ANALISIS IMPLEMENTASI AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) DI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANYUWANGID

(1)

ANALISIS IMPLEMENTASI AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)

DI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi

Oleh:

Karindya Widhanti 201110170311347

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Banyuwangi”, ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

Sebuah kebahagiaan bagi penulis karena telah berhasil menyelesaikan perkuliahan dan penulisan skripsi ini. Selesainya tulisan ini tidak lepas dari orang-orang yang membantu dan memberi dukungan kepada penulis. Ucapan terima kasih yang teristimewa kepada kedua orang tua penulis, bapak Edy Widodo dan ibu Wiwik Pratiwi atas dukungan doa, semangat, serta materi yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memperoleh gelar sarjana. Terima kasih kepada suami tercinta Bangkit Aditya Irwandi yang selalu mendukung dan memberikan semangat kepada penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada mas Angga Ardy Nugroho sekeluarga dan mbak Dewinta Mandasari sekeluarga atas dukungannya selama ini.

Pada kesempatan ini juga, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:


(3)

v

1. Bapak/Ibu Pimpinan dan Pembantu Pimpinan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang, atas segala kebijakan yang telah diterapkan, khususnya kebijakan akademik yang sangat menunjang keberhasilan penulis dalam menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Dr. Ihyaul Ulum., SE., M.Si., Ak., CA. dan ibu Dra. Endang Dwi W., M.Si., Ak., CA., selaku pembimbing skripsi, atas segala pengarahan dan bimbingannya yang sangat berharga bagi penulis.

3. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang, atas ilmu pengetahuan yang diberikan kepada penulis selama perkuliahan.

4. Bapak Drs. Djadjat Sudradjat, MM, M.Si, selaku kepala BPKAD Kabupaten Banyuwangi yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melakukan penelitian.

5. Bapak Dewa Made Alit Budi Siswanto, S.Sos, M.Si, Firman Hidayat, SE, dan Wahyudi Eko Prasetyo, S.Sos yang telah bersedia menemani dan membantu peneliti selama penelitian.

6. Devi Harin Susanti sekeluarga yang telah bersedia menerima peneliti tinggal di rumahnya selama penelitian.

7. Teman-teman kelas G angkatan 2011 Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah memberikan dorongan dan kenangan yang indah selama menuntut ilmu di kampus tercinta.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.


(4)

vi

Penulis mengharapkan semoga tulisan ini ada manfaatnya bagi para pembaca pada umumnya dan penulis pada khususya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi sempurnanya penyusunan skripsi ini.

Malang, 1 September 2015 Penulis


(5)

vii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah diteliti atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Malang, 1 September 2015 Mahasiswa

Karindya Widhanti 201110170311347


(6)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... i

KARTU BIMBINGAN SKRIPSI... iii

KATA PENGANTAR ... iv

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAKSI ... xiv

ABSTRACT ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA ... 7

A. Reviu Penelitian Terdahulu... 7

B. Landasan Teori ... 8

1. Pengertian Akuntansi ... 8

2. Keuangan Daerah ... 10


(7)

ix

4. Laporan Keuangan Daerah... 13

5. Standart Akuntansi Pemerintahan ... 34

6. Basis Akrual ... 37

7. Entitas Pelaporan, Entitas Akuntansi, dan Konsolidasian ... 39

8. Satuan Kerja Perangkat Daerah ... 41

BAB III METODE PENELITIAN ... 43

A. Lokasi Penelitian ... 43

B. Jenis dan Sumber Data ... 43

C. Teknik Analisis Data ... 44

D. Unit Analisis ... 45

E. Teknik Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 47

1. Sejarah Perusahaan ... 47

2. Visi dan Misi ... 48

3. Bagan Struktur ... 49

4. Sumber Daya Manusia ... 52

B. Penyajian Data Penelitian ... 53

C. Analisis Data ... 54

1. Laporan Realisasi Anggaran ... 55

2. Neraca ... 58

3. Laporan Operasional ... 63


(8)

x

5. Catatan Atas Laporan Keuangan ... 64

D. Pembahasan ... 65

BAB V PENUTUP ... 67

A. Simpulan ... 67

B. Keterbatasan ... 67

C. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69


(9)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 ... 27

Gambar 2.2 ... 28

Gambar 2.3 ... 29

Gambar 2.4 ... 31

Gambar 2.5 ... 33

Gambar 2.6 ... 34


(10)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 ... 26

Tabel 4.1 ... 52

Tabel 4.2 ... 57

Tabel 4.3 ... 59

Tabel 4.4 ... 61


(11)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1.

