BAB 5 IHWAL KARYA ILMIAH AKADEMIK
RESUME BAHASA INDONESIA
IHWAL KARYA ILMIAH AKADEMIK
Di Susun oleh :
NOVIA ASRIYANTI TAHIR
20150420170
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2015
BAB 5 IHWAL KARYA ILMIAH AKADEMIK
A. Ihwal Karangan Ilmiah
Menulis adalah hal yang sangat penting, namun kemampuan menulis
seseorang berbeda-beda. Kemampuan menulis seseorang dipengaruhi juga dengan
kebiasaannya membaca. Selain itu, menulis juga dikendalai oleh aturan-aturan
penulisan yang sifatnya cenderung konvensional dan berlaku universal. Contohnya;
Karya ilmiah akademik adalah karangan ilmiah yang tujuan pokoknya adalah unutk
pemenuhan tuntutan akademik, sasaran pokonya adalah masyarakat kampus.
B. Lebih mengenali Karangan Ilmiah
1. Fakta/Data sebagai Dasar
Fakta/data adalah bahan pokok dari setiap tulisan ilmiah. Data bagi sebuah tulisan
ilmiah harus berkualifikasi sempurna. Data yang berkualifikasi sempurna tentunya
tidak cukup hanya dikumpulkan tetapi juga harus diidentifikasi, harus
diolah,diseleksi, dan diklasifikasi dengan baik. Selain itu, data tersebut harus
didapatkan dari sumber yang jelas.
2. Pemikiran, Analisis, dan Konklusi Logis
Karangan ilmiah harus memenuhi kriteria berpikir logis. Semua harus sesuai dan
tepat dengan ihwal-ihwal kebahasaan. Pada akhirnya data yang telah disajikan
dengan kuafikasi sempuran kemudian dianalisis dengan sempurna yang pada
akhirnya juga menghasilkan simpulan-simpulan yang sempurna pula. Dalam
kerangka karangan ilmiah, analisis atau pembahasan data harus didasarkan pada
teorisasi yang benar, selain juga digunakan alat-alat analisis yang juga harus tepat
benar.
3. Objektif dan tidak berpihak
Pembahasan atau analisis yang dilakukan harus benar-benar objektif. Dimensi
objektivigas sama sekali tidak dapat ditawak karenan sesungguhnya hasil yang
disajikan dalam bentuk karangan ilmiah adalah pencarian kebenaran.
4. Akurat dan Sistematis
Dimensi sistemik adalah bahwa karya ilmiah harus sepenuhnya mengacu kepada
system dan/atau tata cara ilmiah tertentu yang sifatnya konvensional dan sekaligus
universal. Jadi sebuah karya ilmiah harus disusun secara sistematik dan akurat.
Ketidakakuratan dalam penyusunan karya ilmiah akan menyebabkan kesalahan
fatal dan mendasar dalam semua konstruksi karangan ilmiah itu.
5. Tidak Emosional
Bahasa yang digunakan tidak boleh dipenuhi dengan nuansa dan perasaan yang
penuh dengan keharuan dan sara dengan permohonan maaf. Melainkan bahasa
karangan ilmiah ialah bahasa yang intepretatif, yang intelek dan penuh dengan
ketepatan dan keakurasian.
C. Asas-asas Menulis Karangan Ilmiah
1. Kejelasan (clarity)
2. Ketepatan (accuracy)
3. Keringkasan (brevity)
D. Tema Karangan
Adalah ide pokok karangan; ide sentral karangan; kacamata kuda bagi penulis atau
pengarang. Bagi seorang pembaca, tema karangan akan berfungsi sebagai penuntut
unutk dapat memahami keseluruhan tulisan atau karangan secara cepat.
E. Judul Karangan
Judul karangan harus setali dengan tema karangan, harus sesuai dengan isis karangan,
harus dirumuskan dengan jelas sehingga akan dapat membantu mengendalikan
variable dan membantu merumuskan ancangan, membantu pengukuran, dan harus
dirumuskan dengan singkat, mudah ditangkap oleh indra, mudah dilihat, tidak
menggunakan kiasan.
