PERBEDAAN KREATIVITAS ANAK YANG SEKOLAH DI TK YANG MENERAPKAN METODE BCCT (BEYOND CENTERS AND CIRCLE TIME)DENGAN YANG TIDAK MENERAPKAN METODE BCCT

PERBEDAAN KREATIVITAS ANAK YANG SEKOLAH DI TK YANG
MENERAPKAN METODE BCCT (BEYOND CENTERS AND CIRCLE TIME)
DENGAN YANG TIDAK MENERAPKAN METODE BCCT

SKRIPSI

Oleh :
Masria
06810040

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

PERBEDAAN KREATIVITAS ANAK YANG SEKOLAH DI TK YANG
MENERAPKAN METODE BCCT (BEYOND CENTERS AND CIRCLE TIME)
DENGAN YANG TIDAK MENERAPKAN METODE BCCT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi

Oleh:
Masria
06810040

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

LEMBAR PERSETUJUAN

1.

Judul

: Perbedaan Kreativitas Anak yang Sekolah di

TK Yang Menerapkan Metode BCCT (Beyond Centers and Circle Time)

dengan yang Tidak Menerapkan Metode BCCT
2.

Nama Peneliti

: Masria

3.

No. induk mahasiswa

: 06810040

4.

Fakultas

: Psikologi

5.


Universitas

: Muhammadiyah Malang

6.

Tanggal penelitian

: 12 Januari – 28 Januari 2011

Malang, 30 April 2011

Pembimbing I

Dra.Tri Dayakisni, M.Si

Pembimbing II

Ni’matuzahroh, M.Si


LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi telah diuji oleh dewan penguji
Pada tanggal, 7 Mei 2011
Dewan Penguji
Ketua Penguji

: Dra. Tri Dayakisni, M.Si

(

)

Anggota Penguji

: 1.Yuni Nurhamida, S.Psi, M.Si

(


)

2. Linda Yani. P, S.Psi, M.Si

(

)

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang

Drs. Tulus Winarsunu, M.Si

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama

: Masria


Tempat/tanggal lahir

: Muara Badak, 7 Juli 1987

Nim

: 06810040

Fakultas

: Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang
Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah :
Judul :
Perbedaan Kreativitas Anak yang Sekolah di TK yang Menerapkan Metode
BCCT (Beyond Centers and Circle Time) dengan yang Tidak Menerapkan
Metode BCCT
1.


Adalah bukan karya ilmiah orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan,
kecuali dalam bentuk kutipan yang telah digunakan dalam naskah ini dan telah
disebutkan sumbernya.

2.

Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan
hak bebas Royalty Non Ekslusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
apabila surat pernyataan ini tidak benar saya bersedia mendapatkan sangsi
sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Mengetahui,
Ketua Program Studi

M.Salis Yuniardi, S.Psi, M.Psi

Malang, 7 Mei 2011
Yang Menyatakan


Masria

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam dengan segala kebesaran,
karunia dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat
dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabat pengikut jejak langkahnya sampai akhir nanti.
Skripsi ini berjudul “Perbedaan Kreativitas Anak yang Sekolah Di TK
yang Menerpakan Metode BCCT (Beyond Centers and Circle Time) denagn
yang Tidak Menerpakan Metode BCCT”. Maksud penulisan skripsi ini adalah
sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi tingkat Strata 1 (S-1) di Fakultas
Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
Sebagai pribadi yang memiliki keterbatasan, penulis menyadari bahwa
kelancaran penyusun skripsi ini tidak lepas dari dorongan, bantuan, dan dukungan
dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.

Drs. Tulus Winarsunu, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Malang.

2.

Dra. Tri Dayakisni, M.Si selaku pembimbing I yang telah membimbing,
mengarahkan, dan memberi masukan dari awal sampai akhir sehingga penulis
dapat menyelesaikan karya ini.

3.

