“Identifikasi Morfologi Kapang Kontaminan pada Media Sub Kultur Tanaman Anggrek Di DD’ Orchids Nursery Kota Batu sebagai Sumber Belajar Biologi”

(1)

i

IDENTIFIKASI MORFOLOGI KAPANG KONTAMINAN PADA MEDIA SUB KULTUR TANAMAN ANGGREK DI DD’ ORCHIDS NURSERY

KOTA BATU SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI

SKRIPSI

Oleh:

WANDA OLYVIA WIYONO 201210070311160

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIAH MALANG 2016


(2)

ii

IDENTIFIKASI MORFOLOGI KAPANG KONTAMINAN PADA MEDIA SUB KULTUR TANAMAN ANGGREK DI DD’ ORCHIDS NURSERY

KOTA BATU SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Oleh:

WANDA OLYVIA WIYONO 201210070311160

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIAH MALANG 2016


(3)

(4)

(5)

(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Sesungguhnya dimana ada kesulitan disitu ada kelapangan

Sesungguhnya disamping kesulitan ada kelonggaran

Karena itu, bila engkau telah selesai dengan satu pekerjaan

Kerjakan pula urusan berikutnya dengan tekun

Namun kepada Tuhanmu sajalah hendaknya

Kamu mengharapkan pembalasan pahala-Nya

(QS. Alam Nasyrah: 5-8)

”Alhamdulillah”... kata yang dapat ku ucap saat skripsi ini selesai

Terima kasih dan puji syukur kehadirat ALLAH SWT ku persembahkan karya yang telah kuperjuangkan dengan segala keikhlasan,

kesabaran, keringat, dan tetesan air mata ini kepada :

Kedua orangtuaku, Ibunda Siti Pudji Lestari dan Ayahanda Hadi Wiyono

Sebagai wujud baktiku karena beliau yang selalu memberikan segala dukungan baik materiil maupun spiritual hingga aku bisa

menyelesaikan skripsi ini

Dan sebagai bukti kesuksesan kuliah anak tunggal

yang telah engkau besarkan dengan ribuan tetes keringat usaha yang tak kenal waktu, serta doa yang tiada henti mengiringi setiap


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah, inayah, serta petunjuk-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Identifikasi Morfologi Kapang Kontaminan pada Media Sub Kultur Tanaman Anggrek Di DD’ Orchids Nursery Kota Batu sebagai Sumber Belajar Biologi” dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Selama proses penyusunan skripsi ini penulis banyak menemui hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan, bimbingan, pengarahan, dan motivasi dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Oleh karena itu, tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Poncojari Wahyono M.Kes selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Dr. Yuni Pantiwati, M.M.,M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi, Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan selama menempuh studi.

3. Ibu Dra. Roimil Latifa, MM., M.Si dan Bapak Drs. Samsun Hadi, M.S berturut-turut selaku dosen pembimbing I dan II yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, motivasi, doa dan masukan yang sangat membantu di sela-sela waktu kesibukannya dalam penyusunan skripsi ini. 4. DD’ Orchids Nursery Kota Batu (Dedek Setia Santoso, S.Sos) selaku

pembimbing pemagangan biologi yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan pemagangan biologi dan membimbing penelitian penulis di lokasi pemagangan.

5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu terima kasih atas dukungan, bantuan, dan motivasinya.


(8)

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR BAGAN ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

1.6 Definisi Istilah ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori ... 7

2.1.1 Tinjauan tentang Jamur ... 7

2.1.1.1 Klasifikasi Jamur ... 9

2.1.1.1.1 Morfologi Jamur ... 10

2.1.1.1.2 Manfaat Jamur Bagi Kehidupan ... 16

2.1.2 Tanaman Anggrek ... 19


(10)

