Analisis Rancangan Wireless Local Area Network (WLAN) Di Kantor Badan Geologi Bandung

(1)

1

1.1 Latar Belakang

Dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi (Information and Communication Technology) atau yang lebih dikenal dengan sebutan dunia IT memang tidak bisa dipisahkan dengan yang namanya jaringan. Dunia IT yang sangat erat hubungannya dengan dunia elektronik, masih menggantungkan hidupnya pada dunia komunikasi dengan menggunakan kabel. Namun, seiring dengan kemajuan waktu dan teknologi, juga kebutuhan manusia akan mobilitas dan fleksibilitas yang tinggi menuntut sesuatu yang lebih praktis. Dan teknologi wireless memberikan jawaban untuk kebutuhan tersebut.

Teknologi wireless menawarkan beragam kemudahan, kebebasan dan fleksibilitas yang tinggi. Teknologi wireless memiliki cukup banyak kelebihan dibandingkan teknologi kabel yang sudah ada. Teknologi wireless sangat nyaman untuk digunakan. Anda bisa mengakses Internet di posisi mana pun selama masih berada dalam jangkauan wireless.

Kantor Badan Geologi Bandung selama sudah memiliki jaringan wireless atau area hotspot. Sehingga pengunjung atau tamu di Kator Badan Bandung yang membawa laptop dan ingin terkoneksi dengan Internet harus mencari port UTP yang menganggur atau yang tidak terpakai.


(2)

Tentu saja hal ini sangat tidak fleksibel dan mengganggu mobilitas mau pun kenyamanan dari pengunjung tersebut. Maka untuk memberikan solusi dari permasalahan ini dan sekaligus sebagai topik Praktek Kerja Lapangan, maka penulis mencoba mengajukan perancangan “Analisis Wireless Local Area Network di Pusa Kantor Badan Geologi Bandung”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dalam merumuskan beberapa masalah yang akan dibahas sebagai berikut:

1. Bagaimana rancangan Wireless Local Area Network (WLAN) di area Kantor Badan Geologi Bandung sebagai perluasan dari jaringan kabel yang sudah ada?

2. Berapa titik area dari KPG Bandung yang akan mengimplementasikan Wireless Local Area Network (WLAN) tersebut?

3. Bagaimana mengkonfigurasi access point yang digunakan pada Wireless Local Area Network (WLAN) tersebut?

4. Bagaimana mengkonfigurasi perangkat client yang akan terkoneksi dengan Wireless Local Area Network (WLAN) tersebut?

1.3 Maksud dan Tujuan.

1.3.1 Maksud


(3)

1. Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari penulisan laporan ini adalah menganalisis sebuah jaringan yang terdapat di Kantor Badan Geologi Bandung.

1.3.2 Tujuan

1. Mengetahui rancang dan implementasi Wireless Local Area Network (WLAN) di area Kantor Badan Geologi Bandung.

2. Mempelajari dan menganalisa jaringan komputer di Kantor Badan Geologi Bandung, baik yang menggunakan kabel biasa atau pun Wireless Local Area

Network (WLAN) yang akan diimplementasikan.

1.4 Batasan Masalah

Agar pembahasan masalah tersebut menjadi lebih terfokus maka diberi batasan terhadap ruang lingkup permasalahan pada perancangan Wireless Local Area Network (WLAN) di Kantor Badan Geologi Bandung.

1.5 Metode Penelitian

Adapun Metode penelitian yang digunakan selama melakukan kerja praktek,yaitu seperti berikut :

1. Observasi.

Melakukan pengamatan secara langsung ke Kantor Badan Geologi Bandung untuk mendapatkan informasi dan gambaran secara langsung tentang system yang berjalan.

2. Wawancara.

Melakukan tanya jawab secara detail tentang mengenai sistem Wireless Local Area Network (WLAN) yang berada di Kantor Badan Geologi Bandung.


(4)

3. Studi Literatur.

Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data dengan cara mengumpulkan materi-materi yang diperlukan dari berbagai jenis sumber kepustakaan diantaranya buku, literatur, jurnal, dan berbagai sumber lainya termasuk dokumen-dokumen dari perusahaan yang bersangkutan.).

1.6 Sistematika Penulisan

Penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini penulis bagi dalam beberapa bab yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini memuat latar belakang penulisan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PROFIL

KANTOR BADAN GEOLOGI BANDUNG

Dalam bab ini akan membahas materi tentang teori yang terkait dengan konsep jaringan danperancangan WLAN, serta profil singkat dan struktur organisasi Kantor Badan Geologi Bandung.

BABIII ANALISIS RANCANGAN WIRELESS LAN

Pada bab ini merupakan pembahasan proses dan implementasi dari rancangan wireless LAN di Kantor Badan Geologi Bandung (KPG Bandung).

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan dari apa yang telah dibahas sebelumnya, dan juga saran dari masalah yang terkait.


(5)

5

2.1 Profil Tempat Praktek Kerja

Pada pembahasan Profil Tempat Praktek Kerja ini membahas tentang Kugas, Fungsi, Visi, Misi, Kebijakan, Alamat Kantor dan Kejarah terbentuknya Kantor Geologi.

2.1.1 Profil Kantor Badan Geologi Bandung

1. Tugas

Melaksanakan penelitian dan pelayanan di bidang geologi.

2. Fungsi

Fungsi dari Kantor Badan adalah untuk perumusan kebijakan di dalam bidang geologi dan merencanakan suatu program penelitian dan pelayanan, adapun juga pembinaan dalam melaksanakan suatu penelitian dan pelayanan, Kantor Badan Geologi Bandung juga melakukan survei di bidang sumber daya geologi, vulkanologi dan mitigas bencana geologi beserta lingkungan geologinya, setelah itu melakukan penyajian dari hasil survei

3. Visi

Visi Kantor Badan Geologi Bandung adalah untuk perlindungan dan kesejahteraan masyaraka.


(6)

4. Misi

Misi Kantor Badan Geologi Bandung adalah mempromosikan Geologi untuk kepentingan perencanaan dan penataan suatu wilayah, kemudian mengungkap potensi geo-resources (sumber daya geologi): migas, panas bumi, batubara, mineral dan air tanah serta potensi geologi lainnya. Setelah itu memberikan informasi tersebut untuk kepentingan perlindungan manusia dan ekonomi

5. Kebijakan

Menjadikan geologi sebagai basis perencanaan wilayah, memberikan perlindungan pada manusia dan harta benda dari bencana geologi serta mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pelayanan informasi sumber daya geologi

6. Alamat Kontak

Badan Geologi Jl. Diponegoro No.57 Bandung 40122 Telp. 022-7203205 Fax. 022-7216444


(7)

2.1.2 Sejarah Instansi

SEJARAH KELEMBAGAAN GEOLOGI

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TAHUN 1850 – 2006

Table 2. 1 Sejarah Terbentuknya Kantor Badan Geologi Bandung.