Ni’matuzahroh, M.Si selaku pembimbing II yang juga dengan sabar memberikan
bimbingan, dukungan, arahan, masukan yang membangun, dan bantuan yang
diberikan sejak awal penulis.

4.

Yudi Suharsono, S. Psi, M.Si sebagai dosen wali kelas A yang telah membantu
kelancaran proses perkuliahan yang selama ini saya jalani, terimakasih atas
petunjuk-petunjuk dan motivasi yang bapak berikan selama ini.


5.

Kedua orang tuaku, yang selalu memberi dukungan, do’a dan kasih sayang
sehingga penulis memiliki motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

6.

Mardin dan Qomariah, terimakasih atas dukungan kalian baik secara moral
maupun materil, karena kalian aku tidak akan bisa sekolah kejenjang yang lebih
tinggi seperti sekarang.

7.

Bu Kantu selaku kepala sekolah dan staf sekolah TK Islam Terpadu
Baitussalam, terimakasih telah memberikan ijin dan fasilitas bagi penulis untuk
melakukan penelitian.

8.

Bu Ika selaku kepala sekolah dan staf sekolah TK Kartini, terimakasih juga

karena telah memberikan ijin dan fasilitas bagi penulis untuk melakukan
penelitian.

9.

Siswa-siswi TK Islam Terpadu Baitussalam dan siswa-siswi TK Kartini yang
telah bersedia menjadi subyek penelitian.

10. Mbak Vika dan staf PLP lainnya, terimaksih atas bantuannya dalam penelitian
ini, sehingga penelitian ini bisa terselesaikan dengan baik.
11. Staf Laboratorium Psikologi, terimakasih juga atas bantuannya selama dalam
penelitian ini sehingga bisa terselesaikan dengan baik.
12. Ria, Dessy, Nilma, Amel, Virda, terimakasih atas semua bantuan dan
dukungannya selama ini, kalian merupakan inspirasi, motivasi dan semangatku.
Akhir kata tiada satupun karya manusia yang sempurna, saran dan kritik
sangat penulis harapkan untuk kebaikan bersama. Semoga karya ilmiah ini
bermanfaat bagi kita semua.

Malang, 30 April 2011

Penulis

Masria

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................

i

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................

ii

SURAT PERNYATAAN ........................................................................

iii

KATA PENGANTAR ............................................................................

iv

INTISARI ...............................................................................................

vi

DAFTAR ISI...........................................................................................

vii

DAFTAR TABEL ...................................................................................

ix

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................

1

B. Rumusan Masalah ............................................................

7

C. Tujuan Penelitian .............................................................

7

D. Manfaat Penelitian ...........................................................

7

TINJAUAN PUSTAKA
A. Kreativitas
1. Pengertian ..................................................................
2. Ciri-ciri Kreativitas.....................................................
3. Tahap-tahap Pengembangan
Kreativitas ..................................................................
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Kreativitas ..................................................................
5. Pengukuran Kreativitas ...............................................
B. Anak Prasekolah
1. Pengertian ..................................................................
2. Ciri-ciri Anak Prasekolah ...........................................
C. Pendidikan Prasekolah
1. Pengertian ..................................................................
2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan TK..............................
3. Metode Pembelajaran di
Taman Kanak-kanak ...................................................
4. Sasaran Pendidikan Prasekolah ...................................
D. Pengaruh Intelengsi Terhadap Kreativitas.........................

8
11
13
15
22
33
35
37
37
38
41
42

E. Perbedaan Kreativitas ditinjau dari
Lingkungan Sekolah .........................................................
F. Kerangka Pemikiran Penelitian.........................................
G. Hipotesis ..........................................................................

43
45
46

METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian .......................................................
B. Identifikasi Variabel Penelitian.........................................
C. Definisi Operasional .........................................................
D. Populasi dan Sampel ........................................................
E. Tempat dan Waktu Penelitian ...........................................
F. Jenis Data dan Instrumen Penelitian .................................
G. Prosedur Penelitian...........................................................
H. Metode Analisa Data ........................................................

