Profil Keluarga Dampingan GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

2 Pendampingan Keluarga Mari Turiastini Pada KKN PPM TEMATIK PKP XIII kali ini pembagian KK Dampingan di desa Munduktemu dibagi atas 6 banjar yaitu Br. Munduktemu Kaja, Br. Munduktemu Kelod, Br. Anggasari Kaja, Br. Anggasari Kelod, Br. Kebon Jero Kangin dan Br. Kebon Jero Kauh. Salah satu keluarga dampingan yang penulis dapat ikuti dan dampingi kegiatannya selama 5 minggu adalah keluarga Bapak I Putu Sudiartawan yang bertempat tinggal di Br. Anggasari Kelod. Pada kesempatan ini penulis mendapatkan kesempatan untuk melakukan pendampingan selama 5 minggu. Keluarga Bapak I Putu Sudiartawan bertempat tinggal di Br. Anggasari Kelod, Desa Munduktemu, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan. Bapak I Putu Sudiartawan bekerja sebagai petani yang mengolah hasil kebun seperti kopi, manggis, dan coklat. Beliau memiliki seorang istri bernama Made Sukeni dan memiliki tiga orang anak yaitu dua orang putri dan satu orang putra. Identitas keluarga Bapak I Putu Sudiartawan dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1 Identitas Keluarga I Putu Sudiartawan No. Nama Status Umur Th Pendidikan Pekerjaan Keterangan 1. I Putu Sudiartawa n Kawin 52 SMP Petani Kebun Kepala Keluarga 2. Made Sukeni Kawin 48 SD Petani Kebun Istri 3. Ni Putu Ida Wahyuni Kawin 28 SMK Wiraswasta Anak 4. Ni Made Era Susanti Belum kawin 25 SMK Pesiar Anak 5 I Komang Tri Nadi Winarto Belum kawin 21 D1 Belum bekerja Anak Keluarga I Putu Sudiartawan. merupakan salah satu keluarga yang masuk dalam kriteria keluarga menengah. Bapak I Putu Sudiartawan memiliki keluarga yang terdiri dari 5 anggota keluarga, yaitu Bapak I Putu Sudiartawan sendiri sebagai kepala keluarga, seorang istri, dan 3 orang anak yang terdiri dari 2 orang putri dan seorang putra. Putri pertama dari 3 Pendampingan Keluarga Mari Turiastini pasangan Bapak I Putu Sudiartawan dengan Ibu Made Sukeni ini sudah menikah dan ikut tinggal bersama suami. Putri keduanya kini tengah bekerja di kapal pesiar dan putranya baru saja menyelesaikan pendidikannya di tingkat D1 Pariwisata dan kini berada di Denpasar, sehingga hanya beliau dan istri yang tinggal dalam satu pekarangan rumah tersebut. Keluarga Bapak I Putu Sudiartawan tinggal di rumah seluas ± 4 are dengan luas bangunan sekitar 8 x 6 meter. Rumahnya terdiri dari satu dapur, satu ruang tamu, tiga kamar tidur, 1 kamar suci dan satu kamar mandi yang letaknya agak jauh dari rumah utama.

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

Ekonomi keluarga dampingan merupakan salah satu indikator dari standar tingkat kesejahteraan keluarga yang bersangkutan. Pengukuran tingkat kesejahteraan bertujuan untuk melihat dan mengidentifikasi sumber penghasilan keluarga dampingan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Pada aspek ekonomi keluarga dampingan akan dibahas beberapa indikator utama sirkulasi dana dari keluarga dampingan yakni pendapatan keluarga sebagai sumber pemasukan serta pengeluaran sebagai hasil atas penggunaan dana yang didapatkan oleh keluarga dampingan yang bersangkutan yang dalam hal ini adalah Bapak I Putu Sudiartawan.