TAHUN PEMERINTAHAN/

KEMENTERIAN

LEMBAGA UNIT- UNIT INSTANSI

1850 - 1922 Pemerintah Penjajahan Belanda

Dients van het Mijnwezen Mijnwezen

1922 - 1942 Pemerintah Penjajahan Belanda

Dients van den Mijnbow 1. Opsporingdienst (Dinas Penyelidikan Geologi) 2. Grondpeilwezen (Dinas

Pendugaan Tanah) 3. Volcanologische

Onderzoek (Dinas Penjagaan Gunungapi) 4. Dienst der

Mijnverordeningen 5. Laboratorium Kimia dan

Paleontologi 1942 - 1945 Pemerintah Penjajahan

Jepang

Kogyo Zimusho --> Chisitsu Chosayo

1. Chisitsu Kakari (Bag. Perpetaan)

2. Kosan Kakari (Bag. Gunungapi)

3. Seizu Kakari (Bag. Kartografi)

1945 - 1946 Kemerdekaan RI, Kementerian Pekerjaan Umum

Pusat Jawatan Tambang dan Geologi

1. Bagian Geologi 2. Bagian Laboratorium 3. Bagian Perusahaan

1946 - 1947 Kementerian Kemakmuran Pusat Jawatan Tambang dan Geologi

1. Bagian Geologi 2. Bagian Geoteknik 3. Bagian Laboratorium 4. Bagian Hukum dan

Inspektur Tambang 5. Bagian Perusahaan


(8)

1947 - 1949 Kementerian Perekonomian Kementerian Muda Kemakmuran --> Pusat Jawatan Tambang dan Geologi

1. Bagian Geologi 2. Bagian Geologi Teknik 3. Bagian Laboratorium 4. Bagian Pendidikan

5. Bagian Statistik dan Dokumentasi

6. Bagian Hukum dan Inspektur Tambang

1949 - 1950 Republik Indonesia Serikat (RIS)

1. Kementerian

Kemakmuran --> Pusat Jawatan Tambang

2. Kementerian

Perdagangan dan Perindustrian --> Jawatan Tambang dan Geologi

Jawatan Tambang dan Geologi

1950 - 1952 Kementerian Perekonomian Jawatan Pertambangan RI Pusat Jawatan Pertambangan dan Jawatan Tambang dan Geologi 1952 - 1956 Kementerian Perekonomian Jawatan Pertambangan RI

dipecah menjadi: 1. Jawatan

Pertambangan 2. Jawatan Geologi

Jawatan Geologi

1956 - 1957 Kementerian Perekonomian Jawatan Geologi diubah menjadi Pusat Jawatan Geologi

Pusat Jawatan Geologi

1957 - 1959 Kementerian Perekonomian dipecah menjadi:

1. Kementerian Perindustrian 2. Kementerian Perdagangan

Kementerian Perindustrian --> Pusat Jawatan Geologi diubah menjadi Jawatan Geologi


(9)

1959 - 1963 Kementerian Perindustrian dipecah menjadi: 1. Departemen Perindustrian Rakyat 2. Departemen

Perdagangan dan Pertambangan (Depperdatam)

Depperdatam: 1. Jawatan

Pertambangan --> Biro Urusan Perusahaan Tambang Negara

2. Jawatan Geologi

Jawatan Geologi:

1. Bagian Geologi Umum 2. Bagian Geologi Ekonomi 3. Bagian Geologi Teknik

dan Pemboran 4. Bagian Geohidrologi 5. Bagian Geofisika 6. Bagian Geokimia 7. Bagian Teknik Umum

1963 - 1966 Depperdatam Jawatan Geologi diubah menjadi Direktorat Geologi

Direktorat Geologi: 1. Dinas Perpetaan 2. Dinas Geologi Ekonomi 3. Dinas Geologi Teknik dan

Hidrogeologi

4. Dinas Gunung Berapi 5. Dinas Geofisika

6. Lab. Paleontologi, Petrologi dan Foto Geologi 7. Subdit Pemboran

8. Subdit Kimia Mineral 9. Bagian Publikasi dan

Informasi

1966 - 1974 Depperdatam dipecah menjadi:

1. Departemen Perindustrian 2. Departemen

Pertambangan

Departemen Pertambangan --> Ditjen Pertambangan:

1. Direktorat Bina Sarana Usaha Tambang

2. Direktorat Geologi 3. Akademi Geologi dan

Pertambangan (AGP)

Direktorat Geologi: 1. Dinas Perpetaan 2. Dinas Eksplorasi 3. Dinas Vulkanologi

4. Dinas Geologi Teknik dan Hidogeologi

5. Bagian Laboratorium dan Dokumentasi

1974 - 1978 Departemen Pertambangan diubah menjadi Departemen Pertambangan dan Energi (Deptamben)

Organisasi Direktorat Geologi tidak mengalami perubahan

Organisasi Direktorat Geologi tidak mengalami perubahan

1978 - 1984 Deptamben Direktorat Jenderal Pertambangan Umum

1. Direktorat Teknik Pertambangan

2. Direktorat Pembinaan Pengusahaan


(10)

3. Pusbang Teknologi Mineral

4. Puslitbang Geologi 5. Direktorat Sumber Daya

Mineral

6. Direktorat Geologi Tata Lingkungan

7. Direktorat Vulkanologi

1984 - 1992 Deptamben Reorganisasi Deptamben dan pembentukan:

1. Ditjen Pertambangan Umum

2. Ditjen Geologi

Ditjen Geologi:

1. Puslitbang Geologi

2. Pusat Pengembangan Geologi Kelautan

3. Direktorat Sumber Daya Mineral

4. Direktorat Geologi Tata Lingkungan

5. Direktorat Vulkanologi

1992 - 2001 Deptamben diubah menjadi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM)

Ditjen Geologi diubah menjadi Ditjen Geologi dan Sumber Daya Mineral

Ditjen Geologi dan Sumber Daya Mineral:

1. Puslitbang Geologi

2. Puslitbang Geologi Kelautan

3. Direktorat Sumber Daya Mineral

4. Direktorat Geologi Tata Lingkungan

5. Direktorat Vulkanologi

2001 - 2005 DESDM Reorganisasi DESDM dengan penggabungan Ditjen Pertambangan Umum ke Ditjen Geologi dan Sumber Daya Mineral, serta pembentukan Badan Litbang ESDM dan Badan Diklat

Ditjen Geologi dan Sumber Daya Mineral:

1. Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral 2. Direktorat Pengusahaan

Mineral dan Batubarahi 3. Direktorat Teknik Mineral

dan Batubara

4. Direktorat Tata Lingkungan Geologi & Kawasan Pertambangan 5. Direktorat Vulkanologi


(11)

ESDM Geologi Badan Litbang ESDM:

1. Puslitbang Geologi

2. Puslitbang Geologi Kelautan

3. Puslitbangtek Migas ”Lemigas”

4. Puslitbang Tekmira 5. Puslitbangtek Energi dan

Ketenagalistrikan Badan Diklat ESDM:

1. Pusdiklat Geologi 2. Pusdiklat Migas 3. Pusdiklat Tekmira

4. Pusdiklat Energi dan Ketenagalistrikan

2005 - sekarang

DESDM Reorganisasi DESDM dengan

pembentukan Ditjen Mineral, Batubara dan Panas Bumi (khusus menangani pengusahaan pertambangan umum) dan Badan Geologi

Badan Geologi:

1. Pusat Survei Geologi 2. Pusat Sumber Daya

Geologi

3. Pusat Lingkungan Geologi 4. Pusat Vulkanologi dan

Mitigasi Bencana Geologi Balitbang ESDM:

1. Puslitbang Geologi Kelautan

2. Puslitbangtek Migas ”Lemigas”

3. Puslitbang Tekmira 4. Puslitbangtek

Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan Badan Diklat ESDM:

1. Pusdiklat Geologi 2. Pusdiklat Tekmira 3. Pusdiklat Migas 4. Pusdiklat

Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan


(12)

2.2.3 Logo Instansi

Gambar 2. 1 Logo Instansi Kantor Badan Geologi Bandung.

2.2.4 Badan Hukum Instansi

Badan Hukum Instansi ini adalah badan hukum pemerintah.