47
47
48
49
49
50
52
54

HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data..................................................................
B. Hasil Analisa Data............................................................
C. Pembahasan .....................................................................

56
58
59

PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................
B. Saran ...............................................................................

63
63

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

65

BAB III

BAB IV

BAB V

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1

Klasikfikasi Tes Kreativitas ......................................................

54

Tabel 2

Rancangan t-tes ........................................................................

55

Tabel 3

Pengelompokkan Kreativitas Siswa yang
Sekolah di TK yang menerapkan metode BCCT .......................

Tabel 4

Tabel 5

57

Pengelompokkan Kreatvitas Siswa yang
Sekolah di TK yang tidak menerapkan metode BCCT ..............

57

Rangkuman t-tes.......................................................................

58

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah. (2009). Implementasi metode BCCT untuk mengajar menggambar pada
taman kanak-kanak tunas harapan bangsa, lamongan, guna mengasah
kreativitas. Skripsi
jurusan seni dan desain. Abstrak diakses dari
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/seni-desain/article/view/1896
Azwar, S. (2010). Pengantar psikologi inteligensi (Cetakan ketujuh). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Champbell, D. (1992). Mengembangkan kreativitas (Cetakan kelima). Yogyakarta:
Kanisius
Dariyo, A. (2007). Psikologi perkembangan anak tiga tahun pertama (Cetakan
pertama). Bandung: Refika Aditama
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1979). Perkembangan anak remaja.
Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Normalisasi
Kehidupan Kampus
Florida Departement of Education. (2010). Beyond centers and circle time©
curriculum pre-kindergarten theme series.
Handoko, D. (2008). Mengajar Dengan Sentra dan Lingkaran. Diakses 3 Februari
2008 dari http://thenaffschool.wordpress.com/2008/03/07/apa-bcct-itu
Hasan, I. (2009). Analisis data penelitian dengan statistik (Cetakan Keempat).
Jakarta: Bumi Aksara
Hildayani, R., Tarigan, S. R., Pujiati, R., Sugiyanto, T. M., Masykouri, A., &
Handayani. E. (2007). Psikologi perkembangan anak (Cetakan kedelapan).
Jakarta: Universitas Terbuka
Hurlock, B. E. (1978). Perkembangan anak (Jilid 1, Edisi Keenam). Jakarta:
Erlangga
____________ (1978). Perkembangan anak (Jilid 2, Edisi Keenam). Jakarta:
Erlangga
Ishara, F. (2011). Teori-teori kreativitas. Diakses 16 Februari 2011 dari
http://faradila-ishara.blogspot.com/
Jamaris, M. (2003). Pengembangan kreativitas anak usia taman kanak-kanak. Jurnal
pendidikan usia dini UNJ. Vol. 1, No. 2., 1-19

Kerlinger, N. F. (2006). Asas-asas penelitian behavioral (Edisi ketiga). Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Kreativitas. Diakses 14 April 2008 dari http://kreativitas.htm
Munandar, U. C. S. (1988). Memupuk kreativitas anak usia prasekolah. Dalam
Munandar, U. C. S (Ed.), Kreativitas Sepanjang Masa (Hal. 37-48). Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan
_________________ (1982). Pemanduan anak berbakat. Jakarta: CV. Rajawali
_________________ (2009). Pengembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta:
Rineka Cipta
_________________ (2002). Kreativitas dan keberbakatan. Dalam Identifikasi dan
pengukuran
bakat
dan
kreativitas.
Diakses
dari
http://www.scribd.com/doc/40690201/Kreatifitas-Dan-Keberbakatan
Nafik. (2008). Sekilas tentang metode pembelajaran dengan pendeketan beyond
center and circle time. Dalam Makanan apa BCCT itu?. Diakses 7 Maret
2008 dari http://wordPress.com
Palupi, E. (2009). Pengembangan pemahaman konsep calistung melalui metode
beyond centers and circle time (BCCT) di TK Nasional KPS
Balikpapan. Jurnal pendidikan inovatif Vol.2, No. 1
Patmonodewo, S. (2003). Pendidikan anak prasekolah (Cetakan kedua). Jakarta:
Rineka Cipta
Purwanto, N. M. (1995). Psikologi pendidikan (Cetakan kelima). Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Semiawan, R. C. (2009). Penerapan pembelajaran pada anak (Cetakan keempat).
Jakarta: PT. Indeks

