Sistem Dan Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, Mamduh, M & Halim, Abdul. 2000. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta : UPP Amd YKPM.

Harahap, Sofyan Safri. 2000. Analisa Atas Laporan Keuangan. Gramedia Pustaka Utama.

S. Munawir, 1991, Analisa Laporan Keuangan. Cetakan kedua, liberty, Yogyakarta.

http:

http:// ayunkinfo.blogspot.com/2011/02/peraturan-pemerintah-no24-tahun-2005

diakses pada tanggal 12 Juni 2015.

Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah.


(2)

A.Pengertian Laporan Keuangan a. Laporan Keuangan

Menurut Hanafi dan Halim (2002:63), Laporan Keuangan adalah laporan

yang diharapkan bisa memberi informasi mengenai perusahaan, dan digabungkan

dengan informasi yang lain, seperti industri, kondisi ekonomi, bisa memberikan

gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan risiko perusahaan. Menurut

Harahap (2006:105), laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan

kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka

waktu tertentu. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

Laporan Keuangan adalah :

1. Merupakan produk akuntansi yang penting dan dapat digunakan untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi bagi pihak internal maupun

pihak eksternal perusahaan.

2. Merupakan potret perusahaan, yaitu dapat menggambarkan kinerja keuangan maupun kinerja manajemen perusahaan, apakah dalam

kondisi yang baik atau tidak.

3. Merupakan rangkaian aktivitas ekonomi perusahaan yang diklasifikasikan, pada periode tertentu.

4. Merupakan ringkasan dari suatu proses transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama periode yang bersangkutan.


(3)

b. Macam – Macam Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan melibatkan penggunaan berbagai macam

laporan keuangan yang terdiri atas bagian tertentu mengenai suatu informasi yang

penting. Sebenarnya laporan keuangan banyak macamnya, namun yang akan

penulis bahas di sini hanyalah laporan keuangan yang pokok saja, yaitu neraca

dan laporan rugi laba.

A. Laporan Neraca

Menurut Hanafi dan Halim (2002:63), Neraca adalah laporan yang

meringkas posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Neraca

menampilkan sumber daya ekonomis (asset), kewajiban ekonomis

(hutang), modal saham, dan hubungan antar item tersebut.

Menurut Harahap (2006:107), Laporan Neraca, yang disebut juga dengan

laporan posisi keuangan perusahaan, adalah laporan yang menggambarkan

posisi aktiva, kewajiban dan modal pada saat tertentu.

B. Laporan Laba Rugi

Menurut Hanafi dan Halim (2002:56), Laporan LabaRugi adalah lebih

meringkaskan hasil dari kegiatan perusahaan selama periode akuntansi

tertentu. Laporan Laba/Rugi sendiri punya elemen-elemen antara lain

sebagai berikut :

a) Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan aktiva suatu perusahan atau penyelesaian kewajiban (kompensasi keduanya) selama periode tertentu,

yang timbul dari penjualan barang-barang, penyerahan jasa, dan elemen


(4)

b) Biaya adalah kenaikan dalam ekuitas atau penggunaan selama periode tertentu yang timbuln dari penjualan barang, penyerahan jas, dan lainnya.

c) Keuntungan adalah kenaikan dalam aktiva bersih yang timbul dari transaksi-transaksi atau kejadian lain dan karena kondisi-kondisi yang

mempengaruhi aktiva bersih.

d) Kerugian adalah penurunan dari aktiva bersih yang timbul dari transaksi-transaksi atau kegiatan lain dan kondisi yang mempengaruhi aktiva bersih.

B.Sistem Penyusunan Laporan Keuangan SKPD

Laporan Keuangan menurut standar akutansi keuangan merupakan laporan

yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan

oleh suatu entitas pelaporan. Tujuan umum laporan keuangan menurut standar

akuntansi keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan,

realisasi anggaran, arus kas dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang

bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan

mengenai alokasi sumber daya.

Laporan Keuangan yang dihasilkan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah

merupakan hasil proses akuntansi sesuai dengan siklus akuntansi yang

dilaksanakan sebelumnya yaitu tahap pengidentifikasian dokumen sumber, tahap

penjurnalan, dan tahap posting ke buku besar masing-masing akun. Agar

memudahkan kontrol dalam penyusunan laporan keuangan secara manual dapat


(5)

a.Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

Maksud penyusunan laporan keuangan SKPD adalah untuk menyediakan

informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang

dilakukan selama satu periode pelaporan. Tujuan pelaporan keuangan SKPD

adalah menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam

menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial,

maupun politik.

b. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan SKPD berpedoman pada:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah

2. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

3. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran


(6)

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

8. Laporan keuangan SKPD terdiri dari : 1. Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran menunjukkan kinerja pemerintah daerah

sebagain penyusun dan pelaksana APBD. Laporan realisasi anggaran

menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian sumberdaya ekonomi

yang dikelola oleh pemerintah baik pusat maupun daerah, yang

menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam

satu periode pelaporan. Pelaporan mencerminkan kegiatan keuangan

pemerintah daerah yang menunjukkan ketaatan terhadap pelaksanaan

APBD. Dengan demikian, Laporan Realisasi Anggaran menyajikan

pendapatan pemerintah daerah selama satu periode, belanja,

surplus/defisit, pembiayaan dan sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran.

2. Neraca

Neraca adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi keuangan entitas

ekonomi pada suatu saat (tanggal) tertentu. Laporan ini dibuat untuk

menyajikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva,

utang, dan ekuitas dana.

3. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau

analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi


(7)

atas Laporan Keuangan adalah penyajian informasi yang diharuskan dan

dianjurkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan serta

pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian

yang wajar atas laporan keuangan, seperti kewajiban kontijensi dan

komitmen-komitmen lainnya.

Gambar 3.1 Proses Akuntansi Pokok

Sumbe

Pasal 295 ayat 1 Permendragri 13 tahun 2006 menyatakan Laporan

Keuangan SKPD disampaikan kepada Kepala Daerah melalui PPKD (Pejabat

Penatausahaan Keuangan Daerah) paling lambat 2 bulan setelah tahun anggaran

berakhir. Sesuai amanat pasal 10 ayat (2) Permendagri Nomor 64 Tahun 2013


(8)

Pemerintah Daerah, pemerintah daerah harus telah mengimplementasikan

akuntansi berbasis akrual.

Permendagri tersebut membawa konsekuensi bahwa pemerintah daerah

wajib menyusun laporan keuangan berbasis akrual. Untuk memberikan

kemudahan SKPD untuk menyusun laporan keuangan berbasis akrual tersebut,

maka aplikasi sederhana ini hadir.

Aplikasi ini ditujukan bagi Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja

Perangkat Daerah (PPK-SKPD) atau fungsi akuntansi SKPD yang akan menyusun

laporan keuangan SPD dengan bantuan aplikasi komputer. Aplikasi yang

dimaksud adalah aplikasi akuntansi keuangan berbantuan komputer dengan

memanfaatkan Microsoft Excel. Diagram sistem penyusunan laporan keuangan

SKPD :

Gambar 3.2 Diagram Sistem Penyusunan Laporan Keuangan. 4. PPK-SKPD mengidentifikasi akun-akun yang termasuk dalam komponen Laporan Realisasi Anggaran

5. PPK-SKPD

mengidentifikasi

akun-akun yang termasuk dalam

komponen Neraca

3. PPK-SKPD melakukan

penyesuaian atau neraca

saldo.

6. PPK-SKPD dapat menyusun Laporan Keuangan yang terdiri dari Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran.

1. PPK-SKPD menyiapkan

kertas kerja (worksheet).

2. PPK-SKPD membuat

jurnal penyesuaian.


(9)

Dapat dijelaskan sistem penyusunan laporan keuangan SKPD Kota Medan pada

gambar 3.2, yaitu :

a. Pertama, PPK – SKPD menyiapkan kertas kerja. b. Kedua, PPK – SKPD membuat jurnal penyesuaian.

c. Ketiga, PPK – SKPD melakukan penyesuaian atau neraca saldo.

d. Keempat, PPK – SKPD mengidentifikasikan akun-akun yang termasuk dalam komponen Laporan Realisasi Anggaran.

e. Kelima, PPK – SKPD mengidentifikasikan akun-akun yang termasuk dalam komponen Neraca.

f. Keenam, PPK – SKPD menyusun Laporan Keuangan yang terdiri dari Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran.

C.Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan SKPD

1. Menutup Buku Besar

Secara Periodik PPK-SKPD memposting jurnal atas transaksi-transaksi

kedalam buku besar rekening yang berkenaan. Kemudian Buku Besar

tersebut di tutup untuk mendapatkan saldonya.

2. Pembuatan kertas kerja

PPK-SKPD menyiapkan kertas kerja 10 lajur sebagai alat untuk menyusun

laporan keuangan. Kertas kerja adalah alat bantu yang digunakan dalam

proses pembuatan laporan keuangan.

3. Membuat Neraca Saldo

PPK-SKPD memindahkan saldo-saldo buku besar (per 31 Desember)


(10)

pindahkan ke kolom Neraca Saldo yang terdapat pada Kertas Kerja sesuai

posisi debit dan kredit dalam saldo buku besar.

4. Membuat Jurnal Penyesuaian

Jurnal penyesuian dibuat dengan tujuan agar nilai dari akun-akun LRA dan

Neraca sudah menunjukkan nilai wajar pada tanggal pelaporan.

Penyesuian ini meliputi transaksi penyesuian akibat adanya perbedaan

waktu pengakuan transaksi, seperti piutang, pengakuan persediaan,

akumulasi penyusutan diakhir periode akuntansi dan penyesuian

penerimaan hibah berupa asset.