x

2.1.2.1.1 Sistematika Anggrek ... 21

2.1.2.2 Karakter Anggrek ... 22

2.1.2.3 Ekofisiologis Anggrek ... 24

2.1.3 Kultur Jaringan ... 25

2.1.3.1 Teknik Kultur Jaringan ... 25

2.1.3.2 Media Kultur Jaringan ... 27

2.1.3.3 Sub Kultur Jaringan ... 29

2.1.3.4 Lingkungan Kultur Jaringan ... 30

2.1.4 Kontaminasi ... 31

2.1.4.1 Penyebab Kontaminasi ... 32

2.1.5 Identifikasi Morfologi ... 34

2.1.6 DD’ Orchids Nursery Kota Batu... 38

2.1.7 Sumber Belajar Biologi... 39

2.1.7.1 Handout ... 42

2.1.8 Kerangka Konseptual ... 45

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian ... 46

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 46

3.3 Populasi dan Sampel ... 46

3.4 Variabel Penelitian ... 47

3.4.1 Variabel Terikat... 47

3.4.2 Variabel Bebas ... 48

3.5 Metode Pengambilan data ... 48

3.6 Prosedur Penelitian ... 48

3.6.1 Persiapan Alat dan Bahan ... 48

3.6.2 Pelaksanaan Penelitian ... 49

3.6.2.1 Metode Pengambilan Sampel ... 49

3.6.2.2 Pengamatan Morfologi Koloni Kapang Kontaminan . 49 3.6.2.3 Identifikasi Kapang Kontaminan yang Mengacu pada Pustaka ... 51


(11)

xi

3.7 Teknik Analisi Data ... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 53

4.1.1 Jenis –jenis Kapang Kontaminan yang Ditemukan pada Media Sub Kultur Tanaman Anggrek Genus Dendrobium dan Genus Cattleya... 53

4.1.2 Morfologi Kapang Kontaminan dari Media Sub Kultur Tanaman Anggrek Genus Dendrobium yang Terkontaminasi .... 60

4.1.3 Morfologi Kapang Kontaminan dari Media Sub Kultur Tanaman Anggrek Genus Cattleya yang Terkontaminasi ... 69

4.2 Pembahasan ... 77

4.3 Pemanfaatan Hasil Penelitian Sebagai Sumber Belajar Biologi .. 85

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 89

5.2 Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 93


(12)

xii

DAFTAR TABEL

4.1.1.a Urutan Jumlah Kapang Kontaminan Dominan pada Media Terkontaminasi ... 55 4.1.1.b Hasil Identifikasi Kapang Kontaminan Media Sub Kultur Tanaman

Anggrek Beserta Karakternya ... 56 Halaman Tabel


(13)

xiii

DAFTAR BAGAN

2.1.8 Bagan Kerangka Konseptual Penelitian ... 45 3.6.2.2 Bagan Pengamatan Morfologi Kapang Kontaminan ... 49

Halaman Tabel


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

2.1.1.1.1.a Saprolegnia sp ... 11

2.1.1.1.1.b Rhizopus nigricans ... 12

2.1.1.1.1.c Neurospora crassa... 13

2.1.1.1.1.d Amanita muscaria ... 15

2.1.1.1.1.e Tinea versicolor ... 15

2.1.2.1.1 Morfologi Anggrek Dendrobium ... 22

2.1.4 Media Sub Kultur Tanaman Anggrek yang Terkontaminasi ... 32

4.1 Paecilomyces lilacinus ... 61

4.2.a Emericella nidulans ... 62

4.2.b Cunninghamella elegans ... 63

4.3.a Rhizoctonia sp ... 64

4.3.b Chaetomium brasielense ... 66

4.3.c Koloni Chaetomium brasielense ... 67

4.4 Fusarium solani ... 68

4.5 Chrysosporium inops ... 69

4.6 Fusarium sp ... 70

4.7 Rhizomucor pussilus ... 71

4.8 Fusarium solani ... 72

4.9.a Fusarium solani ... 74

4.9.b Aspergillus penicillioides ... 75

4.10.a Fusarium solani ... 76

4.10.b Aspergillus ustus ... 77 Halaman Gambar


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1 Surat Permohonan Izin Penelitian Oleh Jurusan ... 96

