Sediaan Gel dan Absorbsi Obat Melalui Kulit

khususnya campuran etanol-air.Etanol 70 volume sangat efektif dalam menghasilkan jumlah bahan aktif yang optimal, dimana bahan balas hanya sedikit turut ke dalam cairan pengekstraksi Voigt, 1995.

3. Sediaan Gel dan Absorbsi Obat Melalui Kulit

a. Sediaan Gel Gel merupakan sediaan semipadat digunakan pada kulit, umumnya sediaan tersebut berfungsi sebagai pembawa pada obat-obat topikal, sebagai pelunak kulit, atau sebagai pembalut pelindung atau pembalut penyumbat oklusif Lachman dkk., 1994. Gel didefinisikan sebagai suatu sistem setengah padat yang terdiri dari suatu dispersi yang tersusun baik dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar dan saling diresapi cairan Allen et al., 2005. Gel adalah sistem semipadat dimana fase cairnya dibentuk didalam suatu matriks polimer tiga dimensi terdiri dari gom alam atau gom sintesis yang tingkat ikatan silang fisik atau kadang–kadang kimia-nya yang tinggi. Gel dibuat dengan proses peleburan, atau diperlukan statu prosedur khusus berkenaan dengan sifat mengembang dari gel Lachman dkk., 1989. Idealnya pemilihan gelling agent dalarn sediaan farmasi dan kosmetik harus inert, aman dan tidak bereaksi dengan komponen lain. Penambahan gelling agent dalam formula perlu dipertimbangkan yaitu tahan selama penyimpanan dalam tube selama pemakaian topikal.Beberapa gel, terutama polisakarida alami peka terhadap penurunan jumlah mikroba.Penambahan bahan pengawet perlu untuk mencegah kontaminasi dan hilangnya karakter gel dalam kaitannya dengan mikrobial Lieberman dkk., 1996. b. Pembentuk Gel Ada beberapa komponen pembentuk gel diantaranya: 1. Polimer Alami Natural Polymers Getah alam telah digunakan dalam perdagangan sejak dahulu.Polimer alami ini berbentuk polisakarida rantai bercabang.Kebanyakan bersifat anionik bermuatan negatif dalam larutan air atau dispersi, walaupun sedikit seperti guar gum, yang merupakan molekul alami.Getah alami ini mendukung terbentuknya mikrobia, oleh karena itu ditambahkan pengawet. Contoh dari polimer alami: alginate, carrageenan, pectin, dan kitosan. 2. Polimer Akrilik Carbomer 934P merupakan nama resmi dari polimer akrilik yang terkait dengan eter polyakenyl. Carbopol digunakan sebagai agen pengencer pada berbagai produk farmasi dan kosmetik. 3.Derivatif Selulosa Derivatif selolosa ini banyak kegunaan nya yang merupakan turunan dari selulosa, struktur polimer alaminya ditemukan pada tanaman. Contoh derivatif dari selulosa adalah: karboksimetilselulosa, metilselulosa dan hidroksipropil Lieberman dkk., 1996. c. Metode pembuatan Dalam pembuatan gel semua bahan harus dilarutkan dahulu pada pelarut atau zat pembawanya sebelum penambahan gelling agentAllen, 2002.Dalam pembutan gel ini menggunakangelling agent kitosan dimana kitosan dilarutkan pada kondisi asam, maka kitosan dilarutkan terlebih dahulu dengan asam nya dengan pengadukan hingga larut.Setelah itu baru ditambahkan bahan pembawa vehicle yang sebelumnya telah dicampur terlebih dahulu lalu hasil campuran nya di campur dengan homomixer selama 5 menit pada 5000rpm hingga homogen. d. Kontrol kualitas Evaluasi preparasi gel meliputi : evaluasi dari segi penampilan, pH, keseragaman kandungan obat, viskositas,daya sebar, uji permeabilitas dan aktivitas antimikroba. Semuagel ini secara visual diperiksa untuk kejelasan, warna yang homogen,adanya partikel dan seratJyotsana et al., 2010. 1 Penampilan: pada AVG Gel yang menggunakan Carbopol 934P dan HPMC penampilan nya berwarna seperti susu putih dan kekuningan transparan., sedangkan gel dari Sodiumalginat dan metil selulosa penampilan nya buram. Sediaan gel yang baik adalah gel yang penampilan nya bening atau transparan. 2 Penentuan pH: nilai pH pada sedian topikal yang baik adalah nilai pH yang mendekati pH kulit yang berkisar antara 5 - 6,5. 3Keseragaman kandungan obat: sedian obat hendaknya memiliki kandungan obat yang seragam sehingga dapat menghasilkan efek terapeutik yang seragam pula, tidak berlebihan toksik dan tidak kurang tak berefek. 4 Viskositas: viskositas berhubungan dengan kekentalan suatu sediaan. Sedian gel seharusnya tidak terlau encer dan tidak pula terlalu kental karena akan kesulitan dalam penggunaan nya. 5 Daya sebar: daya sebar dapat dihubungkan dengan viskositas sedian, dimana dengan meningkatnya viskositas kemampuan daya sebarnya akan menurun. e. Absorbsi Obat Melalui Kulit Difusi melintasi stratum korneum merupakan tahap penentuan kecepatan dalam absorpsi perkutan melalui kulit yang utuh. Prinsip absorbsi obat melalui kulit adalah difusi pasif yaitu proses di mana suatu substansi bergerak dari daerah suatu sistem ke daerah lain dan terjadi penurunan kadar gradien diikuti bergeraknya molekul Anief, 1997. Absorpsi perkutan dari kebanyakan obat dihambatdibatasi oleh sifat permeabilitas kulit yaitu tahap batasan kecepatan berupa difusi melintasi stratum korneum atau sawar kulit. Difusi melalui kulit selalu merupakan proses pasif dan mengikuti Hukum Fick dan kecepatan difusi dapat ditulis dengan rumus: P. A. ∆ ……..……………………………………… Rumus hukum Fick Keterangan: C = besarnya kadar gradien melintasi membran A = luas daerah P = koefisien permeabilitas. Obat yang mempunyai afinitas kuat terhadap dasar salep menunjukkan koefisien aktivitas yang rendah, akibatnya pelepasan obat terhadap dasar salep akan tinggi bila afinitas obat terhadap dasar salep rendah. Koefisien partisi suatu zat dengan kemampuan penetrasinya menembus kulit orang dapat dirumuskan sebagai berikut: K. P . …………………………………………..… Rumus koefisien partisi Keterangan: Ks = kadar obat dalam stratum korneum. Kd.s = kadar obat dalam dasar salep. Kadar obat dalam lapisan atas stratum korneum dan dasar salep yaitu K.P. Koefisien permeabilitas: P . . …………………………………… Rumus koefisien permeabilitas Keterangan: K.P = koefisien partisi antara kulit dan dasar salep. D = konstanta difusi obat dalam sawar kulit. H = tebal sawar kulit. Hukum Fick yang diperluas menunjukkan bahwa kecepatan difusi obat menembus sawar kulit tergantung langsung pada koefisien partisi dan pada kadar obat yang terlarut dalam dasar salep Anief, 2005. Faktor–faktor yang mempengaruhi absorpsi bahan obat dari sediaannya kedalam kulit: 1 Sifat kulit, yaitu kondisi kulit, jenis kulit, dan perlakuan kulit. 2 Sifat dan pengaruh bahan obat, yaitu konsentrasi, kelarutan di dalam basis, ukuran molekul, daya difusi, kecepatan pelarutan, daya disosiasi, distribusi antara fase basis, situasi distribusi antara salap dan kulit koefisien distribusi, kelarutan dan lemak kulit, ikatan pada protein kulit, dan ukuran butiran dan distribusi butiran. 3 Sifat dan pengaruh sediaan obat, yaitu sifat pembawa hidrofil, lipofil, jenis emulsi, tingkat keteraturan fase pembentuk perancah ketergantungan dari teknik pembuatan, komposisi pembawa pembawa sorpsi, pembasahan kulit oleh pembawa penambahan tensid, viskositas pembawa, perubahan pembawa pada kulit penguapan, perubahan kulit akibat pembawa peningkatan hidratasi, dan penyebaran pada kulit bidang pelindung, tebal lapisan Voigt 1995.

