Disertasi, Bab V, UPI, Ipong Dekawati, NIM 0706379, Nopember 2009 170
Namun jika dianalisis secara keseluruhan dari ketiga program pengembangan guru, yaitu pendidikan lanjut, pelatihan profesi dan kesertaan pada
forum ilmiah tingkat efektivitasnya termasuk kuat atau dapat dimaknai efektif, dengan pengaruh sebesar 0,6162. Sesuai kriteria interpretasi skor yang
dikemukakan Sugiyono 2008:184 termasuk pada rentang interval koefisien 0,60 hingga 0,799 atau sama dengan kuat. Dengan demikian tingkat efektivitas
pengembangan guru secara keseluruhan yakni pendidikan lanjut, pelatihan profesi dan kesertaan pada forum ilmiah dapat dikategorikan efektif. Maka
hipotesis ketujuh, yaitu terdapat pengaruh pendidikan lanjut, pelatihan profesi dan kesertaan pada forum ilmiah terhadap kinerja guru SMK di Kabupaten
Majalengka dapat diterima.
B. REKOMENDASI
Dari mulai pengumpulan, pengolahan data hingga analisis kemungkinan terdapat kelemahan namun penulis telah berusaha seoptimal mungkin dengan nilai
akurasi data yang sahih. Beranjak dari kondisi tersebut penulis menyampaikan rekomendasi sebagai berikut:
1. Mendekatkan kebutuhan akan pengembangan guru SMK dari kondisi yang
ada dengan kompetensi yang diharapkan, menentukan calon peserta mengutamakan kebutuhan. Selanjutnya beri penghargaan reward setelah
mengikuti pendidikan lanjut, pelatihan profesi atau kesertaan pada forum ilmiah dengan segera menyesuaikan akumulasi KUM mereka. Dengan
demikian diharapkan tidak lagi asal melanjutkan pendidikan, tapi melanjutkan
Disertasi, Bab V, UPI, Ipong Dekawati, NIM 0706379, Nopember 2009 171
pendidikan sesuai dengan latar belakang pendidikan sebelumnya atau mata pelajaran yang diampu.
2. Dilakukan pembenahan dalam pengelolaan pengembangan guru SMK.
Dengan membuat perencanaan pengembangan guru SMK jangka pendek dan jangka panjang disesuaikan tingkat akomodatif dan antisipatif kebutuhan pada
masa yang akan datang. 3.
Menyesuaikan kompetensi guru SMK dengan kurikulum melalui inventarisasi seluruh guru SMK di wilayah Majalengka, terutama guru produktif.
4. Dibuat matriks kompetensi competency mattrix untuk memberi ruang
pengembangan guru dikaitkan dengan pertimbangan linieritas dan pemerataan. 5.
Sebagai dasar untuk kesertaan pada program pendidikan lanjut, pelatihan profesi, dan forum ilmiah menggunakan analisis kesenjangan kemampuan dan
keterampilan atau pendidikan skill gap and development need analysis. 6.
Menyusun perencanaan sumber daya manusia, dalam kaitan ini guru SMK yang komprehensif disesuaikan dengan perkembangan kurikulum pada tingkat
satuan pendidikan KTSP setelah dikoordinasikan dengan pihak dunia usaha dan dunia industri.
7. Pendekatan manajemen yang tepat disesuaikan dengan kondisi daerah
setempat guna pencapaian tujuan dan sasaran pengembangan guru SMK. 8.
Dibuat strategi pengembangan guru yang baku namun adaptif terhadap perkembangan dunia usaha dan dunia industri. Strategi yang dikembangkan
Disertasi, Bab V, UPI, Ipong Dekawati, NIM 0706379, Nopember 2009 172
hendaknya tetap mengacu pada program pendidikan di SMK, yaitu mengakomodir rumpun normatif, adaptif dan produktif.
C. IMPLIKASI