2 Surat Permohonan Izin Penelitian Oleh Fakultas ... 97

3 Surat Hasil Penelitian ... 98

4 Lembar Validasi Hasil Penelitian ... 103

5 Surat Keterangan Penelitian ... 104

6 Dokumentasi Prosedur Kerja Penelitian ... 105 Halaman Lampiran


(16)

xvi

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Erna., Agung Nugroho., dan Sri Mulyani. 2013. Penggunaan Metode Pembelajaran Jigsaw Berbantuan Handout untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Pokok Hidrokarbon Kelas Xc Sma Negeri 1 Gubug Tahun Ajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Kimia. ISSN 2337-9995 Vol. 2 No. 4

Alexopoulos, C. J & C. W. Mims. 1979. Introductory Mycology. Third Edition. John Wiley and Sons. New York.

Arx, J. A. von (1973). (1981). The genera of fungi sporulating in pure culture. — 3rd ed.,J. Cramer, Vaduz, 424 pp.

Arif, Norma. 2014. Induksi Tunas Gadung (Diocorea hispida Dennst) Secara In Vitro. Jurnal Agroteknos. Vol. 4 No. 3. Hal 202-207

Barnett, H.L. and Hunter, B.B. 1972. Illustrated Genera of imperfect fungi. 4th ed .Prentice-Hall, Inc. USA.

Budiarti, Lina. 2014. Kelimpahan Cendawan Antagonis pada Rhizofer Tanaman Kacang Panjang di Lahan Kering Indralaya Sumatera Selatan.. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal. September 2014 Hal. 2:1-2:11.

Ferziana . 2013. Pengaruh Pupuk Daun dan Arang Aktif pada Media Subkultur II terhadap Pertumbuhan Bibit Anggrek Phalaenopsis. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. Vol. 13 (3): 144-150

Gunawan L.W. 1987. Teknik Kultur Jaringan. Bogor: Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman. PAU Bioteknologi IPB.

Hadioetomo, R.S. 1990. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. PT Gramedia. Jakarta

Handajani, Noor Susanti. 2006. Identifikasi Jamur dan Deteksi Aflatoksin B1 terhadap Petis Udang Komersial. Biodiversitas. Volume 7, Nomor 3

Handayani, Rinecha. 2011. Proses Aklimatisasi Pada Kultur Jaringan Anggrek Di Laboratorium Kultur Jaringan Unit Wonocatur, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Tugas Akhir. Surakarta.

Hastuti, Utami Sri. 2015. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Untuk Program S-2 Biologi. Malang: UMM Press.

Hayati, Inayah. 2013. Identifikasi Jamur Tinea versicolor Pada Nelayan Penderita Penyakit Kulit Di RT 09 Kelurahan Malabro Kota Bengkulu. Jurnal Gradien. No. 1 Vol. 10 Hal. 972-975.


(17)

xvii

Hera, Rufa. Khairil., dan Hasanuddin. 2014. Pengembangan Handout Pembelajaran Embriologi Berbasis Kontekstual Pada Perkuliahan Perkembangan Hewan Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Mahasiswa Di Universitas Muhammadiyah Banda Aceh. Jurnal Edubio Tropika. Vol. 2 No. 2 Hal. 187-250.

Ilyas, Muhammad. 2006. Isolasi dan Identifikasi Kapang pada Relung Rizosfir Tanaman di Kawasan Cagar Alam Gunung Mutis, Nusa Tenggara Timur. Biodiversitas. Volume 7, Nomor 3

Ningsih, Rita. 2014.Identifikasi Mikoriza Anggrek Spathoglottis Plicata Blume. Dan Phalaenopsis Amabilis L. Biowallacea. Vol. 1 (1) : Hal. 7-15

Nurhayati. 2010. Senarai Istilah-Istilah Mikologi. Palembang:Unsri Press.

Pierik, R.L.M. 1987. In Vitro Culture of Higher Plants. Dordrecht: Martinus Nijhoff Publishers.

Pitt, J.I., Hocking, A.D. 1997. Fungi and Food Spoilage.Second Edition. Blackie Academic and Professional. Cambridge.

