking. Dalam hal ini nilai dari cii pada sel yang terbloking diubah, dari yang bernilai 5 kemudian di update menjadi 6, tapi cii yang diubah hanya pada sel yang terbloking, untuk sel yang tidak terbloking nilai cii tidak diubah. Dalam simulasi proses update dilakukan sebanyak 3 kali, sehingga didapat pengalokasian kanal tanpa ada sel yang terbloking. Update1 pada sel 2, sel 4, sel 7, sel 11, sel 12 dan sel 14 nkanal=input Lower Bound cell 2= 85 Alokasi cell terbesar no 11 sel 2 cell=cell_dan_call11,1; call=cell_dan_call11,2; cell11=cell; if C1cell1,cell11== 0C1cell2,cell11==2C1cell3,cell11==0C1cell4,cell11 ==2C1cell5,cell11==0C1cell6,cell11==0C1cell7,cel l11==0C1cell8,cell11==2C1cell9,cell11==0C1cell10 ,cell11==0CAPcell1,1== 1 f0=1; CAPcell11,f0=1; cii=6; for n=1:call-1 F=f0+ cii; CAPcell11,F=1; f0=F; end end Update2 untuk sel 1, sel 6, sel 9, sel 10, sel 13, sel 17 nkanal=input Lower Bound cell 1= 78 Alokasi cell terbesar no 12 sel 1 cell=cell_dan_call12,1; call=cell_dan_call12,2; cell12=cell; if C1cell1,cell12== 0C1cell2,cell12==0C1cell3,cell12==0C1cell4,cell12 ==2C1cell5,cell12==0C1cell6,cell12==0C1cell7,cel l12==0C1cell8,cell12==2C1cell9,cell12==2 elseif C1cell10,cell12==0C1cell11,cell12==2CAPcell1,1== 1 f0=3; CAPcell12,f0=1; Universitas Sumatera Utara cii=6; for n=1:call-1 F=f0+ cii; CAPcell12,F=1; f0=F; end end Update3 untuk sel 3, sel 5, sel 8, sel 15, sel 16 nkanal=input Lower Bound cell 3= 103 Alokasi cell terbesar no 8 sel 3 cell=cell_dan_call8,1; call=cell_dan_call8,2; cell8=cell; if C1cell1,cell8== 0C1cell2,cell8==2C1cell3,cell8==0C1cell4,cell8== 0C1cell5,cell8==0C1cell6,cell8==0C1cell7,cell8== 0CAPcell1,1== 1 f0=5; CAPcell8,f0=1; cii=6; for n=1:call-1 F=f0+ cii; CAPcell8,F=1; f0=F; end end 5. Hitung energi E Untuk masalah penugasan kanal, energi erat kaitannya dengan jumlah panggilan yang terbloking atau panggilan yang jatuh. Sehingga untuk mencapai energi E=0 maka jumlah panggilan yang terblocking harus diminimalkan. Nilai energi didapat dengan menghitung selisih antar jumlah panggilan yang tersedia dengan jumlah panggilan yang terlayani . Hitung Energi Inisialisasi RCN=sumD ACN=sumD1+D3+D5+D6+D8+D9+D10+D13+D15+D16+D17 Energi=RCN-ACN Bloking=Energi Universitas Sumatera Utara Untuk melihat keseluruhan program yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 1 dan untuk melihat data hasil pengalokasian dapat dilihat pada Lampiran 2.

4.3 Hasil Simulasi Pengalokasian Kanal