Prosedur Penghapusan Piutang Piutang

24 Dengan adanya pengawasan diharapkan resiko yang mungkin timbul karena kesalahan pemberian piutang dapat dicegah.

2.3.8 Pengawasan Penagihan

Pengawasan penagihan dimaksudkan untuk mengetahui apakah penagihan piutang dilakukan dengan semestinya. Selain itu bagian penagihan mempunyai beberapa tujuan penagihan selain pengumpulan piutang, yaitu menjaga nama baik para pelanggan. Dengan cara-cara penagihan piutang seperti di atas diharapkan agar dapat memperoleh hasil pelunasan piutang. Hasil penagihan ini akan menunjukkan berhasil tidaknya bagian penagihan melaksanakan tugasnya dalam mengelola piutang yang dapat diukur dengan menggunakan analisa rasio. Tingkat perputaran piutang penting diperhatikan untuk membandingkan hasil kerja pengumpulan piutang dalam jangka waktu kredit yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Apabila hasil kerja pengumpulan piutang selalu lebih besar dari batas kredit yang telah ditetapkan tersebut maka cara pengumpulan piutang dinilai kurang efisien. Ini berarti bahwa banyak pelanggan yang tidak memenuhi batas waktu kredit yang telah ditetapkan. 2.3.9 Penyelenggaraan Pengawasan Intern yang Memadai Pengawasan intern atas piutang dimulai sejak pemberian kredit. Pengawasan interen piutang mengharuskan adanya persetujuan pembelian, baik mengenai perencanaan, penyiapan dan pemberian faktur verifikasi dan berakhir dengan penagihan piutang. 25 Pemberian persetujuan pinjaman sebaiknya dilakukan oleh suatu bagian yang berdiri sendiri, bukan bagian pemasaran. Karena dalam upaya untuk mempersingkat jumlah aktifitas kerja usaha mungkin akan memberikan pinjaman tanpa memperhatikan kriteria pemberiannya. Prosedur penerimaan kredit dan penyiapan faktur pelaksanaan akan membantu karyawan mencatat piutang segera. Untuk mengecek keberadaan faktur pelaksanaan sebaiknya ditunjuk orang yang bukan bertugas mengecek keberadaan jumlah, harga dan perhitungan ada tidaknya potongan dan syarat pemberian pinjaman. Copy faktur pelaksanaan dan memo penagihan dikirimkan ke bagian pencatatan piutang, yang akan dicatat dalam buku pembantu untuk kemudian melaksanakan pencatatan jurnal ke dalam buku pembantu. Ketika bank memberikan pinjaman uang kepada nasabah, bank tentu saja mengharapkan uangnya kembali. Karenanya, untuk memperkecil risiko uangnya tidak kembali, sebagai contoh, dalam memberikan kredit bank harus mempertimbangkan beberapa hal yang terkait dengan itikad baik willingness to pay dan kemampuan membayar ability to pay nasabah untuk melunasi kembali pinjaman beserta bunganya. Hal-hal tersebut terdiri dari Character kepribadian, Capacity kapasitas, Capital modal, Colateral jaminan, dan Condition of Economy keadaan perekonomian, atau sering disebut sebagai 5C panca C. Watak, sifat, kebiasaan debitur pihak yang berutang sangat berpengaruh pada pemberian kredit. Kreditur pihak pemberi utang dapat meneliti apakah calon debitur