36
4. Pelaksanaan  pembongkaran  bangunan  gedung  mengikuti  prinsip-prinsip
keselamatan dan kesehatan kerja K3.
Paragraf 4 Pengawasan Pembongkaran Bangunan Gedung
Pasal 105
1. Pengawasan  pelaksanaan  pembongkaran  bangunan  gedung  sebagaimana
dimaksud  dalam  Pasal  103  ayat  2  dan  Pasal  104  dilakukan  oleh  penyedia  jasa pengawasan  yang  memiliki  sertifikat  sesuai  dengan  peraturan  perundang-
undangan. 2.
Hasil  pengawasan  pelaksanaan  pembongkaran  bangunan  gedung  sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaporkan secara berkala kepada pemerintah daerah.
3. Pemerintah  daerah  melakukan  pengawasan  secara  berkala  atas  kesesuaian
laporan pelaksanaan pembongkaran dengan rencana teknis pembongkaran.
BAB V RETRIBUSI
Bagian Pertama Umum
Pasal 106
1. Sebelum  memulai  pekerjaan,  pemohon  IMB  wajib  membayar  retribusi  terlebih
dahulu; 2.
Besarnya retribusi diberitahukan kepada pemohon secara tertulis; 3.
Pembayaran  retribusi  IMB  tersebut  ayat  1  dilakukan  selambat-lambatnya  15 hari kerja setelah surat pemberitahuan diterima oleh pemohon;
4. Retribusi yang telah dibayarkan tidak bisa diminta kembali;
5. Balik  nama  atas  IMB  dikenakan  biaya  retribusi  sebesar  10  dari  besarnya
perhitungan kembali retribusi IMB yang bersangkutan.
Pasal 107
Biaya Izin MendirikanMengubah Bangunan IMB 1.
Biaya IMB terdiri dari : a.
biaya formulir pendaftaran; b.
biaya  periksaan  gambarkoreksi  gambar  yang  meliputi  arsitektur  dan konstruksi;
c. biaya pengawasan;
d. biaya sempadan;
besarnya akan ditetapkan dengan keputusan Walikota; 2.
Besarnya biaya-biaya tersebut pada ayat 1 diatas ditetapkan berdasarkan pada nilai  bangunan,  lokasi  bangunan,  status  bangunan,  kelas  bangunan,  tingkat
bangunan, dan luas lantai bangunan.
BAB VI PERAN MASYARAKAT
Bagian Pertama Pemantauan dan Penjagaan Ketertiban
Pasal 108
1. Dalam  penyelenggaraan  bangunan  gedung,  masyarakat  dapat  berperan  untuk
memantau  dan  menjaga  ketertiban,  baik  dalam  kegiatan  pembangunan, pemanfaatan, pelestarian, maupun kegiatan pembongkaran bangunan gedung.
2. Pemantauan  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  1  dilakukan  secara  objektif,
dengan  penuh  tanggung  jawab,  dan  dengan  tidak  menimbulkan  gangguan
37
danatau  kerugian  bagi  pemilik  danatau  pengguna  bangunan  gedung, masyarakat dan lingkungan.
3. Masyarakat melakukan pemantauan melalui kegiatan pengamatan, penyampaian
masukan, usulan, dan pengaduan. 4.
Dalam  melaksanakan  pemantauan  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  1, masyarakat  dapat  melakukannya  baik  secara  perorangan,  kelompok,  organisasi
kemasyarakatan, maupun melalui tim ahli bangunan gedung. 5.
Berdasarkan  pemantauannya,  masyarakat  melaporkan  secara  tertulis  kepada Pemerintah danatau pemerintah daerah terhadap:
a. indikasi bangunan gedung yang tidak laik fungsi; danatau
b. bangunan  gedung  yang  pembangunan,  pemanfaatan,  pelestarian,  danatau
pembongkarannya  berpotensi  menimbulkan  gangguan  dan  atau  bahaya bagi pengguna, masyarakat, dan lingkungannya.
Pasal 109
Pemerintah danatau pemerintah daerah wajib menindaklanjuti laporan pemantauan masyarakat  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  108  ayat  5,  dengan  melakukan
penelitian  dan  evaluasi,  baik  secara  administratif  maupun  secara  teknis  melalui pemeriksaan  lapangan,  dan  melakukan  tindakan  sesuai  dengan  peraturan
perundang-undangan serta menyampaikan hasilnya kepada masyarakat.
Pasal 110
1. Masyarakat  ikut  menjaga  ketertiban  penyelenggaraan  bangunan  gedung  dengan
mencegah  setiap  perbuatan  diri  sendiri  atau  kelompok  yang  dapat  mengurangi tingkat  keandalan  bangunan  gedung  danatau  mengganggu  penyelenggaraan
bangunan gedung dan lingkungannya. 2.
