I-1
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan beberapa hal pokok mengenai penelitian ini, yaitu latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, batasan
masalah dan sistematika pembahasan.
1.1 Latar Belakang
Penebangan hutan saat ini semakin lama semakin meningkat tanpa diperhatikan dampaknya terhadap lingkungan. Menurut ketua Asosiasi Panel
Kayu Indonesia Akpindo pasokan bahan baku kayu dari hutan alam pada akhir 2009 semakin menipis www.businessreview.co.id, 2009. Oleh karena itu
dibutuhkan material pengganti kayu untuk memenuhi kebutuhan kayu. Menurut Diharjo 2005, natural composite merupakan salah satu material yang memiliki
peluang untuk menggeser penggunaan bahan logam dan komposit sintetis. Ketergantungan dengan bahan sintetis impor merupakan kebijakan terbalik
dengan kondisi alam Indonesia dengan produksi serat alam cukup berlimpah. Kertas yang dibuat dari proses pengolahan kayu menjadi pulp dapat
menjadi material alternatif pengganti kayu.
P
ada penelitian ini akan dikembangkan komposit dengan memanfaatkan limbah rumah tangga dan sisa
pengolahan hasil pertanian yang jumlahnya melimpah di sekitar lingkungan kita yaitu kertas bekas dengan kombinasi campuran sekam padi dan serabut kelapa
sebagai penguat. Pemanfaatan limbah kertas, sekam padi, dan serabut kelapa dapat menaikkan nilai ekonomis masing-masing material. Selain itu, material
tersebut juga memiliki komposisi yang dapat menyerap bising yaitu selulosa sehingga
apabila diaplikasikan mampu meningkatkan kenyamanan dan
menurunkan gangguan kesehatan pada manusia. Komposit merupakan rangkaian dua atau lebih bahan yang digabung menjadi satu bahan secara mikroskopis
dimana bahan pembentuknya masih terlihat seperti aslinya dan memiliki hubungan kerja diantaranya sehingga mampu menampilkan sifat-sifat yang
diinginkan Mikell, 1996. Agar komposit mampu menahan beban yang lebih berat, maka perlu adanya komposit sandwich Diharjo dkk., 2005. Komposit
commit to users
I-2 sandwich
membutuhkan core
yang ringan. Meskipun
core mengalami
pembebanan yang relatif lebih rendah tapi perlu juga diketahui seberapa kekuatan dari core untuk menahan setiap pembebanan. Oleh karena itu, pada penelitian ini
akan dikembangkan komposit core. Lem kanji memiliki karakteristik viskositas rekat tinggi, kejernihan tinggi
dan stabilitas pembekuan tinggi Kristanto, 2007. Polivinil asetat PVAc atau dapat disebut juga lem putih yang digunakan sebagai lem kayu dan kertas
merupakan salah satu produk jenis polimer emulsi. Polimer emulsi digunakan sebagai perekat dalam industri kayu lapis yang memiliki sifat lengket terhadap
aksi Siregar, 2004. Oleh karena itu lem kanji dan lem PVAc cocok digunakan sebagai pengikat dalam komposit berbasis limbah kertas.
Penggunaan limbah kertas dapat mengurangi konsumsi kayu sehingga mendukung isu lingkungan. Pada tahun 2009, tingkat konsumsi kertas di
Indonesia sebesar 7,90 juta ton Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia, 2010. Miasa dan Sriwijaya 2004 dalam penelitiannya menyebutkan bahwa
kertas dan plastik mempunyai kemampuan meredam kebisingan lebih baik daripada tanaman. Kualitas hasil kertas daur ulang dari bahan baku kertas HVS
mempunyai tampilan yang lebih putih dan bersih, lebih kuat, dan halus. Sedangkan kertas daur ulang dari kertas koran biasanya terlihat suram dan kotor
serta kekuatan regangannya yang kurang baik www.kertasjawa.blogspot.com, 2009.
Serat alam mempunyai beberapa keunggulan yaitu mampu meredam suara, isolasi temperatur, densitas rendah dan kemampuan mekanik tinggi sehingga
dapat memenuhi kebutuhan industri Felix et al., 1991 dan Karnani, 1997. Serabut kelapa dan sekam padi merupakan limbah padat yang belum
dimanfaatkan secara optimal. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan 2010 produksi kelapa di Indonesia mencapai 20,7 juta ton pada tahun 2009. Saat ini
lembaran serabut kelapa kebanyakan hanya dimanfaatkan sebagai pelapis tempat tidur berpegas, matras, jok, karpet, keset dan peralatan rumah tangga lain.
Menurut Badan Pusat Statistik 2010 jumlah produksi padi pada tahun 2009 sebesar 64,4 juta ton dan menurut Thahir 2002, satu butir gabah mengandung
sekitar 21 – 25 sekam. Selama ini sekam padi biasanya hanya akan dibenamkan
commit to users
I-3 di sawah atau dibakar yang akan menyebabkan timbulnya masalah pencemaran
udara. Pengaplikasian komposit ini akan digunakan sebagai panel yang tidak
pernah lepas dari proses pembebanan. Pembebanan yang terjadi pada panel yaitu beban horisontal berupa orang bersandar di dinding maupun barang, beban yang
merata dalam satu bidang yaitu angin, lendutan, dan beban kejut atau tumbukan tiba-tiba. Menurut SNI 7392:2008, spesifikasi panel dinding yang perlu
diperhitungkan yaitu kuat lentur, kuat lentur aksial, kuat geser, dan lendutan. Oleh karena itu sebuah panel memerlukan adanya kekuatan lentur yang memadai.
Untuk mengetahui kekuatan lentur yang dimiliki suatu material maka perlu dilakukan pengujian bending sehingga penelitian ini akan berfokus pada
pengujian kekuatan bending. Kekuatan bending dapat mengukur tegangan bending terbesar yang dapat diterima akibat pembebanan luar tanpa mengalami
deformasi perubahan bentuk karena gaya yang besar atau kegagalan. Nilai kekuatan bending diharapkan dapat memenuhi standar nilai MOR
Modulus of Rupture yang merujuk pada Standar Nasional Indonesia SNI untuk papan serat. Papan serat yaitu panel yang dihasilkan dari pengempaan serat kayu
atau bahan berligno-selulosa lain dengan ikatan utama berasal dari bahan baku yang bersangkutan khususnya lignin atau bahan lain khususnya perekat.
Pemanfaatan limbah kertas, sekam padi, dan serabut kelapa sebagai komposit panel perlu dibuktikan melalui eksperimen. Faktor-faktor yang akan diteliti adalah
pengaruh kandungan limbah kertas HVS, sekam padi, serabut kelapa, dan perekat terhadap kekuatan bending. Penelitian Yang, dkk. 2002 menunjukan bahwa
komposisi kertas berpengaruh terhadap kekuatan bending. Sedangkan penelitian Tsushima dkk. 2008 tentang kekuatan bending pada hibrida diperkuat serat
menunjukkan bahwa jenis pengikat berpengaruh terhadap kekuatan bending komposit.
1.2 Perumusan Masalah