2. 3.

4.

5. 6.

Laporan Realisasi Anggaran BPKAD Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2014

Neraca BPKAD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014 Laporan Operasional BPKAD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014

Laporan Perubahan Ekuitas BPKAD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014

Surat Ijin Penelitian Dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur Surat Ijin Penelitian Dari Pemerintah Kabupaten

Banyuwangi

72

74 76

79

80 81


(12)

69

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, I. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga. Halim, A. 2002. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. Pertama

ed. Jakarta: Salemba Empat.

Halim, A., dan M. S. Kusufi. 2013. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. 4 ed. Jakarta: Salemba Empat.

Hariyanto, A. 2014. "Penggunaan Basis Akrual dalam Akuntansi Pemerintahan di Indonesia". DHARMA EKONOMI, Vol. 19, No. 36, hlm.

Indonesia, R. 2003. Undang-Undang No.17.

———. 2005. Peraturan Pemerintah No 58 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

———. 2010. Peraturan Pemerintah No.71 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

———. 2013. Perm endagri No.64

Kieso, D. E., W. J. J, dan W. T. D. 2008. Akuntansi Intermedit. kedua belas jilid 1 ed. Jakarta: Erlangga.

Kusuma, M. I. Y. 2013. "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Penerapan Akuntansi Akrual Pada Pemerintah", Akuntansi, Universitas Diponegoro.

Langelo, F., D. P. E. Saerang, dan S. W. Alexander. 2015. "Analisis Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual dalam Penyajian Laporan Keuangan pada Pemerintah Kota Bitung". Jurnal EMBA, Vol. 3, No. 1, hlm: 1-8.

Mamesah, D. J. 1995. Sistem Administrasi Keuangan Daerah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Septia, Y. 2013. "Analisis Implementasi Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) pada Laporan Keuangan Badan Pendidikan Pemerintah Daerah Kabupaten Kubu Raya ". Jurnal Kajian Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi UNTAN (KIAFE), Vol. 2, No. 3, hlm.


(13)

70

Sugiri, S. 2001. Akuntansi Pengantar 1. Keempat. Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.

Suwardjono. 2002. Akuntansi Pengantar: Proses Penciptaan Dana Pendekatan Sistem. Yogyakarta: BPFE.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Sebelum UU No.17 tahu 2003, pengelolaan keuangan negara dilakukan dengan pencatatan tunggal (single entry), dengan menggunakan Cash basis. Sehingga tidak memerlukan waktu lama untuk membuatnya dan SDM yang mengerjakannya Menurut Hariyanto (2014), Akuntansi berbasis kas memang mempunyai kelebihan yaitu sederhana penerapannya dan mudah dipahami. juga tidak harus professional. Namun akuntansi berbasis kas mempunyai beberapa kekurangan antara lain, kurang informatif karena hanya berisikan informasi tentang penerimaan, pengeluaran, dan saldo kas, dan tidak memberikan informasi tentang aset dan kewajiban. Mestinya sebagai lembaga Negara yang mengelola keuangan negara, pemerintah mestinya wajib menyajikan asset yang dimiliki oleh pemerintah, atau Neraca. Sedangkan Neraca hanya dapat dibuat dengan akuntansi berbasis akrual.

Untuk meminimalisir kelemahan akuntansi berbasis kas tersebut dan agar keuangan negara dapat disajikan dengan lebih informatif, maka pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Republik Indonesia (2003) No.17, UU ini mewajibkan penerapan akuntansi berbasis akrual pada setiap instansi pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintahan daerah. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 36 ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut “Pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan


(15)

2

selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun”. Sehingga dalam jangka waktu lima tahun sejak terbitnya UU tersebut atau pada tahun 2008, pemerintah harus telah mulai menggunakan akuntansi pemerintahan berbasis akrual.