5. Indentifikasi akun-akun LRA

Berdasarkan Neraca Saldo yang telah disesuiakan PPK-SKPD

mengindetifikasi akun-akun yang termasud dalam komponen Laporan

Realisasi Anggran dan memindahkanya ke kolom “Laporan Realisasi

Anggaran” yang terdapat pada Kertas Kerja.

6. Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) sebelum Konversi.

Laporan realisasi anggaran (LRA SKPD) disusun setiap semester. Laporan

ini menyajikan informasi realisasi pendapatan dan belanja SKPD yang

masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam suatu

periode.

Pada tabel 3.1 ini dapat dilihat contoh tabel Laporan Realisasi Anggaran pada

pemerintah kota medan (SKPD) untuk tahun berakhir sampai dengan 31


(11)

TABEL 3.1

PEMERINTAH KOTA MEDAN SKPD

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20xx

Nomor Urut

Uraian Anggaran

Setelah Perubahan

Realisasi Lebih (Kurang) 1 Pendapatan

1.1 Pendapatan asli 1.1.1 Pendapatan daerah

1.1.2 Pendapatan retribusi daerah

1.1.3 Pendapatan hasil pengelolaan kekayaan

daerah yang dipisahkan

1.1.4 Lain-lain pendapatan daerah yang sah

Jumlah 2 Belanja

2.1 Belanja tidak langsung 2.1.1 Belanja pegawai

2.2 Belanja langsung 2.1.1 Belanja Pegawai 2.2.2 Belanja Barang, Jasa 2.2.3 Belanja Modal

Jumlah

Surplus (defisit)

Sumber

7. Membuat Jurnal Penutup

Pada setiap akhir tahun anggaran, setelah disusun LRA SKPD kemudian

dibuat jurnal penutup. Jurnal penutup ini bertujuan menutup (me-nol-kan)

pendapatan dan belanja SKPD serta menutup surplus atau defisit ke


(12)

Standar jurnal untuk jurnal penutup ini adalah :

Standar Jurnal Debit Kredit Pendapatan pajak daerah

Pendapatan restribusi daerah Surplus

Belanja tidak langsung Belanja langsung XXX XXX XXX XXX XXX Jika dalam periode tersebut SKPD mendapatkan surplus :

Surplus SiLPA

XXX

XXX Menutup surplus ke siLPA :

Pendapatan pajak daerah Pendapatan retribusi daerah Deficit SKPD

Belanja tidak langsung Belanja langsung XXX XXX XXX XXX XXX Jika dalam periode tersebut SKPD mengalami defisit :

SiLPA Defisit

XXX

XXX Menutup defisit ke siLPA

Sumber : Manual Akuntansi Pemko Medan

8. Memindahkan saldo Buku Besar Setelah Jurnal Penutup

Setelah melakukan jurnal penutupan,selanjutnya saldo akun-akun buku

besar setelah jurnal penutup dipindahkan ke dalam kertas kerja dan

dimasukkan dalam kolom “Neraca Saldo setelah Penutupan”.

9. Laporan realisasi semester pertama aggaran pendapatan dan belanja

Kepala SKPD menyusun laporan realisasi semester pertama anggaran

pendapatan dan belanja SKPD sebagai alat pelaksanaan anggaran yang

menjadi tanggungjawabnya. Laporan sebagaimana, disiapkan oleh


(13)

ditetapakan sebagai laporan realisai semester pertama anggran pendapatan

dan belanja SKPD serta prognosis untuk 6 bulan berikutnya paling lama 7

hari kerja setelah semester pertama tahun anggaran berkenaan berakhir.

Pejabat pengguna anggaran menyampaikan laporan realisasi semester

pertama anggaran pendapatan dan belanja SKPD serta prognis untuk enam

bulan berikutnya sebagaimana dimaksud pada ayat 3 kepada PPKD

sebagai dasar penyusunan laporan realisasi semester pertama APBD paling

lama 10 hari kerja setelah semester pertama tahun anggaran berkenaan

akhir. Format laporan realisasi semester pertama anggaran pendapatan dan

belanja SKPD dan prognosis untuk 6 bulan berikutnya di sesuiakan

dengan peraturan kepala daerah tentang sistem akuntansi pemerintah

daerah.

10. Identifikasi akun-akun neraca

Berdasarkan neraca saldo yang telah disesuaikan,PPK-SKPD

mengidentifikasikan akun-akun juga termaksud komponen neraca dan

memindahkannya kekolom “Neraca” yang terdapat pada kertas kerja.

11. Menyusun neraca SKPD sebelum konversi

Neraca ini menyajikan informasi tentang posisi keuangan SKPD mengenai

asset,kewajiban dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Pada tabel 3.2

dapat kita lihat contoh tabel dari neraca SKPD Pemerintah Kota Medan


(14)

TABEL 3.2

PEMERINTAH KOTA MEDAN NERACA SKPD

Per Desember Tahun n dan Tahun n-1

Uraian Jumlah Kenaikan

(Penurunan) Tahun n Tahun n-1 Jumlah % ASET

ASET LANCAR KAS

Kas Di Bendahara Penerimaan Kas Di Bendahara Pengeluaran

Investasi Jangka Pendek

Investasi Dlm Saham Investasi Dlm Obligasi

Piutang

Piutang Pajak Pitang Retribusi Piutang Lain-Lain

Persediaan

Persediaan Alat Tulis Persediaan Material Persediaan Benda Pos Persediaan Bahan Bakar

Persediaan Bahan Makanan Pokok

Jumlah ASET TETAP Tanah

Tanah

Peralatan Dan Mesin

Alat-Alat Berat

Alat Angkutan Darat Bermotor Alat Angkutan Darat Tidak Bermotor


(15)

Alat Angkutan di Air Bermotor Alat Angkutan Udara

Alat Bengkel Komputer Meubelair Alat Komunikasi Alat Kedokteran Alat Persenjataan

Gedung / Bangunan

Gedung Kantor Rumah Jabatan Rumah Dinas Bangunan Bersejarah Bangunan Monumen Tugu Peringatan Jalan, Irigasi Jalan Jembatan Jaringan Air

Instalasi Listrik, Telepon Ase Tetap Lainnya Buku / Kepustakaan

Kontruksi Dalam Pengerjaan

Konstruksi Dalam Pengerjaan

Akumulasi Penyusutan

Akumulasi Penyusutan Asset Tetap

Jumlah

ASSET LAINNYA

Tagihan Piutang Penjualan Angsuran

Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian

Asset Tidak Berwujud

Jumlah Asset Kewajiban

Kewajiban Jangka Pendek


(16)

Utang Pajak

EKUITAS DANA LANCAR

Silpa

Cadangan Piutang Cadangan Persediaan

Jumlah

EKUITAS DANA INVESTASI

Diinvestasikan Dalam Asset Tetap

Diinvestasikan Dalam Asset Lainnya

Rekening Koran-PPKD

Jumlah

Jumlah Kewajiban Dan Ekuitas Dana

Sumber : Manual Akuntansi Pemko Medan,2014

12. Konversi laporan keuangan SKPD :

Laporan keuangan yang dibuat oleh SKPD yang terdiri dari LRA, Neraca

Catatan Atas Laporan Keuangan disusun berdasrkan struktur anggaran

APBD sesuai Permendagri No. 13 Tahun 2006. Sehingga terdapat

perbedaan struktur akun pendapatan dan belanja bila dibandingkan dengan

Standar Akuntansi Pemerintah (PP No. 24 Tahun 2005). Oleh karena itu


(17)

Berikut konversi yang di maksud: Konversi untuk LRA : PENDAPATAN

TABEL 3.3

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN

Permandagri No.13 tahun 2006 PENDAPATAN

PP No. 24 tahun 2005 tentang SAP PENDAPATAN

Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah 1. Pajak daerah 1. Pajak daerah 2. Retribusi daerah 2. Restribusi daerah 3. Hasil pengelolaan kekayaan

daerah yang dipisahkan

3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 4. lain-lain PAD yang sah 4. lain-lain PAD yang sah Sumber : Manual Akuntansi Pemko Medan,2014

Pendapatan asli daerah yang merupkan wewenang SKPD untuk mencatat

dan melaporkannya dalam LRA seperti terlihat dalam bagan yang diatas, tidak

terdapat perbedaan. Oleh karena itu PAD tidak memerlukan konversi.

Konversi untuk LRA : BELANJA

TABEL 3.4

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA

Permendagri No. 13 Tahun 2006 BELANJA

PP No. Tahun 2005 tentang SAP BELANJA

A. Belanja Tidak Langsung A. Belanja Operasi

1.Belanja pegawai 1. Belanja Pegawai 2. Belanja Barang 3. Bunga

4. Subsidi 5. Hibah

6. Bantuan Sosial

B. Belanja Langsung B. Belanja Modal

1. Belanja Pegawai 1. Belanja Tanah


(18)

3. Belanja Modal 3. Belanja Gedung, dan Bangunan 4. Belanja Jalan, Irigasi, dan jaringan 5. Belanja Aset Tetap lainnya

6. Belanja Aset lainnya Sumber : Manual Akuntansi Pemko Medan,2014

Belanja yang merupakan wewenang SKPD untuk mencatat dan

melaporkannya dalam LRA seperti terlihat, dalam bagan diatas, harus di lakukan

konversi yaitu : Belanja tidak langsung tidak dikenal dalam struktur pada format

SAP, sehingga perlu dikonversi ke Belanja Operasi. Sedangkan untuk Belanja

langsung konversi sebagai berikut :

1. Dari komponen belanja langsung yaitu belanja pegawai ke komponen belanja operasi pada aku belanja pegawai.

2. Dari komponen belanja langsug yaitu akun belanja barang dan jasa ke komponen belanjaan barang dan jasa

3. Dari komponen belanja langsung yaitu akun belanja modal komponen belanja modal

Dalam konversi agar sesuai dengan PP No. 24 Tahun 2005 tentang SAP,

pelaporan realisasi belanja LRA tidak berdasarkan program dan kegiatan,

sebagaimana klasifikasi anggaran belanja langsung dalam APBD, tetapi untuk

tujuan Penjabaran Laporan Realisasi APBD, belanja harus di laporkan bersama

program dan kegiatan. Dengan demikian perlu dibuat dua versi pelaporan LRA

yaitu berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006 kemudian konversinya yang

berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006 kemudian konversinya yang


(19)

13. Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran SKPD setelah Konversi.

