BAHAN FILSAFAT

B. ZAMAN KONTEMPORER ( ABAD KE-20 DAN SETERUSNYA)
Sebagian besar pemikir abad ke-20 pernah menulis tentang bahasa. 1[7] Tugas filsafat
bukanlah membuat pernyataan-pernyataan tentang sesuatu yang khusus sebagaimana
memecahkan persoalan yang timbul akibat ketidakpahaman terhadap bahasa logika.
Perkembangan filsafat abat ke-20 juga ditandai oleh munculnya berbagai aliran filsafat, dan
kebanyakan dari aliran itu merupakan kelanjutan dari aliran-aliran filsafat yang telah
berkembang pada abad modern, seperti: neo-thomisme, neo-kantianisme, neo-hegelianisme,
neo-marxisme, neo-positivisme, dan sebagainya.namun demikian ada juga aliran filsafat yang
baru dengan ciri dan corak yang lain sama sekali seperti: fenomenologi, eksistensialisme,
pragmatisme, strukturalisme, dan yang paling mutakhir adalah aliran postmodernisme.
Tokoh pertama adalah Edmund Husserl (1859-1938), selaku pendiri aliran
fenomenologi, ia telah mempengaruhi pemikiran filsafat abad ke-20 ini secara amat
mendalam. Fenomenologi adalah ilmu pengetahuan (logos) tentang apa yang tampak
(phinomenon). Fenomenologi dengan demikian adalah ilmu yang mempelajari apa yang
tampak atau apa yang menampakkan diri atau fenomenon.2[8]
Ekstensialisme dan fenomenologi merupakan dua gerakan yang sangat erat dan
menunjukkkan pemberontakan tambahan terhadap metode-metode dan pandangan-pandangan
filsafat Barat. Salah seorang tokoh eksistensialisme yang populer adalah Jean Paul Sartre
(1905-1980), ia membedakan rasio dialektis dengan rasio analitis. Rasio analitis dijalankan
dalam ilmu pengetahuan. Rasio deakletis harus digunakan, jika kita berpikir tentang manusia,
sejarah, dan kehidupan sosial. Rasio terakhir ini bersifat diakletis, karena terdapat identitas

diakletis antara ada dan pengetahuan, artinya pengetahuan merupakan suatu proses yang
berlangsung dalam Ada. Rasio ini diakletis karena objek yang diselidikinya bersifat diakletis
dan juga karena ia sendiri ditentukan oleh tempatnya dalam sejarah.3[9]
Aliran filsafat eksistensialisme yang menjadi mode berfilsafat pada pertengahan abad
ke-20 mendapat reaksi dari aliran strukturalisme. Jika eksistensialisme menerangkan pada
peranan individu, maka strukturalisme justru melihat manusia “terkungkung” dalam berbagai
struktur dalam kehidupannya. Secara garis besar ada dua pengertian pokok yang sangat erat
1[7] Drs. Rizal Mustansyir, Filsafat Ilmu, ( Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Offset, 2001, cet. 1.) hlm., 89.
2[8] Ibid., hlm. 91.
3[9] Ibid., hlm. 93.

kaitannya dengan strukturalisme sebagai aliran filsafat. Tokoh yang berpengaruh dalam aliran
filsafat strukturalisme adalah Michel Foucault (1926-1984).
Pada abad ke-20 ada aliran filsafat yang pengaruhnya dalam dunia praksis cukup
besar, yaitu aliran filsafat pragmatisme. Pragmatisme merupakan gerakan filsafat Amerika
yang menjadi terkenal selama satu abad terakhir. Aliran filsafat ini merupakan suatu sikap,
metode dan filsafat yang memakai akibat-akibat praktis dari pikiran dan kepercayaan sebagai
ukuran untuk menetapkan nilai kebenaran.4[10] Salah seorang tokoh pragmatisme adalah
William James (1842-1910).