Untuk menjembati proses reformasi dari basis kas menjadi basis akrual, maka digunakanlah basis kas menuju akrual yang disusun sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Lima tahun kemudian Republik Indonesia mengeluarkan PP No. 71 Tahun 2010 tentang penerapan sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual, hal ini berarti bahwa Pemerintah mempunyai kewajiban untuk dapat segera menerapkan SAP yang baru yaitu SAP berbasis akrual.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Standar Akuntansi Pemerintah adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dengan demikian, SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia. SAP diterapkan dalam lingkup pemerintahan yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan satuan organisasi dilingkungan pemerintah pusat/daerah.

Laporan Keuangan Pemerintahan merupakan gambaran kinerja suatu pemerintahan selama satu periode tertentu untuk memberikan informasi tentang kondisi keuangan pemerintah tersebut. Informasi ini sangat berguna untuk pihak intern maupun ekstern. Pihak intern yang membutuhkan informasi ini adalah pemerintah itu sendiri yang digunakan untuk mengevaluasi kegiatan operasi yang telah berjalan selama satu periode, dan juga sebagai alat untuk


(16)

3

analisis kegiatan dalam pengambilan keputusan masa yang akan datang. Pihak eksternal yang menggunakan informasi ini adalah Kreditur, Investor, Bank, Pemerintah dari daerah lain, ataupun pihak lain dari Negara asing untuk hal pinjaman luar negeri baik pusat maupun daerah.

Laporan keuangan pemerintah terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports), laporan finansial, dan CaLK. Laporan pelaksanaan anggaran terdiri dari LRA dan Laporan Perubahan SAL. Laporan finansial terdiri dari Neraca, LO, LPE, dan LAK.

Basis akrual menurut PSAP (Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan) Nomor 01 adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Dalam akuntansi berbasis akrual waktu pencatatan sesuai dengan saat terjadinya arus sumber daya, sehingga dapat menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat.

Penelitian mengenai Akuntansi akrual di Indonesia diantaranya dilakukan oleh (Kusuma, 2013) yang menunjukkan kesiapan pemerintah yang masih kurang atas penerapan Standar Akuntansi Pemerintah. Dan penelitian lainnya yang dilakukan oleh (Langelo et al., 2015) dan (Septia, 2013) yang menunjukkan bahwa terdapat kendala dalam implementasi dari sistem akuntansi berbasis akrual yaitu masalah sumber daya manusia, informasi teknologi, komitmen dari organisasi, komunikasi antara pemerintah pusat dan daerah, serta kurangnya pelatihan dan sosialisasi.


(17)

4

Sebagai perwujudan dari pelaksanaan otonomi daerah, salah satunya melalui SKPD Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Banyuwangi yang merupakan salah satu SKPD yang telah menerapkan sistem akuntansi berbasis akrual. Sebelum diterapkannya sistem akuntansi berbasis akrual, sistem akuntansi yang digunakan adalah sistem akuntansi berbasis kas. Karena kurangannya dalam menyajikan gambaran keuangan yang akurat dan dalam memberikan informasi manajemen yang berguna dan memadai untuk memfasilitasi perencanaan dan proses kinerja, maka perubahan sistem akuntansi tersebut diperlakukan.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin menguji kembali sampai sejauh mana tingkat penerapan akuntansi akrual pada pemeritah. Penelitian terhadap penerapan akuntansi akrual pada tingkat satuan kerja ini diharapkan dapat memberikan bukti dan gambaran yang lebih nyata mengenai implementasi sistem akuntansi akrual pada pemerintah di Indonesia. Oleh karena itu penelitian ini diberi judul “Analisis Pencatatan dan Pelaporan Keuangan Berbasis Akrual pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Banyuwangi”

B.Rumusan Penelitian

1. Bagaimana pencatatan dan pelaporan keuangan berbasis akrual pada SKPD Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Banyuwangi?