Setelah melakukan konversi, PPK-SKPD menyusun laporan realisasi

anggaran sesuai SAP. Format laporan realisasi anggran SKPD yang

berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005

14. Konversi untuk Neraca.

Ketika akan melakukan konversi Neraca perlu diteliti lebih dahulu pada

klasifikasi mana terjadi perbedaan antara Permendagri No. 13 Tahun 2006

dengan PP No. 24 Tahun 2005, kemudian lakukan konversi. Untuk lebih

jelasnya perhatikan contoh konversi pada bagian dibawah ini :

TABEL 3.5

PEMERINTAH KOTA MEDAN ASET LANCAR

Permendagri No.13 Tahun 2006 ASET LANCAR

PP No. 24 Tahun 2005

tentang SAP ASET LANCAR KAS

1.Kas di Bendahara Pengeluaran

1. Kas di Bendahara Pengeluaran

2. Kas di Bendahara Penerimaa

2. Kas di Bendahara Penerimaan

PIUTANG 3. Piutang

1. Piutang Pajak

4.Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran

2. Piutang Restribusi 5.Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan

3. Piutang lain-lain 6.Bagian lancar Tuntutan Ganti Rugi


(20)

PERSEDIAAN 7. Piutang lainnya

1. Persediaan Alat Tulis Kantor

8. Persediaan

2. Persediaan alat listrik 3. persediaan material/bahan 4. Persediaan benda pos 5. Persediaan bahan bakar 6. persediaan bahan makanan pokok

Sumber : Manual Akuntansi Pemko Medan,2014

Dapat dijelaskan bahwa tanda panah pada tabel diatas merupakan penunjuk

adanya konversi perbedaan dari Asset Lancar dan SAP Asset Lancar. Perbedaan

didalam aset tetap ada pada kelompok jalan, jaringan dan instalasi berdasarkan

akun pada Permendagri No. 13 Tahun 2006, sedangkan berdasarkan format PP

No. 24 Tahun 2005 kelompok yang sama adalah jalan, irigasi dan jaringan. Bila di

perhatikan lebih seksama kedalam susunan kode rekening Permendagri No. 13

Tahun 2006, yang dimaksud dengan jaringan termasuk didalamnya adalah

jaringan irigasi sehingga sebenarnya tidak ada perbedaan substansi di antara

keduanya.

TABEL 3.6

PEMERINTAH KOTA MEDAN ASET LAINNYA Permendagri No. 13 Tahun 2006

ASET LAINNYA

PP No. 24 Tahun 2005 tentang SAP ASET LAINNYA

1. Tagihan Piutang Penjualan Angsuran 1. Tagihan Penjualan Angsuran 2. Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian

Daerah

2. Tuntutan Ganti Rugi

3. Aset Tidak Berwujud 3. Kemitraan dengan Pihak Ketiga 4 . Aset lain-lain 4. Aset Tidak Berwujud

5. Aset lain-lain Sumber : Manual Akuntansi Pemko Medan,2014


(21)

Tidak ada perbedaan pada kelompok Aset lainnya antara PP No. 24 Tahun 2005

dengan Permendagri No. 13 Tahun 2006 :

TABEL 3.7

PEMERINTAH KOTA MEDAN KEWAJIBAN

Permendagri No. 13 Tahun 2006 KEWAJIBAN

PP No. 24 Tahun 2005 tentang SAP KEWAJIBAN

A. Kewajiban Jangka Pendek A. Kewajiban Jangka Pendek

1. Utang Perhitungan Pihak Ketiga 1. Utang Perhitungan Pihak Ketiga 2. Uang Muka dari Kas Daerah 2. Utang Bunga

3. Utang Bunga 3. Bagian Lancar Utang dalam Negeri 4. Utang Pajak 4. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang

lainnya

5. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 5. Utang Jangka Pendek Lainnya 6. Pendapatan di Terima Dimuka

7. Utang Jangka Pendek Lainnya

Sumber : Manual Akuntansi Pemko Medan,2014

Perbedaan kelompok kewajiban :

1. Dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006 terdapat Uang Muka dari Kas Derah. Bila yang di maksud adalah transfer kas dari BUD, maka di

akui/dicatat sebagai RK-Pusat yang menjadi bagian dari akun ekuitas dana

di SKPD

2. Dalam permendagri No. 13 Tahun 2006 terdapat Pendapatan Diterima di Muka/ Pendapatan yang Ditangguhkan. Hal ini terjadi dari transaksi

pendapatan yang diterima oleh Bendahara Penerimaan yang belom

disetorkan ke Kas Daerah. Akun lebih tepat dimasukkan dalam Kelompok


(22)

TABEL 3.8

PEMERINTAH KOTA MEDAN EKUITAS DANA

Permendagri No. 13 Tahun 2006 EKUITAS DANA

PP No. 24 Tahun 2005 tentang SAP EKUITAS DANA

Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana Lancar

1. SILPA 1. SILPA

2. Cadangan Piutang 2. Cadangan Piutang 3. Cadangan Persediaan 3. Cadangan Persediaan . 4. Dana yang harus disediakan untuk

pembayaran Utang Jangka Pendek *

4. Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Pendek

Ekuitas Dana Investasi Ekuitas Dana Investasi

1. Diinvestasikan dalam Aset Tetap 1. Diinvestasikan dalam Aset Tetap 2.Diinvestasikan dalam Aset lainnya

(tidak termasuk Dana Cadangan)

2. Diinvestasikan dalam Aset lainnya (tidak termasuk Dana Cadangan)

Sumber : Manual Akuntansi Pemko Medan,2014

Dari bagan diatas dapat diketahui banwa tidak terdapat perbedaan antara

Permendagri No. 13 Tahun 2006 dengan PP No. 24 Tahun 2005 bagi komponen

Ekuitas pada Neraca.

Dapat dijelaskan bahwa (*) adalah akun dana yang harus disediakan untuk

pembayaran Utang jangka Pendek merupakan contra account dari Ekuitas Dana

Lancar.

15. Penyusanan Neraca SKPD Setalah Konversi

Setelah melakukan konversi, PPK SKPD menyusun Neraca sesuai SAP.

TABEL 3.9

PEMERINTAH KOTA MEDAN NERACA

Per 31 Desember 20XX DAN 20XX

Uraian 20XX 20XX

ASET


(23)

Kas di Bendahara pengeluaran Kas di Bendahara Penerimaan Piutang

Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi

Jumlah aset Lancar ASET TETAP Tanah

Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi, dan jaringan Akumulasi Penyusutan Jumlah aset Tetap Aset lainnya

Tagihan Penjualan Angsuran Tuntutan Ganti Rugi

Aset Tak berwujud Jumlah Aset lainnya Jumlah Aset

Kewajiban

Kewajiban Jangka Pendek Utang Perhitungan Pihak Ketiga Utang jangka pendek lainnya Jumlah kewajiban jangka pendek Jumlah kewajiban

Ekuitas dana Ekuitas dana lancer Cadangan Piutang Cadangan Persediaan

Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek

Pendapatan yang ditangguhkan

JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR EKUITAS DANA INVESTASI

Diinvestasikan dalam aset tetap Diinvestasikan dalam aset lainnya Jumlah ekuitas dana investasi


(24)

Jumlah ekuitas dana

Jumlah kewajiban dana ekuitas dana

Sumber : Manual Akuntansi Pemko Medan

16. Penyusunan Catatan Atas laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan disajikan secara sistematis. Setiap pos

dalam laporan realisasi Anggaran, Neraca dan Laporan Arus Kas harus memiliki

referensi silang dengan informasi terkait dalam catatan atas laporan Keuangan.

Diagram prosedur penyusunan laporan keuangan SKPD :

Gambar 3.3 Diagram Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan SKPD. 1.PPK-SKPD melakukan

rekapitulasi saldo-saldo buku besar menjadi neraca saldo.

7. PPK – SKPD melakukan

Pembuatan Jurnal Balik

Awal Tahun

6. PPK – SKPD melakukan

penyusunan Laporan

Keuangan SKPD Setelah di

Konversi

5.

PPK – SKPD

melakukan

p

enyusunan Laporan

Keuangan Sebelum

Konversi

4. PPK – SKPD

melakukan jurnal

penutupan.

3. PPK-SKPD memasukkan jurnal yang telah disesuaikan ke Neraca Saldo.

2. PPK-SKPD melakukan jurnal penyesuaian.


(25)

Dapat dijelaskan dari gambar 3.3 diatas, yaitu :

a) Pertama, PPK-SKPD melakukan rekapitulasi saldo-saldo buku besar menjadi neraca saldo.

b) Kedua, PPK-SKPD melakukan jurnal penyesuaian.

c) Ketiga, PPK-SKPD memasukkan jurnal yang telah disesuaikan ke Neraca Saldo.

d) Keempat, PPK – SKPD melakukan jurnal penutupan.

e) Kelima, PPK – SKPD melakukan penyusunan Laporan Keuangan Sebelum Konversi.

f) Keenam, PPK – SKPD melakukan penyusunan Laporan Keuangan SKPD Setelah di Konversi.

g) Ketujuh, PPK – SKPD melakukan Pembuatan Jurnal Balik Awal Tahun Berikut Diagram Penyusunan Laporan Keuangan SKPD :

Gambar 3.4 Diagram Penyusunan Laporan Keuangan.


