Keberhasilan Penggunaan Sperma Ikan Nilem (Osteochillus hasselti C.V.) pada Ginogenesis Ikan Mas (Cyprinus carpio L.)
KEBERNASILAN PENGGUNAAN SPERMA IKAN Nl LEM
( Osteochilus
hasselti C.V, ) PADA
- L.
GIMOGENESIS IKAN MAS Cyprinus carplo
SYENI S A M B A R A
C 21. 0620
JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN
INSTITUT P B R T A N I A N B O G O R
1 9 8 9
SYENI SUIBARI.
KEBERWILBN PZNGGUNW SPERE.18 IK.4.N N I L 3
(Osteochilus hasselti C.V.)
(Csprinus caroio L.)
PADA
GINOGENESIS
IKAN HAS
(Dibawah bimbingan Ir. KOMAR
SUMANTADIIVATA, K.Sc. dan Dr. Ir. RIDWAN AFFANDI).
penelitian ini bertujuan untuk nengetahui keberhasilan penggunaan sperma ikan nilem pada ginogenesis ikan mas.
Ikan uji yang digunakan aaalah indulk betina ikan mas
dan induk jantan ikan nilen yang telah matang gonad.
Dua
buah laapu UV 15 watt digunakan untulk meraddiasi sperma decm.
ngan jarak penyinaran I$
Air panas yang suhunya di'jaga
agar tetap 40°C digunakan untuk melakukan lie jutan panas.
Perlzkuan yang diberikan adalah pembuahan telur ikan
mas oleh sperma ikan mas yang tidak diradiasi, tanpa dilanjutkan dengan kejutan panas (kontrol 2N), penbuahan telur
ikan mas oleh sperma ikan nilnm yang tidak diradiasi, tan;a
dilanjutkan dengan kejutan panas (hibrid), pembuahan telur
ikan mas oleh sperma ikan nilem yang telah diradiasi, tanpa
dilanjutkan dengan kejutan pacas (:control UV), dan pembuahan telur oleh sperma yang telah diradiasi, dilanjutkan dengan kejutan panas pada suhu $0'~ selama 1.5 menit yang dilakukan 2, 3 , "an
5 menit setelah gembuahan (masing
-
masing sebagai perlakuan waktu awal kejutan panas).
Keberhasilan ginogenesis diukur berdasarkan tingkat
perkenbangan telur, tingkat kelangsungan hidup embrio,
jumlah embrio diploid ginogenetik dan embrio yang menunjukkan gejala haploid, jumlah larva berumur
7 hari
serta
warna dan ciri meristik benih ginogenetik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perkembangan telur (OR) dari kontrol 2N pada semua percobaan berkisar
antara 51.0
- 84.95.
Pada percobaan I , tingkat perkembang-
an telur dan tingkat kelangsungan hidup embrio (SR) terting-
gi didapatkan pada kontrol UV, yaitu masing-masing sebesar
71.4% dan 51.4%, sedangkan paaa hibrid diperoleh DR sebesar
52.5% dan SR sebesar 50.2%.
Perlakuan kejutan panas dapat
meningkatksn junlah embrio diploid ginogenetik (i3G) sampai
95-15 pada waktu awal 3 menit can 92.4$6 pada waktu awal kejutan 4 menit.
Sedangkan dengan waktu awal kejutan lebih
dari 4 menit, DG cenderung menurun.
Lama radiasi sperma
3 menit dapat menghasilkan enbrio yang menunjckan gejala
haploid (HS) sebesar 1005.
Paca percobaan 11, D 3 dan SR
pada kontrol UV nasing-masing sebesar 59.5% dan 52.9%, sedangkan pada hibrid diperoleh DX sebesar 55-95 dan S X sebesar 59-45.
DG sampai
Perlakuan kejutan panas dapat meningkatkan
72.2% paaa waktu awal kejutan 3 menit dan 75.5%
pads waktu awal kejutan 4 menit.
Untuk waktu awal kejutan
panas lebih aari 4 menit, diperoleh DG yang cenderung menurun.