Rahmawaty, Melly. 2008. Pengaruh BAP dan GA3 Terhadap Perkecambahan Heliconia Caribaea Lam. Secara In Vitro. Skripsi. Program Studi Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Rahmi Hafsari, Anggita. 2013. Isolasi dan Identifikasi Kapang Endofit Dari Tanaman Obat Surian. Jurnal Biologi. No. 2 Vol. 7 Agustus 2013 Hal. 175-191.

Rifai, Amien. 2005. Teori Sumber Belajar, Online, (http://eprints.uny.ac.id/18586/4/BAB%20II%2010416241032.pdf), Diakses 21 Maret 2016.

Sanaky, H. 2011. Media Pembelajaran “Buku Pegangan Wajib Guru dan Dosen.” Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.

Sneh, B., Burpee, L., Ogoshi, A. 1991. Identification of Rhizoctonia Species. APS Press. St.Paul. MN.

SNI. 1992. Standard Nasional Indonesia. Jakarta: Sekretaris Dewan Standardisasi Nasional

Sucandra, Adi. 2015. Uji Pemberian Beberapa Konsentrasi Glisin Pada Media Vacin And Went (Vw) Terhadap Pertumbuhan Plantlet Anggrek (Dendrobium Sp.) Secara In Vitro. Jom Faperta. Vol 2 No 1 87


(18)

xviii

Susilowati, Ari. 2001. Keanekaragaman Jenis Mikroorganisme Sumber Kontaminasi Kultur In vitro di Sub-Lab. Biologi Laboratorium MIPA Pusat UNS. Biodiversitas. No. 1 Vol. 2 Januari 2001 Hal. 110-114.

Ttjeian, G., Olevey, N., Coetat, M. 1973. Recherches Sur La Differenciation Conidienne De Neurospora crassa. V. Ultrastructure De La Sequence Macro- Conidiogene. Ann. Microbiol Paris. 124A: 443—458

Tuhuteru. 2012. Pertumbuhan Dan Perkembangan Anggrek Dendrobium anosmum Pada Media Kultur In Vitro Dengan Beberapa Konsentrasi Air Kelapa. Agrologia. Vol. 1 No. 1

Wahyuni, S., Sri Elniati., dan Syafiandi. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan Handout Matematika Berbasis Kontekstual pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar. Jurnal Pendidikan Matematika FMIPAUNP. Vol. 1 No. 1 Hal.84-88.

Wetter, L. R. dan F. Constabel, 1991. Metode Kultur Jaringan Tanaman. ITB, Bandung.

Xiao, L. 2009. Morphological And Molecular Phylogenetic Analysis Of Two Saprolegnia sp. (Oomycetes) Isolated From Silver Crucian Carp And Zebra Fish. British Mycological Society. No. 11 Vol. 3 Hal. 637-644.


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Mikroorganisme terdapat di berbagai tempat seperti tanah, debu, air, udara, kulit dan selaput lendir. Mikroorganisme dapat berupa bakteri, fungi, protozoa dan lain-lain. Mikroorganisme mudah terhembus udara dan menyebar ke mana-mana karena ukuran selnya kecil dan ringan (Pelczar dan Chan, 1988).

Laboratorium Budidaya Tanaman Anggrek DD’ Orchids Nursery Kota Batu, digunakan untuk pembudidayaan tanaman anggrek, penelitian mahasiswa dan dosen, termasuk bidang kultur jaringan tanaman. Selama ini kendala yang umum dihadapi para peneliti adalah tingginya kontaminasi kultur in vitro. Pada penelitian mikologi, tingkat kontaminasi dapat mencapai 100%.

Kondisi laboratorium yang tidak terjaga dalam kondisi aseptik, maka akan terjadi banyak kontaminasi mikroorganisme yang merugikan produksi. Media kultur banyak mengandung gula dalam konsentrasi tinggi, hal ini dapat mendukung pertumbuhan bakteri dan jamur. Kondisi kultur in vitro yang disukai eksplan yaitu banyak mengandung sukrosa dan zat hara dalam konsentrasi tinggi, kelembaban dan suhu yang hangat memungkinkan mikroorganisme serta spora jamur tumbuh dan berkembang dengan pesat (Susilowati, 2001).

Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Lina Budiarti identifikasi cendawan dilakukan secara makroskopis dan mikroskopis. Hasil isolasi jamur dideterminasi berdasarkan morfologi mikroskopisnya dengan menggunakan


(20)

2

mikroskop binokuler dan sebagai acuan digunakan buku kunci determinasi jamur hingga pada marga (Barnett dan Hunter, 1998; Malloch, 1998); Barnes, Ervin H.,

1997). Metode untuk mencirikan mikroorganisme menurut Pelczar dan Chan

(1988) terdiri dari identifikasi morfologi dimana pengamatan spesimen dengan bantuan mikroskop cahaya atau elektron, baik diwarnai atau tidak.

Menurut SNI 7388-2009, jamur adalah mikroba yang terdiri dari lebih dari satu sel berupa benang – benang halus yang disebut hifa, kumpulan hifa disebut miselium, berkembang biak dengan spora atau membelah diri. Sedangkan menurut Gandahusada (2006) jamur adalah mikroba yang terdiri dari sel – sel memanjang dan bercabang yang disebut hifa. Jamur membentuk koloni yang menyerupai kapas atau padat. Beberapa jamur dapat langsung bersifat patogenik dan menyebabkan penyakit tanaman dan manusia seperti yang terdapat pada media kultur in vitro yang terkontaminasi.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru yang memungkinkan siswa untuk belajar tidak harus didalam kelas, sehingga dimungkinkan untuk pembelajaran diluar kelas dengan pengamatan objek secara langsung. Hasil penelitian yang telah dilakukan, selanjutnya akan dikembangkan sebagai sumber belajar biologi, dengan sasaran pembaca yaitu siswa SMA yang sedang menempuh mata pelajaran Biologi khususnya pada materi Fungi. Selain pembelajaran materi di dalam ruang kelas, materi Fungi juga dapat diimplementasikan pada pembelajaran luar kelas. DD’ Orchids Nursery Kota Batu merupakan tempat budidaya tanaman anggrek yang terdiri dari dua lokasi, yaitu laboratorium pembenihan dan kebun pembibitan. Kapang kontaminan dapat ditemukan pada botol tanaman kultur yang terkontaminasi.


(21)

3

Hal ini dapat digunakan contoh bagi siswa untuk memahami habitat kapang sebelum memahami perbedaan antara jamur, kapang, dan khamir.

Sumber belajar biologi yang dikembangkan yaitu berupa handout, yang mana handout ini dibuat dengan tujuan memberikan informasi terkait morfologi aneka ragam kapang kontaminan media sub kultur jaringan agar pada penelitian-penelitian selanjutnya dapat dilakukan upaya pengendalian pertumbuhan kapang kontaminan pada media kultur jaringan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Keanekaragaman kapang kontaminan apakah yang ditemukan pada media

sub kultur anggrek di DD’ Orchids Nursery Kota Batu?

2. Bagaimanakah morfologi kapang kontaminan pada media sub kultur

anggrek di DD’ Orchids Nursery Kota Batu?

3. Bagaimanakah hasil penelitian identifikasi morfologi kapang kontaminan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi dalam bentuk handout?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui keanekaragaman kapang kontaminan yang ditemukan

pada media sub kultur anggrek di DD’ Orchids Nursery Kota Batu.

2. Untuk mengetahui morfologi kapang kontaminan pada media sub kultur anggrek di DD’ Orchids Nursery Kota Batu.


(22)

4

3. Untuk mengetahui hasil penelitian identifikasi morfologi kapang

kontaminan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi dalam bentuk handout.

1.4 Batasan Masalah

1. Koleksi sub-kultur in vitro tanaman anggrek yang di budidayakan di kebun anggrek DD’ Orchids Nursery Kota Batu.

2. Analisis keanekaragaman kapang kontaminan dilakukan pada media sub-kultur yang terkontaminasi pada beberapa jenis anggrek seperti Genus Dendrobium dan Cattleya sebagai representatif jenis anggrek yang paling banyak dibudidayakan dan mudah dikembangbiakkan.