Di antara ilmu khusus yang dibicarakan oleh para filosuf, bidang fisika menempati
kedudukan yang paling tinggi. Menurut Trout (dalam Rizal Mustansyir, dkk., 2001) fisika
dipandang sebagai dasar ilmu pengetahuan yang subjek materinya mengandung unsur-unsur
fundamental yang membentuk alam semesta. Ia juga menunjukkan bahwa secara historis
hubungan antara fisika dengna filsafat terlihat dalam dua cara. Pertama, diskusi filosofis
mengenai metode fisika, dan dalam interaksi antara pandangan substansial tentang fiiska
(misalnya: tentang materi, kuasa, konsep ruang, dan waktu). Kedua, ajaran filsafat tradisional
yang menjawab fenomena tentang materi, kuasa, ruang, dan waktu. Dengan demikian, sejak
semula sudah ada hubungan yang erat antara filsafat dan fisika.
Fisikawan termashyur abad ke-20 adalah Albert Einstein. Ia menyatakan bahwa alam
itu tidak berhingga besarnya dan tidak terbatas, tetapi juga tidak berubah status totalitasnya
atau bersifat statis dari waktu ke waktu. Einstein percaya akan kekekalan materi. Ini berarti
bahwa alam semesta itu bersifat kekal, atau dengan kata lain tidak mengakui adanya
penciptaan alam. Disamping teori mengenai fisika, teori alam semesta, dan lain-lain, Zaman
Kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih. Teknologi
komunikasi dan informasi termasuk salah satu yang mengalami kemajuan sangat pesat. Mulai
dari penemuan komputer, berbagai satelit komunikasi, internet, dan sebagainya. Bidang ilmu
lain juga mengalami kemajuan pesat, sehingga terjadi spesialisasi ilmu yang semakin tajam.
Ilmuwan kontemporer mengetahui hal yang sedikit, tetapi secara mendalam. Ilmu kedokteran
semakin menajam dalam spesialis dan subspesialis atau super-spesialis, demikian pula bidang

ilmu lain. Disamping kecenderungan ke arah spesialisasi, kecenderungan lain adalah sintesis
antara bidang ilmu satu dengan lainnya, sehingga dihasilkannya bidang ilmu baru seperti
bioteknologi yang dewasa ini dikenal dengan teknologi kloning.5[11]
4[10] Ibid., hlm. 95.
5[11] Loc. Cit., hlm. 89.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zaman modern dimulai sejak adanya krisis zaman pertengahan selama dua abad
( abad ke-14 dan ke 15) ditandai dengan munculnya gerakan Renaissance. Di zaman modern
ini muncul berbagai aliran pemikiran yaitu Rasionalisme, Empirisme, Kritisisme dll. Zaman
modern juga ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah dan ilmu pengetahuan.
Banyak filosof-filosof di zaman modern diantaranya: Rene Descartes (1596-1650), Isac
Newton, Charles Darwin , Joseph Jhon Thompson (1856-1940).
Sedangkan zaman kontemporer juga di tandai dengan munculnya berbagai aliran
filsafat, dan kebanyakan dari aliran itu merupakan kelanjutan dari aliran-aliran filsafat yang
telah berkembang pada abad modern, seperti: neo-thomisme, neo-kantianisme, neohegelianisme, neo-marxisme, neo-positivisme, dan sebagainya. Namun demikian ada juga
aliran filsafat yang baru dengan ciri dan corak yang lain seperti: fenomenologi,
eksistensialisme, pragmatisme, strukturalisme, dan postmodernisme.

Pertama, Fenomenologi dengan tokoh utamanya adalah Edmund Husserl (18591938), selaku pendiri aliran fenomenologi. Fenomenologi adalah ilmu pengetahuan (logos)
tentang apa yang tampak (phinomenon). Fenomenologi dengan demikian adalah ilmu yang
mempelajari apa yang tampak atau apa yang menampakkan diri atau fenomenon.
Kedua, Ekstensialisme dan tokoh yang populer adalah Jean Paul Sartre (1905-1980),
ia membedakan rasio dialektis dengan rasio analitis. Ekstensialisme dan fenomenologi
merupakan dua gerakan yang sangat erat dan menunjukkkan pemberontakan tambahan
terhadap metode-metode dan pandangan-pandangan filsafat Barat.
Ketiga, Strukturalisme

dengan tokoh

Michael

Foucault

(1926-1984). Jika

eksistensialisme menerangkan pada peranan individu, maka strukturalisme justru melihat
manusia “terkungkung” dalam berbagai struktur dalam kehidupannya.


