Konsep Islam Dalam Instrumen Pasar Modal

Konsep Islam Dalam Instrumen Pasar Modal
Zaid Afif
Sekolah Pascasarjana
Program Studi Ilmu Hukum/Hukum Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Perjalanan panjang Pasar Modal telah membawa perubahan besar dalam dunia bisnis
Internasional. Di mulai dari 16 Juni 1288, pada sebuah pertambangan tembaga milik
Storkopparberg di Swedia yang tercatat sebagai efek tertua yang pernah ada. Sampai pada
kekuasaan New York Stock Exchange yang menawarkan saham-saham perusahaan raksasa.
Beragam intrik dan skandal dalam perdagangan efek ini dapat saja terjadi setiap saat, disamping
semakin kaburnya jenis efek yang dijadikan objek bertransaksi. Selain itu kegiatan perdagangan
yang telah melintasi batas wilayah dan negara menjadi problematika baru. Arus globalisasi yang
tidak dapat dibendung, membawa konsekwensi terhadap aturan-aturan hukum.
Hak-hak masyarakat dalam berinvestasi di pasar modal harus terlindungi, demikian
sebaliknya. Namun apabila dilihat dari instrumen yang digunakan dalam bertransaksi secara
konvensional, maka penekanannya hanya pada persoalan formal saja. Sehingga peluang spekulasi
dalam meraih keuntungan sarat dengan praktek riba, gharar, dan maysir. Untuk menghindari hal
tersebut perlu dicarikan instrumen alternatif. Terobosan alternatif ini harus dapat mengimbangi
persoalan formal dengan religi. Maka pilihannya adalah syariah dalam konsep Islam, karena
dapat memadukan antara formal (duniawi)dengan religi (ukhrowi) yang secara syariah tidak dapat

dipisahkan. Konsep ini juga dapat melintasi ruang dan waktu apalagi wilayah dan negara, karena
kesempurnaannya dapat dijadikan pedoman oleh siapa saja.
Di dalam perdagangan menurut Islam ada nilai ibadahnya, maka sebagai pemandu untuk
terhindar dari jebakan riba,gharar,dan maysir diperlukan instrumen yang sesuai dalam transaksi
di pasar modal. Oleh karena itu harus pula mengacu pada prinsip ekonomi Islam yang sesuai
dengan aqad: bai’al dayn, bai’as salam, bai’inah, mudharabah, murabahah, musyarakah,
istishna, hiwalah, kafalah, dan wakalah. Untuk itu sebagai bagian dari suatu sistem, diperlukan
juga pengakuan formal dalam mengaplikasikannya di pasar modal. Bukan hanya pengakuan
Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia, tetapi diharapkan dapat menjadi perangkat
yang mempunyai otoritas syariah dalam Undang-Undang. Sehingga pada akhhirnya masyarakat
muslim Indonesia dapat berinvestasi sesuai dengan tuntunan Al Quran dan Hadist yang
memadukan investasi dunia dan akhirat.
Kata kunci:

Konsep Islam,
Instrumen Pasar Modal

e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara