Praktik MAKANAN TAMBAHAN TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOHARJO Hubungan Sikap Dan Praktik Ibu Selama Program Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Sragen.

E. Program Pemberian Makanan Tambahan

Makanan tambahan adalah makanan bergizi sebagai tambahan selain makanan utama bagi kelompok sasaran guna memenuhi kebutuhan gizi. Program Pemberian Makanan Tambahan adalah program penyediaan anggaran dari Kementerian Kesehatan RI untuk kegiatan PMT Penyuluhan dan PMT Pemulihan melalui dana Bantuan Operasional Kesehatan untuk mengatasi kekurangan gizi yang terjadi pada kelompok usia balita. PMT Pemulihan bagi anak usia 6-59 bulan dimaksudkan sebagai tambahan, bukan sebagai pengganti makanan utama sehari- hari Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI, 2011. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan menganalisis pengaruh pemberi makanan tambahan sera faktor sikap dan praktik ibu selama program Pemberian Makanan Tambahan terhadap status gizi balita. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Sragen. Alasan pemilihan tempat penelitian ini karena berdasarkan survei awal diketaui bahwa di wilayah kerja puskesmas Sidoharjo terdapat balita gizi kurang cukup banyak dibanding wilayah lain. Populasi dari penelitian ini adalah semua balita dengan gizi kurang dari keluarga miskin yang mendapatkan PMT selama 90 hari di wilayah kerja Puskesmas Sidoharjo Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen yaitu 50 balita. Besar sampel penelitian ditentukan dengan populasi terbatas dengan rumus Lamesshow1997 : Keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi Z = Nilai Z pada derajad kemaknaan 5 1,96 d = Derajat penyimpangan populasi yang diinginkan 100,1 P = Proporsi penelitian terdahulu 53 0,53 Zulaekah, 2007 Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 33 balita. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat

A. Distribusi Responden Menurut Pendidikan

Sebaran responden menurut pendidikan disajikan pada tabel .1 Tabel 1.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Frekuensi Persentase SD 10 30,3 SMP 15 45,5 SMA 6 18,2 PT 2 6,1 Total 33 100.0 Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa separuh lebih 69,8 pendidikan responden menengah keatas SLTP,SLTA,PT, dibandingkan dengan program wajib belajar pemerintah 9 tahun.

B. Distribusi Menurut

Jenis Kelamin Balita Sebaran responden menurut jenis kelamin balita disajikan pada tabel .1 Tabel 2.Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Balita Jenis kelamin Frekuensi Persentase Laki-laki 17 51,5 Perempuan 16 48,5 Total 33 100 Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa jumlah balita laki- laki yang berstatus gizi kurang pada awal program Pemberian Makanan Tambahan hampir sama dengan jumlah balita perempuan yang berstatus gizi kurang. Hal ini menunjukkan bahwa balita laki laki dan perempuan memiliki peluang yang sama mengalami gizi kurang.

C. Distribusi Responden Menurut Sikap

Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai nilai sikap responden diperoleh rata-rata nilai sikap adalah 56,12 dengan nilai terendah 44 dan nilai tertinggi 68. Bila dikategorikan maka distribusi responden sebagai berikut : Tabel 3.Distribusi Frekuesi Responden berdasarkan Sikap Sikap Frekuensi Persentase Mendukung 14 42,2 Tidak mendukung 19 57,6 Total 33 100.0 Pada 33 responden dapat dilihat bahwa 14 responden memiliki sikap yang mendukung dan 19 tidak mendukung terhadap pelaksanaan Program Pemberian Makanan Tambahan untuk meningkatkan status gizi balita.

D. Distribusi Responden Menurut Praktik

Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai nilai praktik responden diperoleh rata- rata nilai praktik adalah 14,66 dengan nilai terendah 11 dan nilai tertinggi 17. Bila dikategorikan maka distribusi responden sebagai berikut : Tabel 4.Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Praktik Praktik Frekuensi Persentase Baik 20 60,6 Kurang baik 13 39,4 Total 33 100.0 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki nilai praktik yang baik adalah 20 60,6 dan yang kurang baik 13 39,4.

E. Perubahan Status Gizi

Gambaran perkembangan status gizi balita setelah mengikuti

Dokumen yang terkait

Pengaruh Konseling Gizi Pada Ibu Balita terhadap Pola Asuh dan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Amplas

3 67 84

KARYA TULIS ILMIAH Hubungan Sikap Dan Praktik Ibu Selama Program Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Sragen.

0 3 17

PENDAHULUAN Hubungan Sikap Dan Praktik Ibu Selama Program Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Sragen.

0 2 4

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Sikap Dan Praktik Ibu Selama Program Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Sragen.

0 3 4

HUBUNGAN KUALITAS HIDUP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO Hubungan Kualitas Hidup Ibu dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Mojolaban Sukoharjo.

0 0 10

HUBUNGAN KUALITAS HIDUP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO Hubungan Kualitas Hidup Ibu dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Mojolaban Sukoharjo.

0 2 14

(ABSTRAK) HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN KELUARGA, PENGETAHUAN GIZI IBU, DAN POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2010.

0 1 3

HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN KELUARGA, PENGETAHUAN GIZI IBU, DAN POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2010 TAHUN 2010.

0 1 86

PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN MODIFIKASI TERHADAP STATUS GIZI BALITA

0 0 6

Pengaruh Program Pemberian Makanan Tambahan Pabrikan Dan Konseling Gizi Terhadap Peningkatan Status Gizi Balita Kurus Di Wilayah Puskesmas Limbangan Kabupaten Kendal - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 0 13