Definisi dan tujuan Kominkan
Mengembangkan Pendidikan Nonformal melalui PKBM 109
Kominkan, Perpustakaan, Museum, Pusat pengembangan pemuda dan anak-anak serta Pusat pengembangan perempuan dll.
Undang-undang atau aturan tentang pendidikan sosial disusun pada tahun 1949 dibawah pendudukan Amerika sebagai bagian dari restrukturisasi kerangka pendidikan
pasca Perang Dunia ke II. Keberadaan pendidikan sosial di Jepang pernah dimanupasi oleh pemerintah kekaisaran untuk tujuan perang, terutama sebelum dan selama perang
berlangsung. Undang-undang Pendidikan Sosial bertujuan untuk mendirikan sistem pendidikan di luar sistem pendidikan formal sekolah dengan model pembelajaran
yang lebih komprehensif dan dijamin akan lebih mengakar di tengah-tengah masyarakat. Undang-undang tersebut menegaskan, bahwa ruang lingkup pendidikan
sosial, meliputi penetapan: peran pemerintah, dewan pendidikan, staf pegawai pemerintah, lembaga-lembaga daerah institusi daerah yang meliputi Kominkan,
Perpustakaan, Museum, Pusat Pengembangan Pemuda, Pusat Pengembangan Perempuan, Pusat Pengembangan Masyarakat community center dsb.
Salah satu keistimewaan khusus UU 1949, dan alasan kenapa lebih dihargai oleh para pendidik di Jepang, mereka menganggap bahwa undang-undang tersebut sebagai
symbol pendidikan demokrasi. Semua keputusan mengenai pendirian dan penyelenggaraan Kominkan Community Cultural Learning Center dipercayakan
kepada Dewan Pendidikan Kotamadya. Di samping itu pula, setiap Kominkan diwajibkan untuk membuat Unei shingi-kai Badan Operasional yang terdiri dari para
ketua dari berbagai kelompok sukarelawan daerah, sehingga diharapkan dengan keterlibatan mereka semua masyarakat ikut berpartisipasi secara aktif dalam
pengelolaan pembelajaran yang dilakukan di daerahnya masyarakatnya. Oleh karena itu, setiap Kominkan lokal daerah menetapkan dan memutuskan isi program yang
akan dikembangkannya secara bebas serta tergantung pada kebutuhan dan minat masyarakat. Meskipun Kominkan yang pertama dibangun sekitar tahun 1946 atas
inisiatif Departemen Pendidikan, namun Undang-Undang tahun 1949 tersebut benar- benar menegakkan dan menjamin sistem Kominkan, yang dianggap telah mampu
mengangkat dan memajukan model pembelajaran berbasis masyarakat community- based learning yang pernah ada.