Soehartina, I. (2009). Fenomena yang menghambat perkembangan kreativitas dan
keterampilan berpikir pada anak usia dini. Jurnal pendidikan, Vol. 10, No. 1.,
48-55
Sudjana, N. H. (2008). pembinaan dan pengembangan kurikiulum di sekolah
(Cetakan keenam). Bandung: Sinar Baru Algensindo
Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Suryabrata, S. (2009). Metodologi penelitian. Jakarta: Rajawali Pers

Winarsunu, T. (2006). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan (Ed.
revisi). Malang: UMM Press
Yusuf, M. Pengertian Kurikulum. Diakses 2 Februari 2010 dari
http://pengertian-kurikulum.html
Zulkifli, L. (2009). Psikologi perkembangan (Cetakan ketujuh). Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kreativitas merupakan suatu ungkapan yang tidak asing lagi di dalam
kehidupan sehari-hari, khususnya bagi anak prasekolah yang selalu berusaha
menciptakan sesuatu sesuai dengan fantasinya. Kreativitas pada anak di
taman kanak-kanak ditampilkan dalam berbagai bentuk, baik dalam membuat
gambar yang di sukainya maupun dalam bercerita atau dalam bermain peran
seperti berpura-pura jadi ibu atau ayah ataupun menampilkan berbagai
gerakan berkaitan dengan aktivitas

motorik yang dilakukannya, seperti

menunjukkan gerakan tari atau silat.
Piaget (seperti yang disebut Jamaris, 2003) menyebutkan anak yang
berusia 4-5/6 tahun merupakan anak yang berada dalam fase praoperasional.
Dimana pada fase praoperasional anak berfikir secara simbolik yang di
hadirkan dalam berbagai bentuk fantasi, sehingga kemampuan ini merupakan
pintu untuk menumbuh kembangkan kreativitas pada anak.
Menurut

Maslow

(seperti

yang

disebut

Munandar,

1979)

menyebutkan kreativitas adalah manifestasi dari intergasi kepribadian dimana
tidak ada hambatan atau rintangan antara alam kesadaran dan ketidaksadaran. Kreativitas sebagai kepribadian merupakan pandangan yang di
kemukakan oleh

Carl Roger dan Abraham Maslow Kitano dan Kirbiy

(seperti yang disebut Jamaris, 2003). Mereka mendefinisikan kreativitas
sebagai salah satu aspek kepribadian yang berkaitan dengan aktualisasi diri.
Menurut kedua ahli tersebut setiap individu sejak dilahirkan telah memiliki
potensi untuk menjadi kreatif. Perkembangan potensi kreatif sangat di
pengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan disekitar individu tersebut.
Apabila lingkungan yang mengelilingi individu memberi kesempatan baginya
untuk mewujudkan potensinya dan kreativitas yang telah dimilikinya sejak
lahir maka potensi ini akan terwujud dalam aktualisasi diri. Aktualisasi diri