(26)

Dapat dijelaskan susunan dari diagram penyusunan laporan SKPD adalah sebagai

berikut :

a. Pertama, Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) menganalisis transaksi laporan keuangan unit usaha dan memeriksa dokumen-dokumen

yang ada untuk menyusun laporan keuangan SKPD.

b. Kedua, BPKD menjurnal transaksi laporan keuangan SKPD tersebut. c. Ketiga, BPKD memposting laporan keuangan SKPD ke Rekening Buku

Besar

d. Keempat, menyiapkan neraca saldo untuk penyusunan laporan keuangan SKPD.

e. Kelima, menjurnal dan memposting penyusunan laporan keuangan. f. Keenam, Menyiapkan kembali neraca saldo setelah penyesuaian. g. Ketujuh, menyiapkan Laporan Keuangan SKPD.

h. Kedelapan, Menjurnal dan memposting laporan keuangan yang telah diselesaikan tersebut sebagai penutupan.

i. Kesembilan, Menyiapkan neraca saldo setelah penutupan. j. Kesepuluh, Analisis Laporan Keuangan.


(27)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari seluruh uraian dan pembahasan yang telah dikemukakan

berdasarkan tinjauan yang di lakukan berkaitan dengan Sistem dan

Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah

pada Badan Pengelola Keuangan Daerah, Maka penulis dapat menarik

kesimpulan bahwa sistem dan prosedur penyusunan laporan keuangan

Satuan Kerja Perangkat Daerah pada Badan Pengelola Keuangan Daerah

telah disusun dengan baik dan sesuai dengan tatacara penyusunannya.

B. SARAN

Saran yang di berikan sebagai rekomendasi kepada Badan

Pengelola Keuangan Daerah adalah tetap menggunakan Sistem dan

Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan SKPD yang telah diterapkan saat

ini karena Sistem dan Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan SKPD


(28)

KEUANGAN DAERAH KOTA MEDAN

A.Sejarah Perusahaan

1. Gambaran Umum Kota Medan a. Gambaran Umum

Sebagai salah satu daerah otonom berstatus kota di propinsi Sumatera

Utara, Kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan strategis

secara regional. Bahkan sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Utara, Kota Medan

sering digunakan sebagai barometer dalam pembangunan dan penyelenggaraan

pemerintah daerah.

Secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis sebab

berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian Utara, sehingga relatif dekat

dengan kota-kota / negara yang lebih maju seperti Pulau Penang Malaysia,

Singapura dan lain-lain.

Demikian juga secara demografis Kota Medan diperkirakan memiliki

pangsa pasar barang/jasa yang relatif besar. Hal ini tidak terlepas dari jumlah

penduduknya yang relatif besar dimana tahun 2007 diperkirakan telah mencapai

2.083.156 jiwa.

Demikian juga secara ekonomis dengan struktur ekonomi yang

didominasi sector tertier dan sekunder, Kota Medan sangat potensial berkembang


(29)

b. Paradigma Baru Fungsi dan Peran Pemerintah Kota

Diberlakukannya UU Nomor 32 Tahun 2004 ternyata telah membawa

perubahan, baik secara filosofis maupun administrative penyelenggaraan

Pemerintahan Kota. Secara filosofis, diberlakukannya Undang–undang tersebut

membawa implikasi bahwa:

1. Semua persoalan diselesaikan di tingkat lokal.

2. Semua daerah harus berkembang dengan prakarsa, kreativitas dan inovasi daerah masing- masing.

3. Merubah pandangan kesatuan, dari yang semula harus sama menjadi pengakuan adanya keanekaragaman, sebagai potensi bangsa/daerah.

4. Adanya pergeseran dari yang semula dominasi Eksekutif menjadi keseimbangan dengan Legislatif.

5. Perlunya partisipasi masyarakat yang dinamis dalam pengelolaan pemerintahan dan pembangunan kota.

Secara administratif, otonomi daerah juga dimaknai adanya pergeseran

kewenangan dari yang semula dominasi pusat kepada daerah, dan dari yang

semula dominasi daerah kepada masyarakat. Perubahan tersebut juga harus

dimaksimalkan adanya pergeseran dalam paradigma pembagunan kota.

Penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunanan kota tersebut diantisipasi

dengan merumuskan apa yang disebut Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(RPJM).

Kota Medan lima tahun kedepan, dengan menetapkan Pemerintah Kota,


(30)

2. Sejarah Ringkas Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan

Badan Pengelola Keuangan Daerah dahulu masih berupa unit kerja yang

kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota Medan dengan tugas

pokoknya mengelola keuangan pemerintah kota medan. Mengingat pada saat itu

potensi tugas pengelolaan keuangan pemerintah kota medan belum begitu

kompleks maka bagian keuangan kota medan terdiri dari 5 sub bagian yaitu

anggaran, perbendaharaan, gaji, verifikasi, dan pembukuan.

Dengan peningkatan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan

penduduk kota medan, maka melalui peraturan daerah kota medan No. 2 Tahun

2011 tentang perubahan Atas Perda No. 3 tahun 2003 tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan, bagian keuangan

sekretariat daerah kota medan yang terdiri dari 5 bagian tersebut ditingkatkan

menjadi badan pengelola daerah keuangan yang tugas pokoknya mengelola

keuangan pemerintah kota medan.

Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan yang mampu sebagai

konteks pelayanan publik dalam rangka penyelenggaraan tata pemerintahan yang

baik (good governance). Pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan

daerah yang bertujuan penataan organisasi perangkat daerah yang profesional dan

berkualitas dalam sistem dan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah sebagai sarana pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan

daerah. Penataan organisasi perangkat daerah yang profesional guna pengawasan

dan akuntabilitas, kualitas serta penyusunan pelaporan dan pengelolaan keuangan

daerah. Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan berkeinginan agar setiap


(31)

baik, berdayaguna dan berhasil guna yang didukung dengan Kelembagaan

Perangkat Daerah yang efektif dan efisien sehingga dapat terwujud pelayanan

Pemerintah Kota Medan yang prima sesuai dengan sistem dan prosedur

pengelolaan keuangan serta standard operasional dan prosedur (SOP).

Organisasi BPKD, terdiri dari:

A. Badan

B. Sekretariat, membawahkan: a. Sub Bagian Umum; b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Penyusunan Program. C. Bidang Anggaran, membawahkan:

a. Sub Bidang Pendapatan;

b. Sub Bidang Belanja Tidak Langsung; c. Sub Bidang Belanja Langsung. D. Bidang Perbendaharaan, membawahkan:

a. Sub Bidang Gaji; b. Sub Bidang Belanja;

c. Sub Bidang Verifikasi dan Kas.

E. Bidang Akuntansi dan Pelaporan, membawahkan: a. Sub Bidang Akuntansi;

b. Sub Bidang Pelaporan. F. Unit Pelaksana Teknis (UPT); G. Kelompok Jabatan Fungsional.


(32)

Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) berdiri pada tanggal 28

Desember 2011. Visi dan Misi Badan Pengelola Keuangan Daerah diterapkan

mulai 2011-2015. Berikut ini akan dijelaskan visi dan misi BPKD:

1. Visi BPKD Kota Medan

Visi BPKD Kota Medan dirumuskan untuk mendukung visi dan misi Kota

Medan. Upaya untuk mewujudkan keberhasilan visi ini tentunya sangat

ditentukan oleh kinerja dan peran Aparatur Pemerintah Kota Medan.

BPKD Kota Medan berkeinginan agar setiap Aparatur Pemerintah Kota

Medan berkemampuan melaksanakan tugasnya dengan baik, berdaya guna, dan

berhasil guna yang didukung dengan Kelembagaan Perangkat Daerah yang efektif

dan efisien, sehingga dapat terwujud pelayanan Pemerintah Kota Medan yang

prima sesuai dengan sistem dan prosedur pengeloaan keuangan serta standar

operasional dan prosedur (SOP).

Sejalan dengan visi dan misi Kota Medan, maka visi BPKD Kota Medan

Tahun 2011-2015 sebagai berikut:

“ TERWUJUDNYA SUMBER DAYA APARATUR PEMERINTAH KOTA MEDAN YANG PROFESIONAL, BERWAWASAN MANAJEMEN PENGELOLAAN KEUANGAN YANG SISTEMATIS, EFISIEN DAN EFEKTIF ”

Rasionalitas visi BPKD Kota Medan sebagaimana di atas adalah sebagai berikut:

a. Terwujudnya pelayanan administrasi perkantoran yang professional

Pelayanan administrasi yang profesional sebagai unsure yang utama dalam

menjalankan fungsi pemerintah dalam pengaturan/Regulasi maupun fungsi


(33)

rangka menumbuhkembangkan pembangunan masyarakat, khususnya untuk

menjawab permasalahan dan peluang pada era globalisasi sekarang ini. Untuk

memungkinkan Pemerintah Kota Medan mampu mengambil bagian dalam proses

globalisasi yang telah terjadi pada seluruh aspek kehidupan manusia, salah satu

faktor penting yang harus dimiliki oleh Pemerintah Kota Medan adalah sumber

daya aparatur yang profesional dengan meningkatkan mutu pelayanan

administrasi.

b. Sumber daya Aparatur Pemerintah Kota Medan yang berwawasan manajemen pengelolaan keuangan

Sumber daya aparatur yang profesional dimaksud adalah sumber daya

aparatur yang memiliki intelektualitas dan kompetensi dalam hal merencanakan,

melaksanakan, dan mengendalikan proses pembangunan Kota Medan sekaligus

dapat segera merespon tuntutan dan harapan masyarakat. Hal ini akan

berimplikasi pada terbentuknya sumber daya aparatur yang bersih, berwibawa,

bermoral yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan budaya.

