Kajian Objektivitas Berita Konflik Ambon pada Surat Kabar Kompas dan Republika

KAJIAN OBJEKTIFITAS BERITA KONFLIK AMBON
PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN REPUBLIKA

SUMARTONO

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:

KAJIAN OBJEK TIFITAS BERITA KONFLIK AMBON PADA SURAT
KABAR KOMPAS DAN REPUBLIKA

Adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah
dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan, diperoleh dari
hasil pencarian data pada pusat dokumentasi Kompas dan Republika, telah
dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa akurasinya.

Jakarta, 25 Januari 2006


SUMARTONO
P. 045010101

ABSTRAK

SUMARTONO . Kajian Objektifitas Berita Konflik Ambon Pada Surat Kabar
Kompas dan Republika. Di bawah bimbingan DEDI FARDIAZ, HADIYANTO,
dan GARDJITO
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis isi dengan
tujuan untuk:(1) mengukur akurasi informasi yang mencakup kelengkapan data,
pencantuman waktu dan kejelasan antara fakta dan opini, (2) mengukur
kesesuaian judul dengan isi berita, (3) mengukur keseimbangan sumber berita,
dan (4) mengukur sikap media pada pihak yang bertikai.
Penelitian ini dilakukan terhadap berita-berita mengenai konflik Ambon
yang terbit pada hari dan tanggal yang sama pada dua surat kabar, Kompas dan
Republika, dalam kurun waktu Januari 1999 sampai perjanjian Malino 15 Mei
2002 yang terbagi dalam lima fase.
Hasil penelitian pada kategori akurasi berita untuk unsur kelengkapan
data menunjukkan bahwa berita di surat kabar Kompas pada fase satu sampai

empat seluruhnya telah dilengkapi dengan data pendukung. Kelengkapan data di
surat kabar Kompas pada fase lima sebesar 88.89%. Surat kabar Republika pada
fase satu, fase tiga, fase empat, dan fase lima persentase seluruhnya dilengkapi
dengan data pendukung. Kelengkapan data di surat kabar Republika pada fase dua
sebesar 71.40%.
Pada unsur pencantuman waktu terjadinya peristiwa, seluruh berita di surat
kabar Kompas telah terpenuhi. Surat kabar Republika pada fase satu, fase tiga,
dan fase empat seluruhnya telah mencantumkan waktu terjadinya peristiwa.
Pencatuman waktu pada fase dua sebesar 71.40%, dan fase lima sebesar 87.50%.
Pemisahan fakta dan opini di surat kabar Kompas pada fase satu adalah
60%, fase dua 40%, fase tiga 80% dan fase empat 40 fase lima 55.56%. Di surat
kabar Republika, pemisahan fakta dan opini pada fase satu seluruhnya

memisahkan fakta dan opini. Pemisahan fakta dan opini ada pada fase dua sebesar
28.58%, fase tiga 50% fase empat 20% dan fase lima 50%.
Untuk kategori kesesuaian judul dengan isi berita (relevansi), surat kabar
Kompas pada fase satu persentase relevansi adalah 60%. Fase dua sampai empat
berita konflik Ambon di surat kabar Kompas seluruhnya relevan. Releva nsi judul
dan isi berita di surat kabar Republika pada fase satu, fase empat dan fase lima
seluruhnya relevan. Tingkat relevansi pada fase dua adalah 85.70% dan fase tiga

sebesar 83.30%.
Pada kategori keseimbangan sumber berita, surat kabar Kompas pada fase
dua, fase tiga dan fase empat, seluruh sumber beritanya seimbang. Sedangkan
persentase keseimbangan sumber berita pada fase satu sebesar 60% dan pada fase
tiga sebesar 66.67%. Persentase keseimbangan sumber berita di surat kabar
Republika ada pada fase satu 40%, fase dua 18.20%, fase tiga 50%, fase empat
60% dan fase lima 87.50%.
Untuk kategori netralitas, seluruh berita di surat kabar Kompas pada fase
satu sampai empat pemberitaannya bersifat netral. Pada fase lima netralitas berita
di surat kabar Kompas 88.89%. Netralitas berita di surat kabar Republika pada
fase satu 40%, fase dua 85.70%, fase tiga 66.60% fase empat 100%, dan fase lima
75%.
Kata Kunci: Berita, Konflik, Objektifitas

KAJIAN OBJEKTIFITAS BERITA KONFLIK AMBON
PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN REPUBLIKA

SUMARTONO

Tesis

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

Judul Tesis

: KAJIAN OBJEKTIFITAS BERITA KONFLIK AMBON
PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN REPUBLIKA

Nama Mahasiswa

: Sumartono

Nomor Pokok

: P 045010101


Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Dedi Fardiaz, MSc.
Ketua

Ir. Gardjito, MSc.
Anggota

Ir. Hadiyanto, MS
Anggota

Mengetahui

2. Ketua Program Studi
Komunikasi Pembangunan Pertanian
Dan Pedesaan

3. Dekan Sekolah Pascasarjana


Dr. Ir. Sumardjo, MS.

Prof. Dr. Ir Syafrida Manuwoto, MSc.

Tanggal ujian: 25 Januari 2006

Tanggal lulus: . . . . . . . . . . . . . .

RIWAYAT HIDUP

Penulis adalah anak bungsu dari enam bersaudara, pasangan Bapak
Moentono dan Ibu Umi Rahayu, lahir di Jakarta pada tanggal 7 Maret 1968.
Tahun 1981 penulis menyelesaikan pendidikan SDN Pela Mampang 05,
Jakarta, lalu melanjutkan ke SMPN 141 Jakarta, dan lulus tahun 1984. Kemudian
penulis melanjutkan ke SMA Purnama, Jakarta dan lulus tahun 1987. Pada tahun
1989, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(IISIP) Jakarta, Fakultas Ilmu Komunikasi, Jurusan Ilmu Hubungan Masyarakat,
dan lulus S1 tahun 1904. Mulai tahun 2001 penulis terdaftar sebagai mahasiswa
Program Pascasarjana pada Institut Pertanian Bogor, Program Studi Komunikasi

Pembangunan
Penulis bekerja sebagai staf pengajar/dosen pada Sekolah Tinggi Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik (STISIP), sekarang Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Budi Luhur (FISIP UBL) tahun 1997. Sejak tahun 2000 penulis
dipercaya sebagai Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UBL. Pada tahun
2003 penulis pindah kerja ke Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Indonusa Esa
Unggul (FIKOM UIEU) sebagai dosen dan Ketua Jurusan Ilmu Hubungan
Masyarakat, sampai sekarang.

