Konstruksi Identitas Gay di Jejaring Sosial Facebook

Konstruksi Identitas Gay di Jejaring Sosial
Facebook

FebryanY Wulansary
Alumni Program Studi llmu Komunikasi Fakultas llmu Sosial dan Politik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Email : febrye-0ywu.le-nsery@ya!-9.a cgm

Abstract
Discrimination agoinst homosexuals in lndonesio is the background of
this reseorch. Where the existence of discrimination on goys make the other
identity. Facebook is chosen by the gay medio for identity construction. The
purpoie
of this study was to find out how the,y construct thetr identit[es in
'Focebook,
and whot difference their identity in the real worLd and the virtual
world. And what ore the foctors that require them to do' This study used
ethnogrophic reseorch methods and three informants as o reseorch subiect
The results of this study indicate that one foctor being goy wos largely due
to familiot foctors. They chose to construct thek identity in online ond offline.
They do impression management through back stage and front stoge os in the

theory of dromaturgY.
Keywords:

Ho

m osex u a L, F a ceb oo k, I de ntity, Co n stru ct io n

Abstrak

Diskriminasi terhadap homoseksual di Indonesia merupakan latar
belakang dari penelitian ini. Di mana dengan adanya diskriminasi pada
gay membuat adanya identitas lain yang mereka konstruksi. Facebook
merupakan media yang dipilih oleh gay untuk mengkonstruksi identitas
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara mereka
mengkonstruksi identitas mereka dalam Facebook, dan apa perbedaan
identitas mereka dalam dunia nyata dan dunia maya. Serta apa saja faktor
yang mengharuskan mereka untuk melakukan hal tersebut. Penelitian ini
menggunalan metode penelitian etnografi dan tiga orang informan sebagai
subjek penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor seseorang
menladi gay sebagian besar adalah karena faktor keluarga. Mereka memilih

untuk mengkonstruksi identitasnya dalam online maupun offline. Mereka
melakukan impression management melalui bock stage dan front stage
seperti yang ada dalam teori dramaturgi.
Kata Kunci : l-lomoseksual, Facebook, ldentitas, Konstruksi.

Pendahuluan
Saat ini media berkenrbang sangat pesat, seperti vang clikemuliakan oleh
Marshall Mc. Luhan (I-ittlc John, 2005: 273) sekarang klta hidup di clunia

1.ang

disebut sebagai "Ghba/vi//a.ge", yaitu sebual-r perkampungan grobar yang rerintcgrasi
melalui kornunikasi massa. Salah satu media vang palng cepat dan digunakan oleh

se|:ruh masyarakat dunia dalam mengakses dan mendapatkan infor.masi saat in.i
adalah internet. Sejak munculnya internet tanpa saclar otak manusia drpengaruhi
oleh adanva budaya dan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Terlebih hadirnya
internet di l'donesia mcrupakan suatu fenomena yang luar biasa, dimana internet
telah betkembang menjacli "kebutuhan" bagi lebih da. jutaan orang di Indonesia.
Dari bermacam-macam situs jcjar.ing sosial di Internet, Facebook menarik banyak

pethatian pengguna internet. Akun Facebook didukung dengan banyaknya fitut
dalam satu halaman spontanitas membuat otang enfol dengan Facebook. N{ereka
bisa mengetahui secara langsung

yang sedang dipikirk
sedang
^pa
^t^u ^pavang
dilakukan oleh teman-ternannya sekaligus bisa langsung ^n
memberikan komentar.
Facebook belakangan ini juga sering digunakan untuk mengkonstruksi identitas
diri oleh individu. Seperti yang dikemukakan oleh Dennis Mceuail bahwa salah
satu fungsi media adalah untuk membangun identitas drri di depan khalayak umum
([4c.Quail, 1.99 6 : 7 2).

Dalam interaksi ce to furc seseorang; akan memahami gambaran icrentitas
diri orang larn melalui ge'der, ras, pakaian, dan karakteristik non-verbal !..tnnya.
Namun, bebetapa karaktcristik ini sangat s.lit muncul clalarn interak st uirtual,

teknologi interner menawarkan fasilitas untuk menl,embunyrkan beberapa petunjuk

atau karakterisuk tertentu yang tidak ingin ditampilkan dan diketahui oleh publik.
Facebook juga berlaku demikian, setiap i'dividu berrombalomba menampilkan

dirinya sebaik mungkin. Ini dapat dilihat darj aktivitas lrpdate st:Ltls clan aktivitas
memasang foto pro6l terbaik yang dilakukan oleh Facebookers unruk menciptakan
citta did yang positif dan normzrl.
Proses informasi inilah yang terjadi di Facebook, siapa X di dunia n\rata clan
siapa X di duni a rtualbjsa jadi sama dan bisa jadi sangat berbeda. X sebagai
seorang

leiaki pekerja, kepala keluarga, dan memrriki dua orang anak bisa menjadr X yang
bujangan, berstatus mahasiswa, dan belum memiliki pacar. Ini yang disebut oleh

Tim Jordan (1999: 62-87), bahwa operasionalisasi identitas dr dunia u)rhra/ menjadi
sebuah proses pembcn tukan ide ntitas secara anline atau yirtual dan .identitas yang

tefbentuk ini tidaklah mesti sama atau mendekati dengan idenutasnya di dr.rrua
fly^t^ (,ffine irlentitu . Renouated hierarclties adalah pfoses di mana hirark.i-hirarki yang
te rjadi di dunia nyata (ffine hierarchie direkabentuk kembali rnenladi on/ine hierartlties.
Hasil akhir dati identiry fuidi4t dan renouated hiewchies inllah yang selanjutnya rne njadi

i rnationa/ gace, yakor inlormasi vang menggambatkan realita yang hanya berlaku
di dunia virtual (Tim Jo:dan 1999: 62-81).
Euer1dalt

Life, settap individu pada kenyataannya melakukan konsttuksi atas dlri

mereka dengan cara menamPilkan diti (-c pefornann)' Namun, penampilan diri
tersebut pada dasarnya dibentuk atau untuk memenuhl keinginan audien.r atau
lingkungan sosial, br-rkan berasal dari diti dan bukan pula diciptakan oleh individu itu
y^ng sebenarnl'a
senditi. Sehingga identrtas yang nruncul adalah penggambaran
^P^
menjadi keinginan dan guna memenuhi kebutuhan pengakuan social dan rdcntitas
manusia bisa berubah-ubah tergantung dari interaksi dengan orang lain (http: / /
s,'u'w. Fejournal.stainpurwokerto.ac.id akses 9 aptil 201 2).

Individu )rang mensgunakan dunia maya untuk membangun identitas diri
adalah individu ),ang tidak bisa diterima identitas aslirrya di dunia nyata. Sebagd
contoh adalah kaum Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT). Di
Indonesra kekrmpok I-GBT menjadi salah satu lielompok masYarakat yang terus

mendapatkan drsl