?ads percobaan I11 diperoleh DR dan SR yang rendah
pada kontrol UV (31.25 dan 19.7$),
sedangkan pada hibrid
DR dan SR masing-masing adalah 71.8% dan 44.8%.
Jumlah em-
brio diploid ginogenetik tertinggi aicapai pada waktu awal
kejutan panas 2 menit
(76.7%) dan kemudian diikuti perla-
kuan waktu awal kejutan 4 menit
(75.6$),
tetapi jika waktu
awal kejutan lebih dari 4 menit DG cenderung menurun.
La-
ma radiasi sperma 2 menit menghasilkan HS sebesar 100%.
Pada kontrol UV dan hibrid tidak diperoleh larva yang
hidup, sedangkan pada kontrol 2N jumlah larva berumur
7 ha-
ri adalah 10.8$ dan pada waktu awal kejutan 4 menit adalah
7-85. Benih ginogenetik yang dihasilkan cenderung mendekati warna dan beberapa ciri meristik induii betinanya.
Pada beberapa ciri meristik benih ginogenetik (G-2N) cenderung menunjukkan keragaman gang lebih besar dibandingkan
kontrol 2N.
Dari hasil penelitian ini dspat disimpulkan bahwa
ikan nilem (Osteochilus hasselti C.V.)
dapat digunakan se-
bagai sumber sperma pada ginogenesis ikan mas (Cyprinus
csr~ioL.)
.
Pemberian kejutan panas pada suhu 40°c selama
1.5 menit dan dilakukan 2-4 menit setelah pembuahan rceng-
hasilkan benih ginogenetik tertinggi.
KEBWASILAN PENGGUNAAN SPE3MA I K A N NILl34
( O s t e o c h i l u s h a s s e l t i C.V.)
PADA
GINOGEN&SIS IKAN KAS (Cyurinus c a r p i 0 L.)
KARYB ILMIAH
Sebagai s a l a h s a t u s y a r a t untuk aemperoleh g e l a r
S a r j a n a Perikanan pada F z k u l t a s Perikanan
I n s t i t u t P e r t a n i a n Bogor
Cleh
Syeni Sambara
C 21.0620
Mengetahui :
Menyetujui :
s e n Pembiabing,
Pembiabing I
I
Pembimbing I1
Penulis adalah puteri pertama dari lima bersaudara
yang dilahirkan di Surabaya pada tanggal 13 September 1965
dari keluarga bapak Dappa Sambara dan ibu Dortje Panggoa.
Penulis telah menyelesaikan pendidikan dasar di SD
Strada F.X.
I11 Jakarta pada tahun 1977 serta ~endidikan
menengah di SItP Strada F.X. I11 Jakarta pada tahun 1981
dan SFIS Wegeri 13 Jakarta pada tahun 1984.
Pada tahun ajaran 1984/1985 penulis terdaftar sebagai
mahasiswa Institut lertanian Bogor melalui Sipennaru dan
pada tahun ajaran berikutnya diterima di Fakultas Terikanan
serta memilih jurusan Budidaya Perairan.
Tada tahun ajaran
1986/1987 penulis diangkat menjadi asisten luar biasa pada
mats ajaran Dasar-dasar Limnoicgi. renulis dinyat&an
lulus dari pendidikan tinggi program Stratum-I
pada tanggal 28 Desember 1988.
(sl) ini
KEBERNASILAN PENGGUNAAN SPERMA IKAN Nl LEM
( Osteochilus
hasselti C.V, ) PADA
- L.
GIMOGENESIS IKAN MAS Cyprinus carplo
SYENI S A M B A R A
C 21. 0620
JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN
INSTITUT P B R T A N I A N B O G O R
1 9 8 9
SYENI SUIBARI.
KEBERWILBN PZNGGUNW SPERE.18 IK.4.N N I L 3
(Osteochilus hasselti C.V.)
(Csprinus caroio L.)
PADA
GINOGENESIS
IKAN HAS
(Dibawah bimbingan Ir. KOMAR
SUMANTADIIVATA, K.Sc. dan Dr. Ir. RIDWAN AFFANDI).
penelitian ini bertujuan untuk nengetahui keberhasilan penggunaan sperma ikan nilem pada ginogenesis ikan mas.