PRAKATA

Puji dan sukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan kasih, kurnia, dan anugerah-Nya yang senantiasa menyertai penulis
sehingga dapat menyelesaikan karya tesis ini.
Dengan menyadari kelemahan dan kekurangan diri sebagai manusia yang
tidak pernah luput dari segala kekeliruan dan kekhilafan, melalui karya ini penulis
berusaha memberi gambaran bagaimana obyektivitas pemberitaan surat kabar
Kompas dan Republika dalam memberitakan konlik Ambon dan Maluku Utara
yang terjadi sejak awal tahun 1999 sampai perjanjian Malino, April 2002.
Harapan penulis semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi siapa saja yang

mempunyai kepentingan bagi kemajuan teknik penulisan berita jurnalistik.
Disamping itu penulis menyadari pula bahwa karya ini dapat selesai tidak
lepas dari bimbingan para dosen. Sepantasnyalah pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Dedi Fardiaz, MSc. (Ketua
Komisi Pembimbing), Ir. Hadiyanto, MS (Anggota Komisi Pembimbing) dan Ir.
Gardjito, MSc. (Anggota Komisi Pembimbing).
Terima kasih yang tulus juga penulis sampaikan kepada Drs. Jamiludin
Ritonga, MS., Drs Halomoan Harahap, MSi., dan Drs. Abdul Rahman, MSi yang
bersedia menjadi juri untuk uji kehandalan kategori penulis. Juga tak lupa penulis
sampaikan kepada Dekan FIKOM UIEU, Drs. Dani V. Noor, MSi., yang telah
memberikan dispensasi dan keringanan tugas-tugas kerja agar penulis dapat
melakukan bimbingan dan penulisan tesis. Kepada para senior, rekan-rekan Ketua

Jurusan, dan dosen-dosen di lingkungan FIKOM UIEU yang selalu memberi
semangat untuk menyelesaikan tesis dan menjadi rekan diskusi juga penulis
ucapkan terima kasih
Secara khusus, terima kasih tak terhingga untuk ibunda dan istri atas
segala kesabaran, kesetiaan dalam memberikan dorongan kepada penulis untuk
menyelesaikan studi ini. Sebagai rasa terima kasih yang tak terhingga untuk
merekalah saya persebahkan karya ini. Tak lupa penulis juga ucapkan terima

kasih kepada seluruh kakak atas dorongan moril dan mereka pada penulis. Pada
Sdri Lia, di Sekretariat KMP penulis juga berterima kasih atas informasi dan
bantuan dalam menyelesaikan urusan administrasi.
Tidak ada yang sempurna di muka bumi yang bisa dibuat oleh seorang
manusia begitu juga dengan karya ini. Untuk itu dengan berlapang dada penulis
menerima saran dan kritik konstruktif

yang dapat digunakan untuk

menyempurnakann karya ini sangat penulis hargai.

Jakarta, 25 Januari 2006.

Sumartono.

DAFTAR ISI

Halaman
PRAKATA ..............................................................................................


i

DAFTAR ISI ...........................................................................................

iii

DAFTAR TABEL....................................................................................

v

DAFTAR GAMBAR .............................................................................

vii

DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................

viii

PENDAHULUAN ..................................................................................


1

Latar Belakang Masalah .............................................................
Rumusan Masalah........................................................................
Tujuan Penelitian.........................................................................

1
3
4

TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................

5

Surat Kabar..................................................................................
Berita............................................................................................
Jenis Berita ..................................................................................
Proses Pengolahan Berita ............................................................
Berita Konflik..............................................................................
Ojektifitas Berita.........................................................................
Faktualitas....................................................................................
Impartialitas.................................................................................

5
6
8
10
11
13
13
14

KERANGKA PEMIKIRAN....................................................................

15

PROSEDUR PENELITIAN....................................................................

17

Metode Penelitian........................................................................
Populasi dan Sampel....................................................................
Pengumpulan Data dan Instrumen...............................................
Uji Reliabilitas.............................................................................
Analisa Data.................................................................................
Definisi Opersional......................................................................

17
17
19
22
23
25

HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................

26

Gambaran Umum Objek Penelitian.............................................

26

KAJIAN OBJEKTIFITAS BERITA KONFLIK AMBON
PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN REPUBLIKA

SUMARTONO

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:

KAJIAN OBJEK TIFITAS BERITA KONFLIK AMBON PADA SURAT
KABAR KOMPAS DAN REPUBLIKA

Adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah
dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan, diperoleh dari
hasil pencarian data pada pusat dokumentasi Kompas dan Republika, telah
dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa akurasinya.

Jakarta, 25 Januari 2006

SUMARTONO
P. 045010101

ABSTRAK

SUMARTONO . Kajian Objektifitas Berita Konflik Ambon Pada Surat Kabar
Kompas dan Republika. Di bawah bimbingan DEDI FARDIAZ, HADIYANTO,
dan GARDJITO
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis isi dengan
tujuan untuk:(1) mengukur akurasi informasi yang mencakup kelengkapan data,
pencantuman waktu dan kejelasan antara fakta dan opini, (2) mengukur
kesesuaian judul dengan isi berita, (3) mengukur keseimbangan sumber berita,
dan (4) mengukur sikap media pada pihak yang bertikai.
Penelitian ini dilakukan terhadap berita-berita mengenai konflik Ambon
yang terbit pada hari dan tanggal yang sama pada dua surat kabar, Kompas dan
Republika, dalam kurun waktu Januari 1999 sampai perjanjian Malino 15 Mei
2002 yang terbagi dalam lima fase.
Hasil penelitian pada kategori akurasi berita untuk unsur kelengkapan
data menunjukkan bahwa berita di surat kabar Kompas pada fase satu sampai
empat seluruhnya telah dilengkapi dengan data pendukung. Kelengkapan data di
surat kabar Kompas pada fase lima sebesar 88.89%. Surat kabar Republika pada
fase satu, fase tiga, fase empat, dan fase lima persentase seluruhnya dilengkapi
dengan data pendukung. Kelengkapan data di surat kabar Republika pada fase dua
sebesar 71.40%.
Pada unsur pencantuman waktu terjadinya peristiwa, seluruh berita di surat
kabar Kompas telah terpenuhi. Surat kabar Republika pada fase satu, fase tiga,
dan fase empat seluruhnya telah mencantumkan waktu terjadinya peristiwa.
Pencatuman waktu pada fase dua sebesar 71.40%, dan fase lima sebesar 87.50%.
Pemisahan fakta dan opini di surat kabar Kompas pada fase satu adalah
60%, fase dua 40%, fase tiga 80% dan fase empat 40 fase lima 55.56%. Di surat
kabar Republika, pemisahan fakta dan opini pada fase satu seluruhnya

memisahkan fakta dan opini. Pemisahan fakta dan opini ada pada fase dua sebesar
28.58%, fase tiga 50% fase empat 20% dan fase lima 50%.
Untuk kategori kesesuaian judul dengan isi berita (relevansi), surat kabar
Kompas pada fase satu persentase relevansi adalah 60%. Fase dua sampai empat
berita konflik Ambon di surat kabar Kompas seluruhnya relevan. Releva nsi judul
dan isi berita di surat kabar Republika pada fase satu, fase empat dan fase lima
seluruhnya relevan. Tingkat relevansi pada fase dua adalah 85.70% dan fase tiga
sebesar 83.30%.
Pada kategori keseimbangan sumber berita, surat kabar Kompas pada fase
dua, fase tiga dan fase empat, seluruh sumber beritanya seimbang. Sedangkan
persentase keseimbangan sumber berita pada fase satu sebesar 60% dan pada fase
tiga sebesar 66.67%. Persentase keseimbangan sumber berita di surat kabar
Republika ada pada fase satu 40%, fase dua 18.20%, fase tiga 50%, fase empat
60% dan fase lima 87.50%.
Untuk kategori netralitas, seluruh berita di surat kabar Kompas pada fase
satu sampai empat pemberitaannya bersifat netral. Pada fase lima netralitas berita
di surat kabar Kompas 88.89%. Netralitas berita di surat kabar Republika pada
fase satu 40%, fase dua 85.70%, fase tiga 66.60% fase empat 100%, dan fase lima
75%.
Kata Kunci: Berita, Konflik, Objektifitas