Faktor-faktor tersebut akan berkembang sejalan dengan aparatur Kota

Medan yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan spesialisasi sesuai

bidang tugasnya untuk menciptakan kualitas sumber daya aparatur serta

peningkatan pengetahuan bagi aparaturnya. Dengan demikian akan

memungkinkan Pemerintah dan masyarakat Kota Medan secara bersama mampu

mencapai keberhasilan dengan baik dalam pembangunan Kota sebagaimana Visi

dan Misi Kota Medan yaitu:


(34)

c. Sumber daya Aparatur Pemerintah Kota Medan yang berpengabdian

Bahwa pada era globalisasi sekarang semakin terasa luasnya cakupan

pembangunan yang harus dilaksanakan. Namun demikian dalam proses

pembangunan untuk melayani semua kebutuhan tersebut hanya dapat kita lakukan

secara bertahap. Dalam pembangunan dan pembinaan sumber daya aparatur

khususnya dan masyarakat pada umumnya juga dilaksanakan dalam kerangka

membangun persatuan dan kesatuan Bangsa.

Oleh karena itu, profesionalisme sumber daya aparatur yang akan

diwujudkan tersebut tidak semata hanya membangun kualitas, kompetensi,

menguasai ilmu, dan teknologi tetapi juga sangat penting memiliki integritas dan

rasa pengabdian untuk membangun bangsa dan negara melalui pembangunan

daerahnya. Dengan demikian perbedaan kecepatan pencapaian kemajuan

pembangunan antar daerah menjadi sebuah tantangan dan masukan untuk

perbaikan kebijakan dan kinerja ke arah yang lebih baik ke depan, sehingga

penerapan prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan di bidang pengelolaan

keuangan daerah dan meningkatnya kualitas pelayanan aparatur.

d. Pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

Bahwa dalam rangka pencapaian sistem pelaporan kinerja dan keuangan

diperlukan pembinaan sumber daya aparatur yang mampu berdaya guna untuk

menunjang peningkatan sistem capaian kinerja. Oleh karena peningkatan capaian

kinerja dan keuangan bermuara dari kualitas sumber daya aparatur yang

kompetensi, menguasai perkembangan ilmu, dan teknologi tetapi juga sangat

penting memiliki integritas dan rasa pengabdian untuk membangun bangsa dan


(35)

pencapaian kemajuan pembangunan antar daerah menjadi sebuah tantangan dan

masukan untuk perbaikan kebijakan dan kinerja ke arah yang lebih baik.

Pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan sehingga dapat

meningkatnya kualitas dan sistem pelaporan.

e. Pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah

BPKD Kota Medan yang mampu sebagai konteks pelayanan publik dalam

rangka penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good governance).

Pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah yang bertujuan

penataan organisasi perangkat daerah yang profesional dan berkualitas dalam

sistem dan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagai sarana

pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah. Penataan

organisasi perangkat daerah yang profesional guna pengawasan dan akuntabilitas,

kualitas, serta penyusunan pelaporan dan pengelolaan keuangan daerah.

2. Misi BPKD Kota Medan

Misi Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan merupakan

sesuatu yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan agar harapan yang dicitacitakan pada masa mendatang akan

tercapai. Misi Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) tersebut yaitu:

1. Meningkatkan transparansi, efisiensi, dan efektifitas pengelolaan keuangan daerah Kota Medan.

2. Meningkatkan sistem pengelolaan keuangan daerah melalui teknologi yang lebih baik.

3. Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kota Medan.


(36)

Dalam mencapai visi organisasi tersebut, Badan Pengelola Keuangan

Daerah (BPKD) Kota Medan merumuskan misi organisasi sebagai tugas utama

yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan organisasi dalam kurun waktu

tertentu. Ketiga misi Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan di

atas dapat dijelaskan dengan rasionalitas sebagai berikut:

A. Peningkatkan pelayanan administrasi perkantoran dan pelayanan Aparatur Pemerintah Kota Medan

Dengan terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana administrasi

perkantoran merupakan penunjang kelancaran tugas-tugas pelayanan bagi aparatur

sebagai aparatur Pemerintah Kota Medan yang berdaya guna dan berhasil guna

sesuai dengan sumber daya manusia (SDM) maka pelayanan administrasi dan

aparatur dapat berjalan sesuai program dan rencana kerja yang telah disusun dan

dapat menerapkan mutu pelayanan administrasi serta peningkatan kualitas

pelayanan publik.

a. Meningkatkan transparansi, efisiensi dan efektifitas pengelolaan keuangan daerah Kota Medan

Pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh Badan Pengelola Keuangan

Daerah (BPKD) Kota Medan harus memiliki manfaat tepat yang berbasis

kinerja, sehingga aparatur pemerintah semakin memiliki pengetahuan,

keahlian, keterampilan, maupun pengalaman yang sesuai dengan ruang

lingkup wewenang. Tanggung jawab yang diemban sesuai prinsip-prinsip

penyelenggaraan pemerintahan khususnya bidang pengelolaan keuangan


(37)

b. Meningkatkan sistem pengelolaan keuangan daerah melalui teknologi yang lebih baik.

Terkait dengan salah satu tujuan organisasi Pemerintah Kota Medan untuk

meningkatkan kualitas, kuantitas, dan pemerataan pelayanan umum

Pemerintah Kota Medan kepada masyarakat, maka disadari bahwa pada

prakteknya, tujuan itu hanya dapat tercapai oleh sumber daya aparatur

Pemerintah Kota Medan yang secara langsung berinteraksi dengan sistem

teknologi yang harus diketahui oleh aparatur dan menyadari tugas pelayanan

yang harus dilakukannya. Oleh karenanya, motivasi, disiplin, dan kualitas

sumber daya aparatur sangat dibutuhkan guna mendukung penerapan

penyelenggaraan pengelolaan keuangan daerah yang good governance.

c. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas struktur organisasi Perangkat Daerah Kota Medan

Bahwa untuk dapat tercapainya tujuan organisasi Kinerja organisasi akan

selalu ditentukan oleh kinerja sumber daya manusia dalam organisasi yang

bersangkutan disamping adanya peran penting faktor-faktor lain. Oleh karena

itu, peningkatan kinerja sumber daya aparatur Pemerintah Kota Medan mutlak

harus dilakukan.

Dalam batasan misi di atas, peningkatan kinerja aparatur dapat terlepas

dari makna peningkatan produktifitas kerja aparatur Pemerintah Kota Medan

sehingga terbebas dari pemborosan dan ketidakefisienan.

Menempatkan aparatur pada suatu gugus kerja yang jelas, peningkatan

karier, dan kesejahteraan yang sesuai dengan prestasi aparatur, kepuasan kerja,


(38)

merupakan faktor-faktor yang secara simultan berkorelasi dalam proses

peningkatan kinerja sumber daya aparatur Pemerintah Kota Medan.

B. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang

dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan /

keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk

mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut.

Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah

ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi

dalam instansi.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan

dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan

melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat

dicapai. Struktur organisasi Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan

(BPKD) Kota Medan.

C. Uraian Tugas Badan Pengelola Keuangan Daerah

Tugas pokok dan fungsi dari organisasi Badan Pengelola Keuangan Daerah

(BPKD) terdiri dari:

1. Kepala BPKD

Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) dipimpin oleh kepala Badan

yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui

Sekretaris Daerah. Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) mempunyai tugas


(39)

daerah di bidang pengelolaan keuangan daerah lingkup anggaran, perbendaharaan,

akuntansi dan pelaporan. Kepala BPKD menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan keuangan daerah dan Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis urusan pemerintah daerah di

bidang pengelolaan keuangan daerah.

2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pengelolaan keuangan, serta penyusunan dan penyelenggaraan

administrasi keuangan, penatausahaan, pelaporan, dan

pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan keuangan daerah. serta Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

2. Sekretariat

Dipimpin oleh Sekretaris, yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala Badan. Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) lingkup

kesekretariatan yang meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan, dan

penyusunan program. Sekretariat menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan sekretariatan.

2. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD).

3. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) yang


(40)

meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan

kerumahtanggaan BPKD.

4. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan organisasi, dan ketatalaksanaan.

5. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Badan Pengelola Pengelola Keuangan Daerah (BPKD).

6. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian bidang kesekretariatan, serta pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan

kesekretariatan.

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sekretariat, membawahkan Sub bagian:

a. Sub bagian Umum

Sub bagian umum dipimpin oleh Kepala Sub bagian yang berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Sub bagian umum mempunyai tugas

pokok pelaksanaan sebagian tugas sekretariat lingkup administrasi umum. Sub

bagian Umum menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Umum, serta Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi.

b. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah dinas, penataan kearsipan, perlengkapan, penyelenggaraan

kerumahtanggaan dan keprotokolan Badan Pengelola Keuangan Daerah


(41)

c. Pengelolaan administrasi kepegawaian dan Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengembangan kelembagaan, ketatalaksanaan dan

kepegawaian.

d. Pelaksanaan hubungan masyarakat dan Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan tugas Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris

dengan tugas dan fungsinya.

b. Sub bagian Keuangan

Sub bagian keuangan dipimpin oleh Kepala Sub bagian, yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Seketaris. Sub Bagian Keuangan

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagia tugas Seketariat lingkup

pengelolaan administrasi keuangan. Sub bagian Keuangan menyelenggarakan

fungsi:

1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Keuangan serta penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi

keuangan.

2. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan, dan

verifikasi, dan juga Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi

pengelolaan administrasi keuangan.

3. Penyusunan laporan keuangan Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD).

4. Pelaksanaan tugas selaku Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).


(42)

6. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas. 7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesua dengan

tugas dan fungsinya.

C. Sub bagian Penyusunan Program

Sub bagian Penyusunan Program dipimpin oleh Kepala Sub bagian,

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Sub bagian

Penyusunan Program mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

sekretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan.

Sub bagian Penyusunan Program menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan Program, serta Pengumpulan bahan petunjuk tekni lingkup penyusunan

rencana, program, dan kegiatan Bada Pengelola Keuangan Daerah

(BPKD).

2. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) dan Penyusunan baha evaluasi pelaporan

kinerja kegiatan BPKD.

3. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian dan juga pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesua dengan tugas dan fungsinya.

3. Bidang Anggaran

Bidang anggaran dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan


(43)

pokok melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup pendapatan, belanja tidak

langsung, dan belanja langsung.

Bidang anggaran menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan bidang anggaran, Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup anggaran yang meliputi pendapatan,

pembiayaan, belanja tidak langsung, dan belanja langsung.

b. Pengkoordinasian Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah

(TPAD), Pengkoordinasian Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

c. Pengkoordinasian dan penyusunan Rancangan APBD dan Perubahan APBD atas usulan SKPD.

d. Penyiapan bahan pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD).

e. Penyiapan Surat Penyediaan Dana (SPD) sesuai DPA/DPPA SKPD.

f. Penyusunan laporan realisasi Surat Penyediaan Dana (SPD) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

g. Penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran.

h. Penyiapan bahan pembinaan, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(44)

Bidang anggaran, membawahkan:

a. Sub bidang Pendapatan

Sub bidang Pendapatan dipimpin oleh Kepala sub Bidang, yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang anggaran. Sub bidang

Pendapatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang

anggaran lingkup pendapatan dan pembiayaan.

Sub bidang Pendapatan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Pendapatan, serta penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendapatan dan penerimaan

pembiayaan.

b. Pengkoordinasian pelaksanaan dan pengendalian kegiatan, penyusunan rencana dan program pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan

lain-lain pendapatan daerah yang sah.

c. Pengkoordinasian Rencana Keuangan Anggaran (RKA) pendapatan SKPD, Penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan anggaran pendapatan

dan penerimaan pembiayaan.

d. Penyiapan bahan pengesahan DPA/DPPA pendapatan dan pembiayaan SKPD, Penyiapan bahan SPD pendapatan dan pembiayaan sesuai

DPA/DPPA SKPD.

e. Penyiapan laporan realisasi SPD pendapatan dan pembiayaan, Pengumpulan dan pengolahan data serta informasi yang berhubungan


(45)

f. Penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran lingkup pendapatan dan pembiayaan, Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan

pelaksanaan tugas.

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Sub bidang Belanja Tidak Langsung

Sub bidang Belanja Tidak Langsung dipimpin oleh Kepala Sub bidang,

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang

Anggaran. Sub bidang Belanja Tidak Langsung mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Bidang Anggaran lingkup belanja tidak

langsung.

Sub bidang Tidak Langsung menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Belanja Tidak Langsung, serta Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja

tidak langsung.

b. Pengkoordinasian RKA belanja tidak langsung SKPD dan Pengkoordinasian perencanaan dan penyusunan anggaran belanja tidak

langsung dengan SKPD.

c. Pemeriksaan dan penyiapan bahan pengesahan DPA/DPPA belanja tidak langsung SKPD, dan penyiapan bahan SPD belanja tidak

langsung sesuai DPA/DPPA SKPD.

d. Penyiapan laporan realisasi SPD belanja tidak langsung dan penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran lingkup belanja


(46)

e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas. f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

c. Sub bidang Belanja Langsung

Sub bidang Belanja Langsung dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Anggaran. Sub

Bidang Belanja Langsung mempuyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

Bidang Anggaran lingkup belanja langsung.

Sub bidang Belanja Langsung menyelenggarakan fungsi:

a) Penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang Belanja Langsung serta penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja langsung.

b) Pengkoordinasian Rencana Keuangan Anggaran (RKA) belanja langsung SKPD, pengkoordinasian perencanaan dan penyusunan anggaran belanja

langsung dengan SKPD.

c) Pemeriksaan dan penyiapan bahan pengesahan DPA/DPPA belanja langsung SKPD.

d) Penyiapan SPD belanja langsung sesuai DPA/DPPA SKPD dan Peyiapan laporan realisasi Surat Penyediaan Dana (SPD) belanja langsung.

e) Penyusunan laporan anggaran kinerja program bidang anggaran lingkup belanja langsung.

f) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

g) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(47)

4. Bidang Perbendaharaan

Bidang Perbendaharaan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Bidang Perbendaharaan

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan Pengelola

Keuangan Daerah (BPKD) lingkup gaji, belanja,verifikasi dan kas.

Bidang perbendaharaan menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang serta penyusunan petunjuk teknis lingkup perbendaharaan.

2. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang gaji, belanja, verifikasi dan kas.

3. Penyiapan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) belanja tidak langsung, belanja langsung, dan pengeluaran pembiayaan dan melakukan Pengujian

terhadap pengajuan pembayaran gaji, belanja, verifikasi dan kas.

4. Penyiapan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) belanja tidak langsung, belanja langsung, dan pengeluaran pembiayaan serta penyusunan laporan

realisasi SP2D SKPD.

5. Penyusunan laporan kinerja program bidang perbendaharaan dan Penyiapan bahan dalam rangka penyelesaian masalah tuntutan

perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi.

6. Penyiapan bahan pembinaan, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala


(48)

Bidang perbendaharaan, membawahkan:

a. Sub bidang Gaji

Sub bidang Gaji dipimpin oleh Kepala Sub bidang yang berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perbendaharaan. Sub bidang

Gaji mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang

Perbendaharaan lingkup gaji. Sub bidang Gaji menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Gaji serta penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup gaji pegawai.

b. Penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang gaji. c. Pemeriksaan kelengkapan berkas pengajuan SPM gaji dan Penyiapan

bahan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) gaji.

d. Penyiapan bahan pembuatan dan penyusunan daftar gaji SKPD dan melaksanakan penyelesaian permasalahan lingkup gaji.

e. Penyiapan bahan dalam rangka penyelesaian masalah tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi lingkup gaji.

f. Peyiapan bahan untuk penerbitan Surat Keputusan Pemberhentian Pembayaran (SKPP) gaji dan Penyiapan pembayaran uang bagi PNS

yang meninggal dunia.

g. Penyusunan laporan realisasi SP2D gaji dan penyusunan laporan kinerja program bidang perbendaharaan lingkup gaji.

h. Pelaksanaan Monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas seta Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai


(49)

b. Sub bidang Belanja

Sub bidang Belanja dipimpin oleh Kepala Sub bidang, yang bertanggung

jawab kepada Kepala bidang Perbendaharaan. Sub bidang Belanja

menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Belanja serta penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja dan Penyiapan bahan

pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang belanja.

b. Pemeriksaan kelengkapan berkas pengajuan Surat Perintah Membayar (SPM) belanja dari SKPD dan penyiapan register penolakan Surat Perintah

Membayar (SPM) belanja.

c. Penyiapan bahan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) belanja dan Penyiapan register Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

belanja.

d. Penyiapan bahan penyelesaian masalah tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi lingkup belanja.

e. Penyiapan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran belanja dan Penyusunan laporan kinerja program bidang perbendaharaan lingkup

belanja.

f. Pelaksanaan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan monitoring serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala


(50)

c. Sub bidang Verifikasi dan Kas

Sub bidang Verifikasi dan Kas dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang

Perbendaharaan. Sub Bidang Verifikasi dan Kas mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Bidang Perbendaharaan. Sub bidang Verifikasi

dan Kas menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Verifikasi dan Kas, serta penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup verfikasi dan

kas.

b. Penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang verifikasi dan kas.

c. Penyiapan bahan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) bidang verifikasi dan kas serta penyiapan register SP2D bidang

verifikasi dan kas.

d. Pemeriksaan kelengkapan surat pertanggungjawaban belanja dan pelaksanaan pembinaan terhadap Bendahara SKPD.

e. Penyusunan laporan arus kas secara periodik, Pencatatan dan penerimaan dan belanja ke dalam buku register serta membuat laporan

harian tentang penerimaan dan belanja daerah.

f. Pelaksanaan rekonsiliasi kas dengan bank per periode dan melakukan Penyiapan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran verfikasi dan

kas.

g. Penyusunan laporan kinerja program bidang perbendaharaan lingkup verifikasi dan kas.


(51)

h. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas. i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

5. Bidang Akuntansi dan Pelaporan

Bidang Akuntansi dan Pelaporan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Bidang Akutansi

dan Pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan

Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) lingkup akuntansi dan pelaporan.

Bidang Akuntansi dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Akuntansi dan Pelaporan.

2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup akuntansi dan pelaporan.

3. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang akuntansi dan pelaporan. 4. Pelaksanaan penyusunan, sosialisasi, dan asistensi system penatausahaan

akuntansi pemerintahan daerah.

