Penafsiran Interpretasi Metode Penelitian
Apriliani Hardiyanti Hariyono, 2015 PERKEMBANGAN SENI PERTUNJUKAN LONGSER DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN 1975 - 2002
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
Terdapat dua jenis kritik yang ada di dalam kritik sumber, diantaranya yaitu kritik eksternal dan kritik internal. Menurut Darmadi 2013, hlm. 251 kritik
eksternal merupakan analisis terhadap suatu data untuk menetapkan keaslian atau autentitas data tersebut dan tergantung pada bentuk alami yang diteliti, misalnya
tanda tangan asli, analisis kimiawi, dan metode penggalan dengan karbon atau carbon dating of artifacts. Sedangkan kritik internal pada umumnya merupakan
suatu usaha analisis untuk menjawab pertanyaan yang menyangkut akurasi, nilai dokumen, dan autentitas peninggalan yang telah diperoleh dari lapangan.
Ismaun 2005, hlm. 48 menambahkan bahwa pada tahap kedua dalam metode sejarah yaitu kritik, timbul kesulitan yang sangat besar dalan penelitian.
Hal ini dikarenakan kebenaran sejarah tidak dapat didekati secara langsung dan karena sifat sumber sejarah juga tidak lengkap serta kesulitan menemukan
sumber-sumber yang diperlukan dan dapat dipercaya. Sehingga agar peneliti dapat menemukan sumber yang relevan dan otentik, maka peneliti harus melakukan
kritik eksternal dan kritik internal terhadap sumber-sumber sejarah yang ditemukannya.
Dengan demikian kritik sumber ditujukan untuk menguji kebenaran fakta setelah melalui berbagai penelusuran kritik, analisis, dan perbandingan antara
sumber-sumber sejarah yang diperoleh. Untuk menguji kebenaran kesaksian yang dituturkan pelaku dan saksi sejarah mengen
ai “Perkembangan Seni Pertunjukan Longser di Kabupaten Bandung Tahun 1975-
2002”, diperlukan kriteria-kriteria tertentu dan kredibilitas kesaksian. Kredibilitas saksi dapat dilihat dari usia saksi,
ingatan saksi, kejujuran saksi, apakah saksi sezaman dengan peristiwa yang terjadi, biografi saksi, pendidikan, dan pengetahuan saksi mengenai seni
pertunjukan Longser.