RETRIBUSI PERAN MASYARAKAT PERDA KOTA TUAL NO 08 THN 2013 BANGUNAN GEDUNG

36 4. Pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung mengikuti prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja K3. Paragraf 4 Pengawasan Pembongkaran Bangunan Gedung Pasal 105 1. Pengawasan pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103 ayat 2 dan Pasal 104 dilakukan oleh penyedia jasa pengawasan yang memiliki sertifikat sesuai dengan peraturan perundang- undangan. 2. Hasil pengawasan pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaporkan secara berkala kepada pemerintah daerah. 3. Pemerintah daerah melakukan pengawasan secara berkala atas kesesuaian laporan pelaksanaan pembongkaran dengan rencana teknis pembongkaran.

BAB V RETRIBUSI

Bagian Pertama Umum Pasal 106 1. Sebelum memulai pekerjaan, pemohon IMB wajib membayar retribusi terlebih dahulu; 2. Besarnya retribusi diberitahukan kepada pemohon secara tertulis; 3. Pembayaran retribusi IMB tersebut ayat 1 dilakukan selambat-lambatnya 15 hari kerja setelah surat pemberitahuan diterima oleh pemohon; 4. Retribusi yang telah dibayarkan tidak bisa diminta kembali; 5. Balik nama atas IMB dikenakan biaya retribusi sebesar 10 dari besarnya perhitungan kembali retribusi IMB yang bersangkutan. Pasal 107 Biaya Izin MendirikanMengubah Bangunan IMB 1. Biaya IMB terdiri dari : a. biaya formulir pendaftaran; b. biaya periksaan gambarkoreksi gambar yang meliputi arsitektur dan konstruksi; c. biaya pengawasan; d. biaya sempadan; besarnya akan ditetapkan dengan keputusan Walikota; 2. Besarnya biaya-biaya tersebut pada ayat 1 diatas ditetapkan berdasarkan pada nilai bangunan, lokasi bangunan, status bangunan, kelas bangunan, tingkat bangunan, dan luas lantai bangunan.

BAB VI PERAN MASYARAKAT

Bagian Pertama Pemantauan dan Penjagaan Ketertiban Pasal 108 1. Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, masyarakat dapat berperan untuk memantau dan menjaga ketertiban, baik dalam kegiatan pembangunan, pemanfaatan, pelestarian, maupun kegiatan pembongkaran bangunan gedung. 2. Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan secara objektif, dengan penuh tanggung jawab, dan dengan tidak menimbulkan gangguan 37 danatau kerugian bagi pemilik danatau pengguna bangunan gedung, masyarakat dan lingkungan. 3. Masyarakat melakukan pemantauan melalui kegiatan pengamatan, penyampaian masukan, usulan, dan pengaduan. 4. Dalam melaksanakan pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, masyarakat dapat melakukannya baik secara perorangan, kelompok, organisasi kemasyarakatan, maupun melalui tim ahli bangunan gedung. 5. Berdasarkan pemantauannya, masyarakat melaporkan secara tertulis kepada Pemerintah danatau pemerintah daerah terhadap: a. indikasi bangunan gedung yang tidak laik fungsi; danatau b. bangunan gedung yang pembangunan, pemanfaatan, pelestarian, danatau pembongkarannya berpotensi menimbulkan gangguan dan atau bahaya bagi pengguna, masyarakat, dan lingkungannya. Pasal 109 Pemerintah danatau pemerintah daerah wajib menindaklanjuti laporan pemantauan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108 ayat 5, dengan melakukan penelitian dan evaluasi, baik secara administratif maupun secara teknis melalui pemeriksaan lapangan, dan melakukan tindakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta menyampaikan hasilnya kepada masyarakat. Pasal 110 1. Masyarakat ikut menjaga ketertiban penyelenggaraan bangunan gedung dengan mencegah setiap perbuatan diri sendiri atau kelompok yang dapat mengurangi tingkat keandalan bangunan gedung danatau mengganggu penyelenggaraan bangunan gedung dan lingkungannya. 2. Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, masyarakat dapat melaporkan secara lisan danatau tertulis kepada instansi yang berwenang atau kepada pihak yang berkepentingan atas perbuatan setiap orang. 3. Ketentuan lebih lanjut mengenai penjagaan ketertiban sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 diatur dengan peraturan daerah. Pasal 111 Instansi yang berwenang wajib menindaklanjuti laporan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 110 ayat2 dengan melakukan penelitian dan evaluasi baik secara administratif maupun secara teknis melalui pemeriksaan lapangan, dan melakukan tindakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta menyampaikan hasilnya kepada masyarakat. Bagian Kedua Pemberian Masukan terhadap Penyusunan danatau Penyempurnaan Peraturan, Pedoman, dan Standar Teknis Pasal 112 1. Masyarakat dapat memberikan masukan terhadap penyusunan danatau penyempurnaan peraturan, pedoman, dan standar teknis di bidang bangunan gedung kepada pemerintah pusat danatau pemerintah daerah. 2. Masukan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 disampaikan baik secara perorangan, kelompok, organisasi kemasyarakatan, maupun melalui tim ahli bangunan gedung dengan mengikuti prosedur dan berdasarkan pertimbangan nilai-nilai sosial budaya setempat. 3. Masukan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 menjadi pertimbangan pemerintah pusat danatau pemerintah daerah dalam penyusunan danatau penyempurnaan peraturan, pedoman, dan standar teknis di bidang bangunan gedung. 38 Bagian Ketiga Penyampaian Pendapat dan Pertimbangan Pasal 113 1. Masyarakat dapat menyampaikan pendapat dan pertimbangan kepada instansi yang berwenang terhadap penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan, rencana teknis bangunan gedung tertentu danatau kegiatan penyelenggaraan yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan agar masyarakat yang bersangkutan ikut memiliki dan bertanggung jawab dalam penataan bangunan dan lingkungannya. 2. Pendapat dan pertimbangan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 disampaikan baik secara perorangan, kelompok, organisasi kemasyarakatan, maupun melalui tim ahli bangunan gedung dengan mengikuti prosedur dan dengan mempertimbangkan nilai-nilai sosial budaya setempat. Pasal 114 1. Pendapat dan pertimbangan masyarakat untuk rencana teknis bangunan gedung tertentu danatau kegiatan penyelenggaraan yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan, dapat disampaikan melalui tim ahli bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 dan Pasal 77 atau dibahas dalam dengar pendapat publik yang difasilitasi oleh pemerintah daerah, kecuali untuk bangunan gedung fungsi khusus difasilitasi oleh Pemerintah melalui koordinasi dengan pemerintah daerah. 2. Hasil dengar pendapat publik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat menjadi pertimbangan dalam proses penetapan rencana teknis oleh pemerintah pusat danatau pemerintah daerah. Bagian Keempat Pelaksanaan Gugatan Perwakilan Pasal 115 Masyarakat dapat mengajukan gugatan perwakilan ke pengadilan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 116 Masyarakat yang dapat mengajukan gugatan perwakilan adalah: a. Perorangan atau kelompok orang yang dirugikan, yang mewakili para pihak yang dirugikan akibat adanya penyelenggaraan bangunan gedung yang mengganggu, merugikan, atau membahayakan kepentingan umum; atau b. Perorangan atau kelompok orang atau organisasi kemasyarakatan yang mewakili para pihak yang dirugikan akibat adanya penyelenggaraan bangunan gedung yang mengganggu, merugikan, atau membahayakan kepentingan umum.

BAB VII PERMOHONAN BANDING KEPADA DPRD