1

2

dapat diwujudkan dalam berbagai kegiatan misalnya melukis, musik, dan
karya-karya lainnya.
Salah satu kendala dalam mengembangkan kreativitas adalah sikap
orang tua atau guru yang kurang memberi kesempatan perkembangan
kreativitas secara optimal. Hal ini disebabkan oleh pandangan-pandangan
yang sempit, dalam arti anak harus menurut apa yang dikatakan oleh orang
tua atau guru. Dengan kata lain anak tidak boleh berpikir secara divergen atau
berpikir berbeda dari orang lain. Hal ini sama dengan yang diungkapakan
oleh Malaguzzi (seperti yang disebut Soehartina, 2008) bahwa orang tua dan
guru dapat menghambat kreativitas anak dengan bersikap terlalu mengajari
(over-didactic) dan mendikte, membatasi fantasi anak dan memiliki estimasi
yang rendah terhadap pencapaian kerja anak Prentice & Mellou (seperti yang
disebut Soehartina, 2008).
Kreativitas dalam perkembangannya sangat terkait dengan empat
aspek, yaitu aspek pribadi, pendorong, proses, dan produk. Ditinjau dari
aspek pribadi, kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan
lingkungannya. Ditinjau sebagai proses, menurut Torrance (seperti yang
disebut Munandar, 2009) menyebutkan kreativitas adalah proses merasakan
dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan
masalah ini, menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah
dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya. Definisi
mengenai produk kreativitas menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari
proses kreativitas, ialah sesuatu yang baru, orisinal, dan bermakna. Ditinjau
dari aspek pendorong kreativitas dalam perwujudannya memerlukan
dorongan internal maupun dorongan eksternal dari lingkungan (Munandar,
2009).
Selain aspek kepribadian, aspek pendorong (press) juga terkait dalam
penelitian kali ini. Dimana

kreativitas anak agar dapat terwujud

membutuhkan adanya dorongan dalam diri individu (motivasi intrinsik)
maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik). Motivasi intrinsik
dari kreativitas adalah setiap individu memiliki kecenderungan atau dorongan
mewujudkan potensinya, mewujudkan dirinya, dorongan berkembang

3

menjadi matang, dorongan mengungkapkan dan mengaktifkan semua
kapasitasnya. Rogers dan Vernon (seperti yang disebut Munandar, 2009)
menyebutkan dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas
ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya
dalam upaya manjadi dirinya sepenuhnya. Sedangkan motivasi atau kondisi
eksternal yang mendorong prilaku kreatif adalah kreativitas tidak dapat
dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh, bibit unggul
memerlukan kondisi yang memupuk dan memungkinkan bibit itu
mengembangkan sendiri potensinya (Munandar, 2009).
Adapun

faktor-faktor

pendukung

dan

penghambat

dalam

pengembangan kreativitas anak yaitu dapat dilihat dari sikap pendidik,
strategi mengajar, sarana pembelajaran, pengaturan ruang/fisik, teman
sebaya, dan orang tua.
Faktor pendukung dilihat dari sikap pendidik yaitu, sabar, telaten dan
ramah serta menerima anak sebagai pribadi yang unik dan berbeda. Strategi
mengajar yaitu, penekanan pada bermain sambil belajar dan bukan pada
penilaian, metode pembelajaran bermacam-macam dan berganti-ganti,
memberi tugas yang bervariasi dan menghargai hasil karya anak. Sarana
pembelajaran

yaitu,

tersedianya

bermacam-macam

alat

permainan.

Pengaturan ruang/fisik yaitu, penataan ruang kelas yang terbuka dan diubah
dalam kurun waktu tertentu dan tampilan dinding ruang bermain yang
menarik. Teman sebaya yaitu, sikap bersahabat. Orang tua yaitu, memberikan
kebebasan, menghargai dan menerima anak, menunjang dan mendorong
kegiatan anak, dan menyediakan cukup sarana (Anon., 2008).
Sedangkan faktor penghambatnya bila dilihat dari sikap pendidik
yaitu, pengertian pendidik tentang konsep kreativitas masih kurang. Strategi
mengajar yaitu, terdapat metode pembelajaran yang jarang atau bahkan tidak
digunakan. Sarana pembelajaran yaitu, jenis alat permainan yang tergolong
alat permainan kreatif masih kurang, tidak ada penambahan alat permainan
baru untuk waktu yang lama, permainan yang rusak tidak segera diganti,
terdapat permainan yang hanya disimpan dalam laci, dan pengadaan bahan
belajar butuh waktu lama. Pengaturan ruang / fisik yaitu, dinding ruang kelas