KAJIAN OBJEKTIFITAS BERITA KONFLIK AMBON
PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN REPUBLIKA

SUMARTONO

Tesis
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

Judul Tesis

: KAJIAN OBJEKTIFITAS BERITA KONFLIK AMBON
PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN REPUBLIKA

Nama Mahasiswa

: Sumartono

Nomor Pokok

: P 045010101

Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Dedi Fardiaz, MSc.
Ketua

Ir. Gardjito, MSc.
Anggota

Ir. Hadiyanto, MS
Anggota

Mengetahui

2. Ketua Program Studi
Komunikasi Pembangunan Pertanian
Dan Pedesaan

3. Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Sumardjo, MS.

Prof. Dr. Ir Syafrida Manuwoto, MSc.

Tanggal ujian: 25 Januari 2006

Tanggal lulus: . . . . . . . . . . . . . .

RIWAYAT HIDUP

Penulis adalah anak bungsu dari enam bersaudara, pasangan Bapak
Moentono dan Ibu Umi Rahayu, lahir di Jakarta pada tanggal 7 Maret 1968.
Tahun 1981 penulis menyelesaikan pendidikan SDN Pela Mampang 05,
Jakarta, lalu melanjutkan ke SMPN 141 Jakarta, dan lulus tahun 1984. Kemudian
penulis melanjutkan ke SMA Purnama, Jakarta dan lulus tahun 1987. Pada tahun
1989, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(IISIP) Jakarta, Fakultas Ilmu Komunikasi, Jurusan Ilmu Hubungan Masyarakat,
dan lulus S1 tahun 1904. Mulai tahun 2001 penulis terdaftar sebagai mahasiswa
Program Pascasarjana pada Institut Pertanian Bogor, Program Studi Komunikasi
Pembangunan
Penulis bekerja sebagai staf pengajar/dosen pada Sekolah Tinggi Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik (STISIP), sekarang Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Budi Luhur (FISIP UBL) tahun 1997. Sejak tahun 2000 penulis
dipercaya sebagai Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UBL. Pada tahun
2003 penulis pindah kerja ke Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Indonusa Esa
Unggul (FIKOM UIEU) sebagai dosen dan Ketua Jurusan Ilmu Hubungan
Masyarakat, sampai sekarang.

PRAKATA

Puji dan sukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan kasih, kurnia, dan anugerah-Nya yang senantiasa menyertai penulis
sehingga dapat menyelesaikan karya tesis ini.
Dengan menyadari kelemahan dan kekurangan diri sebagai manusia yang
tidak pernah luput dari segala kekeliruan dan kekhilafan, melalui karya ini penulis
berusaha memberi gambaran bagaimana obyektivitas pemberitaan surat kabar
Kompas dan Republika dalam memberitakan konlik Ambon dan Maluku Utara
yang terjadi sejak awal tahun 1999 sampai perjanjian Malino, April 2002.
Harapan penulis semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi siapa saja yang
mempunyai kepentingan bagi kemajuan teknik penulisan berita jurnalistik.
Disamping itu penulis menyadari pula bahwa karya ini dapat selesai tidak
lepas dari bimbingan para dosen. Sepantasnyalah pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Dedi Fardiaz, MSc. (Ketua
Komisi Pembimbing), Ir. Hadiyanto, MS (Anggota Komisi Pembimbing) dan Ir.
Gardjito, MSc. (Anggota Komisi Pembimbing).
Terima kasih yang tulus juga penulis sampaikan kepada Drs. Jamiludin
Ritonga, MS., Drs Halomoan Harahap, MSi., dan Drs. Abdul Rahman, MSi yang
bersedia menjadi juri untuk uji kehandalan kategori penulis. Juga tak lupa penulis
sampaikan kepada Dekan FIKOM UIEU, Drs. Dani V. Noor, MSi., yang telah
memberikan dispensasi dan keringanan tugas-tugas kerja agar penulis dapat
melakukan bimbingan dan penulisan tesis. Kepada para senior, rekan-rekan Ketua

Jurusan, dan dosen-dosen di lingkungan FIKOM UIEU yang selalu memberi
semangat untuk menyelesaikan tesis dan menjadi rekan diskusi juga penulis
ucapkan terima kasih
Secara khusus, terima kasih tak terhingga untuk ibunda dan istri atas
segala kesabaran, kesetiaan dalam memberikan dorongan kepada penulis untuk
menyelesaikan studi ini. Sebagai rasa terima kasih yang tak terhingga untuk
merekalah saya persebahkan karya ini. Tak lupa penulis juga ucapkan terima
kasih kepada seluruh kakak atas dorongan moril dan mereka pada penulis. Pada
Sdri Lia, di Sekretariat KMP penulis juga berterima kasih atas informasi dan
bantuan dalam menyelesaikan urusan administrasi.
Tidak ada yang sempurna di muka bumi yang bisa dibuat oleh seorang
manusia begitu juga dengan karya ini. Untuk itu dengan berlapang dada penulis
menerima saran dan kritik konstruktif

yang dapat digunakan untuk

menyempurnakann karya ini sangat penulis hargai.

Jakarta, 25 Januari 2006.

Sumartono.

DAFTAR ISI

Halaman
PRAKATA ..............................................................................................

i

DAFTAR ISI ...........................................................................................

iii

DAFTAR TABEL....................................................................................

v

DAFTAR GAMBAR .............................................................................

vii

DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................

viii

PENDAHULUAN ..................................................................................

1

Latar Belakang Masalah .............................................................
Rumusan Masalah........................................................................
Tujuan Penelitian.........................................................................

1
3
4

TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................

5

Surat Kabar..................................................................................
Berita............................................................................................
Jenis Berita ..................................................................................
Proses Pengolahan Berita ............................................................
Berita Konflik..............................................................................
Ojektifitas Berita.........................................................................
Faktualitas....................................................................................
Impartialitas.................................................................................

5
6
8
10
11
13
13
14

KERANGKA PEMIKIRAN....................................................................