F. Kalimat Tesis
Kalimat tesis identik dengan tema karangan. Kalimat tesis diibaratkan sebagai kalimat
utama atau kalimat pokok paragraf, sedangkan tema karangan identik dengan ide
pokok paragaraf. Kalimat tesis dalam rumusannya harus merupakan gabungan antara
tema karangan dan tujuan karangan atau tulisan.
G. Kerangka Karangan
Merupakan rancangan karangan; rancangan karangan dalam system tertentu atau
rencana penulisan yang mengandung ketentuan bagaimana kita menyusun sebuah
karangan. Kerangka karangan berfungsi untuk memperlihatkan pokok bahasan, subbahasan, sub-sub bahasan dan memberi kemungkingan perluasan bahasan oleh
penulis.
Bentuk kerangka karangan dibedakan menjadi;
Kerangka kalimat; mempergunakan kalimat deklaratif yang lengkap untuk
merumuskan setiap topic, sub-topik, maupun sub-sub topic
Kerangka topic; menggunakan frasa-frasa untuk menunjukkan topic, subtopik, dan sub-sub topic.
H. Model-model Berpikir
1. Model DAM-D: duduk perkara, alasan, misal, duduk perkara
2. Model DSD: dahulu, sekarang, depan
3. Model PMHT: perhatian, minat, hasrat, tindakan
4. Model 5W1H: what, who, when, where, why, how
5. Model TAS: tesis, antithesis, sintetis
6. Model PIK: pendahuluan, isi, kesimpulan
I. Ihwal Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah
1. Diuraikan penalaran (alas an) yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang
akan diuraikan jawabannya.
2. Diuraikan kegunaan praktis hasil analisis.
3. Diungkapkan masalah utama secara jelas, lazimnya dalam bentuk pertanyaan.
Gunakan kata tanya analisis (bagaimana,mengapa)
J. Ihwal Tujuan Penulisan
1. Diuraikan target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai.
2. Tujuan utama dapat dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang
akan dibahas. Jika masalah utama dirinci menjadi dua, tujuanpun begitu.
K. Ihwal Hipotesis
Sebuah hipotesis diperlukan hanya apabila diperlukan pembuktian terhadap dalil
tertentu.
1. Hipotesis berasal dari bahasa Yunani yang berarti ‘sebelum dalil’ atau ‘dalil
sementara’. Agar dalil sementara menjadi dalil sesungguhnya harus dibuktikan
terlebih dahulu dalam proses analisis penelitian sehingga hipotesis akan berubah
menjadi teori.
2. Hipotesis bisa salah, bisa juga benar.
Dalam sebuah karya ilmiah hipotesis lazimnya berisi antiseden,konsekuen,dan
dependen.
L. Ihwal Abstrak
Abstrak merupakan bentuk penyajian singkat sebuah laporan atau dokumen yang
ditulis secara teknis, teliti, tanpa kritik atau penafsiran penulis abstrak.
M. Cara Kerja Penyusunan Karangan Ilmiah
1. Data harus dianalisis dengan tetap cermat sambil mempertimbangkan pelbagai
persyaratan, kendala, asumsi dan teori.
2. Selanjutnya akan dihasilkan simpulan yang kredibel, tepat, dan akurat.
3. Memunculkan saran-saran penelitian yang bermanfaat (jelas, relevan,
operasional).
4. Dapat juga dirumuskan impikasi penelitian yang tepat.
N. Empat Langkah Penyediaan Data
1. Penentuan sumber data haruslah tepat
2. Inventarisasi data
3. Seleksi data
4. Klasifikasi data
O. Aspek-aspek dalam Analisis Data
1. Persyaratan
2. Kendala
3. Asumsi
4. Tolok ukur/kriteria/parameter/pendekatan
5. Ancangan teori
P. Berpikir Linier dalam Karangan Ilmiah
Merupakan proses yang paling lazim di dalam penyusunan karya ilmiah.
1. Linier dengan tinjau ke belakang
Setiap persoalan penelitian dipecahakan dengan ‘tinjauan ke belakang’, tetapi
proses penelitian terus dijaga agar bergerak maju.
2. Linier berulang
3. Linier melingkar
Terjadi umpan balik terhadap tahapan pemikiran sebelumnya. Pada setiap tahan
yang sedang berlangsung diadakan tinjauan ke depan terhadap pemikiran
selanjutnya.