4

terkesan kosong dan tidak menarik, ruang kelas tidak dipenuhi produk hasil
karya anak, dan alat permainan tidak ditata dengan rapi dan menarik. Teman
yaitu, sikap memusuhi. Orang tua yaitu, turut masuk didalam kelas dan
membantu anak pada saat istirahat/makan, tidak sabar dengan anak dan
terlalu memanjakan (Anon., 2008).
Selain

pada

faktor-faktor

diatas

menurut

Munandar

(2009)

menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas dapat juga berupa
kemampuan berfikir dan sifat kepribadian yang berinteraksi dengan
lingkungan tertentu. Faktor kemampuan berpikir terdiri dari kecerdasan
(intelegensi) dan pemerkayaan bahan berpikir berupa pengalaman dan
keterampilan. Menurut teori ambang intelegensi untuk kreativitas MacKinnon
(seperti yang disebut Munandar, 1982) menyebutkan sampai batas intelegensi
tertentu hubungan antara intelegensi dan kreativitas cukup kuat, tetapi
diatasnya tidak lagi. Dengan kata lain, tidak semua orang yang mempunyai
intelegensi tinggi, juga tergolong kreatif unggul.
Dalam GBHN 1993 (seperti yang disebut Munandar, 2009)
menyatakan bahwa pengembangan kreativitas (daya cipta) hendaknya
dimulai pada usia dini, yaitu dilingkungan keluarga sebagai tempat
pendidikan pertama dan dalam pendidikan prasekolah. Secara eksplisit
dinyatakan setiap tahap perkembangan anak dan pada setiap jenjang
pendidikan, mulai dari pendidikan prasekolah sampai dengan perguruan
tinggi, bahwa kreativitas perlu dikembangkan dan ditingkatkan, disamping
mengembangkan kecerdasan dan ciri-ciri lain yang menunjang pembangunan.
Pendidikan prasekolah yang dimaksud disini adalah taman kanakkanak (TK). Taman kanak-kanak (TK) adalah seperangkat kegiatan belajar
yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam rangka menyiapkan dan
meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan diri anak didik lebih lanjut
(DepDikBud, 1997).
Pendidikan Taman kanak-kanak (TK) masa kini masih banyak
mengacu pada kurikulum nasional yang menitikberatkan pada pengembangan
dan kompetensi pada anak meliputi moral prilaku, agama, fisik, seni, kognitif,
dan lingkungan. Hal ini dirasa sudah mewadahi kompetensi dasar yang

5

memang harus dikembangkan pada diri anak sejak dini. Sayangnya,
pengembangan potensi dan kreativitas pada anak belum dapat perhatian lebih
di TK yang menggunakan metode kurikulum nasional karena lebih banyak
menekankan pada pemahaman konsep calistung saja.
Misalnya pada salah satu TK umum yang ada di Yogyakarta. Pada TK
ini, metode pembelajarannya menggunakan metode kurikulum nasional,
dimana anak didik hanya ditempatkan pada satu ruangan saja, anak didik
lebih banyak pasif dari pada aktif karena yang berperan penuh adalah
pendidiknya, kemudian sedikit sekali stimuli yang dapat merangsang
kompetensi pada anak seperti halnya alat permainan edukatif sehingga kurang
optimal dan terkait dengan kreativitasnya pada anak kurang bisa berkembang
secara optimal karena selain anak hanya ditempatkan pada satu ruangan saja,
anak juga kebanyakan lebih banyak mendengarkan dari pada berbicara
sehingga tidak menstimuli anak untuk mengembangkan potensi dan
kreativitas yang dimilikinya.
Sedangkan pada salah satu sekolah TKIT yang ada di Yogyakarta,
pada sekolah TK tersebut berbeda dari TK pada umumnya. Dimana pada
sekolah TK tersebut menerapkan sistem belajar bermain sambil belajar
melalui 6 sentra bermain bebas. Diantaranya sentra persiapan, sentra balok,
sentra gerak dan lagu, sentra seni dan kreativitas, sentra bermain peran dan
sentra bahan alam. Di setiap masing-masing sentra anak di ajarkan sesuai
dengan nama sentra tersebut. Misalnya pada sentra seni dan kreativitas, di
sini anak di arahkan dalam hal seni misalnya seni membatik, kemudian anak
diberi kebebasan dalam membatik sesuai dengan keinginannya. Pola belajar
berpindah (Moving Class) dengan mengembangkan pembelajaran aktif,
kreatif, atraktif, inovatif, menyenangkan dan bermanfaat yang bertujuan
menstimulasi tumbuhnya kecerdasan jamak dengan waktu belajar 5 hari
belajar.
Metode pembelajaran tersebut diatas dapat juga disebut Metode
Beyond Centers And Circle Time (BCCT) atau metode senling (metode sentra
dan lingkaran) merupakan metode yang berfokus pada anak yang digunakan
untuk melatih perkembangan anak dengan menggunakan metode bermain