2.2.5 Struktur Organisasi


(13)

2.2

Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Jaringan

Merupakan jaringan antar komputer yang menghubungkan satu komputer dengan jaringan lainnya. untuk menyusun jaringan ini, diperlukan perencanaan dari jaringan yang dibangun yang disebut dengan topologi. scope jaringan itu sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu LAN, WAN, dan MAN. Perangkat yang dibutuhkan untuk mendukung jaringan diantaranya card jaringan[1]

2.2.2 Pengertian Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer, software dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Tujuan dari jaringan komputer adalah:

1. Membagi sumber daya: contohnya berbagi pemakaian printer, CPU, memori, harddisk.

2. Komunikasi: contohnya surat elektronik, instant messaging, chatting. 3. Akses informasi: contohnya web browsing.

Dengan berkembangnya teknologi komputer dan komunikasi suatu model komputer tunggal yang melayani seluruh tugas-tugas komputasi suatu organisasi kini telah diganti dengan sekumpulan komputer yang terpisah-pisah akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan tugasnya, sistem seperti ini disebut jaringan komputer (computer network).[2]

Sebuah jaringan komputer paling sedikit terdiri dari dua komputer yang saling terhubung dengan sebuah media sehingga komputer-komputer tersebut


(14)

dapat saling berbagi resource dan saling berkomunikasi. Semua network berbasis pada konsep pembagian (sharing).

Jaringan komputer muncul dari adanya kebutuhan untuk berbagi data di antara para pengguna. Sekelompok komputer dan device lain yang saling terhubung membentuk sebuah network, sedangkan konsep dari komputer- komputer yang saling berbagi resource dikenal dengan istilah networking. Komputer-komputer yang termasuk ke dalam sebuah jaringan dapat saling berbagi seperti : data, printer, mesin fax, dan lain-lain.

2.2.3 Klasifikasi Jaringan Komputer

Klasifikasi jaringan komputer dibagi atas tiga jenis, yaitu Local Area Network(LAN), Metropolitan Area Network (MAN), dan Wide Area Network (WAN). Hal yang membedakan jenis jaringan ini hanyalah jangkauan area atau lokasi jaringan tersebut.

2.2.3.1 Local Area Network (LAN)

Local Area Network (LAN), merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer- komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai sumberdaya bersama (misalnya printer dan scanner) dan saling bertukar informasi.


(15)

2.2.3.2 Metropolitan Area Network (MAN)

Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel.

2.2.3.3 Wide Area Network (WAN)

Wide Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah geografis yang luas, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiri dari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai.

Gambar 2. 3 Internetworking (WAN, MAN, LAN)

Namun secara umum, dan pada praktisnya saat ini kita mengenal ada dua jenis jaringan yaitu : LAN dan WAN. Keuntungan utama yang langsung terasa


(16)

dari network sharing itu adalah Internet yang mendunia, karena pada intinya Internet itu sendiri adalah serangkaian komputer (ribuan bahkan jutaan komputer) yang saling terhubung satu sama lain. Berevolusi dan berkembang dari waktu ke waktu, sehingga membentuk satu jaringan kompleks seperti yang kita rasakan sekarang ini.

2.2.4 Sejarah Internet

Jaringan komputer mulai dibangun pada kisaran tahun 1960an dan 1970an, dimana mulai banyak penelitian tentang paket-switching,collision-detection pada jaringan lokal, hirarki jaringan dan teknik komunikasi lainnya.

Semakin banyak yang mengembangkan jaringan, tapi hal ini mengakibatkan semakin banyak perbedaan dan membuat jaringan harus berdiri sendiri tidak bisa dihubungkan antar tipe jaringan yang berbeda. Sehingga untuk menggabungkan jaringan dari grup yang berbeda tidak bisa terjadi. Terjadi banyak perbedaan dari interface, aplikasi dan protokol.

Situasi perbedaan ini mulai di teliti pada tahun 1970 an oleh group peneliti Amerika dari Defence Advanced Research Project Agency (DARPA). Mereka meneliti tentang internet working, selain itu ada organisasi lain yang juga bergabung seperti ITU-T (dengan nama CCITT) dan ISO (International Standards Organization). Tujuan dari penelitian tersebut membuat suatu protokol, sehingga aplikasi yang berbeda dapat berjalan walaupun pada sistem yang berbeda.

Group resmi yang meneliti disebut ARPANET network research group, dimana telah melakukan meeting pada oktober 1971. Kemudian DARPA melanjukan penelitiannya tentang host-to-host protocol dengan menggunakan


(17)

TCP/IP, sekitar tahun 1978. Implementasi awal internet pada tahun 1980, dimana ARPANET menggunakan TCP/IP. Pada tahun 1983, DARPA memutuskan agar semua komputer terkoneksi ke ARPANET menggunakan TCP/IP.

DARPA mengontak Bolt, Beranek, and Newman (BBN) untuk membangun TCP/IP untuk Berkeley UNIX di University of California di Berkeley, untuk mendistribusikan kode sumber bersama dengan sistem operasi Berkeley Software Development (4.2BSD), pada tahun 1983. Mulai saat itu, TCP/IP menjadi terkenal di seluruh universitas dan badan penelitian dan menjadi protokol standar untuk komunikasi.[3]

2.2.4.1 ARPANET

Suatu badan penelitian yang dibentuk oleh DARPA, dan merupakan “grand-daddy of packet switching”. ARPANET merupakan awal dari internet. ARPANET menggunakan komunikasi 56 Kbps tetapi karena perkembangan akhirnya tidak mampu mengatasi trafik jaringan yang berkembang tersebut.

2.2.4.2 NFSNET

NSFNET, National Science Foundation (NSF)Network. Terdiri dari 3 bagian internet working di Amerika, yaitu :

1. Backbone, jaringan yang terbentuk dari jaringan tingkat menengah (mid-level) dan jaringan superkomputer.

2. Jaringan tingkat menengah (mid-level) terdiri dari regional, berbasis disiplin dan jaringan konsorsium superkomputer.

3. Jaringan kampus, akademik maupun komersial yang terhubung ke jaringan tingkat menengah.


(18)

2.2.5 Wireless Local Area Network (WLAN)

Wireless Local Area Network (disingkat Wireless LAN atau WLAN) adalah jaringan komputer yang menggunakan frekuensi radio dan infrared sebagai media transmisi data. Wireless LAN sering di sebut sebagai jaringan nirkabel atau jaringan wireless.

Proses komunikasi tanpa kabel ini dimulai dengan bermunculannya peralatan berbasis gelombang radio, seperti walkie talkie, remote control,cordless phone, ponsel, dan peralatan radio lainnya. Lalu adanya kebutuhan untuk menjadikan komputer sebagai barang yang mudah dibawa (mobile) dan mudah digabungkan dengan jaringan yang sudah ada. Hal-hal seperti ini akhirnya mendorong pengembangan teknologi wireless untuk jaringan komputer.

Gambar 2. 4 Pemanfaatan WLAN pada Smal Office Home Office (SOHO). 2.2.6 Sejarah Wireless Local Area Network (WLAN)

Pada akhir 1970-an IBM mengeluarkan hasil percobaan mereka dalam merancang WLAN dengan teknologi IR (infrared), perusahaan lain seperti Hewlett-Packard (HP) menguji WLAN dengan RF (radio frequency). Kedua


(19)

perusahaan tersebut hanya mencapai data rate 100 Kbps. Karena tidak memenuhi standar IEEE 802 untuk LAN yaitu 1 Mbps maka produknya tidak dipasarkan. Baru pada tahun 1985, Federal Communication Commision (FCC) menetapkan pita Industrial, Scientific and Medical (ISM band) yaitu 902-928 MHz, 2400- 2483.5 MHz dan 5725-5850 MHz yang bersifat tidak terlisensi, sehingga pengembangan WLAN secara komersial memasuki tahapan serius. Barulah pada tahun 1990 WLAN dapat dipasarkan dengan produk yang menggunakan teknik spread spectrum pada pita ISM, frekuensi terlisensi 18-19 GHz dan teknologi IR dengan data rate >1 Mbps.

Pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama IEEE membuat spesifikasi/standar WLAN pertama yang diberi kode 802.11. Peralatan yang sesuai standar 802.11 dapat bekerja pada frekuensi 2,4GHz, dan kecepatan transfer data (throughput) teoritis maksimal 2Mbps.

Pada bulan Juli 1999, IEEE kembali mengeluarkan spesifikasi baru bernama 802.11b. Kecepatan transfer data teoritis maksimal yang dapat dicapai adalah 11 Mbps. Kecepatan tranfer data sebesar ini sebanding dengan Ethernet tradisional (IEEE 802.3 10Mbps atau 10Base-T). Peralatan yang menggunakan standar 802.11b juga bekerja pada frekuensi 2,4Ghz. Salah satu kekurangan peralatan wireless yang bekerja pada frekuensi ini adalah kemungkinan terjadinya interferensi dengan cordless phone, microwave oven, atau peralatan lain yang menggunakan gelombang radio pada frekuensi sama.

Pada saat hampir bersamaan, IEEE membuat spesifikasi 802.11a yang menggunakan teknik berbeda. Frekuensi yang digunakan 5Ghz, dan mendukung


(20)

kecepatan transfer data teoritis maksimal sampai 54Mbps. Gelombang radio yang dipancarkan oleh peralatan 802.11a relatif sukar menembus dinding atau penghalang lainnya. Jarak jangkau gelombang radio relatif lebih pendek dibandingkan 802.11b. Secara teknis, 802.11b tidak kompatibel dengan 802.11a. Namun saat ini cukup banyak pabrik hardware yang membuat peralatan yang mendukung kedua standar tersebut.

Pada tahun 2002, IEEE membuat spesifikasi baru yang dapat menggabungkan kelebihan 802.11b dan 802.11a. Spesifikasi yang diberi kode 802.11g ini bekerja pada frekuensi 2,4Ghz dengan kecepatan transfer data teoritis maksimal 54Mbps. Peralatan 802.11g kompatibel dengan 802.11b, sehingga dapat saling dipertukarkan. Misalkan saja sebuah komputer yang menggunakan kartu jaringan 802.11g dapat memanfaatkan access point 802.11b, dan sebaliknya.

Pada tahun 2006, 802.11n dikembangkan dengan menggabungkan teknologi 802.11b, 802.11g. Teknologi yang diusung dikenal dengan istilah MIMO (Multiple Input Multiple Output) merupakan teknologi Wi-Fi terbaru. MIMO dibuat berdasarkan spesifikasi Pre-802.11n. Kata ”Pre-” menyatakan “Prestandard versions of 802.11n”. MIMO menawarkan peningkatan throughput keunggulan reabilitas, dan peningkatan jumlah klien yg terkoneksi. Daya tembus MIMO terhadap penghalang lebih baik, selain itu jangkauannya lebih luas sehingga Anda dapat menempatkan laptop atau klien Wi-Fi sesuka hati. Access Point MIMO dapat menjangkau berbagai peralatan Wi-Fi yg ada disetiap sudut ruangan. Secara teknis MIMO lebih unggul dibandingkan saudara tuanya 802.11a/b/g. Access Point MIMO dapat mengenali gelombang radio yang


(21)

dipancarkan oleh adapter Wi-Fi 802.11a/b/g. MIMO mendukung kompatibilitas mundur dengan 802.11 a/b/g. Peralatan Wi-Fi MIMO dapat menghasilkan kecepatan transfer data sebesar 108Mbps.

2.2.7 Mode Jaringan Wireless WLAN

Wireless Local Area Network sebenarnya hampir sama dengan jaringan LAN, akan tetapi setiap node pada WLAN menggunakan wireless device untuk berhubungan dengan jaringan, node pada WLAN menggunakan channel frekuensi yang sama dan SSID yang menunjukkan identitas dari wireless device.

Tidak seperti jaringan kabel, jaringan wireless memiliki dua mode yang dapat digunakan : infrastruktur dan Ad-Hoc. Konfigurasi infrastruktur adalah komunikasi antar masing-masing PC melalui sebuah access point pada WLAN atau LAN. Komunikasi Ad-Hoc adalah komunikasi secara langsung antara masing-masing komputer dengan menggunakan piranti wireless. Penggunaan kedua mode ini tergantung dari kebutuhan untuk berbagi data atau kebutuhan yang lain dengan jaringan berkabel.

2.2.7.1 Mode Ad-Hoc

Ad-Hoc merupakan mode jaringan WLAN yang sangat sederhana, karena pada ad-hoc ini tidak memerlukan access point untuk host dapat saling berinteraksi. Setiap host cukup memiliki transmitter dan receiver wireless untuk berkomunikasi secara langsung satu sama lain seperti tampak pada gambar 2.3.

Kekurangan dari mode ini adalah komputer tidak bisa berkomunikasi dengan komputer pada jaringan yang menggunakan kabel. Selain itu, daerah jangkauan pada mode ini terbatas pada jarak antara kedua komputer tersebut.


(22)

Gambar 2. 5 Mode Jaringan Ad-Hoc. 2.2.7.2 Mode Infrastruktur

Jika komputer pada jaringan wireless ingin mengakses jaringan kabel atau berbagi printer misalnya, maka jaringan wireless tersebut harus menggunakan mode infrastruktur (gambar 2.6).

Pada mode infrastruktur access point berfungsi untuk melayani komunikasi utama pada jaringan wireless. Access point mentransmisikan data pada PC dengan jangkauan tertentu pada suatu daerah. Penambahan dan pengaturan letak access point dapat memperluas jangkauan dari WLAN.


(23)

2.2.8 Komponen-Komponen Wireless LAN

` Ada empat komponen utama dalam WLAN, yaitu :

1. Access Point

Merupakan perangkat yang menjadi sentral koneksi dari pengguna (user) ke ISP, atau dari kantor cabang ke kantor pusat jika jaringannya adalah milik sebuah perusahaan. Access-Point berfungsi mengkonversikan sinyal frekuensi radio (RF) menjadi sinyal digital yang akan disalurkan melalui kabel, atau disalurkan ke perangkat WLAN yang lain dengan dikonversikan ulang menjadi sinyal frekuensi radio.

Gambar 2. 7 Access Point. 2. Wireless LAN Interface

Merupakan peralatan yang dipasang di Mobile/Desktop PC, peralatan yang dikembangkan secara massal adalah dalam bentuk PCMCIA (Personal Computer Memory Card International Association) card, PCI card maupun melalui port USB (Universal Serial Bus).


(24)

Gambar 2. 8 Wireless LAN Card. 3. Mobile/Desktop PC

Merupakan perangkat akses untuk pengguna, mobile PC pada umumnya sudah terpasang port PCMCIA sedangkan desktop PC harus ditambahkan wireless adapter melalui PCI (Peripheral Component Interconnect) card atau USB (Universal Serial Bus).

4. Antena external (optional)

Digunakan untuk memperkuat daya pancar. Antena ini dapat dirakit sendiri olehuser. Contoh : antena kaleng.


(25)

Secara relatif perangkat Access-Point ini mampu menampung beberapa sampai ratusan pengguna secara bersamaan. Beberapa vendor hanya 20 merekomendasikan belasan sampai sekitar 40-an pengguna untuk satu Access Point. Meskipun secara teorinya perangkat ini bisa menampung banyak client, namun akan terjadi kinerja yang menurun karena faktor sinyal RF itu sendiri dan kekuatan sistem operasi Access Point.