IHWAL KARYA ILMIAH AKADEMIK
Di Susun oleh :
NOVIA ASRIYANTI TAHIR
20150420170
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2015
BAB 5 IHWAL KARYA ILMIAH AKADEMIK
A. Ihwal Karangan Ilmiah
Menulis adalah hal yang sangat penting, namun kemampuan menulis
seseorang berbeda-beda. Kemampuan menulis seseorang dipengaruhi juga dengan
kebiasaannya membaca. Selain itu, menulis juga dikendalai oleh aturan-aturan
penulisan yang sifatnya cenderung konvensional dan berlaku universal. Contohnya;
Karya ilmiah akademik adalah karangan ilmiah yang tujuan pokoknya adalah unutk
pemenuhan tuntutan akademik, sasaran pokonya adalah masyarakat kampus.
B. Lebih mengenali Karangan Ilmiah
1. Fakta/Data sebagai Dasar
Fakta/data adalah bahan pokok dari setiap tulisan ilmiah. Data bagi sebuah tulisan
ilmiah harus berkualifikasi sempurna. Data yang berkualifikasi sempurna tentunya
tidak cukup hanya dikumpulkan tetapi juga harus diidentifikasi, harus
diolah,diseleksi, dan diklasifikasi dengan baik. Selain itu, data tersebut harus
didapatkan dari sumber yang jelas.
2. Pemikiran, Analisis, dan Konklusi Logis
Karangan ilmiah harus memenuhi kriteria berpikir logis. Semua harus sesuai dan
tepat dengan ihwal-ihwal kebahasaan. Pada akhirnya data yang telah disajikan
dengan kuafikasi sempuran kemudian dianalisis dengan sempurna yang pada
akhirnya juga menghasilkan simpulan-simpulan yang sempurna pula. Dalam
kerangka karangan ilmiah, analisis atau pembahasan data harus didasarkan pada
teorisasi yang benar, selain juga digunakan alat-alat analisis yang juga harus tepat
benar.
3. Objektif dan tidak berpihak
Pembahasan atau analisis yang dilakukan harus benar-benar objektif. Dimensi
objektivigas sama sekali tidak dapat ditawak karenan sesungguhnya hasil yang
disajikan dalam bentuk karangan ilmiah adalah pencarian kebenaran.
4. Akurat dan Sistematis
Dimensi sistemik adalah bahwa karya ilmiah harus sepenuhnya mengacu kepada
system dan/atau tata cara ilmiah tertentu yang sifatnya konvensional dan sekaligus
universal. Jadi sebuah karya ilmiah harus disusun secara sistematik dan akurat.
Ketidakakuratan dalam penyusunan karya ilmiah akan menyebabkan kesalahan
fatal dan mendasar dalam semua konstruksi karangan ilmiah itu.
5. Tidak Emosional
Bahasa yang digunakan tidak boleh dipenuhi dengan nuansa dan perasaan yang
penuh dengan keharuan dan sara dengan permohonan maaf. Melainkan bahasa
karangan ilmiah ialah bahasa yang intepretatif, yang intelek dan penuh dengan
ketepatan dan keakurasian.
C. Asas-asas Menulis Karangan Ilmiah
1. Kejelasan (clarity)
2. Ketepatan (accuracy)
3. Keringkasan (brevity)
D. Tema Karangan
Adalah ide pokok karangan; ide sentral karangan; kacamata kuda bagi penulis atau
pengarang. Bagi seorang pembaca, tema karangan akan berfungsi sebagai penuntut
unutk dapat memahami keseluruhan tulisan atau karangan secara cepat.
E. Judul Karangan
Judul karangan harus setali dengan tema karangan, harus sesuai dengan isis karangan,
harus dirumuskan dengan jelas sehingga akan dapat membantu mengendalikan
variable dan membantu merumuskan ancangan, membantu pengukuran, dan harus
dirumuskan dengan singkat, mudah ditangkap oleh indra, mudah dilihat, tidak
menggunakan kiasan.