15

PROSEDUR PENELITIAN....................................................................

17

Metode Penelitian........................................................................
Populasi dan Sampel....................................................................
Pengumpulan Data dan Instrumen...............................................
Uji Reliabilitas.............................................................................
Analisa Data.................................................................................
Definisi Opersional......................................................................

17
17
19
22
23
25

HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................

26

Gambaran Umum Objek Penelitian.............................................

26

Akurasi Berita Konflik Ambon di Surat Kabar Kompas dan
Republika ...................................................................................
Relevansi Judul dan Isi Berita Pada Pemberitaan Konflik
Ambon di Surat Kabar Kompas dan Republika
......................................
Keseimbangan Berita Konflik Ambon di Surat Kabar Kompas
dan Republika..............................................................................
Netralitas Berita Konflik Ambon di Surat Kabar Kompas dan
Republika ...................................................................................
Kendala dan Upaya Menjaga Objektifitas...................................
Kajian pada Topik-topik Konflik Ambon
SIMPULAN DAN SARAN....................................................................

27
39
42
44
47
52
53

Simpulan......................................................................................
Saran.............................................................................................

55
56

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................

58

LAMPIRAN.............................................................................................

60

DAFTAR TABEL

Halaman
1. Jumlah Edisi Terpilih Mengenai Konflik Ambon di Surat Kabar
Kompas dan Republika Periode Januari 1999 sampai April 2002

18

2. Persentase Kategori Akurasi Berita Konflik Ambon di Surat Kabar
Kompas dan Republika..........................................

28

3. Persentase Kategori Relavansi Berita Konflik Ambon di Surat
Kabar Kompas dan Republika...........................................

39

4. Persentase Kategori Keseimbangan Berita Konflik Ambon di Surat
Kabar Kompas dan Republika ..........................................

41

5. Persentase Kategori Netralitas Berita Konflik Ambon di Surat
Kabar Kompas dan Republika..........................................

44

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1. Proses Pengolahan Berita Model Getekeeper Westley......................

10

2. kerangka Berpikir ..............................................................................

16

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Topik Terkait dengan Konflik Ambon Di Surat Kabar Kompas dan
Republika

60

2. Hasil Uji Reliabilitas Pada Tiga Orang Juri

61

3. Berita-berita Konf lik Ambon di Surat Kabar Kompas dan
Republika

65

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara multi etnis yang memiliki aneka ragam suku,
budaya, bahasa, dan agama. Pada permukaan orang-orang Indonesia tampak
bersatu di bawah semboyan Bhineka Tunggal Ika, namun tidak demikian halnya
pada kenyataan. Keanekaragaman dan perbedaan itu merupakan potensi
terpendam pemicu konflik.
Pakar studi konflik dari Universitas Oxford, Steward, (Kompas 16/12/03)
menyebutkan empat kategori negara yang berpotensi konflik. Keempat kategori
adalah negara dengan tingkat pendapatan dan pembangunan manusianya rendah,
negara yang pernah terlibat konflik serius dalam 30 tahun sebelumnya, negara
dengan tingkat keanekaragaman suku, budaya yang tinggi, dan negara yang rezim
politiknya berada dalam transisi rezim represif menuju rezim demokratis.
Indonesia bisa masuk dalam keempat kategori tersebut sekaligus.
Pada era Orde Baru, tuntutan kemajemukan rakyat Indonesia dicoba disatukan
dengan memanfaatkan media massa. Untuk menyatukan kemajemukan rakyat
Indonesia ini media massa berperan sebagai salah satu pilar terbentuknya negara
demokratis dan masyarakat madani. Media massa menjadi wadah perbedaan
pendapat

yang

sehat;

tidak

bertendensi

memojokkan

kelompok

yang

berseberangan dengan dirinya (Sudibyo, et al. 2001).
Dalam kungkungan rezim Orde Baru, media massa dipaksa untuk berhati- hati
dalam pemberitaan atas kasus-kasus yang bernuansa Suku, Agama, Ras dan Antar
golongan (SARA). Wacana tentang etnis, ras dan agama selama ini menjadi hal
yang selalu ditutup-tutupi dan tabu di kalangan masyarakat. Namun seiring
dengan runtuhnya rezim Orde Baru, berubah pula tatanan institusi media.
Di era Reformasi, kebebasan pers telah menghadirkan dengan jelas kekacauan
yang selama era Orde Baru selalu ditutup-tutupi. Pemberitaan media atas sejumlah
isu memperlihatkan munculnya keberanian dan kejujuran dalam menentukan
sikap. Pada Era Reformasi krisis, dan konflik menjadi lebih tajam dan tampak

semakin dramatis diberitakan melalui liputan pers. Konflik Ambon dan Maluku
Utara yang bernuansa agama memperlihatkan dengan jelas sikap dan posisi yang
diambil oleh media massa tertentu dalam pemberitaannya.
Dibandingkan dengan topik -topik lain, para wartawan menganggap krisis,
konflik, dan perang sebagai hal yang memenuhi banyak kriteria jurnalistik untuk
membuat peristiwa menjadi berita. Karena menarik perhatian tentu saja peristiwa
konflik tidak akan luput dari perhatian dan pemberitaan media massa. Di antara
berbagai macam media massa yang menyiarkan berita mengenai konflik
bernuansa agama adalah surat kabar Kompas dan surat kabar Republika. Kompas
dikenal sebagai surat kabar yang membawa aspirasi dan suara umat Katolik,
sedangkan surat kabar Republika banyak dikenal masyarakat sebagai medianya
umat Islam (Eriyanto, 2003) .
Pemberitaan media mengenai konflik dapat membawa pengaruh pada dua
hal. Pertama pemberitaan media justru memperluas eskalasi konflik. Kedua,
pemberitaan media mengena i konflik dianggap sebagai wacana yang dapat
membantu meredakan dan menyelesaikan konflik (Siebert, et al. 1986)
Mencermati kedua kemungkinan tersebut tampaknya kemungkinan
pertama lebih terbuka terjadi melalui pemberitaan suatu konflik oleh media massa
(Ritonga dan Iskandar, 2002). Apalagi kondisi masyarakat Indonesia yang masih
sangat heterogen mulai dari suku, agama, dan bahasanya. Fenomena ini dapat
dicermati pada konflik Ambon, yang semula hanya terjadi di Pulau Ambon.
Perkembangan berikutnya konflik meluas hingga ke Kepulauan Maluku.
Perluasan konflik yang awalnya merupakan masalah lokal kemudian meluas
menjadi isu nasional.
Secara umum, konflik Ambon berlangsung dari tahun 1999 sampai 2002.
Selama empat tahun konflik Ambon, tidak terjadi terus menerus . Ada Kalanya
berhenti, disertai dengan perjanjian dan perdamaian, lalu kembali muncul
kembali. Konflik Ambon yang berlangsung selama empat tahun itu banyak
menimbulkan kerugian, kerusakan dan kehancuran fisik dan tatanan sosial yang
selama ini terbina dengan baik. Kerusuhan itu menghancurkan ikatan
persaudaraan yang selama ini dibangun melalui adat pela gandong.