3. Media sub kultur tanaman anggrek yang dibudidayakan menggunakan

media MS.

4. Penelitian deskripsitf kualitatif ini dilaksanakan melalui tahap-tahap: (1) Pengamatan morfologi jenis jamur yang mengkontaminasi kultur tanaman anggrek secara makroskopis dan mikroskopis. (2) Pewarnaan preparat menggunakan Lactophenol Cotton Blue untuk dapat dengan mudah divisualisasikan dengan mikroskop, indentifikasi mengacu pada pustaka-pustaka Illustrated Genera of Imperfect Fungi (Barnett and Hunter, 1972), Introductory Mycology (Alexopoulos and Blackwell, 1996) dan Fungi and Food Spoilange (Pitt and Hocking, 1997).

5. Hasil penelitian akan dikembangkan sebagai sumber belajar biologi berupa handout


(23)

5

1.5 Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi ilmiah bagi peneliti selanjutnya atau menjadi dasar acuan bagi penelitian yang lebih mendalam berkenaan dengan mikroorganisme penyebab kontaminasi media kultur jaringan. Mengetahui jenis mikroorganisme yang menyebabkan kontaminasi pada suatu media dapat meningkatkan ketelitian dan ketangkasan dalam pembuatan media mengingat mudahnya suatu media terkontaminasi. Hal ini sangat berguna bagi pengusaha yang menggunakan metode kultur in vitro agar tidak mengalami kerugian.

2. Secara Praktis a. Bagi Peneliti

Penelitian ini akan semakin memperkaya wawasan peneliti dan memberikan pengalaman terkait jenis-jenis jamur yang mendominasi hidup didalam media kultur yang terkontaminasi.

b. Bagi Siswa

Sebagai seorang guru, hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada peserta didik tentang keanekaragaman bentuk morfologi jamur dan implementasinya dalam pembelajaran terutama pada tentang materi Fungi.

c. Bagi Masyarakat dan Lembaga Terkait

Penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan masukan bagi masyarakat mengenai pentingnya pelesterian anggrek dan


(24)

6

memperhatikan langkah-langkah dalam melakukan kultur in vitro agar tidak mengalami kontaminasi. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pengetahuan baru dalam melakukan kultur dan sebagai pencegahan terjadinya kontaminasi media kultur anggrek.

1.6Definisi Istilah

a. Morfologi merupakan penampakan bentuk luar secara menyeluruh suatu tubuh makhluk hidup (Nurhayati, 2010)

b. Kapang merupakan salah satu organisme heterotrophic yang tidak

berklorofil dan memiliki penampakan bentuk secara menyeluruh yang terdiri dari hifa yang menyerupai serabut halus. Hifa ini akan membentuk miselium dan miselium merupakan kumpulan hifa yang membentuk penampakan dari tubuh yang terlihat (Nurhayati, 2010)

c. Kontaminan merupakan penyebab keadaan dimana sesuatu bahan

tercampur dan memberikan efek menjadi tidak murni (Nurhayati, 2010)

d. Media kultur jaringan merupakan substratum yang digunakan dalam

laboratorium untuk menumbuhkan mikroorganisme, dapat dalam bentuk cairan, padat ataupun setengah padat yang terdiri dari zat kimia (Nurhayati, 2010)

e. Handout merupakan bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru

untuk memperkaya pengetahuan peserta didik yang diambil dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai siswa (Sanaky, 2011)


(1)

1.1Latar Belakang

Mikroorganisme terdapat di berbagai tempat seperti tanah, debu, air, udara, kulit dan selaput lendir. Mikroorganisme dapat berupa bakteri, fungi, protozoa dan lain-lain. Mikroorganisme mudah terhembus udara dan menyebar ke mana-mana karena ukuran selnya kecil dan ringan (Pelczar dan Chan, 1988).

Laboratorium Budidaya Tanaman Anggrek DD’ Orchids Nursery Kota Batu, digunakan untuk pembudidayaan tanaman anggrek, penelitian mahasiswa dan dosen, termasuk bidang kultur jaringan tanaman. Selama ini kendala yang umum dihadapi para peneliti adalah tingginya kontaminasi kultur in vitro. Pada penelitian mikologi, tingkat kontaminasi dapat mencapai 100%.