4. Luka Bakar

Dokumen yang terkait

FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera (L.) Webb) DENGAN GELLING AGENT KITOSAN FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera (L.) Webb) DENGAN GELLING AGENT KITOSAN DAN UJI EFEK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR.

0 1 15

FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera (L.) Webb) DENGAN GELLING AGENT FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera (L.) Webb) DENGAN GELLING AGENT KARBOPOL 934 DAN UJI EFEK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR.

0 0 16

PENDAHULUAN FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera (L.) Webb) DENGAN GELLING AGENT KARBOPOL 934 DAN UJI EFEK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR.

5 19 21

DAFTAR PUSTAKA FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera (L.) Webb) DENGAN GELLING AGENT KARBOPOL 934 DAN UJI EFEK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR.

0 3 4

FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera (L.) Webb.) DENGAN GELLING AGENT FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera (L.) Webb.) DENGAN GELLING AGENT HIDROKSIPROPIL METIL SELULOSA DAN UJI EFEK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR.

0 0 20

PENDAHULUAN FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera (L.) Webb.) DENGAN GELLING AGENT HIDROKSIPROPIL METIL SELULOSA DAN UJI EFEK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR.

0 3 23

DAFTAR PUSTAKA FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera (L.) Webb.) DENGAN GELLING AGENT HIDROKSIPROPIL METIL SELULOSA DAN UJI EFEK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR.

0 0 4

FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOL DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera (L.) Webb) DENGAN GELLING AGENT Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Lidah Buaya (Aloe vera (L.) Webb) Dengan Gelling Agent Karbopol 934 Dan Aktivitas Antibakterinya Terhadap Staphyloc

1 4 11

FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera (L.) Webb.) DENGAN GELLING AGENT GELATIN Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera (L.) Webb.) Dengan Gelling Agentgelatin Dan Uji Efek Penyembuhan Luka Bakar.

0 2 12

BAB I Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera (L.) Webb.) Dengan Gelling Agentgelatin Dan Uji Efek Penyembuhan Luka Bakar.

0 9 12