Komponen logic dari Access Point adalah ESSID (Extended Service Set Identification) yang merupakan standar dari IEEE 802.11. Pengguna harus mengkoneksikan wireless adapter ke Access Point dengan ESSID tertentu supaya transfer data bisa terjadi. ESSID menjadiautentifikasi standar dalam komunikasi wireless. Dalam segi keamanan beberapa vendor tertentu membuat kunci autentifikasi tertentu untuk proses autentifikasi dari client ke Access Point.

Rawannya segi keamanan ini membuat IEEE mengeluarkan standarisasi Wireless Encryption Protocol (WEP), sebuah aplikasi yang sudah ada dalam setiap PCMCIA card. WEP ini berfungsi meng-encrypt data sebelum ditransfer ke sinyal Radio Frequency (RF), dan men-decrypt kembali data dari sinyal RF.

2.2.9 Medium Udara

Udara memiliki beberapa fungsi, seperti mengirim suara, memampukan perjalanan udara, dan mempertahankan hidup. Udara juga dapat berfungsi sebagai medium perambatan sinyal komunikasi wireless yang merupakan inti dari jaringanwireless. Udara merupakan saluran yang memungkinkan terjadinya aliran komunikasi antara perangkat komputer dan infrastruktur wireless. Komunikasi melalui jaringan wireless serupa dengan berbicara dengan seseorang. Semakin


(26)

Anda bergerak menjauh, semakin sulit Anda mendengar suara satu sama lain, apalagi jika ada suara bising.

Sinyal informasi wireless juga merambat melalui udara, tetapi sinyal tersebut memiliki keistimewaan tertentu yang memampukan perambatan dengan jarak yang relatif jauh. Sinyal informasi wireless tidak dapat didengar oleh manusia sehingga sinyal tersebut harus diperkuat ke level yang lebih tinggi tanpa merusak pendengaran manusia. Bagaimanapun, kualitas transmisi tergantung pada kuat atau lemahnya sinyal di udara maupun jarak sinyal sendiri.

Hujan, salju, kabut, dan asap merupakan contoh-contoh unsur yang mengganggu perambatan sinyal komunikasi wireless. Buktinya, hujan yang terlalu lebat dapat mengurangi jangkauan sinyal sampai 50 persen. Hambatan lainnya, seperti pohon dan gedung dapat memengaruhi perambatan dan performa jaringan wireless. Masalah tersebut sangat penting jika kita hendak merencanakan pemasangan wireless MAN atau WAN.

Table 2. 2 Jenis-jenis Material yang mempengaruhi Sinyal.

Nama Bahan Hambatan Contoh

Kayu Kecil Ruangan dengan partisi

kayu atau triplek

Bahan-bahan sintetis Kecil Partisi dengan baik

Asbes Kecil Langit-langit

Air Sedang Akuarium

Tembok bata Sedang Dingding

Keramik Tinggi Lantai keramik, tembok

yang dilapisi keramik Bahan-bahan yang

memantul

Sangat tinggi Cermin


(27)

Pada jaringan wireless, medium udara dibutuhkan untuk mendukung perambatan gelombang radio dan cahaya dari satu titik ke titik yang lain. Jenis- jenis sinyal tersebut telah digunakan lebih dari 100 tahun, tetapi tetap saja menjadi hal yang masih misterius dan sulit dipahami bagi sebagian besar ahli komputer.

2.2.10 Topologi

Sedangkan berdasarkan topologi jaringan, jaringan komputer dapat dibedakan atas:

1. Topologi bus

Gambar 2.10 Topologi Bus.

Pada Topologi Bus, kedua unjung jaringan harus diakhiri dengan sebuah terminator. Barel connector dapat digunakan untuk memperluasnya. Jaringan hanya terdiri dari satu saluran kabel yang menggunakan kabel BNC. Komputer yang ingin terhubung ke jaringan dapat mengkaitkan dirinya dengan mentap Ethernetnya sepanjang kabel. Linear Bus: Layout ini termasuk layout yang umum. Satu kabel utama menghubungkan tiap simpul, ke saluran tunggal komputer yang


(28)

mengaksesnya ujung dengan ujung. Masing-masing simpul dihubungkan ke dua simpul lainnya, kecuali mesin di salah satu ujung kabel, yang masing-masing hanya terhubung ke satu simpul lainnya. Topologi ini seringkali dijumpai pada sistem client/server, dimana salah satu mesin pada jaringan tersebut difungsikan sebagai File Server, yang berarti bahwa mesin tersebut dikhususkan hanya untuk pendistribusian data dan biasanya tidak digunakan untuk pemrosesan informasi. Instalasi jaringan Bus sangat sederhana, murah dan maksimal terdiri atas 5-7 komputer. Kesulitan yang sering dihadapi adalah kemungkinan terjadinya tabrakan data karena mekanisme jaringan relatif sederhana dan jika salah satu node putus maka akan mengganggu kinerja dan trafik seluruh jaringan.[4]

Keunggulan topologi Bus adalah pengembangan jaringan atau penambahan workstation baru dapat dilakukan dengan mudah tanpa mengganggu workstation lain. Kelemahan dari topologi ini adalah bila terdapat gangguan di sepanjang kabel pusat maka keseluruhan jaringan akan mengalami gangguan.

Topologi bus merupakan topologi yang banyak dipergunakan pada masa penggunaan kabel Coaxial menjamur. Dengan menggunakan T-Connector (dengan terminator 50ohm pada ujung network), maka komputer atau perangkat jaringan lainnya bisa dengan mudah dihubungkan satu sama lain. Kesulitan utama dari penggunaan kabel Coaxial adalah sulit untuk mengukur apakah kabel Coaxial yang dipergunakan benar-benar matching atau tidak. Karena kalau tidak sungguh-sungguh diukur secara benar akan merusak NIC (network interface card) yang dipergunakan dan kinerja jaringan menjadi terhambat, tidak mencapai


(29)

kemampuan maksimalnya. Topologi ini juga sering digunakan pada jaringan dengan basis fiber optic (yang kemudian digabungkan dengan topologi star untuk menghubungkan dengan client atau node.).[3]

2. Topologi bintang (topologi star)

Gambar 2.11 Topologi Bintang.

Topologi bintang merupakan bentuk topologi jaringan yang berupa konvergensi dari node tengah ke setiap node atau pengguna. Topologi jaringan bintang termasuk topologi jaringan dengan biaya menengah.[5]


(30)

Gambar 2.12 Topologi Ring.

Topologi cincin adalah topologi jaringan berbentuk rangkaian titik yang masing-masing terhubung ke dua titik lainnya, sedemikian sehingga membentuk jalur melingkar membentuk cincin. Pada topologi cincin, komunikasi data dapat terganggu jika satu titik mengalami gangguan. Jaringan FDDI mengantisipasi kelemahan ini dengan mengirim data searah jarum jam dan berlawanan dengan arah jarum jam secara bersamaan.[6]

4. Topologi mesh


(31)

Topologi jala atau Topologi mesh adalah suatu bentuk hubungan antar perangkat dimana setiap perangkat terhubung secara langsung ke perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan. Akibatnya, dalam topologi mesh setiap perangkat dapat berkomunikasi langsung dengan perangkat yang dituju (dedicated links).

Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya, topologi mesh biasanya diimplementasikan pada komputer-komputer utama dimana masing-masing komputer utama tersebut membentuk jaringan tersendiri dengan topologi yang berbeda (hybrid network).[7]

5. Topologi pohon

Gambar 2.14 Topologi Pohon.