Ikan uji yang digunakan aaalah indulk betina ikan mas
dan induk jantan ikan nilen yang telah matang gonad.
Dua
buah laapu UV 15 watt digunakan untulk meraddiasi sperma decm.
ngan jarak penyinaran I$
Air panas yang suhunya di'jaga
agar tetap 40°C digunakan untuk melakukan lie jutan panas.
Perlzkuan yang diberikan adalah pembuahan telur ikan
mas oleh sperma ikan mas yang tidak diradiasi, tanpa dilanjutkan dengan kejutan panas (kontrol 2N), penbuahan telur
ikan mas oleh sperma ikan nilnm yang tidak diradiasi, tan;a
dilanjutkan dengan kejutan panas (hibrid), pembuahan telur
ikan mas oleh sperma ikan nilem yang telah diradiasi, tanpa
dilanjutkan dengan kejutan pacas (:control UV), dan pembuahan telur oleh sperma yang telah diradiasi, dilanjutkan dengan kejutan panas pada suhu $0'~ selama 1.5 menit yang dilakukan 2, 3 , "an
5 menit setelah gembuahan (masing
-
masing sebagai perlakuan waktu awal kejutan panas).
Keberhasilan ginogenesis diukur berdasarkan tingkat
perkenbangan telur, tingkat kelangsungan hidup embrio,
jumlah embrio diploid ginogenetik dan embrio yang menunjukkan gejala haploid, jumlah larva berumur
7 hari
serta
warna dan ciri meristik benih ginogenetik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perkembangan telur (OR) dari kontrol 2N pada semua percobaan berkisar
antara 51.0
- 84.95.
Pada percobaan I , tingkat perkembang-
an telur dan tingkat kelangsungan hidup embrio (SR) terting-
gi didapatkan pada kontrol UV, yaitu masing-masing sebesar
71.4% dan 51.4%, sedangkan paaa hibrid diperoleh DR sebesar
52.5% dan SR sebesar 50.2%.
Perlakuan kejutan panas dapat
meningkatksn junlah embrio diploid ginogenetik (i3G) sampai
95-15 pada waktu awal 3 menit can 92.4$6 pada waktu awal kejutan 4 menit.
Sedangkan dengan waktu awal kejutan lebih
dari 4 menit, DG cenderung menurun.
Lama radiasi sperma
3 menit dapat menghasilkan enbrio yang menunjckan gejala
haploid (HS) sebesar 1005.
Paca percobaan 11, D 3 dan SR
pada kontrol UV nasing-masing sebesar 59.5% dan 52.9%, sedangkan pada hibrid diperoleh DX sebesar 55-95 dan S X sebesar 59-45.
DG sampai
Perlakuan kejutan panas dapat meningkatkan
72.2% paaa waktu awal kejutan 3 menit dan 75.5%
pads waktu awal kejutan 4 menit.
Untuk waktu awal kejutan
panas lebih aari 4 menit, diperoleh DG yang cenderung menurun.
?ads percobaan I11 diperoleh DR dan SR yang rendah
pada kontrol UV (31.25 dan 19.7$),
sedangkan pada hibrid
DR dan SR masing-masing adalah 71.8% dan 44.8%.
Jumlah em-
brio diploid ginogenetik tertinggi aicapai pada waktu awal
kejutan panas 2 menit
(76.7%) dan kemudian diikuti perla-
kuan waktu awal kejutan 4 menit
(75.6$),
tetapi jika waktu
awal kejutan lebih dari 4 menit DG cenderung menurun.
La-
ma radiasi sperma 2 menit menghasilkan HS sebesar 100%.
Pada kontrol UV dan hibrid tidak diperoleh larva yang
hidup, sedangkan pada kontrol 2N jumlah larva berumur
7 ha-
ri adalah 10.8$ dan pada waktu awal kejutan 4 menit adalah
7-85. Benih ginogenetik yang dihasilkan cenderung mendekati warna dan beberapa ciri meristik induii betinanya.
Pada beberapa ciri meristik benih ginogenetik (G-2N) cenderung menunjukkan keragaman gang lebih besar dibandingkan
kontrol 2N.
