4. Penempatan Dan Penyimpanan Mesin Anastesi
1 Persyaratan Teknis Lingkungan a Tegangan atau catu daya PLN sebesar 220 V.
b Suhu ruangan berkisar antara 22 C- 25C
c Kelembaban ruang berkisar antara 10-60 d Memiliki tahanan pembumian yang baik
2 Penempatan dan Penyimpanan Mesin Anastesi a Matikan alat dengan menekan tombol power ONOFF dan
menekan main switch ke posisi OFF. b Lepaskan alat dengan hubungan catu daya.
c Lepaskan alat dari selang sentral gas atau tabung gas. d Lepaskan dan bersihkan aksesori dari alat.
e Bersihkan alat. f Pasang penutup debu.
g Simpan alat pada tempatnya. h Catat beban kerja alat.
E. BAGIAN- BAGIAN ALAT
a Sumber Gas
Tersimpan dalam tabung-tabung khusus dibawah tekanan tinggi dapat disimpan dalam bentuk gas O2, udara maupun dalam bentuk cair N2O,
CO2, C6H6 . Masing-masing tabung gas mempunyai alat pengukur tekanan regulator khusus. Regulator ini menunjukkan tekanan gas didalam tabung
dan dapat menurunkan tekanan, dengan pertolongan pressure reducting valve katup penurun tekanan . Mesin anestesi bekerja efektif pada tekanan 50-60
PSI atau 3-4 atm. Sebelum membuka tabung gas, yakinlah bahwa regulator sudah
benar-benar terpasang dan sudah ada hubungan antara regulator dan PAG atau flowmeter. Tabung gas dapat dibuka dengan cara memutar
logam berbentuk kotak kecil yang ada dipuncak tabung kearah berlawanan dengan arah jarum jam dengan alat pembuka khusus atau alat lain.
Pada rumah sakit besar dengan banyak kamar operasi, mungkin tidak dijumpai tabung-tabung gas tersebut karena telah dibuat dengan system
sentral.
Jenis Warnatabung
Dalambentuk Tekanan
Psi Tekanan
atm
O2 Putihhijau
gas 1800-2400
120-160 N2O
Biru Cair
745 50
Air Hitamputih
Gas 1800
120 Cyclopropan
Jingga Cair
75 5
CO2 Abu-abu
cair 838
56 Tabel. Gas anastesi, warna tabung, bentuk gas dan tekanan jenuh
b Flowmeter dan regulator, berfungsi untuk mengatur besarnya aliran gas yang
masuk kedalam saluran pernapasan pasien. Berbentuk tabung gelas yang didalamnya terdapat indikator pengukur yang umumnya berbentuk bola atau
berbentuk rotameter.Skala yang tertera umumnya dalam Lmenit dan mlmenit.Sebelum membuka flowmeter perhatikan dulu gas apa yang akan
diputar tidak jarang terjadi bahwa kita bermaksud membuka O2, tanpa sengaja kita membuka N2O . Flowmeter dapat dibuka dengan cara memutar
tombol pemutar kearah berlawanan dengan arah jarum jam. Bila indikator berbentuk bola, maka angka laju aliran flowmeter dibaca setinggi bagian
tengah bola dan bila memakai rotameter dibaca setinggi bagian atas rotameter.
Gambar 3.4 : Flowmeter dan regulator
c Vaporizer, berfungsi untuk menguapkan obat bius yang dipakai dan mengatur
berapa konsentrasi obat bius yang masuk kepada pasien.
Gambar 3.5 : Vaporizer
d Bellow dan filter karbondioksida sodalime, bellow berfungsi untuk memompa dan mengatur jumlah gas yang masuk kedalam paru-paru pasien,
sedangkan filter karbondioksida sodalime berfungsi untuk memfilter kadar karbondioksida dari saluran pernafasan pasien. Selain itu juga untuk
mengurangi kadar zat anestesi dari gas buang pasien.
Gambar 3.6 : Bellow dan filter karbondioksida sodalime
e Ventilator, berfungsi sebagai alat bantu pernafasan pasien. Ventilator ini
mengatur volume gas yang masuk kedalam saluran pernapasan pasien dan mengatur berapa kali pernapasan dalam satu menit pada pasien tersebut.
F. MODE PADA ANASTHESI EKU 1. Mode CMV Control Mandatory ventilation ACV Assisted Control
Ventilation
Mode CMV berfungsi memberikan bantuan pernafasan kepada pasien dengan tidal volume yang konstan atau terus menerus
a. VT mL Volume Tidal VT merupakan jumlah gas yang dihantarkan oleh ventilator
ke pasien setiap kali bernapas. Umumnya disetting antara 5-15 cckgBB, tergantung dari compliance, resistance, dan jenis kelainan paru. Pasien
dengan paru normal mampu mentolerir volume tidal 10-15 cckgBB, sedangkan untuk pasien PPOK cukup dengan 5-8 cckgBB. Parameter alarm
tidal volume diseting diatas dan dibawah nilai yang kita seting. Monitoring volume tidal sangat perlu jika pasien menggunakan time cycled.
b. Freq BPM RR Respirasi Rate Banyaknya nafas pasien satu siklus Inspirasi dan ekspirasi dalam satu
menit c. I : E Ratio
Rumus Rasio Inspirasi : Ekspirasi = Waktu inspirasi+waktu istirahat
Waktuekspirasi
Keterangan :
1 Waktu inspirasi merupakan waktu yang diperlukan untuk memberikan volume tidal atau mempertahankan tekanan.
2 Waktu istirahat merupakan periode diantara waktu inspirasi dengan ekspirasi
3 Waktu ekspirasi merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan udara pernapasan.
Rasio inspirasi : ekspirasi biasanya disetiing 1 : 2 yang merupakan nilai normal fisiologis inspirasi dan ekspirasi. Akan tetapi terkadang diperlukan
fase inspirasi yang sama atau lebih lama dibandingkan ekspirasi untuk menaikan PaO
2
. d. Tip : Ti Time Inspiratory Pause : Time Inspiratory
Perbandingan waktu jeda inspirasi dengan waktu saat inspirasi dimulai lagi. e. PEEP mbar
PEEP bekerja dengan cara mempertahankan tekanan positif pada alveoli diakhir ekspirasi. PEEP mampu meningkatkan kapasitas residu fungsional
paru dan sangat penting untuk meningkatkan penyerapan O2 oleh kapiler paru.
f. PMAX mbar Pressure Maximum Batas amanlimit atas saat pressure diberikan kepada pasien
2. Mode PCV Pressure Control Ventilation