Topologi Jaringan Pohon (Tree) Topologi jaringan ini disebut juga sebagai topologi jaringan bertingkat. Topologi ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antar sentral denganhirarki yang berbeda. Untuk hirarki yang lebih rendah digambarkan pada lokasi yang rendah dan semakin keatas mempunyai hirarki


(32)

semakin tinggi. Topologi jaringan jenis ini cocok digunakan pada sistem jaringan komputer .[8]

Berdasarkan distribusi sumber informasi/data, jaringan komputer dapat dibedakan atas :

1. Jaringan terpusat

Jaringan ini terdiri dari komputer klient dan server yang mana komputer klient yang berfungsi sebagai perantara untuk mengakses sumber informasi/data yang berasal dari satu komputer server

2. Jaringan terdistribusi

Merupakan perpaduan beberapa jaringan terpusat sehingga terdapat beberapa komputer server yang saling berhubungan dengan klient membentuk sistem jaringan tertentu.

2.2.11 Radio Frequency (RF)

2.2.11.1 Memahamai Sinyal RF

Sinyal RF merupakan gelombang elektromagnetik yang digunakan oleh sistem komunikasi untuk mengirim informasi melalui udara dari satu titik ke titik lain. Sinyal RF telah digunakan selama beberapa tahun. Sinyal tersebut memberikan cara untuk mengirimkan musik pada radio FM dan video pada televisi. Pada kenyataannya, sinyal RF juga merupakan sarana umum untuk mengirim data melalui jaringan wireless.


(33)

2.2.11.2 Sifat-sifat Sinyal RF

Sinyal RF merambat di antara antena pemancar pengirim dan penerima. Seperti yang diilustrasikan Gambar 2.10, sinyal yang dipasok pada antena memiliki amplitudo, frekuensi, dan interval. Sifat-sifat tersebut berubah-ubah setiap saat untuk merepresentasikan informasi.

Amplitudo mengindikasikan kekuatan sinyal. Ukuran untuk amplitudo biasanya berupa energi yang dianalogikan dengan jumlah usaha yang digunakan seseorang pada waktu mengendarai sepeda untuk mencapai jarak tertentu. Energi, dalam konteks sinyal elektromagnetik. menggambarkan jumlah energi yang diperlukan untuk mendorong sinyal pada jarak tertentu. Saat energi meningkat, jaraknya pun juga bertambah.

Gambar 2. 15 Amplitudo, Frekuensi, dan Interval merupakan.

Saat sinyal radio merambat melalui udara, sinyal tersebut kehilangan amplitudo. Jika jarak antara pengirim dan penerima bertambah, amplitudo sinyal menurun secara eksponensial. Pada lingkungan yang terbuka, di mana tidak ada rintangan, sinyal RF mengalamai apa yang disebut para engineer sebagai free-space loss yang merupakan bentuk dari pelemahan. Kondisi tersebut menyebabkan sinyal yang telah dimodulasi melemah secara eksponensial saat


(34)

sinyal merambat semakin jauh dari antena. Oleh karena itu, sinyal harus memiliki cukup energi untuk mencapai jarak di mana tingkat sinyal bisa diterima sesuai yang dibutuhkan receiver. Kemampuan receiver dalam menerima sinyal tergantung pada kehadiran sinyal-sinyal RF lain yang berada di dekatnya.

Frekuensi menyatakan beberapa kali sinyal berulang setiap detiknya. Satuan frekuensi adalah Hertz (Hz) yang merupakan jumlah siklus yang muncul setiap detik. Sebagai contoh, LAN nirkabel 802.11 beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz yang berarti mencakup 2.400.000.000 siklus per detik. Interval berkaitan dengan seberapa jauh suatu sinyal tetap konstan pada titik acuan.

2.2.11.3 Kelebihan dan Kelemahan Sinyal RF

Jika dibandingkan dengan sinyal cahaya, sinyal RF memiliki karakteristik yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Table 2. 3 Kelebihan dan Kelemahan Sinyal RF.

Kelebihan Sinyal RF Kelemahan

Menjangkau jarak yang relatif jauh. Garis pandangnya dapat mencapai 20 mil.

Dengan jangkauan Mbps, throughput-nya lebih rendah

Dapat dioperasikan dalam kondisi kabur dan berkabut, kecuali hujan deras yang dapat menyebabkan kinerjanya menjadi lemah

Sinyal RF mudah terganggu oleh sistem berbasis RF eksternal lain

Operasi bebas lisensi (hanya untuk sistem berbasi 802.11)

Perambatan radio melalui sebuah fasilitas lebih rentan

Kelebihan tersebut mengefektifkan penggunaan sinyal RF pada aplikasi jaringan nirkabel. Sebagian besar standar jaringan nirkabel, seperti 802.11 dan Bluetooth, menentukan penggunaan sinyal RF.


(35)

35

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Rancangan WLAN di Kantor Badan Geologi Bandung

Rancangan yang dilakukan berdasarkan observasi lapangan Kantor Badan Geologi sesuai dengan keperluan Kantor Badan Geologi, maka penempatan access point dipilih di tempat-tempat yang memang membutuhkan Wireless LAN.

Lokasi dari penempatan access point tersebut adalah, pada gedung D yang hanya dilokasi atau daerah gedung tersebut.

3.2 Topologi WLAN di Kantor Badan Geologi Bandung

Dari hasil rancangan yang telah dilakukan, maka topologi jaringan WLAN di Kantor Badan Geologi dapat dilihat pada gambar 3.1. Dapat dijelaskan bahwa topologi yang dipakai di Gedung D ini memakai topologi campuran, bisa diperhatikan pada gambar 3.1 setiap lantai mempunyai satu Access point,dan dibagi menjadi empat bagian setiap lantainya, pada gedung D ini mempunyai empat lantai. Dari Landdesk menghubungkan ke hub, kemudian hub membagi kepada empat swich, dan swict pun mehubungkan ke Acces Point.


(36)

Wireless lantai 1

Wireless lantai 2

Wireless lantai 3

Wireless lantai 4

Swich lantai 1

Swich lantai 1

Swich lantai 1

Swich lantai 1

LANDDESK Hub

Gambar 3. 1 Topologi

3.3 IP Address WLAN

Jaringan komputer yang berada di lingkungan Kantor Badan Geologi telah menggunakan DHCP Server untuk pengaturan ip address kepada client-nya. Sehingga konfigurasi ip address menjadi lebih dinamis. Range ip address yang digunakan adalah 10.101.102.0 – 10.101.102.24. Namun untuk keperluan tertentu ada beberapa ip address yang digunakan secara static atau secara automatis, termasuk untuk access point yang digunakan untuk perancangan WLAN ini.

3.4 Sistem Keamana WLAN

System keamana pada WLAN, tidak sembarangan dan langsung mengakses ke wireless, namun harus menpunyai password terlebih dahulu agar


(37)

bisa mengakses ke wireless dan juga ada batasannya pengguna. Apabila menginginkan akses ke internet harus meminta kepada server password dan ip address-nya di simpan, jadi yang bisa menggunakan akses ini hanya orang yang sudah tersimpan ip address-nya dan mempunyai password. Ketika sudah terakses ke internet tidak bisa sembarangan untuk membuka situs, karna telah di protect terlebih dahulu

3.5 Access Point Linksys WAP54G

Dalam perancangan WLAN di Kantor Badan Geologi ini menggunakan access point Linksys WAP54G dengan berbagai pertimbangan dan kebutuhan.