Dari hasil penelitian ini dspat disimpulkan bahwa
ikan nilem (Osteochilus hasselti C.V.)
dapat digunakan se-
bagai sumber sperma pada ginogenesis ikan mas (Cyprinus
csr~ioL.)
.
Pemberian kejutan panas pada suhu 40°c selama
1.5 menit dan dilakukan 2-4 menit setelah pembuahan rceng-
hasilkan benih ginogenetik tertinggi.
KEBWASILAN PENGGUNAAN SPE3MA I K A N NILl34
( O s t e o c h i l u s h a s s e l t i C.V.)
PADA
GINOGEN&SIS IKAN KAS (Cyurinus c a r p i 0 L.)
KARYB ILMIAH
Sebagai s a l a h s a t u s y a r a t untuk aemperoleh g e l a r
S a r j a n a Perikanan pada F z k u l t a s Perikanan
I n s t i t u t P e r t a n i a n Bogor
Cleh
Syeni Sambara
C 21.0620
Mengetahui :
Menyetujui :
s e n Pembiabing,
Pembiabing I
I
Pembimbing I1
Penulis adalah puteri pertama dari lima bersaudara
yang dilahirkan di Surabaya pada tanggal 13 September 1965
dari keluarga bapak Dappa Sambara dan ibu Dortje Panggoa.
Penulis telah menyelesaikan pendidikan dasar di SD
Strada F.X.
I11 Jakarta pada tahun 1977 serta ~endidikan
menengah di SItP Strada F.X. I11 Jakarta pada tahun 1981
dan SFIS Wegeri 13 Jakarta pada tahun 1984.
Pada tahun ajaran 1984/1985 penulis terdaftar sebagai
mahasiswa Institut lertanian Bogor melalui Sipennaru dan
pada tahun ajaran berikutnya diterima di Fakultas Terikanan
serta memilih jurusan Budidaya Perairan.
Tada tahun ajaran
1986/1987 penulis diangkat menjadi asisten luar biasa pada
mats ajaran Dasar-dasar Limnoicgi. renulis dinyat&an
lulus dari pendidikan tinggi program Stratum-I
pada tanggal 28 Desember 1988.
(sl) ini
( Osteochilus
hasselti C.V, ) PADA
- L.
GIMOGENESIS IKAN MAS Cyprinus carplo
SYENI S A M B A R A
C 21. 0620
JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN
INSTITUT P B R T A N I A N B O G O R
1 9 8 9
SYENI SUIBARI.
KEBERWILBN PZNGGUNW SPERE.18 IK.4.N N I L 3
(Osteochilus hasselti C.V.)
(Csprinus caroio L.)
PADA
GINOGENESIS
IKAN HAS
(Dibawah bimbingan Ir. KOMAR
SUMANTADIIVATA, K.Sc. dan Dr. Ir. RIDWAN AFFANDI).
penelitian ini bertujuan untuk nengetahui keberhasilan penggunaan sperma ikan nilem pada ginogenesis ikan mas.
Ikan uji yang digunakan aaalah indulk betina ikan mas
dan induk jantan ikan nilen yang telah matang gonad.
Dua
buah laapu UV 15 watt digunakan untulk meraddiasi sperma decm.
ngan jarak penyinaran I$
Air panas yang suhunya di'jaga
agar tetap 40°C digunakan untuk melakukan lie jutan panas.
Perlzkuan yang diberikan adalah pembuahan telur ikan
mas oleh sperma ikan mas yang tidak diradiasi, tanpa dilanjutkan dengan kejutan panas (kontrol 2N), penbuahan telur
ikan mas oleh sperma ikan nilnm yang tidak diradiasi, tan;a
dilanjutkan dengan kejutan panas (hibrid), pembuahan telur
ikan mas oleh sperma ikan nilem yang telah diradiasi, tanpa
dilanjutkan dengan kejutan pacas (:control UV), dan pembuahan telur oleh sperma yang telah diradiasi, dilanjutkan dengan kejutan panas pada suhu $0'~ selama 1.5 menit yang dilakukan 2, 3 , "an
5 menit setelah gembuahan (masing
-
masing sebagai perlakuan waktu awal kejutan panas).