(18)

5

2. Kendala apa saja yang dihadapi oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Banyuwangi dalam melakukan pencatatan dan pelaporan keuangan berbasis akrual?

C.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan antara lain:

1. Untuk menganalisis bagaimana pencatatan dan pelaporan keuangan berbasis akrual pada SKPD Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Banyuwangi.

2. Untuk menganalisis kendala apa saja yang dihadapi oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Banyuwangi dalam melakukan pencatatan dan pelaporan keuangan berbasis akrual.

D.Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi pemerintah sebagai bahan pertimbangan dalam hal pencatatan dan pelaporan keuangan untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai biaya pemerintah dan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan di dalam pemerintah dengan menggunakan informasi yang diperluas.

2. Manfaat bagi masyarakat dan pengguna laporan keuangan (DPRD, BPK, Investor, Kreditor, Donatur, Analis Ekonomi dan Pemerhati Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, dan Badan Eksekutif) untuk menilai akuntabilitas pengelolaan seluruh sumber daya oleh suatu entitas, menilai kinerja, posisi


(19)

6

keuangan dan arus kas dari suatu entitas serta pengambilan keputusan mengenai penyediaan sumber daya kepada, atau melakukan bisnis dengan suatu entitas pemerintah.

3. Manfaat bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain yang sejenis.


(1)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Sebelum UU No.17 tahu 2003, pengelolaan keuangan negara dilakukan dengan pencatatan tunggal (single entry), dengan menggunakan Cash basis. Sehingga tidak memerlukan waktu lama untuk membuatnya dan SDM yang mengerjakannya Menurut Hariyanto (2014), Akuntansi berbasis kas memang mempunyai kelebihan yaitu sederhana penerapannya dan mudah dipahami. juga tidak harus professional. Namun akuntansi berbasis kas mempunyai beberapa kekurangan antara lain, kurang informatif karena hanya berisikan informasi tentang penerimaan, pengeluaran, dan saldo kas, dan tidak memberikan informasi tentang aset dan kewajiban. Mestinya sebagai lembaga Negara yang mengelola keuangan negara, pemerintah mestinya wajib menyajikan asset yang dimiliki oleh pemerintah, atau Neraca. Sedangkan Neraca hanya dapat dibuat dengan akuntansi berbasis akrual.

Untuk meminimalisir kelemahan akuntansi berbasis kas tersebut dan agar keuangan negara dapat disajikan dengan lebih informatif, maka pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Republik Indonesia (2003) No.17, UU ini mewajibkan penerapan akuntansi berbasis akrual pada setiap instansi pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintahan daerah. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 36 ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut “Pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan


(2)

selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun”. Sehingga dalam jangka waktu lima tahun sejak terbitnya UU tersebut atau pada tahun 2008, pemerintah harus telah mulai menggunakan akuntansi pemerintahan berbasis akrual.

Untuk menjembati proses reformasi dari basis kas menjadi basis akrual, maka digunakanlah basis kas menuju akrual yang disusun sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Lima tahun kemudian Republik Indonesia mengeluarkan PP No. 71 Tahun 2010 tentang penerapan sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual, hal ini berarti bahwa Pemerintah mempunyai kewajiban untuk dapat segera menerapkan SAP yang baru yaitu SAP berbasis akrual.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Standar Akuntansi Pemerintah adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dengan demikian, SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia. SAP diterapkan dalam lingkup pemerintahan yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan satuan organisasi dilingkungan pemerintah pusat/daerah.

Laporan Keuangan Pemerintahan merupakan gambaran kinerja suatu pemerintahan selama satu periode tertentu untuk memberikan informasi tentang kondisi keuangan pemerintah tersebut. Informasi ini sangat berguna untuk pihak intern maupun ekstern. Pihak intern yang membutuhkan informasi ini adalah pemerintah itu sendiri yang digunakan untuk mengevaluasi kegiatan operasi yang telah berjalan selama satu periode, dan juga sebagai alat untuk


(3)

analisis kegiatan dalam pengambilan keputusan masa yang akan datang. Pihak eksternal yang menggunakan informasi ini adalah Kreditur, Investor, Bank, Pemerintah dari daerah lain, ataupun pihak lain dari Negara asing untuk hal pinjaman luar negeri baik pusat maupun daerah.