5. Pengkoordinasian laporan keuangan, laporan kinerja, dan laporan manajerial dari SKPD menjadi laporan keuangan sebagai

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

6. Penyajian data dan informasi di bidang analisa, bidang pelaporan keuangan serta bidang penatausahaan keuangan.

7. Penatausahaan Pembukuan Keuangan Pemerintah Daerah dan penyusunan Laporan Keuangan Daerah.

8. Penyusunan laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) setiap semester dan prognosis 6 (enam) bulan berikutnya.


(52)

9. Penelitian kelengkapan surat pertanggungjawaban belanja dan pengesahan surat pertanggungjawaban pendapatan.

10. Penyusunan laporan kinerja program bidang akuantansi dan pelaporan. 11. Pelaksanaan pembinaan, pemantauan, pengawasan, dan pengendalian di

bidang akuntansi dan pelaporan.

12. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Akuntansi dan Pelaporan, membawahkan:

a. Sub bidang Akuntansi

Sub bidang Akuntansi dipimpin oleh Kepala Sub bidang, yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Akuntansi dan Pelaporan.

Sub Bidang Akuntansi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

Bidang Akuntansi dan Pelaporan lingkup akuntansi.

Sub bidang Akuntansi menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Akuntansi, serta penyusunan bahan petunjuk teknis dan perumusan lingkup akuntansi.

b. Pelaksanaan verifikasi atas Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang telah terbit.

c. Penghimpunan proyeksi pendapatan dari seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam rangka pengelolaan anggaran kas.

d. Pelaksanaan pembukuan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD).


(53)

f. Penyusunan laporan kinerja program bidang akuntansi dan pelaporan lingkup akuntansi.

g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Sub bagian Pelaporan

Sub bidang Pelaporan dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Akuntansi dan Pelaporan.

Sub Bidang Pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

Bidang Akuntansi dan Pelaporan lingkup pelaporan.

Sub bidang Pelaporan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Pelaporan.

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis dan perumusan kebijakan lingkup pelaporan.

c. Penghimpunan dan pengelolaan data serta informasi yang berhubungan dengan laporan keuangan daerah.

d. Pelaksanaan konsolidasi dan rekonsiliasi laporan keuangan SKPD dengan laporan keuangan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD).

e. Pelaporan penerimaan daerah secara terpadu pada semua unit pelaksana secara integrasi.

f. Penyiapan bahan penyusunan laporan keuangan semester dan prognosis 6 (enam) bulan berikutnya.


(54)

h. Penyiapan bahan dalam rangka penyusunan laporan berkala tentang laporan keuangan daerah.

i. Penyiapan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

j. Penyusunan laporan kinerja program bidang akuntansi dan pelaporan lingkup pelaporan.

k. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

6. Unit Pelaksana Teknis

Pembentukan, nomenklatur, tugas pokok, dan fungsi Unit Pelaksana

Teknis akan ditentukan dan ditetapkan dengan Peraturan Walikota.

7. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh Tenaga Fungsional Senior

yang dihunjuk. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan

sebagian tugas Badan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Kelompok Jabatan

Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan

berdasarkan peraturan perundang-undangan. Jumlah tenaga kerja tersebut

ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Jenis dan jenjang jabatan

fungsional tersebut diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.

a. Jaringan Usaha/Kegiatan

Adapun jaringan kegiatan pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota

Medan, yaitu dinas-dinas di kota Medan yang merupakan Satuan Kerja Perangkat


(55)

Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan untuk dikonsolidasi dan

diberikan kepada Kepala Daerah sebagai Laporan Pertanggungjawaban.

D. Kinerja Terkini

Kinerja terkini yang dilakukan pada BPKD Kota Medan, yaitu

Pendampingan Penatausahaan Keuangan SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota

Medan untuk meningkatkan kualitas penatausahaan keuangan SKPD tahun

anggaran 2014 dengan menggunakan aplikasi SIMDA (Sistem Informasi

Manajemen dan Keuangan Daerah).

E. Rencana Kegiatan

Rencana Program dan kegiatan Badan Pengelola Keuangan Daerah

dirumuskan berdasarkan program dan kegiatan bidang-bidang pelaksana. Matrix

rencana program dan kegiatan disusun berdasarkan lampiran Peraturan Menteri

Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010, dimana setiap bidang menyusun rencana

program dan proiritas. Berikut adalah rencana program atau kegiatan BPKD Kota

Medan untuk tahun 2014.

Tabel 2.1 Rencana Program/ Kegiatan Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan

NO. PROGRAM / KEGIATAN

A. PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

1. Penyediaan jasa surat menyurat. 2. Penyediaan jasa administrasi keuangan. 3. Penyediaan alat tulis kantor.


(56)

5. Penyediaan makanan dan minuman.

6. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah.

7. Penyediaan jasa tenaga pendukung teknis administrasi Perkantoran. 8. Pengelolaan administrasi kepegawaian.

9. Pembuatan aplikasi agenda harian dan surat masuk dan surat keluar.

B. PROGRAM PENINGKATAN SARANA PRASARANA

APARATUR

1. Pengadaan perlengkapan gedung kantor. 2. Pengadaan peralatan gedung kantor.

3. Pengadaan membeleur.

4. Pemeliharan rutin/berkala gedung kantor. 5. Pengadaan laptop/notebook. 6. Pengadan computer dan perlengka.pannya

7. Pengadaan printer.

C. PENINGKATAN DISPLIN APARATUR

1. Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya. 2. Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu.

D. PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER

DAYA APARATUR

1. Pembinaan bendahara pengeluaran dan penerimaan. 2. Bimbingan teknis laporan pertanggungjawaban. 3. Bimbingan teknis penatausahaan SPJ SKPD. 4. Peningkatan pengembangan kapasitas SDM.


(57)

E. PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN

KINERJA DAN KEUANGAN

1. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD.

2. Penyusunan laporan keuangan semesteran. 3. Penyusunan laporan keuangan akhir tahun.

4. Penyusunan RENJA.

5. Penyusunan LAKIP.

6. Penyusunan laporan keuangan triwulan.

F. PROGRAM PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

1. Penyiapanrancangan peraturan daerah tentang APBD. 2. Penyiapan rancangan peraturan daerah tentang perubahan

APBD.

3. Pendampingan penatausahaan keuangan SKPD. 4. Pasilitasi penyusunan belanja gaji.

5. Penatausahaan belanja bantuan hibah dan social. 6. Verifikasi RKA SKPD pelaksanaan APBD. 7. Penyiapan dan pengesahan DPA SKPD pelaksanaan. 8. Operasional majelis pertimbangan dan sekretariat majelis

pertimbangan tuntutan ganti rugi.


(58)

10. Pengembangan system pengelolaan keuangan. 11. Koordinasi pelaksanaan APBD.

12. Penyusunan Ranperda tentang tata kelola keuangan dan peraturan walikota lainya.

13. Penyusunan dan pengembangan SOP Pengelolaan keuangan Daerah.

14. Sosialisasi peraturan wali kota tentang pemberian bantuan hibah dan bantuan sosial.

15. Verifikasi RKAP SKPD pelaksanaan perubahan APBD. 16. Penyiapan dan pengesahan DPPA SKPD pelaksanaan

perubahan APBD.

17. Pembenahan dan penataan dokumen keuangan. 18. Inventerisasi hutang dan piutang pemda. 19. Penyempurnaan penggunaan aplikasi gaji. 20. Penataan dokumen arsip perbendaharaan. Sumber : www.pemkomedan.go.id


(59)

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Pemerintah daerah selaku pihak yang diberikan mandat oleh rakyat

untuk mengelola dan menyelenggarakan pemerintah didaerah harus

mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada rakyat. Laporan keuangan

yang dibuat pada akhir tahun anggaran oleh pemerintah daerah merupakan

salah satu mekanisme pertanggungjawaban pemerintah kepada rakyat

untuk memenuhi tuntutan transparansi dan akuntabilitas dalam

menyelenggarakan pemerintahan.

Pengelolaan keuangan daerah khususnya yang berkenaan dengan

akuntansi dan pertanggungjawaban mengacu pada peraturan

perundang-undangan yaitu antara lain Undang-undang No.17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara, Undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang pemerintah

daerah, peraturan pemerintah No.24 Tentang standar akuntansi

pemerintahan, peraturan pemerintahan No.58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah, peraturan pemerintah No.8 Tahun 2006

tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan

peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang pedoman

pengelolaan keuangan daerah.

Dalam struktur pemerintahan daerah, Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) merupakan entitas akuntansi yang mempunyai kewajiban

melakukan pencatatan atas transaksi-transaksi pendapatan, belanja, asset


(60)

tersebut dilakukan oleh Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja

Perangkat Daerah (PPK-SKPD). Dan pada akhir periode dari catatan

tersebut PPK-SKPD menyusun laporan keuangan untuk satuan kerja

bersangkutan.

Pada SKPD yang dapat berupa Badan Pengelola Keuangan Daerah

(BPKD) pencatatan transaksi-transaksi akuntansi diklasifikasikan menjadi

dua yaitu :

a. Transaksi-transaksi yang dilakukan oleh SKPD sebagai satuan kerja yaitu mencatat transaksi-transaksi keuangan dalam melaksanakan

program dan kegiatan pada bagian atau biro yang ada pada BPKD.

b. Transaksi-transaksi yng dilakukan oleh SKPD sebagai pemerintah daerah untuk mencatat transaksi-transaksi keuangan seperti pendapatan

yang berasal dari dana perimbangan da pendapatan hibah, belanja

bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan social, belanja

bagi hasil, belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga, serta

penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pebiayaan daerah.