Keberhasilan ginogenesis diukur berdasarkan tingkat
perkenbangan telur, tingkat kelangsungan hidup embrio,
jumlah embrio diploid ginogenetik dan embrio yang menunjukkan gejala haploid, jumlah larva berumur
7 hari
serta
warna dan ciri meristik benih ginogenetik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perkembangan telur (OR) dari kontrol 2N pada semua percobaan berkisar
antara 51.0
- 84.95.
Pada percobaan I , tingkat perkembang-
an telur dan tingkat kelangsungan hidup embrio (SR) terting-
gi didapatkan pada kontrol UV, yaitu masing-masing sebesar
71.4% dan 51.4%, sedangkan paaa hibrid diperoleh DR sebesar
52.5% dan SR sebesar 50.2%.
Perlakuan kejutan panas dapat
meningkatksn junlah embrio diploid ginogenetik (i3G) sampai
95-15 pada waktu awal 3 menit can 92.4$6 pada waktu awal kejutan 4 menit.
Sedangkan dengan waktu awal kejutan lebih
dari 4 menit, DG cenderung menurun.
Lama radiasi sperma
3 menit dapat menghasilkan enbrio yang menunjckan gejala
haploid (HS) sebesar 1005.
Paca percobaan 11, D 3 dan SR
pada kontrol UV nasing-masing sebesar 59.5% dan 52.9%, sedangkan pada hibrid diperoleh DX sebesar 55-95 dan S X sebesar 59-45.
DG sampai
Perlakuan kejutan panas dapat meningkatkan
72.2% paaa waktu awal kejutan 3 menit dan 75.5%
pads waktu awal kejutan 4 menit.
Untuk waktu awal kejutan
panas lebih aari 4 menit, diperoleh DG yang cenderung menurun.
?ads percobaan I11 diperoleh DR dan SR yang rendah
pada kontrol UV (31.25 dan 19.7$),
sedangkan pada hibrid
DR dan SR masing-masing adalah 71.8% dan 44.8%.
Jumlah em-
brio diploid ginogenetik tertinggi aicapai pada waktu awal
kejutan panas 2 menit
(76.7%) dan kemudian diikuti perla-
kuan waktu awal kejutan 4 menit
(75.6$),
tetapi jika waktu
awal kejutan lebih dari 4 menit DG cenderung menurun.
La-
ma radiasi sperma 2 menit menghasilkan HS sebesar 100%.
Pada kontrol UV dan hibrid tidak diperoleh larva yang
hidup, sedangkan pada kontrol 2N jumlah larva berumur
7 ha-
ri adalah 10.8$ dan pada waktu awal kejutan 4 menit adalah
7-85. Benih ginogenetik yang dihasilkan cenderung mendekati warna dan beberapa ciri meristik induii betinanya.
Pada beberapa ciri meristik benih ginogenetik (G-2N) cenderung menunjukkan keragaman gang lebih besar dibandingkan
kontrol 2N.
Dari hasil penelitian ini dspat disimpulkan bahwa
ikan nilem (Osteochilus hasselti C.V.)
dapat digunakan se-
bagai sumber sperma pada ginogenesis ikan mas (Cyprinus
csr~ioL.)
.
Pemberian kejutan panas pada suhu 40°c selama
1.5 menit dan dilakukan 2-4 menit setelah pembuahan rceng-
hasilkan benih ginogenetik tertinggi.
KEBWASILAN PENGGUNAAN SPE3MA I K A N NILl34
( O s t e o c h i l u s h a s s e l t i C.V.)
PADA
GINOGEN&SIS IKAN KAS (Cyurinus c a r p i 0 L.)
KARYB ILMIAH
Sebagai s a l a h s a t u s y a r a t untuk aemperoleh g e l a r
S a r j a n a Perikanan pada F z k u l t a s Perikanan
I n s t i t u t P e r t a n i a n Bogor
Cleh
Syeni Sambara
C 21.0620
Mengetahui :
Menyetujui :
s e n Pembiabing,
Pembiabing I
I
Pembimbing I1
Penulis adalah puteri pertama dari lima bersaudara
yang dilahirkan di Surabaya pada tanggal 13 September 1965
dari keluarga bapak Dappa Sambara dan ibu Dortje Panggoa.