Kondisi laboratorium yang tidak terjaga dalam kondisi aseptik, maka akan terjadi banyak kontaminasi mikroorganisme yang merugikan produksi. Media kultur banyak mengandung gula dalam konsentrasi tinggi, hal ini dapat mendukung pertumbuhan bakteri dan jamur. Kondisi kultur in vitro yang disukai eksplan yaitu banyak mengandung sukrosa dan zat hara dalam konsentrasi tinggi, kelembaban dan suhu yang hangat memungkinkan mikroorganisme serta spora jamur tumbuh dan berkembang dengan pesat (Susilowati, 2001).

Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Lina Budiarti identifikasi cendawan dilakukan secara makroskopis dan mikroskopis. Hasil isolasi jamur dideterminasi berdasarkan morfologi mikroskopisnya dengan menggunakan


(2)

mikroskop binokuler dan sebagai acuan digunakan buku kunci determinasi jamur hingga pada marga (Barnett dan Hunter, 1998; Malloch, 1998); Barnes, Ervin H., 1997). Metode untuk mencirikan mikroorganisme menurut Pelczar dan Chan (1988) terdiri dari identifikasi morfologi dimana pengamatan spesimen dengan bantuan mikroskop cahaya atau elektron, baik diwarnai atau tidak.

Menurut SNI 7388-2009, jamur adalah mikroba yang terdiri dari lebih dari satu sel berupa benang – benang halus yang disebut hifa, kumpulan hifa disebut miselium, berkembang biak dengan spora atau membelah diri. Sedangkan menurut Gandahusada (2006) jamur adalah mikroba yang terdiri dari sel – sel memanjang dan bercabang yang disebut hifa. Jamur membentuk koloni yang menyerupai kapas atau padat. Beberapa jamur dapat langsung bersifat patogenik dan menyebabkan penyakit tanaman dan manusia seperti yang terdapat pada media kultur in vitro yang terkontaminasi.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru yang memungkinkan siswa untuk belajar tidak harus didalam kelas, sehingga dimungkinkan untuk pembelajaran diluar kelas dengan pengamatan objek secara langsung. Hasil penelitian yang telah dilakukan, selanjutnya akan dikembangkan sebagai sumber belajar biologi, dengan sasaran pembaca yaitu siswa SMA yang sedang menempuh mata pelajaran Biologi khususnya pada materi Fungi. Selain pembelajaran materi di dalam ruang kelas, materi Fungi juga dapat diimplementasikan pada pembelajaran luar kelas. DD’ Orchids Nursery Kota Batu merupakan tempat budidaya tanaman anggrek yang terdiri dari dua lokasi, yaitu laboratorium pembenihan dan kebun pembibitan. Kapang kontaminan dapat ditemukan pada botol tanaman kultur yang terkontaminasi.


(3)

Hal ini dapat digunakan contoh bagi siswa untuk memahami habitat kapang sebelum memahami perbedaan antara jamur, kapang, dan khamir.

Sumber belajar biologi yang dikembangkan yaitu berupa handout, yang mana handout ini dibuat dengan tujuan memberikan informasi terkait morfologi aneka ragam kapang kontaminan media sub kultur jaringan agar pada penelitian-penelitian selanjutnya dapat dilakukan upaya pengendalian pertumbuhan kapang kontaminan pada media kultur jaringan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Keanekaragaman kapang kontaminan apakah yang ditemukan pada media sub kultur anggrek di DD’ Orchids Nursery Kota Batu?

2. Bagaimanakah morfologi kapang kontaminan pada media sub kultur anggrek di DD’ Orchids Nursery Kota Batu?

3. Bagaimanakah hasil penelitian identifikasi morfologi kapang kontaminan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi dalam bentuk handout? 1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui keanekaragaman kapang kontaminan yang ditemukan pada media sub kultur anggrek di DD’ Orchids Nursery Kota Batu.