F. Kalimat Tesis
Kalimat tesis identik dengan tema karangan. Kalimat tesis diibaratkan sebagai kalimat
utama atau kalimat pokok paragraf, sedangkan tema karangan identik dengan ide
pokok paragaraf. Kalimat tesis dalam rumusannya harus merupakan gabungan antara
tema karangan dan tujuan karangan atau tulisan.
G. Kerangka Karangan
Merupakan rancangan karangan; rancangan karangan dalam system tertentu atau
rencana penulisan yang mengandung ketentuan bagaimana kita menyusun sebuah
karangan. Kerangka karangan berfungsi untuk memperlihatkan pokok bahasan, subbahasan, sub-sub bahasan dan memberi kemungkingan perluasan bahasan oleh
penulis.
Bentuk kerangka karangan dibedakan menjadi;
Kerangka kalimat; mempergunakan kalimat deklaratif yang lengkap untuk
merumuskan setiap topic, sub-topik, maupun sub-sub topic
Kerangka topic; menggunakan frasa-frasa untuk menunjukkan topic, subtopik, dan sub-sub topic.
H. Model-model Berpikir
1. Model DAM-D: duduk perkara, alasan, misal, duduk perkara
2. Model DSD: dahulu, sekarang, depan
3. Model PMHT: perhatian, minat, hasrat, tindakan
4. Model 5W1H: what, who, when, where, why, how
5. Model TAS: tesis, antithesis, sintetis
6. Model PIK: pendahuluan, isi, kesimpulan
I. Ihwal Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah
1. Diuraikan penalaran (alas an) yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang
akan diuraikan jawabannya.
2. Diuraikan kegunaan praktis hasil analisis.
3. Diungkapkan masalah utama secara jelas, lazimnya dalam bentuk pertanyaan.
Gunakan kata tanya analisis (bagaimana,mengapa)
J. Ihwal Tujuan Penulisan
1. Diuraikan target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai.
2. Tujuan utama dapat dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang
akan dibahas. Jika masalah utama dirinci menjadi dua, tujuanpun begitu.
K. Ihwal Hipotesis
Sebuah hipotesis diperlukan hanya apabila diperlukan pembuktian terhadap dalil
tertentu.
1. Hipotesis berasal dari bahasa Yunani yang berarti ‘sebelum dalil’ atau ‘dalil
sementara’. Agar dalil sementara menjadi dalil sesungguhnya harus dibuktikan
terlebih dahulu dalam proses analisis penelitian sehingga hipotesis akan berubah
menjadi teori.
2. Hipotesis bisa salah, bisa juga benar.
Dalam sebuah karya ilmiah hipotesis lazimnya berisi antiseden,konsekuen,dan
dependen.
L. Ihwal Abstrak
Abstrak merupakan bentuk penyajian singkat sebuah laporan atau dokumen yang
ditulis secara teknis, teliti, tanpa kritik atau penafsiran penulis abstrak.
M. Cara Kerja Penyusunan Karangan Ilmiah
1. Data harus dianalisis dengan tetap cermat sambil mempertimbangkan pelbagai
persyaratan, kendala, asumsi dan teori.
2. Selanjutnya akan dihasilkan simpulan yang kredibel, tepat, dan akurat.
3. Memunculkan saran-saran penelitian yang bermanfaat (jelas, relevan,
operasional).
4. Dapat juga dirumuskan impikasi penelitian yang tepat.
N. Empat Langkah Penyediaan Data
1. Penentuan sumber data haruslah tepat
2. Inventarisasi data
3. Seleksi data
4. Klasifikasi data
O. Aspek-aspek dalam Analisis Data
1. Persyaratan
2. Kendala
3. Asumsi
4. Tolok ukur/kriteria/parameter/pendekatan
5. Ancangan teori
P. Berpikir Linier dalam Karangan Ilmiah
Merupakan proses yang paling lazim di dalam penyusunan karya ilmiah.
1. Linier dengan tinjau ke belakang
Setiap persoalan penelitian dipecahakan dengan ‘tinjauan ke belakang’, tetapi
proses penelitian terus dijaga agar bergerak maju.
2. Linier berulang
3. Linier melingkar
Terjadi umpan balik terhadap tahapan pemikiran sebelumnya. Pada setiap tahan
yang sedang berlangsung diadakan tinjauan ke depan terhadap pemikiran
selanjutnya.