Penulis telah menyelesaikan pendidikan dasar di SD
Strada F.X.
I11 Jakarta pada tahun 1977 serta ~endidikan
menengah di SItP Strada F.X. I11 Jakarta pada tahun 1981
dan SFIS Wegeri 13 Jakarta pada tahun 1984.
Pada tahun ajaran 1984/1985 penulis terdaftar sebagai
mahasiswa Institut lertanian Bogor melalui Sipennaru dan
pada tahun ajaran berikutnya diterima di Fakultas Terikanan
serta memilih jurusan Budidaya Perairan.
Tada tahun ajaran
1986/1987 penulis diangkat menjadi asisten luar biasa pada
mats ajaran Dasar-dasar Limnoicgi. renulis dinyat&an
lulus dari pendidikan tinggi program Stratum-I
pada tanggal 28 Desember 1988.
(sl) ini
KEBERNASILAN PENGGUNAAN SPERMA IKAN Nl LEM
( Osteochilus
hasselti C.V, ) PADA
- L.
GIMOGENESIS IKAN MAS Cyprinus carplo
SYENI S A M B A R A
C 21. 0620
JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN
INSTITUT P B R T A N I A N B O G O R
1 9 8 9
SYENI SUIBARI.
KEBERWILBN PZNGGUNW SPERE.18 IK.4.N N I L 3
(Osteochilus hasselti C.V.)
(Csprinus caroio L.)
PADA
GINOGENESIS
IKAN HAS
(Dibawah bimbingan Ir. KOMAR
SUMANTADIIVATA, K.Sc. dan Dr. Ir. RIDWAN AFFANDI).
penelitian ini bertujuan untuk nengetahui keberhasilan penggunaan sperma ikan nilem pada ginogenesis ikan mas.
Ikan uji yang digunakan aaalah indulk betina ikan mas
dan induk jantan ikan nilen yang telah matang gonad.
Dua
buah laapu UV 15 watt digunakan untulk meraddiasi sperma decm.
ngan jarak penyinaran I$
Air panas yang suhunya di'jaga
agar tetap 40°C digunakan untuk melakukan lie jutan panas.
Perlzkuan yang diberikan adalah pembuahan telur ikan
mas oleh sperma ikan mas yang tidak diradiasi, tanpa dilanjutkan dengan kejutan panas (kontrol 2N), penbuahan telur
ikan mas oleh sperma ikan nilnm yang tidak diradiasi, tan;a
dilanjutkan dengan kejutan panas (hibrid), pembuahan telur
ikan mas oleh sperma ikan nilem yang telah diradiasi, tanpa
dilanjutkan dengan kejutan pacas (:control UV), dan pembuahan telur oleh sperma yang telah diradiasi, dilanjutkan dengan kejutan panas pada suhu $0'~ selama 1.5 menit yang dilakukan 2, 3 , "an
5 menit setelah gembuahan (masing
-
masing sebagai perlakuan waktu awal kejutan panas).
Keberhasilan ginogenesis diukur berdasarkan tingkat
perkenbangan telur, tingkat kelangsungan hidup embrio,
jumlah embrio diploid ginogenetik dan embrio yang menunjukkan gejala haploid, jumlah larva berumur
7 hari
serta
warna dan ciri meristik benih ginogenetik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perkembangan telur (OR) dari kontrol 2N pada semua percobaan berkisar
antara 51.0
- 84.95.
Pada percobaan I , tingkat perkembang-
an telur dan tingkat kelangsungan hidup embrio (SR) terting-
gi didapatkan pada kontrol UV, yaitu masing-masing sebesar
71.4% dan 51.4%, sedangkan paaa hibrid diperoleh DR sebesar
52.5% dan SR sebesar 50.2%.
Perlakuan kejutan panas dapat
meningkatksn junlah embrio diploid ginogenetik (i3G) sampai
95-15 pada waktu awal 3 menit can 92.4$6 pada waktu awal kejutan 4 menit.