2. Untuk mengetahui morfologi kapang kontaminan pada media sub kultur anggrek di DD’ Orchids Nursery Kota Batu.


(4)

3. Untuk mengetahui hasil penelitian identifikasi morfologi kapang kontaminan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi dalam bentuk handout.

1.4 Batasan Masalah

1. Koleksi sub-kultur in vitro tanaman anggrek yang di budidayakan di kebun anggrek DD’ Orchids Nursery Kota Batu.

2. Analisis keanekaragaman kapang kontaminan dilakukan pada media sub-kultur yang terkontaminasi pada beberapa jenis anggrek seperti Genus Dendrobium dan Cattleya sebagai representatif jenis anggrek yang paling banyak dibudidayakan dan mudah dikembangbiakkan. 3. Media sub kultur tanaman anggrek yang dibudidayakan menggunakan

media MS.

4. Penelitian deskripsitf kualitatif ini dilaksanakan melalui tahap-tahap: (1) Pengamatan morfologi jenis jamur yang mengkontaminasi kultur tanaman anggrek secara makroskopis dan mikroskopis. (2) Pewarnaan preparat menggunakan Lactophenol Cotton Blue untuk dapat dengan mudah divisualisasikan dengan mikroskop, indentifikasi mengacu pada pustaka-pustaka Illustrated Genera of Imperfect Fungi (Barnett and Hunter, 1972), Introductory Mycology (Alexopoulos and Blackwell, 1996) dan Fungi and Food Spoilange (Pitt and Hocking, 1997).

5. Hasil penelitian akan dikembangkan sebagai sumber belajar biologi berupa handout


(5)

1.5 Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi ilmiah bagi peneliti selanjutnya atau menjadi dasar acuan bagi penelitian yang lebih mendalam berkenaan dengan mikroorganisme penyebab kontaminasi media kultur jaringan. Mengetahui jenis mikroorganisme yang menyebabkan kontaminasi pada suatu media dapat meningkatkan ketelitian dan ketangkasan dalam pembuatan media mengingat mudahnya suatu media terkontaminasi. Hal ini sangat berguna bagi pengusaha yang menggunakan metode kultur in vitro agar tidak mengalami kerugian.

2. Secara Praktis a. Bagi Peneliti

Penelitian ini akan semakin memperkaya wawasan peneliti dan memberikan pengalaman terkait jenis-jenis jamur yang mendominasi hidup didalam media kultur yang terkontaminasi.

b. Bagi Siswa

Sebagai seorang guru, hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada peserta didik tentang keanekaragaman bentuk morfologi jamur dan implementasinya dalam pembelajaran terutama pada tentang materi Fungi.

c. Bagi Masyarakat dan Lembaga Terkait

Penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan masukan bagi masyarakat mengenai pentingnya pelesterian anggrek dan


(6)

memperhatikan langkah-langkah dalam melakukan kultur in vitro agar tidak mengalami kontaminasi. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pengetahuan baru dalam melakukan kultur dan sebagai pencegahan terjadinya kontaminasi media kultur anggrek.

1.6Definisi Istilah

a. Morfologi merupakan penampakan bentuk luar secara menyeluruh suatu tubuh makhluk hidup (Nurhayati, 2010)

b. Kapang merupakan salah satu organisme heterotrophic yang tidak berklorofil dan memiliki penampakan bentuk secara menyeluruh yang terdiri dari hifa yang menyerupai serabut halus. Hifa ini akan membentuk miselium dan miselium merupakan kumpulan hifa yang membentuk penampakan dari tubuh yang terlihat (Nurhayati, 2010)

c. Kontaminan merupakan penyebab keadaan dimana sesuatu bahan tercampur dan memberikan efek menjadi tidak murni (Nurhayati, 2010) d. Media kultur jaringan merupakan substratum yang digunakan dalam

laboratorium untuk menumbuhkan mikroorganisme, dapat dalam bentuk cairan, padat ataupun setengah padat yang terdiri dari zat kimia (Nurhayati, 2010)

e. Handout merupakan bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik yang diambil dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai siswa (Sanaky, 2011)