6

yang dimodifikasi dalam bentuk sentra. Proses pembelajaran dalam metode
ini berpusat disentra main saat anak dalam lingkaran dengan menggunakan
empat jenis pijakan untuk mendukung perkembangan anak, yaitu pijakan
lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan selama main, dan pijakan
setelah main (DepDikNas, 2006).
Perbedaan dalam proses pembelajaran pada kedua metode diatas
menegaskan bahwa

metode

BCCT

sangat

tepat digunakan

dalam

meningkatkan potensi dan kreativitas anak. Penelitian yang dilakukan oleh
Palupi (2009) menunjukkan bahwa melalui BCCT tingkat keberhasilan
pemahaman anak didik dalam membaca, menulis, berhitung permulaan
mengalami peningkatan. Dari penelitian ini terbukti bahwa metode BCCT
lebih efektif didalam meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan
berhitung permulaan pada anak usia dini.
Bransfor, Ann, Piaget, & Sharp (seperti yang disebut Soehartina,
2008) menyebutkan anak usia dini pada dasarnya merupakan pembelajaran
yang aktif. Mereka memiliki rasa ingin tahu yang besar, kreatif,
berkecenderungan alami untuk berfantasi, melakukan eksperimen dan
eksplorasi terhadap lingkungan mereka. Dengan melakukan kegiatan
eksplorasi tersebut anak-anak memperoleh pengalaman belajar yang akan
membangun pemahaman mereka mengenai lingkungan. Kreativitas anak usia
dini perlu dikembangakan dengan memberikan mereka berbagai kesempatan
untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Oleh karena itu, diperlukan bagi
orang tua, guru, dan pihak yang tertarik dalam pengembangan anak usia dini
untuk memiliki pemahaman yang luas mengenai perkembangan anak,
sehingga dapat dikembangkan kedalam metode pengembangan yang tepat.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai “Perbedaan Kreativitas Anak yang
Sekolah di TK Yang Menerapkan Metode BCCT (Beyond Centers and
Circle Time) dengan yang Tidak Menerapkan Metode BCCT”.

7

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas, rumusan
masalah dari penelitian ini adalah apakah ada perbedaan kreativitas anak
yang sekolah di TK Yang Menerapkan Metode BCCT (Beyond Centers and
Circle Time) dengan Yang Tidak Menerapkan Metode BCCT?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan
kreativitas anak yang sekolah di TK yang menerapkan Metode BCCT
(Beyond Centers and Circle Time) dengan yang tidak menerapkan Metode
BCCT

D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Di harapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan
pengembangan ilmu psikologi, khususnya psikologi perkembangan dan
pendidikan.
2. Secara Praktis
Di harapkan dapat menambah pemahaman yang lebih mendalam
kepada orang tua dan guru dalam hal mengenai peranan lingkungan
khususnya lingkungan sekolah pada pembentukan atau pengembangan
kreativitas pada anak usia prasekolah.