Sebagian masyarakat menilai berbagai kerusuhan yang terjadi di Ambon
acapkali

dilihat

sebagai

akibat

pemberitaan

media.

Misalnya,

Pusat

Penanggulangan Krisis Persatuan Gereja Indonesia (PGI) pernah memprotes
pemberitaan media. Menurut PGI (Eriyanto, 2003) pemberitaan media
memutarbalikkan fakta dan penuh dengan kebohongan.

Berita media

menyebutkan ada warga Rinjani yang beragama Islam tertembak di dalam masjid
oleh warga Ahuru yang beragama Kristen. Padahal, menurut PGI yang terjadi
adalah korban sudah meninggal oleh tembakan aparat keamanan lalu dibawa oleh
warga ke dalam masjid. Akibat kesalahan pemberitaan ini, terutama oleh media
yang terbit di Jakarta menimbulkan kemarahan warga Ambon dan menyulut
konflik menjadi besar.
Menurut McQuail (1989) media secara normatif harus bersikap netral.
Berita di media massa adalah cermin realitas sosial yang merupakan refleksi dari
kehidupan sosial. Namun, penyajian realitas oleh para komunikator media massa
melalui berita dengan berbagai alasan teknis, ekonomis ataupun ideologis sudah
diatur sedemikian rupa sehingga tidak mencerminkan realitas sesungguhnya.
Dalam hal ini tugas wartawan menurut Muis (1999) adalah berupaya menemukan
akurasi, di atas segala -galanya, dan menyajikan kepada pembaca-pembacanya.
Kewajiban lainnya adalah mengutamakan kejujuran atau keterbukaan (fairness),
berupaya menjauhi sikap berpihak atau berat sebelah dengan cara memberi tempat
kepada pihak-pihak yang saling menentang untuk mengetengahkan pendapat
mereka melalui surat kabar. Selain itu pers juga harus objektif dan akurat dalam
membuat pemberitaan

Rumusan Masalah
Gejala yang menujukkan bahwa pemberitaan media massa tentang konflik
Ambon menyimpan kecenderungan berpihak, membela kelompok tertentu,
memunculkan pertanyaan, bagaimana objektifitas pemberitaan konflik Ambon
yang dilakukan oleh surat kabar Kompas dan Republika dilihat dari faktor fakta,
dan

data

serta keseimbangan

pemberit aan. Secara spesifik

pemberitaan mengenai konflik Ambon pada penelitian ini adalah:

objektifitas

1. Bagaimana akurasi informasi dan data, apakah ada percampuran antara fakta
dengan opini ?
2. Bagaimana kesesuaian judul berita dengan isi berita ?
3. Bagaimana keseimbangan jumlah sumber berita ?
4. Bagaimana keberpihakan media massa terhadap pihak-pihak yang berselisih
paham?

Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengukur objektifitas berita
konflik Ambon pada surat kabar Kompas dan surat kabar Republika dilihat dari
faktor fakta, dan data serta keseimbangan pemberitaan. Secara spesifik penelitian
bertujuan untuk
1. Mengukur akurasi informasi, kelengkapan data , pencantuman waktu dan
kejelasan antara fakta dan opini
2. Mengukur kesesuaian judul berita dangan isi berita
3. Mengukur keseimbangan sumber berita
4. Mengukur keberpihakan media massa pada pihak-pihak yang berselisih paham

TINJAUAN PUSTAKA
Surat Kabar

Istilah Press berasal dari bahasa bahasa Belanda, yang dalam bahasa
inggris berarti press. Secara harfiah pers berarti cetak dan secara maknawiah
berarti penyiaran secara tercetak atau publikasi secara dicetak (printed
publication). Dalam perkembangannya pers mempunyai dua pengertian yakni
pers dalam pengertian luas dan pers dalam pengertian sempit. Pers dalam
pengertian meliputi segala penerbitan, bahkan termasuk media massa elektronik,
radio siaran, dan televisi siaran, sedangkan pers dalam pengertian sempit hanya
terbatas pada media cetak, yakni surat kabar, majalah, dan buletin kantor berita
(Susanto, 1995)
Surat kabar merupakan salah satu bentuk komunikasi massa. Fungsi
komunikasi massa menurut Dominic (Effendy, 2002) antara lain adalah:
(1) Pengawasan (surveillance ), meliputi; (a) pengawasan peringatan (warning or
beware surveillance) yaitu, pengawasan terjadi jika media menyampaikan
informasi mengenai ancaman taufan, letusan gunung api, kondisi ekonomi
yang mengalami depresi, meningkatnya inflasi atau serangan militer, dan (b)
pengawasan instrumental (instrumental surveillance) yaitu penyebaran
informasi yang berguna bagi kehidupan sehari-hari, seperti produk-produk
baru, harga barang kebutuhan di pasar dan lain-lain.
(2) Interpretasi (interpretation) media massa tidak hanya menyajikan fakta dan
data, tetapi juga informasi berupa interpretasi mengenai suatu peristiwa
tertentu. Fungsi interpretasi ini tidak selalu berbentuk tulisan, ada kalanya juga
berbentuk kartun atau gambar lucu yang bersifat sindiran.
(3) Hubungan (linkage) media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang
terdapat di dalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh
saluran perorangan. Fungsi hubungan yang dimiliki media itu sangat
berpengaruh terhadap masyarakat sehingga dijuluki “public making ability of
the mass media” atau kemampuan membuat sesuatu menjadi umum dari
media massa.
(4) Sosialisasi (socialization). Transmisi nilai-nilai yang mengacu kepada caracara sehingga seseorang mengadopsi perilaku dan nilai- nilai dari suatu
kelompok. Media massa menyajikan penggambaran masyarakat, dan dengan

membaca, mendengarkan, dan menonton maka seseorang mempelajari caracara khalayak berperilaku dari nilai-nilai yang penting.
(5) Hiburan (entertaiment) Sarana hiburan jelas tampak pada televisi, film dan
rekaman suara. Media massa lainnya seperti surat kabar dan majalah,
meskipun fungsi utamanya adalah informasi dalam bentuk pemberitaan,
rubrik-rubrik hiburan selalu ada, misalnya cerita pendek, cerita panjang, atau
cerita bergambar.
Pers senantiasa dituntut untuk menyampaikan

berita secara obyektif.

Informasi dapat dikatakan obyektif jika akurat, jujur, lengkap, sesuai dengan
kenyataan, bisa diandalkan dan memisahkan fakta dengan opini.