Dalam  melaksanakan  ketentuan  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  1, masyarakat  dapat  melaporkan  secara  lisan  danatau  tertulis  kepada  instansi
yang  berwenang  atau  kepada  pihak  yang  berkepentingan  atas  perbuatan  setiap orang.
3. Ketentuan  lebih  lanjut  mengenai  penjagaan  ketertiban  sebagaimana  dimaksud
pada ayat 1 dan ayat 2 diatur dengan peraturan daerah.
Pasal 111
Instansi  yang  berwenang  wajib  menindaklanjuti  laporan  masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 110
ayat2  dengan  melakukan  penelitian  dan evaluasi  baik  secara  administratif  maupun  secara  teknis  melalui  pemeriksaan
lapangan,  dan  melakukan  tindakan  sesuai  dengan  peraturan  perundang-undangan serta menyampaikan hasilnya kepada masyarakat.
Bagian Kedua Pemberian Masukan terhadap Penyusunan danatau Penyempurnaan Peraturan,
Pedoman, dan Standar Teknis Pasal 112
1. Masyarakat  dapat  memberikan  masukan  terhadap  penyusunan  danatau
penyempurnaan  peraturan,  pedoman,  dan  standar  teknis  di  bidang  bangunan gedung kepada pemerintah pusat danatau pemerintah daerah.
2. Masukan  masyarakat  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  1  disampaikan  baik
secara  perorangan,  kelompok,  organisasi  kemasyarakatan,  maupun  melalui  tim ahli
bangunan gedung
dengan mengikuti
prosedur dan
berdasarkan pertimbangan nilai-nilai sosial budaya setempat.
3. Masukan  masyarakat  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  1  menjadi
pertimbangan pemerintah pusat danatau pemerintah daerah dalam penyusunan danatau  penyempurnaan  peraturan,  pedoman,  dan  standar  teknis  di  bidang
bangunan gedung.
38
Bagian Ketiga Penyampaian Pendapat dan Pertimbangan
Pasal 113
1. Masyarakat  dapat  menyampaikan  pendapat  dan  pertimbangan  kepada  instansi
yang  berwenang  terhadap  penyusunan  rencana  tata  bangunan  dan  lingkungan, rencana  teknis  bangunan  gedung  tertentu  danatau  kegiatan  penyelenggaraan
yang  menimbulkan  dampak  penting  terhadap  lingkungan  agar  masyarakat  yang bersangkutan  ikut  memiliki  dan  bertanggung  jawab  dalam  penataan  bangunan
dan lingkungannya.
2. Pendapat  dan  pertimbangan  masyarakat  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  1
disampaikan  baik  secara  perorangan,  kelompok,  organisasi  kemasyarakatan, maupun  melalui  tim  ahli  bangunan  gedung  dengan  mengikuti  prosedur  dan
dengan mempertimbangkan nilai-nilai sosial budaya setempat.
Pasal 114
1. Pendapat dan pertimbangan masyarakat untuk rencana teknis bangunan gedung
tertentu danatau kegiatan penyelenggaraan yang menimbulkan dampak penting terhadap  lingkungan,  dapat  disampaikan  melalui  tim  ahli  bangunan  gedung
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 dan Pasal 77 atau dibahas dalam dengar pendapat  publik  yang  difasilitasi  oleh  pemerintah  daerah,  kecuali  untuk
bangunan  gedung  fungsi  khusus  difasilitasi  oleh  Pemerintah  melalui  koordinasi dengan pemerintah daerah.
2. Hasil dengar pendapat publik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat menjadi
pertimbangan  dalam  proses  penetapan  rencana  teknis  oleh  pemerintah  pusat danatau pemerintah daerah.
Bagian Keempat Pelaksanaan Gugatan Perwakilan
Pasal 115
Masyarakat  dapat  mengajukan  gugatan  perwakilan  ke  pengadilan  sesuai  dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 116
Masyarakat yang dapat mengajukan gugatan perwakilan adalah: a.
Perorangan atau kelompok  orang yang  dirugikan, yang mewakili  para  pihak yang  dirugikan  akibat  adanya  penyelenggaraan  bangunan  gedung  yang
mengganggu, merugikan, atau membahayakan kepentingan umum; atau b.
Perorangan  atau  kelompok  orang  atau  organisasi  kemasyarakatan  yang mewakili  para  pihak  yang  dirugikan  akibat  adanya  penyelenggaraan
bangunan  gedung  yang  mengganggu,  merugikan,  atau  membahayakan kepentingan umum.
BAB VII PERMOHONAN BANDING KEPADA DPRD