3.5.1 Pengenalan Access Point Linksys WAP54G

Berikut ini adalah gambaran secara umum dan keterangan dari access point Linksys WAP54G yang digunakan untuk perancangan WLAN di Kantor Badan Geologi

1. PANEL DEPAN

Pada panel depan terdapat beberapa LED yang mengindikasikan aktivitas dan status dari access point.

Gambar 3. 2 Bagian depan.


(38)

Jingga/Putih. Logo Cisco Adalah tombol Secure Easy Setup access point yang akan menyala bila access point dihidupkan. Logo Cisco berwarna jingga bila fitur Secure Easy Setup tidak digunakan, dan akan berwarna putih bila sedang digunakan. Tombol logo cisco juga dapat digunakan untuk mereset SSID dan WPA-PS K key dengan cara menekannya selama 10 detik.

b. Power

Merah.LED Power akan menyala bila access point dihidupkan (powered on). c. Act

Hijau.LED Act akan menyala untuk mengindikasikan bahwa wireless siap digunakan. Dan akan berkedip bila ada transfer data (transmit atau receive). d. Link

Jingga.LED Link akan menyala bila berhasil terhubung ke jaringan LAN. Dan akan berkedip bila ada transfer data yang melalui jaringan LAN.

2. PANEL BELAKANG

Port Ethernet network, power, dan tombol reset terletak di panel belakang access point.


(39)

a. LAN Port

Port ethernet network yang menghubungkan ke perangkat jaringan LAN seperti switch atau router.

b. Reset Button

Dengan menekan tombol reset ini selama 10 detik, maka seluruh konfigurasi access point akan terhapus dan kembali kedefault.

c. Power Port

Port Power menghubungkan access point ke adaptor.

3.5.2 Menghubungkan Access Point ke Jaringan LAN

Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum mengkonfigurasi access point adalah menghubungkan access point tersebut ke jaringan LAN yang ada. Berikut adalah langkah-langkahnya:

1. Hubungkan ujung kabel ethernet network ke switch atau router dan ujung yang satunya lagi ke port LAN yang ada di belakang access point.


(40)

2. Hubungkan power adapter ke port power access point.

Gambar 3. 5 Menghubungkan power adapter.

Jika access point sudah menyala dan terhubung ke dalam jaringan LAN maka access point telah siap untuk dikonfigurasi.

3.6 Konfigurasi Access Point Menggunakan Setup Wizard

Untuk mengkonfigurasi access point bisa menggunakan komputer yang terhubung dalam satu jaringan LAN yang sama dengan access point tersebut. Cara termudah adalah dengan menggunakan Setup Wizard yang terdapat pada CD.

Setup bawaan dari produk tersebut. Langkah-langkah cara mengkonfigurasi access point dijelaskan sebagai berikut:

1. Masukkan CD setup. Setelah itu akan muncul Welcome Screen Setup Wizard. Untuk memulai konfigurasi tekan tombol Click Here to Start atau tombol Setup.


(41)

Gambar 3. 6 Wellcome server.

2. Pastikan jika ujung kabel ethernet network telah terhubung ke switch atau router pada jaringan LAN. Setelah itu tekan next.

Gambar 3. 7 Menghubungkan ke Jaringan LAN.

3. Pastikan juga jika ujung kabel ethernet network yang satu lagi telah tehubung ke port LAN yang terdapat pada access point. Kemudian tekannext.


(42)

Gambar 3. 8 Menghubungkan ke port LAN.

4. Lalu pastikan bahwa access point telah dihidupkan dengan menghubungkan kabel power adapter yang tersedia. Lalu tekan next

Gambar 3. 9 Menghubungkan Power Adapter Access Point.

Periksa status access point dengan melihat lampu indikator yang terdapat pada panel depan access point. Bila LED indicator Power, Actdan Link sudah menyala kemudian tekan next.


(43)

Gambar 3. 10 Melihat Status Access Point.

5. Setelah itu sistem akan mendeteksi access point yang terpasang pada jaringan, dan menampilkan nama dari access point tersebut di kolom sebelah kiri. Bila ada lebih dari satu access point yang terpasang pada jaringan silakan pilih access point yang akan dikonfigurasi, kemudian tekan next.

Gambar 3. 11 Memilih Access Point yang Akan Dikonfigurasi.

Masukkan password yang diminta. Secara default, password-nya adalah ‘admin’. Setelah itu tekan enter.


(44)

Gambar 3. 12 Tampilan Password.

6. Selanjutnya akan terlihat tampilan konfigurasi dasar secara default. Isikan Device Name, ubah password supaya aman, dan masukkan IP address. Bila telah diisi, lalu tekan next.

Gambar 3. 13 Tampilan Konfigurasi Dasar.

7. Berikut adalah tampilan konfigurasi yang penulis lakukan untukaccess point di perpustakaan.


(45)

Gambar 3. 14 Tampilan Konfigurasi Dasar Untuk Access Point.

Setelah itu akan tampil pengaturan konfigurasi wireless.

Gambar 3. 15 Tampilan Pengaturan Konfigurasi Wireless.

1. Masukkan konfigurasi untuk SSID, Channel, dan Network Mode untuk jaringan wireless yang digunakan. Setelah itu tekan next.


(46)

Gambar 3. 16 Konfigurasi SSID, Channel, dan Network Mode pada Access Point.

2. Atur konfigurasi keamanan yang akan digunakan pada access point yang terpasang. Disini penulis men-disable pengaturan keamanannya. Jika telah dipilih kemudian tekan next.


(47)

3. Setelah konfigurasi selesai dilakukan, maka akan tampil layar konfirmasi yang akan menanyakan apakah konfigurasi tersebut akan disimpan. Bila sudah yakin silakan tekanYes.

Gambar 3. 18 Tampilan Konfirmasi Pengaturan.

4. Lalu akan terlihat proses penyimpanan konfigurasi baru.

Gambar 3. 19 Proses Penyimpanan Konfigurasi.

5. Selanjutnya layar Congratulations akan tampil yang menandakan bahwa konfigurasi yang baru telah berhasil dilakukan.


(48)

(49)

49

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan laporan PKL ini penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Jaringan wireless menggunakan gelombang radio (Radio Frequency/RF) atau infrared (IR) untuk melakukan komunikasi antar perangkat jaringan komputer.

2. Titik area wireless memiliki empat titik di Gedung D dan Kelebihan utama dari jaringan wireless adalah mobilitas dan terbebasnya perangkat dari kerumitan bentangan kabel atau lebih fleksibel.

3. Dalam pengkonfigurasi access point dengan cara jaringan Wi-Fi yang ada di lanptop bisa langsung terkoneksi dan sudah terdaftar.

4. Ketika akan mengkoneksikan dengan jaringan Wireless Local Area Network (WLAN) di area Gedung tersebut hanya dengan password agar bisa terkoneksi.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan analisis yang dilakukan selama PKL, memberikan saran-saran sebagai berikut:


(50)

1. Pastikan untuk melakukan observasi lapangan (survey site) dan mengumpulkan data-data yang ada agar dapat mendesain jaringan dengan tepat.

2. Usahakan tidak lebih dari 40 (empat puluh) client yang terhubung dalam satu access point demi alasan untuk performa yang maksimal.

3. Dalam satu network, sebaiknya menggunakan produk access point dari vendor yang sama. Karena akan membutuhkan waktu untuk membiasakan melakukan setup dari setiap produk yang berbeda.

4. Ubah konfigurasi default access point seperti SSID, ip address, dan password bawaan dari vendor supaya keamanan akses terhadap wi-fi tersebut lebih baik.