Berita
Berita menurut Djuroto (2000) berasal dari bahasa sansekerta, vrit yang
dalam bahasa Inggris disebut write , arti sebenarnya adalah ada ata u terjadi.
Sebagian ada yang menyebutnya dengan vritta , artinya kejadian atau telah terjadi.
Vritta dalam bahasa Indonesia kemudian menjadi berita atau warta. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

pengertian berita adalah: 1) cerita atau

keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat; kabar; 2) laporan 3)
pemberitahuan; pengumuman.
Menurut Pareno (2003), indikator -indikator yang terdapat dalam suatu
berita yang harus diperhatikan antara lain adalah:
(1) Laporan: pernyataan atau gambaran tentang berbagai hal yang telah dikatakan,
dilihat, dikerjakan. Betapapun hebat dan pentingnya suatu peristiwa, tanpa
diketahui, dilihat, dan dilaporkan wartawan kepada publik maka peristiwa
tersebut bukan berita
(2) Informasi: fakta-fakta yang dikemukakan atau pengeta huan yang diperoleh
atau diberikan. Syarat dari informasi adalah harus ada fakta yang diperoleh
wartawan, kemudian fakta tersebut disampaikan kepada khalayak.
(3) Baru: informasi atau berita yang disampaikan masih hangat dan segar, aktual
atau terkini. Deadlin e adalah batas waktu dalam mendapatkan fakta yang
memiliki nilai berita

(4) Benar: berita yang berupa fakta itu harus benar dalam arti mengandung dua
dimensi yaitu, dimensi keberadaannya dan dimensi penyajiannya. Suatu
peristiwa dikatakan benar bila peristiwa yang menjadi sumber berita memang
benar-benar ada atau terjadi.
(5) Tidak memihak: menghindari “Trial by the Press” dan melakukan both side
covering yang

dilaksanakan

tidak

sekedar

mewawancarai

kemudian

memaparkan pernyataan berbagai pihak, melainkan juga menjaga rasa
keadilan masing-masing pihak.
(6) Fakta: periatiwa yang terjadi yang telah diketahui dan dipercaya secara pasti
oleh wartawan baik langsung maupun tidak langsung. Suatu fakta akan tetap
menjadi fakta apabila tidak ada intervensi kepentingan pribadi wartawan atau
kepentingan perusahaan pers yang bersangkutan.
(7) Arti penting: menyangkut kepentingan umum, yaitu kepentingan yang dimiliki
oleh khalayak yang heterogen. Arti penting suatu berita selalu ditentukan oleh
tiga hal, yaitu manusia, waktu, dan tempat.
(8) Menarik perhatian umum: publik akan tertarik untuk membaca, mendengarkan
atau menonton suatu berita apabila ketujuh indikator telah ada dalam suatu
berita.
Berita bukan apa yang disepakati seluruh wartawan melainkan apa yang
disiarkan para pemegang fungsi utama pers, yaitu “penjaga gawang”

seperti

reporter yang berpengaruh, editor berita, dan editor kawat. Berita menurut Nimmo
(1989), adalah apa yang dikatakan, dilakukan, dan dijual wartawan dalam
kerangka pembatasan institusional, ekonomi, teknologis, sosial dan psikologis.
Untuk membuat berita, menurut Djuroto (2000) paling tidak harus
memenuhi dua syarat yaitu 1) faktanya tidak boleh diputar sedemikian rupa
sehingga akurasi tinggal sebagian saja, 2) berita itu harus menceritakan segala
aspek secara lengkap. Dalam menulis be rita dikenal semboyan “satu masalah
dalam satu berita”. Artinya satu berita harus dikupas dari satu masalah saja
(monofacta ) dan bukan banyak masalah (multifacta) karena akan menimbulkan
kesukaran penafsiran yang menyebabkan berita menjadi tidak sempurna

Jenis Berita
Mengenai jenis berita , Romli (2000) membaginya ke dalam lima jenis,
yaitu : (1) Straight News, berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan
lugas (2) Depth News, berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman
terhadap hal-hal yang berada di bawah suatu permukaan (3) Investigation News,
berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai
sumber (4) Interpretative News , berita yang dikembangkan dengan pendapat atau
penilaian penulisnya/ reporter (5) Opinion News , berita mengenai pendapat
seseorang, biasanya cendekiawan, tokoh, ahli, atau pejabat mengenai suatu hal,
peristiwa, dan sebagainya.
Straight News atau berita langsung adalah uraian fakta yang nilai beritanya
kuat (penting), menarik dan harus disajikan secepatnya dengan minimal
mengandung what, who, where, when , why dan how (5W + 1H) serta dimulai dari
uraian terpenting ke kurang penting. Berita langsung dibuat dengan memindahkan
hasil wawancara, fakta kejadian di lapangan ke dalam sebuah tulisan berita, tanpa
ditambah atau dikurangi datanya oleh wartawan sebagai penulisnya. Opini
wartawan juga harus dihindari dalam penulisan berita langsung.
Perbedaan antara berita langsung dan berita mendalam terletak pada isi
uraian, kecepatan penyajian pada khalayak, serta kepadatan dan rincian fakta atau
pendapat yang disajikan. Uraian berita mendalam (depth news), apapun
bentuknya, akan memberikan informasi lebih lengkap dan menyeluruh bila
dibandingkan dengan uraian berita langsung.
Uraian berita mendalam diawali pada tahun 1960-an, di mana negaranegara berkembang berada dalam arus pembangunan. Uraian mendalam, berguna
untuk melaporkan suatu berita yang bukan apa adanya, tetapi juga melihat
kecenderungan yang akan terjadi kemudian ataupun latar belakang suatu
peristiwa. Laporan mendalam ini merupakan jenis pemberitaan yang ditujukan
kepada rakyat sebagai pelaku pembangunan dan penting untuk menumbuhkan
partisipasi dan mengajak rakyat untuk ikut serta dalam pembangunan (Assegaff,
1982).

Berita investigatif, adalah uraian fakta dan atau pendapat yang
mengandung nilai berita, dengan membandingkan antara fakta di permukaan dan
fakta yang tersembunyi, yang diperoleh dengan menyusuri jejak melalui suatu
investigasi. Tujuan uraian investigatif adalah mengungkap fakta yang sengaja
disembunyikan atau ditutupi oleh sumber informasi, karena jika dipublikasikan
akan merugikan pihak tertentu. Penyusunan berita investigasi memerlukan kerja
tim yang dikendalikan oleh tim redaktur berpengalaman. Reporter yang
diterjunkan ke lapangan untuk melakukan pencarian fakta tersembunyi ditunjuk
oleh tim redaktur dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah diarahkan, karena
sasaran dari uraian investigasi sudah ditentukan dengan jelas (Wahyudi, 1996).
Berita interpreta tif adalah uraian fakta dan atau pendapat yang
mengandung nilai berita, dengan menempatkan fakta atau pendapat itu pada suatu
mata rantai dan merefleksikannya dalam konteks permasalahan yang lebih luas.
Penyusunan berita ini dilakukan berdasarkan interpretasi penulisnya, dengan
memilih topik yang sedang hangat di tengah masyarakat, dan mencari fakta serta
pendapat lain yang relevan dengan topik yang dipilih.
Berita opini, adalah jenis berita yang dikembangkan berdasarkan pendapat
seseorang, atau hasil kutipan dari pendapat seseorang mengenai suatu hal,
peristiwa, dan sebagainya. Dalam jenis berita ini narasumbernya biasanya terdiri
dari orang-orang tertentu, seperti cendekiawan, tokoh masyarakat atau pejabat
pemerintahan.
Penuangan informasi dalam bentuk berita di dalam surat kabar menurut
Hasrullah (2001) selalu menghasilkan (1) isi berita yang merupakan produk dari
pekerja media (2) pendapat masyarakat yang tertuang dalam bentuk tulisan
populer (artikel) maupun penulisan tajuk rencana yang biasa ditulis oleh pekerja
atau pihak media. Berita dan opini merupakan menu utama media cetak dalam
melaporkan suatu peristiwa.