1.2.1 Pendapatan Keluarga

Keluarga Bapak I Putu Sudiartawan merupakan salah satu keluarga menengah yang bertempat tinggal di Banjar Anggasari Kelod, Desa Munduktemu. Bapak I Putu Sudiartawan hanya dapat mengenyam pendidikan hingga Sekolah Menengah Pertama SMP, sedangkan istrinya hanya dapat mengenyam pendidikan hingga Sekolah Dasar SD, sehingga susah untuk mencari pilihan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan keluarga selain berkebun. Beliau hanya mengandalkan pendapatan dari hasil berkebun kopi, manggis, coklat yang digarapnya sendiri sesuai musim panen setiap tahunnya. Dimana kopi biasanya dipanen pada bulan Agustus - September dengan hasil panen sekitar 10 kuintal setiap sekali panen dengan harga jual sekitar Rp 1.000.000,- per kuintal, dan manggis biasanya dipanen pada bulan Desember atau pada bulan Maret dengan hasil panen sekitar 30 kuintal dengan harga jual manggis sekitar Rp 5.000,- per kg. Hasil panen tersebut nantinya akan dikumpulkan kepada tengkulak. Saat ini Bapak I Putu Sudiartawan hanya tinggal bersama istri, dimana anak-anaknya tidak tinggal bersamanya, dikarenakan putri pertama beliau telah menikah, putri keduanya telah bekerja dan putra ketiga beliau baru saja selesai menempuh pendidikan di tingkat D1 Pariwisata yang kini berada di Denpasar. Untuk istrinya sendiri hanya sebagai ibu rumah tangga dan 4 Pendampingan Keluarga Mari Turiastini membantu kegiatan beliau berkebun setiap harinya, sehingga untuk penghasilan hanya mengandalkan dari hasil kebun yang dihasilkan.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga

a. Kebutuhan sehari-hari

Kebutuhan sehari-hari dari keluarga Bapak I Putu Sudiartawan biasanya digunakan untuk keperluan makan, uang bensin, serta uang untuk perlengkapan mandi dan perlengkapan lainnya. Pengeluaran Bapak I Putu Sudiartawan perharinya untuk makan kurang lebih sekitar Rp 25.000,- itu sudah termasuk sayur, lauk, dan nasi untuk beliau beserta istri. Untuk keperluan uang bensin, perlengkapan mandi dan keperluan lainnya tidak dianggarkan, dan disesuaikan dengan keperluan. b. Pendidikan Bapak I Putu Sudiartawan hanya dapat mengenyam pendidikan hingga Sekolah Menengah Pertama SMP, sedangkan istrinya hanya dapat mengenyam pendidikan hingga Sekolah Dasar SD. Anak pertamanya yang bernama Ni Putu Ida Wahyuni tamatan SMK Akuntansi yang sekarang sudah menikah dan juga bekerja. Anak kedua beliau yang bernama Ni Made Era Susanti tamatan SMK sekarang telah bekerja di kapal pesiar, dan anak ketiganya baru saja menyelesaikan pendidikan di tingkat D1 Pariwisata, sehingga untuk biaya pendidikan sudah tidak terlalu terbebani, dan hanya tinggal memenuhi kebutuhan sehari – sehari.

c. Kesehatan

Kesehatan merupakan suatu hal yang paling penting karena sangat mempengaruhi produktivitas seseorang. Hal ini juga sangat diperhatikan oleh keluarga Bapak I Putu Sudiartawan. Namun, untuk biaya kesehatan Bapak I Putu Sudiartawan tidak menganggarkan biaya tertentu karena disesuaikan dengan kondisi kesehatan. d. Sosial Dalam kehidupan bermasyarakat tentu terdapat beberapa pengeluaran yang harus ditanggung oleh Bapak I Putu Sudiartawan. Hal ini ditambah lagi dengan adat- istiadat yang ada di Banjar yang menuntut pengeluaran tambahan selain kebutuhan pokok. Keperluan sosial yang harus dikeluarkan oleh Bapak I Putu Sudiartawan seperti iuran banjar, uang suka duka ngaben, pawiwahan, upacara yadnya, dan berbagai kegiatan adat-istiadat lainnya. Iuran untuk pembangunan desa yang dikeluarkan beliau sekitar Rp 500.000,- pertahunnya. Untuk biaya seperti ngaben