5. Bila diperlukan, aktifkan fitur security pada access point untuk meningkatkan keamanan jaringan.


(51)

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kerja Praktek Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu

Komputer Universitas Komputer Indonesia

ALI SAMBAS 10107359

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(52)

http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_komputer (diakses pada tanggal 20 Desember 2010)

[2]

Wikipedia : Ensiklopedia Bebas, “ Jaringan”

http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan (diakses pada tanggal 20 Desember 2010)

[3]

Wikipedia : Ensiklopedia Bebas, “ Sejarah Internet”

http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_internet (diakses pada tanggal 20 Desember

2010) [4]

Wikipedia : Ensiklopedia Bebas, “ Topologi Bus”

http://id.wikipedia.org/wiki/Topologi_Bus (diakses pada tanggal 25 Desember

2010) [5]

Wikipedia : Ensiklopedia Bebas, “ Topologi Star”

http://id.wikipedia.org/wiki/Topologi_Star (diakses pada tanggal 25 Desember

2010) [6]

Wikipedia : Ensiklopedia Bebas, “ Topologi Ring”

http://id.wikipedia.org/wiki/Topologi_Ring (diakses pada tanggal 25 Desember

2010) [7]

Wikipedia : Ensiklopedia Bebas, “ Topologi Mesh”

http://id.wikipedia.org/wiki/Topologi_Mesh (diakses pada tanggal 25 Desember

2010) [8]

Wikipedia : Ensiklopedia Bebas, “ Topologi Pohon”

http://id.wikipedia.org/wiki/Topologi_Pohon (diakses pada tanggal 25 Desember


(53)

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 17 Januari 19989 Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Mahasiswa

Tinggi, Berat : 168 cm, 55 kg

Agama : Islam

Alamat Rumah : Komplek Bina Karya II Blok E2.no 20 RT 07/RW 18

No HP : 08562212544

Email : budakkaseptea@gmail.com

Hobi : Bemain bola, Memasak, Menggambar dsb.

PENDIDIKAN

» Formal

1995 – 2001 : SDN Sukahaji 1, Bandung 2001 - 2004 : SMPN 1 Cileunyi, Bandung 2004 – 2007 : SMAN 1 Cileunyi, Bandung 2007 – Sekarang : Universitas Komputer Indonesia

Pengalaman Organisasi

2006 : Ketua Peguruan Silat Tadjimalela SMAN 1 Cileunyi Bandung


(54)

(55)

i

Alhamdulillah saya dapat menyelesaikan laporan hasil kerja praktek di KANTOR BADAN GEOLOGI BANDUNG.

Laporan Kerja Praktek ini ditujukan untuk memenuhi syarat mata kuliah Kerja Praktek program studi Strata I pada jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia dengan beban dua sks. Tidaklah mungkin laporan ini terselesaikan tanpa dukungan dan doa dari keluarga dan teman-teman.

Saya tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berjasa atas terselesaikannya laporan ini, terutama kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran baik dalam pelaksanaan Kerja Praktek maupun dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek, Alhamdulillah.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Ukun Sastraprawira, Msc selaku dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia..

3. Ibu Mira Kania Sabariah S.T, M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Kania Evita Dewi, S.Pd, M.Si selaku dosen wali dan dosen pembimbing Kerja Praktek.

5. Bapak Djaenudin, B. Sc selaku Ka Subagian Tata Usaha pada Sekretasiat Badan Geologi Bandung.

6. Seluruh Staf dan pegawai Badan Geologi Bandung.

7. Seluruh keluarga kami terutama Orangtua.


(56)

ii hasil kerja praktek ini dapat lebih baik.

Akhir kata, saya berharap laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya selaku penulis.

Bandung, Januari 2011


(1)

ANALISIS RANCANGAN

WIRELESS LOCAL AREA

NETWORK

(WLAN) DI KANTOR BADAN GEOLOGI

BANDUNG

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kerja Praktek Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu

Komputer Universitas Komputer Indonesia

ALI SAMBAS 10107359

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

DAFTAR PUSTAKA

[1]

Wikipedia : Ensiklopedia Bebas, “Jaringan Komputer”

http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_komputer (diakses pada tanggal 20

Desember 2010)

[2]

Wikipedia : Ensiklopedia Bebas, “ Jaringan”

http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan (diakses pada tanggal 20 Desember 2010)

[3]

Wikipedia : Ensiklopedia Bebas, “ Sejarah Internet”

http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_internet (diakses pada tanggal 20 Desember

2010)

[4]

Wikipedia : Ensiklopedia Bebas, “ Topologi Bus”

http://id.wikipedia.org/wiki/Topologi_Bus (diakses pada tanggal 25 Desember

2010)

[5]

Wikipedia : Ensiklopedia Bebas, “ Topologi Star”

http://id.wikipedia.org/wiki/Topologi_Star (diakses pada tanggal 25 Desember

2010)

[6]

Wikipedia : Ensiklopedia Bebas, “ Topologi Ring”

http://id.wikipedia.org/wiki/Topologi_Ring (diakses pada tanggal 25 Desember

2010)

[7]

Wikipedia : Ensiklopedia Bebas, “ Topologi Mesh”

http://id.wikipedia.org/wiki/Topologi_Mesh (diakses pada tanggal 25 Desember

2010)

[8]

Wikipedia : Ensiklopedia Bebas, “ Topologi Pohon”

http://id.wikipedia.org/wiki/Topologi_Pohon (diakses pada tanggal 25 Desember


(3)

DAFTAR RIWAYAT HIUP DATA PRIBADI

Nama : Ali Sambas Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 17 Januari 19989 Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Mahasiswa Tinggi, Berat : 168 cm, 55 kg Agama : Islam

Alamat Rumah : Komplek Bina Karya II Blok E2.no 20 RT 07/RW 18

No HP : 08562212544

Email : budakkaseptea@gmail.com

Hobi : Bemain bola, Memasak, Menggambar dsb.

PENDIDIKAN

» Formal

1995 – 2001 : SDN Sukahaji 1, Bandung 2001 - 2004 : SMPN 1 Cileunyi, Bandung 2004 – 2007 : SMAN 1 Cileunyi, Bandung 2007 – Sekarang : Universitas Komputer Indonesia

Pengalaman Organisasi

2006 : Ketua Peguruan Silat Tadjimalela SMAN 1 Cileunyi Bandung


(4)

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Bandung, 19 Januari 2011


(5)

i

KATA PENGANTAR

Bismilahhirrahmaannirrahim,

Puji dan syukur kepada Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya Alhamdulillah saya dapat menyelesaikan laporan hasil kerja praktek di KANTOR BADAN GEOLOGI BANDUNG.

Laporan Kerja Praktek ini ditujukan untuk memenuhi syarat mata kuliah Kerja Praktek program studi Strata I pada jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia dengan beban dua sks. Tidaklah mungkin laporan ini terselesaikan tanpa dukungan dan doa dari keluarga dan teman-teman.

Saya tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berjasa atas terselesaikannya laporan ini, terutama kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran baik dalam pelaksanaan Kerja Praktek maupun dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek, Alhamdulillah.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Ukun Sastraprawira, Msc selaku dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia..

3. Ibu Mira Kania Sabariah S.T, M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Kania Evita Dewi, S.Pd, M.Si selaku dosen wali dan dosen pembimbing Kerja Praktek.

5. Bapak Djaenudin, B. Sc selaku Ka Subagian Tata Usaha pada Sekretasiat Badan Geologi Bandung.

6. Seluruh Staf dan pegawai Badan Geologi Bandung.

7. Seluruh keluarga kami terutama Orangtua.


(6)

ii

Saya hanya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan keterbatasan, maka saya selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar laporan hasil kerja praktek ini dapat lebih baik.

Akhir kata, saya berharap laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya selaku penulis.

Bandung, Januari 2011