Proses Pengolahan Berita

Berita di media massa sebelum dipublikasikan akan melalui beberapa fase
pemrosesan berita. Dengan menggunakan, memahami konsep gatekeeper kita
dapat memahami bagaimana cara kerja komunikasi massa. Seorang gatekeeper
(Moss dan Tubs, 1996) adalah orang yang memilih, mengubah dan menolak pesan
dapat mempengaruhi aliran informasi kepada seseorang atau sekelompok
penerima.
Menurut White (McQuail, 1993) dalam sebuah studi tentang editor berita
telegram pada sebuah surat kabar Amerika, yang dalam pekerjaan memilih berita
dianggap sebagai kegiatan gatekeeper. Model tersebut dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.
N1
N2

N

N3

N2’

N5

N4’

M

N3
N4
N1
N5
Gambar 1. Model Gatekeeper dalam Proses Pengolahan Berita
Keterangan
N

= Sumber Berita

N1; N2; …Nx = Berita yg diperoleh wartawan
N1; N5; N3

= Berita yg tidak terseleksi

N2’; N4’

= Berita yg dipublikasikan

M

= Massa
Menurut Bitner (dalam Moss dan Tubs, 1996), keputusan gatekeeper

mengenai informasi mana yang harus dipilih dan ditolak dipengaruhi oleh banyak
variabel antara lain: ekonomi, pembatasan legal, batas waktu (deadline), etika,
kompetisi, nilai berita, dan reaksi terhadap umpan balik.

Hal-hal tersebut merupakan sebagian dari pertimbangan-pertimbangan
yang menentukan berita-berita yang akan dibuang dan berita mana yang akan
dipilih, disunting da n dipublikasikan kepada khalayak sasaran media massa.

Berita Konflik
Gil (1993) mengemukakan pengertian berita sebagai laporan tentang
sesuatu yang menarik perhatian orang. Pihak yang menentukan apa yang menarik
perhatian pembaca adalah tim redaksi berita.
Konflik menurut Fisher (2001) adalah hubungan antara dua pihak atau
lebih (individu atau kelompok), yang memiliki atau merasa memiliki, sasaransasaran yang tidak sejalan.
Dari kedua pengertian diatas yang dimaksud dengan berita konflik dalam
penelitia n ini adalah laporan tentang fakta, peristiwa mengenai dua pihak atau
lebih, baik individu ataupun kelompok

yang tidak sejalan atau saling

bertentangan yang terpilih oleh staf redaksi untuk disiarkan karena dapat menarik
perhatian khalayak. Berita konflik dalam konteks penelitian ini adalah peristiwa
konflik yang terjadi di daerah Ambon.
Konflik berubah setiap saat, melalui berbagai fase aktivitas, intensitas,
ketegangan, dan kekerasan yang berbeda. Fase-fase konflik terdiri dari (Fisher,
2001). Pertama, prakonflik; merupakan periode dimana terdapat ketidaksesuaian
sasaran diantara dua pihak atau lebih sehingga timbul konflik. Dua, konfrontasi;
pada fase ini konflik menjadi semakin terbuka. Hubungan di antara kedua pihak
menjadi sangat tegang, mengarah pada polarisasi di antara para pendukung di
masing-masing pihak. Tiga, krisis; ini merupakan puncak krisis, ketika
ketegangan dan/atau kekerasan terjadi paling hebat. Komunikasi normal di antara
kedua pihak kemungkinan putus. Peryataan-pernyataan umum cenderung
menuduh dan menentang pihak-pihak lainnya. Empat, akibat; pada fase ini,
tingkat ketegangan, konfrontasi dan kekerasan pada fase ini agak menurun,
dengan

kemungkinan

adanya

penyelesaian.

Lima,

pascakonflik;

situasi

diselesaikan dengan cara mengakhiri be rbagai konfrontasi kekerasan, ketegangan

berkurang dan hubungan mengarah ke lebih normal di antara kedua pihak. Namun
jika isu-isu dan masalah-masalah penyebab pertentangan antara dua pihak tidak
diatasi dengan baik, fase ini sering kembali lagi menjadi situasi prakonflik.
Sesuai dengan pendapat Fisher, hasil penelitian Eriyanto (2003) membagi
konflik ambon pada lima fase. Fase pertama dimulai tanggal 19 Januari 1999.
Konflik ini dimulai dari perkelahian antar warga pemuda kampung Batumerah
dengan Mardika. Konflik ini menjalar dan membesar antara warga beda agama
semakin tajam dengan pembakaran gereja dan masjid. Konflik ini baru menurun
dibulan April.
Fase kedua berlangsung dari akhir Juli hingga Desember 1999 diawali
dengan kejadian di perumahan Poka, ta nggal 24 Juli 1999. Sejak konflik kedua
ini terjadi segregasi yang tegas. Penduduk yang beragama Islam pindah ke desa
Islam, demikian juga penduduk beragama kristen pindah ke desa kristen.
Fase ketiga dimulai dari Januari hingga akhir Juni 2000. Empat Bulan di
awal Fase ini kota Ambon (Januari sampai April) situasi kota Ambon relatif
tenang. Bulan Mei 1999 Ambon yang sebelumnya aman kembali tegang dan
menghangat. Dalam konflik fase ketiga ini konflik bukan lagi berlangsung secara
sporadis, tetapi sudah terencana. Pada fase ini kelompok Islam dibantu oleh laskar
Jihad dari Jawa, sedangkan pemuda kristen mengorganisasikan diri dalam laskar
kristus dan kelompok Coker.
Fase ke empat dimulai dari 27 Juni 2000 hingga 10 Februari 2002. Fase ini
dimulai dari diberlakukannya darurat sipil di Maluku dan berakhir akhir 10
Februari 2002 saat akan terjadinya perjanjian malino.
Fase Kelima dimulai dari ditanda tanganinya perjanjian Malino, 12
Februari 2002 hingga 28 April 2002. Dalam fase kelima konflik, di kalangan
masyarakat Ambon sudah mulai timbul saling pengertian. Musuh mereka bukan
orang atau kelompok berbeda agama, tetapi orang atau kelompok yang ingin
mengacaukan Ambon. fase ini ditandai dengan peristiwa pembubaran dan
penarikan Laskar Jihad dari Ambon.