6
7

[1] Asmoro Achmadi, Filsafat Umum, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010) hlm., 113-115.
[2] Drs. Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2010) hlm., 87.
8
[3] Ilzamudin Ma’mur, Mufti Ali, Lima Puluh Filosof Dunia yang Menggerakkan,
( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001, cet. 1. ) hlm., 83.
9
[4] Prof. Dr. Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales sampai
Capra, (Bandung: PT Rosdakarya Offset, 1990, cet. 1) hlm., 129-130.
10
[5] Op.cit., hlm., 87-88.
11
[6] Loc.cit., hlm., 89.

Pada abad ke-20 kita dapat menyaksikan empat aliran besar dalam filsafat.


Pertama, filsafat fenomenologis dan eksistensialisme dengan tokoh-tokohnya:
Husserl, Heidegger, dan Sartre, filsafat ini merupakan aliran yang paling subur di
Eropa kontinental terutama di Jerman dan Prancis

6Zaman ini bermula dari abad 20 M dan sebagian besar aplikasi ilmu dan teknologi di abad
21 merupakan hasil penemuan mutakhir di zaman ini. Bidang fisika menjadi tiitk
perkembangan ilmu pada masa ini. Hal ini di sebabakan karena fisika di pandang sebagai
dasar ilmu pengetahuan yang subjek materinya mengandung unsur–unsur fundamental yang
membentuk alam semesta.
Tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Albert Enstein (1879 M – 1955 M), dia adalah
ilmuan Fisika. Dia mengemukakan teori relativitas. Semenjak tahun 1905 M sampai 1917 M,
saat ia menerbitkan tulisan revolusionernya tentang teori Relativitas, pandangan umat
manusia tentang dunia dan alam semesta pun berubah selamanya, tahap terakhir dari zaman
modern telah lahir, dan cakrawala pun bergeser. Masih ada lagi ilmuwan yang mempunyai
ide besar lainnya, antara lain seperti Linus Pauling, James D. Watson, Miller Urey, Werner
Heinsenberg dan Erwin Schrodinger, Edwin Hubble, Alfred Wegener.

7
8Drs. Rizal Mustansyir, Filsafat Ilmu, ( Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Offset, 2001, cet. 1.) hlm., 89.


Maksum, Ali. 2008. Pengantar Filsafat Dari Masa Klasik Hingga Postmodernisme.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 368

9
10
11

Deskripsi percepatan waktu penemuan dan paten perdagangan82 No Objek Penemuan Tahun
Penemuan Tahun Paten Jarak Waktu 1 2 3 4 5 6 Fotografi Telepon Radio Televisi Bom Atom
Transistor 1727 1820 1887 1923 1939 1947 1839 1876 1902 1934 1945 1950 112 56 15 11 6
3
Dengan melihat table di atas, dapat disimpulkan bahwa apa yang terjadi di lapangan
pengetahuan modern tidak saja menunjukkan cepatnya perkembangan itu, tapi lebih
menakjubkan lagi, telah terjadi juga “percepatan”. Hanya saja, perkembangan ilmu ternyata
tidak berarti mutlak sebagai rahmat bagi kehidupan manusia. Tidak jarang kemajuan ilmu dan
teknologi yang terus berlangsung hingga saat ini, membuat banyak manusia khawatir atau
bahkan tajut terhadap dampak negatifnya dan banyak pula yang telah merasakan langsung
akibatnya bagi kehidupan mereka, baik kehidupan materil, maupun spiritual.
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef


fotografi
telepon
radio
televisi
bob atom
transistor