dimana I Komang Sudiasa bisa sampai menghabiskan biaya Rp. 600.000 untuk membayar iuran dan keperluan membeli sesajen. Biaya social lainnya yaitu ketika ada pembenahan balai banjar, I Komang
Sudiasa dikenakan iuran sekitar Rp. 50.000 bulannya.
5. Lain-Lain
Sebagai warga asli Bali yang beragama hindu, tentu banyak kegiatan agama yang wajib diikuti dalam kehidupan bermasyarakat, seperti ketika ada upacara di pura atau ada upacara agama dirumah
saudara dan warga lainnya, Gusti Putu Balik wajib ikut serta membantu dan berpartisipasi dalam kegiatan agama dan social tersebut. Hal tersebut terkadang juga akan menemukan waktu yang tidak
tepat, dimana ketika Gusti Putu Balik harus bekerja namun disisi lain Gusti Putu Balik harus juga memenuhi kewajibannya sebagai warga Desa Bedulu, sehingga ketika Gusti Putu Balik dan Ibu Made
Renyah tidak bisa bekerja di hari – hari tertentu karena harus datang untuk membantu.
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Beberapa kali penulis telah melakukan kunjungan ke rumah keluarga dampingan, penulis mengetahui beberapa permasalahan yang dihadapi oleh keluarga Almarhum Gusti Putu Balik.
Identifikasi permasalahan tersebut menggunakan metode wawancara dengan melakukan percakapan dengan dua narasumber yaitu Ibu Made Renyah, dan anaknya yaitu Gusti Putu
Adyana. Adapun hal-hal yang dilakukan untuk memperoleh informasi antara lain berkenalan atau beramah-tamah, sosialisasi mengenai program KKN
– PPM, berdiskusi dengan anggota keluarga Almarhum Gusti Putu Balik, mengamati suasana tempat tinggal beliau serta mengikuti
aktivitas keluarganya semak -yaitu membantu memotong semak dan rumput liar untuk membuat jalan karena akses jalan yang yang kurang. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dan hasil
wawancara dengan keluarga dampingan, diperoleh beberapa permasalahan yang dihadapi oleh keluarga Almarhum Bapak Gusti Putu Balik sebagai berikut:
2.1 Permasalahan Keluarga
Dalam waktu satu bulan pendampingan, telah dilakukan 18 kali pertemuan dengan keluarga
Almarhum Gusti Putu Balik. Dalam jangka waktu tersebut telah diidentifikasi beberapa permasalahan yang diperoleh melalui bincang-bincang bersama keluarga Almarhum Gusti Putu Balik. Beberapa
masalah yang dihadapi keluarga ini sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan penulis adalah sebagai berikut:
1. Permasalahan ekonomi, dimana pendapatan dari keluarga ini tidak menentu mengingat
Bapak Putu Adyana tidak memiliki pekerjaan tetap, selain itu Bapak Putu Adyana memenuhi kebutuhan keluarga seperti kebutuhan dapur, biaya listrik, air dan biaya sosial
yang dikeluarkan sewaktu-waktu ketika ada upacara di pura dan ketika ada perbaikan pura di Desa Bedulu. Pekerjaan Gusti Putu Adyana yang sifatnya freelance membuat
pendapatan yang didapatkan tidak menentu.
2. Permasalahan dalam kesehatan keluarga, dimana saat ini kondisi Ibu Bek mengalami
sakit pada tangan dan kakinya, terkadang mengalami pusing dikepala karena umur Ibu