Laporan keuangan pemerintah terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports), laporan finansial, dan CaLK. Laporan pelaksanaan anggaran terdiri dari LRA dan Laporan Perubahan SAL. Laporan finansial terdiri dari Neraca, LO, LPE, dan LAK.

Basis akrual menurut PSAP (Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan) Nomor 01 adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Dalam akuntansi berbasis akrual waktu pencatatan sesuai dengan saat terjadinya arus sumber daya, sehingga dapat menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat.

Penelitian mengenai Akuntansi akrual di Indonesia diantaranya dilakukan oleh (Kusuma, 2013) yang menunjukkan kesiapan pemerintah yang masih kurang atas penerapan Standar Akuntansi Pemerintah. Dan penelitian lainnya yang dilakukan oleh (Langelo et al., 2015) dan (Septia, 2013) yang menunjukkan bahwa terdapat kendala dalam implementasi dari sistem akuntansi berbasis akrual yaitu masalah sumber daya manusia, informasi teknologi, komitmen dari organisasi, komunikasi antara pemerintah pusat dan daerah, serta kurangnya pelatihan dan sosialisasi.


(4)

Sebagai perwujudan dari pelaksanaan otonomi daerah, salah satunya melalui SKPD Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Banyuwangi yang merupakan salah satu SKPD yang telah menerapkan sistem akuntansi berbasis akrual. Sebelum diterapkannya sistem akuntansi berbasis akrual, sistem akuntansi yang digunakan adalah sistem akuntansi berbasis kas. Karena kurangannya dalam menyajikan gambaran keuangan yang akurat dan dalam memberikan informasi manajemen yang berguna dan memadai untuk memfasilitasi perencanaan dan proses kinerja, maka perubahan sistem akuntansi tersebut diperlakukan.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin menguji kembali sampai sejauh mana tingkat penerapan akuntansi akrual pada pemeritah. Penelitian terhadap penerapan akuntansi akrual pada tingkat satuan kerja ini diharapkan dapat memberikan bukti dan gambaran yang lebih nyata mengenai implementasi sistem akuntansi akrual pada pemerintah di Indonesia. Oleh karena itu penelitian ini diberi judul “Analisis Pencatatan dan Pelaporan Keuangan Berbasis Akrual pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Banyuwangi”

B.Rumusan Penelitian

1. Bagaimana pencatatan dan pelaporan keuangan berbasis akrual pada SKPD


(5)

2. Kendala apa saja yang dihadapi oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Banyuwangi dalam melakukan pencatatan dan pelaporan keuangan berbasis akrual?

C.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan antara lain:

1. Untuk menganalisis bagaimana pencatatan dan pelaporan keuangan berbasis akrual pada SKPD Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Banyuwangi.

2. Untuk menganalisis kendala apa saja yang dihadapi oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Banyuwangi dalam melakukan pencatatan dan pelaporan keuangan berbasis akrual.

D.Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi pemerintah sebagai bahan pertimbangan dalam hal pencatatan dan pelaporan keuangan untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai biaya pemerintah dan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan di dalam pemerintah dengan menggunakan informasi yang diperluas.

2. Manfaat bagi masyarakat dan pengguna laporan keuangan (DPRD, BPK, Investor, Kreditor, Donatur, Analis Ekonomi dan Pemerhati Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, dan Badan Eksekutif) untuk menilai akuntabilitas pengelolaan seluruh sumber daya oleh suatu entitas, menilai kinerja, posisi


(6)

keuangan dan arus kas dari suatu entitas serta pengambilan keputusan mengenai penyediaan sumber daya kepada, atau melakukan bisnis dengan suatu entitas pemerintah.

3. Manfaat bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain yang sejenis.