Namun pada SKPD tidak perlu dibuat laporan keuangan khusus

sebagai satuan kerja dan sebagai pemerintah daerah. Secara teknik

akuntansi, laporan keuangan untuk SKPD ini dapat disatukan menjadi

laporan keuangan SKPD sebagai kantor pusat. Pada akhir tahun

penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah dilakukan dengan cara

mengkonsolidasikan laporan keuangan dari setiap SKPD dengan laporan

keuangan SKPD yang prosesnya dikerjakan oleh fungsi akuntansi SKPD.


(61)

“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan

perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara

seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan

juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan

laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis

serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”.

Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai

sumber data, terdiri dari faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan faktur

penjualan, laporan bank dan sebagainya. Data yang asli bukan saja

digunakan untuk mengisi buku perkiraan, tetapi dapat juga dipakai untuk

membuktikan keabsahan transaksi. Laporan keuangan menurut Munawir

(1991 : 2) terdiri dari:

1. Neraca, menginformasikan posisi keuangan pada saat tertentu, yang tercermin pada jumlah harta yang dimiliki, jumlah kewajiban, dan

modal perusahaan.

2. Perhitungan laba rugi, menginformasikan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu.

3. Laporan arus kas, menginformasikan perubahan dalam posisi keuangan sebagai akibat dari kegiatan usaha, pembelanjaan, dan

investasi selama periode yang bersangkutan.

4. Catatan atas laporan keuangan, menginformasikan kebijaksanaan akuntansi yang mempengaruhi posisi keuangan dari hasil keuangan


(62)

Sedangkan laporan keuangan yang dihasilkan dari pencatatan transaksi

keuangan pada SKPD berupa :

1. Neraca

2. Laporan Realisasi Anggaran 3. Catatan atas Laporan Keuangan

Untuk menyelenggarakan akuntansi pemerintahan daerah, kepala

daerah menetapkan sistem akuntansi pemerintahan daerah dengan

mengacu pada peraturan daerah tentang pokok-pokok pengelolaan

keuangan daerah. Dari sistem akuntansi pemerintahan ditetapkan entitas

pelaporan dan entitas akuntansi yang menyelenggarakan sistem akuntansi

pemerintahan daerah.

Entitas pelaporan dan entitas akuntansi tersebut menurut ketentuan

peraturan perundang-undangan wajib yang menyampaikan laporan

pertanggungjawaban berupa laporan keuangan pada akhir periode. Melihat

pentingnya pengelolaan keuangan daerah maka penulis tertarik untuk

membuat laporan praktek dengan judul :

Sistem dan Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pada Badan Pengelola keuangan Daerah

Kota Medan

”.

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas,maka untuk

membatasi ruang lingkup dalam penulisan Laporan Tugas Akhir

ini,penulis membatasi masalah sebagai berikut “ Bagaimana sistem dan


(63)

C.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang diidentifikasi penulis, maka tujuan tugas

akhir ini adalah untuk mengetahui sistem dan prosedur penyusunan

laporan keuangan di BPKD telah terlaksana dengan baik atau tidak.

2. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

a. Untuk memperoleh pengetahuan tentang sistem dan prosedur penyusunan laporan keuangan pada BPKD Kota Medan.

b. Dapat memperoleh gambaran dunia kerja yang nantinya berguna bagi penulis apabila telah menyelesaikan perkuliahannya, sehingga

dapat menyesuaikan diri dengan dunia kerja.

c. Dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang telah diperoleh pada masa kuliah dan sekalian dapat menambah

wawasan dan pengalaman.

d. Melatih kemampuan mahasiswa dalam menghadapi situasi dan kondisi yang berbeda antara teori dan praktek.

2. Bagi Akademik

a. Dapat menigkatkan kerjasama antara lembaga pendidikan khususnya akademik dengan instansi.

b. Dapat mempromosikan keberadaan akademik di tengah-tengah dunia kerja.

3. Bagi Instansi.


(64)

b. Instansi atau perusahaan dapat membentuk semangat kerja yang tangguh serta ulet pada pada diri mahasiswa secara dini yaitu

sebelum memasuki dunia kerja sehingga dapat membantu


(65)

SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) PADA BADAN

PENGELOLA KEUANGAN DAERAH KOTA MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

RIZKY AMALIA PARINDURI 122101096

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(66)

(67)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu

Wa Ta’ala karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan

Tugas Akhir ini tepat pada waktunya sekaligus sebagai titik akhir dari sebuah

proses pembelajaran di Program Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Tugas Akhir ini berjudul “SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH KOTA MEDAN” dan disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan pada program Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu DR. Yeni Absah, S.E., M.Si. dan Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, S.E., M.Si. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Diploma III Manajemen

Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Beby Kendida Hsb, SE,M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran arahan dan koreksi kepada penulis.


(68)

memberikan kasih sayang, perhatian, dukungan, dan doa yang tiada

henti-hentinya selama ini sehingga penulis bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Abangda M.Yusni Parinduri,SP, kakanda Rina Sya’ra Parinduri,Amd, Maya Frishanty Parinduri,SE dan Try Satria Ryandha Tambunan yang terus tanpa

henti memberikan semangat dan meluangkan waktu untuk membantu penulis

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

6. Para sahabat terbaik (Dani,Beka,Fira,Yayak,Mitha,Delvi,Nora,Gres,Dewi) yang telah mengisi hari-hari penulis semasa kuliah dan kini berjuang bersama

dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

7. Teman-teman Program Studi D-III Manajemen Keuangan stambuk 2012 dan semua rekan-rekan terbaik yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

Tugas akhir ini.

Akhir kata, kepada pihak yang telah memberi bantuan yang tak ternilai

harganya ini, penulis mengucapkan terima kasih. Dan besar harapan penulis

semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi rekan-rekan pembaca

sekalian.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Medan, Juli 2015

Penulis

NIM : 122101096


(1)

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya sekaligus sebagai titik akhir dari sebuah proses pembelajaran di Program Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Tugas Akhir ini berjudul “SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH KOTA MEDAN” dan disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan pada program Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu DR. Yeni Absah, S.E., M.Si. dan Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, S.E.,

M.Si. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Beby Kendida Hsb, SE,M.Si selaku dosen pembimbing yang telah


(3)

4. Ayahanda H.Rosihan Anwar Parinduri,SH dan Almarhumah Ibunda Hj.Ramlah Lubis yang paling tercinta yang telah banyak berkorban dan memberikan kasih sayang, perhatian, dukungan, dan doa yang tiada henti-hentinya selama ini sehingga penulis bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Abangda M.Yusni Parinduri,SP, kakanda Rina Sya’ra Parinduri,Amd, Maya

Frishanty Parinduri,SE dan Try Satria Ryandha Tambunan yang terus tanpa henti memberikan semangat dan meluangkan waktu untuk membantu penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini.

6. Para sahabat terbaik (Dani,Beka,Fira,Yayak,Mitha,Delvi,Nora,Gres,Dewi)

yang telah mengisi hari-hari penulis semasa kuliah dan kini berjuang bersama dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

7. Teman-teman Program Studi D-III Manajemen Keuangan stambuk 2012 dan

semua rekan-rekan terbaik yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas akhir ini.

Akhir kata, kepada pihak yang telah memberi bantuan yang tak ternilai harganya ini, penulis mengucapkan terima kasih. Dan besar harapan penulis semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi rekan-rekan pembaca sekalian.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Medan, Juli 2015 Penulis

NIM : 122101096


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan ... 7

B. Struktur Organisasi ... 17

C. Uraian Pekerjaan ... 17

D. Kinerja Terkini ... 34

E. Rencana Kegiatan ... 34

BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Laporan Keuangan ... 38

a. Laporan Keuangan ... 38

b. Macam-Macam Laporan Keuangan ... 39

B. Sistem Penyusunan Laporan Keuangan ... 40

a. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan ... 41

b. Landasan Hukum ... 41

C. Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan ... 45

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 63


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rencana Program/ Kegiatan BPKD Kota Medan ... 34

Tabel 3.1 Pemerintah Kota Medan SKPD LRA ... 47

Tabel 3.2 Pemerintah Kota Medan SKPD Neraca ... 50

Tabel 3.3 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan ... 55

Tabel 3.4 Laporan Realisasi Anggaran Belanja ... 55

Tabel 3.5 Pemerintah Kota Medan Aset Lancar ... 57

Tabel 3.6 Pemerintah Kota Medan Aset Lainnya ... 59

Tabel 3.7 Pemerintah Kota Medan Kewajiban ... 59

Tabel 3.8 Pemerintah Kota Medan Ekuitas Dana ... 60


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Proses Akuntansi Pokok ... 43

Gambar 3.2 Diagram Sistem Penyusunan Laporan Keuangan SKPD ... 44

Gambar 3.3 Diagram Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan SKPD ... 63


Dokumen yang terkait

Analisis Proses Penyusunan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang

34 161 83

Proses Penyusunan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Selatan (Pemkab Tapsel).

17 198 97

Analisis Pencatatan dan Pelaporan Keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pemerintah Kota Medan (Studi Kasus pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi)

8 131 97

Pengujian Metode Hidrograf Satuan Sintetik di Daerah Aliran Sungai (DAS) Belawan

4 57 113

Analisis Pengelolaan Kas Daerah Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan

12 153 62

Tinjauan Atas Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah Pada Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung

0 9 101

Sistem Dan Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan

0 1 7

Sistem Dan Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan

0 0 6

Sistem Dan Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan

0 0 1

BAB II PROFIL BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH KOTA MEDAN A.Sejarah Perusahaan 1. Gambaran Umum Kota Medan a. Gambaran Umum - Sistem Dan Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Med

0 0 31