Sedangkan dengan waktu awal kejutan lebih
dari 4 menit, DG cenderung menurun.
Lama radiasi sperma
3 menit dapat menghasilkan enbrio yang menunjckan gejala
haploid (HS) sebesar 1005.
Paca percobaan 11, D 3 dan SR
pada kontrol UV nasing-masing sebesar 59.5% dan 52.9%, sedangkan pada hibrid diperoleh DX sebesar 55-95 dan S X sebesar 59-45.
DG sampai
Perlakuan kejutan panas dapat meningkatkan
72.2% paaa waktu awal kejutan 3 menit dan 75.5%
pads waktu awal kejutan 4 menit.
Untuk waktu awal kejutan
panas lebih aari 4 menit, diperoleh DG yang cenderung menurun.
?ads percobaan I11 diperoleh DR dan SR yang rendah
pada kontrol UV (31.25 dan 19.7$),
sedangkan pada hibrid
DR dan SR masing-masing adalah 71.8% dan 44.8%.
Jumlah em-
brio diploid ginogenetik tertinggi aicapai pada waktu awal
kejutan panas 2 menit
(76.7%) dan kemudian diikuti perla-
kuan waktu awal kejutan 4 menit
(75.6$),
tetapi jika waktu
awal kejutan lebih dari 4 menit DG cenderung menurun.
La-
ma radiasi sperma 2 menit menghasilkan HS sebesar 100%.
Pada kontrol UV dan hibrid tidak diperoleh larva yang
hidup, sedangkan pada kontrol 2N jumlah larva berumur
7 ha-
ri adalah 10.8$ dan pada waktu awal kejutan 4 menit adalah
7-85. Benih ginogenetik yang dihasilkan cenderung mendekati warna dan beberapa ciri meristik induii betinanya.
Pada beberapa ciri meristik benih ginogenetik (G-2N) cenderung menunjukkan keragaman gang lebih besar dibandingkan
kontrol 2N.
Dari hasil penelitian ini dspat disimpulkan bahwa
ikan nilem (Osteochilus hasselti C.V.)
dapat digunakan se-
bagai sumber sperma pada ginogenesis ikan mas (Cyprinus
csr~ioL.)
.
Pemberian kejutan panas pada suhu 40°c selama
1.5 menit dan dilakukan 2-4 menit setelah pembuahan rceng-
hasilkan benih ginogenetik tertinggi.
KEBWASILAN PENGGUNAAN SPE3MA I K A N NILl34
( O s t e o c h i l u s h a s s e l t i C.V.)
PADA
GINOGEN&SIS IKAN KAS (Cyurinus c a r p i 0 L.)
KARYB ILMIAH
Sebagai s a l a h s a t u s y a r a t untuk aemperoleh g e l a r
S a r j a n a Perikanan pada F z k u l t a s Perikanan
I n s t i t u t P e r t a n i a n Bogor
Cleh
Syeni Sambara
C 21.0620
Mengetahui :
Menyetujui :
s e n Pembiabing,
Pembiabing I
I
Pembimbing I1
Penulis adalah puteri pertama dari lima bersaudara
yang dilahirkan di Surabaya pada tanggal 13 September 1965
dari keluarga bapak Dappa Sambara dan ibu Dortje Panggoa.
Penulis telah menyelesaikan pendidikan dasar di SD
Strada F.X.
I11 Jakarta pada tahun 1977 serta ~endidikan
menengah di SItP Strada F.X. I11 Jakarta pada tahun 1981
dan SFIS Wegeri 13 Jakarta pada tahun 1984.
Pada tahun ajaran 1984/1985 penulis terdaftar sebagai
mahasiswa Institut lertanian Bogor melalui Sipennaru dan
pada tahun ajaran berikutnya diterima di Fakultas Terikanan
serta memilih jurusan Budidaya Perairan.
Tada tahun ajaran
1986/1987 penulis diangkat menjadi asisten luar biasa pada
mats ajaran Dasar-dasar Limnoicgi. renulis dinyat&an
lulus dari pendidikan tinggi program Stratum-I
pada tanggal 28 Desember 1988.
(sl) ini