Objektifitas Berita
Objektifitas berasal dari kata objek menurut KBBI adalah mengenai
keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi.
Sedangkan menurut Assegaf (1983), objektifitas (objectivity ) adalah menceritakan
keadaan yang sebenar-benarnya dan bagaimana kejadian yang akan dituliskan itu
berlangsung
Objektifitas berita menurut Djuroto (2000), artinya penulis berita hanya
menyiarkan berita apa adanya. Jika materi berita itu berasal dari dua pihak yang
berlawanan, harus dijaga keseimbangan informasi dari kedua belah pihak yang
berlawanan. Penulis berita tidak memberi kesimpulan atas dasar pendapatnya
sendiri. Dalam menulis berita, penulis berita harus membedakan antara fakta,
interpretasi, dan opini.
Menurut Merril (1984) objektifitas berita dapat dicapai dengan tiga cara.
Pertama pemisahan fakta dari pendapat. Kedua, menyajikan pandangan terhadap
berita tanpa disetrtai dimensi emosional. Ketiga, memberikan kesempatan kepada
seluruh pihak untuk menjawab dengan cara memberikan banyak informasi pada
masyarakat
Dua komponen objektifitas yang harus dipertimbangan seperti dirumuskan
Westerstahl (Mc Quail, 1989) mencakup faktor faktualitas dan faktor
impartialitas. Faktualitas dikaitkan dengan bentuk penyajian laporan tentang
peristiwa atau pernyataan yang dapat dicek akurasinya pada sumber dan disajikan
tanpa komentar. Impartialitas dihubungan dengan sikap netral wartawan
(reporter), suatu sikap yang menjauhkan penilaian pribadi (personal) dan subjektif
demi pencapaian sasaran yang diinginkan.

Faktualitas
Kefaktualan berita ditentukan oleh beberap kriteria akurasi antara lain
keutuhan laporan, ketepatan yang ditopang oleh pertimbangan independen, dan
tidak adanya keinginan untuk menyalaharahkan atau menekan. (McQuail; 1989)

Pers juga dit untut melakukan pemberitaan yang akurat yang tidak boleh
berbohong, menyatakan fakta sebagai fakta dan pendapat sebagai pendapat
(Siebert et al. , 1986)
Seorang pembuat berita harus menjaga objektifitas dalam pemberitaannya.
Artinya penulis berita hanya me nyiarkan berita apa adanya. Penulis berita tidak
memberi kesimpulan atas dasar pendapatnya sendiri. Dalam menulis berita,
penulis harus membedakan antara fakta, interpretasi dan opini (Djuroto; 2000)

Impartialitas
Menurut Sudibyo (2001) Impartialitas adalah sikap netral dalam penyajian
dan seimbang dalam penyajian fakta antara yang pro dan kontra. Keseimbangan
juga berkaitan dengan pemberian waktu, ruang, dan penekanan yang proporsional
oleh media
Salah satu syarat objektifitas berita yang lebih populer dikenal dengan
istilah pemberitaan dua sisi (cover both story), dimana pers menyajikan semua
pihak yang terlibat (Siebert et al., 1986)
Menurut Djuroto (2000) jika materi berita itu berasal dari dua pihak yang
berlawanan, harus dijaga keseimbangan informasi dari kedua belah pihak yang
berlawanan tersebut.

KERANGKA PEMIKIRAN
Tugas wartawan adalah mencari, mengumpulkan dan mengolah informasi
menjadi berita mengharuskan wartawan untuk selalu mencari sumber-sumber
berita. Namun tidak semua berita yang berhasil diperoleh wartawan dapat
disiarkan melalui media massa, tetapi harus melalui proses seleksi (gatekeeper)
dari redaksi media massa yang bersangkutan
Dalam menyusun berita wartawan dibekali dengan tuntunan jurnalisme
(Sudibyo, 2001) yaitu, tunt unan teknis, tuntunan idealisme dan tuntunan
pragmatisme. Tuntunan teknis menyangkut kelengkapan berita yang terangkum
dalam rumusan 5W + 1H. Tuntunan idealisme menuntut pers untuk bersikap
objektif dalam memperjuangkan akurasi. Tuntunan pragmatisme terkait dengan
dinamika internal dan eksternal media. Motif ekonomi, politik, ideologis, dan
lainnya akan mempengaruhi dalam proses proses pembuatan berita.
Media massa tidak mungkin menyajikan seluruh

Dokumen yang terkait

Kebijakan redaksional surat kabar Republika dalam penulisan berita pada rubrik Internasional

35 161 56

Analisis isi informasi pembangunan perikanan dan kelautan pada surat kabar kompas dau republika

0 9 161

ANALISIS BINGKAI BERITA KONTROVERSI IRSHAD MANJI INDONESIA PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN REPUBLIKA

0 3 121

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN FILM INNOCENCE OF MUSLIMS PADA SURAT KABAR HARIAN REPUBLIKA DAN KOMPAS

0 3 234

PENDAHULUAN PEMBERITAAN KONFLIK ROHINGYA PADA SURAT KABAR REPUBLIKA (Analisis Isi Kuantitatif tentang Konflik Rohingya ditinjau dari Objektivitas Berita pada Surat Kabar Republika Periode 11 Juni – 28 November 2012).

0 6 29

PEMBERITAAN KONFLIK ROHINGYA PADA SURAT KABAR REPUBLIKA PEMBERITAAN KONFLIK ROHINGYA PADA SURAT KABAR REPUBLIKA (Analisis Isi Kuantitatif tentang Konflik Rohingya ditinjau dari Objektivitas Berita pada Surat Kabar Republika Periode 11 Juni – 28 Novembe

2 13 17

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN PEMBERITAAN KONFLIK ROHINGYA PADA SURAT KABAR REPUBLIKA (Analisis Isi Kuantitatif tentang Konflik Rohingya ditinjau dari Objektivitas Berita pada Surat Kabar Republika Periode 11 Juni – 28 November 2012).

0 6 12

KESIMPULAN DAN SARAN PEMBERITAAN KONFLIK ROHINGYA PADA SURAT KABAR REPUBLIKA (Analisis Isi Kuantitatif tentang Konflik Rohingya ditinjau dari Objektivitas Berita pada Surat Kabar Republika Periode 11 Juni – 28 November 2012).

0 3 53

PEMBINGKAIAN KOMPAS DAN REPUBLIKA DALAM MENYAJIKAN BERITA KONFLIK MUSLIM ROHINGYA - MYANMAR (Analisis Framing Pada Pemberitaan Konflik Muslim Rohingya - Myanmar di Harian Surat Kabar Kompas dan Republika Edisi Bulan Mei 2015).

0 3 10

OBJEKTIVITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN GUBERNUR DKI JAKARTA 2017 DI SURAT KABAR KOMPAS SKRIPSI

0 0 19