9
hendak diukur dalam suatu penelitian. Validitas isi dari suatu alat ukur mewakili semua aspek yang hendak diteliti dan diungkap Azwar, 2012. Pengujian daya beda aitem skala teknik
koefisian korelasi yang digunakan ialah korelasi product moment yaitu mengkorelasikan antara skor yang diperoleh dari masing-masing aitem dengan skor total.
Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat sejauhmana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hal ini ditunjukkan oleh taraf keajegan konsisten skor yang
diperoleh oleh para subjek yang diukur denga alat yang sama, atau diukur dengan alat yang setara pada kondisi yang berbeda Suryabrata, 2007. Uji reliabilitas ini menggunakan Alpha
Cronbach yang diolah menggunakan program aplikasi SPSS Statistical Program for Social Science 15.0 for windows.
Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan yaitu menggunakan teknik Analisis Product Moment dari Carl Pearson dengan bantuan SPSS
Statistical Program for Social Science 15.0 for windows
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan teknik analisis product moment dari Carl Pearson menggunakan bantuan SPSS Statistical Program for Social Science 15.0 for windows
diperoleh hasil koefisien korelasi r
xy
= 0,846 dengan sig. = 0,000; p 0,01. Hasil ini menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara variabel efikasi diri dengan
intensi berwirausaha. Artinya semakin tinggi efikasi diri maka semakin kuat intensi berwirausaha, sebaliknya semakin rendah efikasi diri maka semakin rendah pula intensi
berwirausaha, hal tersebut juga menunjukkan bahwa variabel efikasi diri sebagai predikor untuk memprediksi intensi berwirausaha.
Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Indarti dan Rostiani 2008, bahwa ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi intensi berwirausaha pada mahasiswa, salah
satunya adalah efikasi diri. Menurut Indarti dan Rostiani 2008 efikasi diri seseorang terhadap karir yang akan ditempuhnya menggambarkan proses pemilihan dan penyesuaian diri terhadap
pilihan karirnya tersebut. Efikasi diri merupakan keyakinan dan kepercayaan yang ada dalam diri seseorang akan kemampuan yang dimiliki untuk melakukan sesuatu sehingga dapat
membentuk suatu perilaku tertentu yang sesuai dengan harapan yang diinginkan. Hal ini berarti apabila seorang mahasiswa memiliki efikasi diri dalam mewujudkan niat berwirausahanya,
maka mahasiswa akan sanggup melakukan sesuatu yang berkaitan dengan berwirausaha walaupun dalam menjalaninya akan menemukan kesulitan-kesulitan. Karena semakin tinggi
efikasi diri terhadap kewirausahaan maka akan semakin kuat pula intensi kewirausahaan.
10
Hal ini juga sesuai dengan pendapat Fishbein Ajzen 1975 bahwa intensi merupakan prediktor sukses dari perilaku karena ia menjembatani sikap dan perilaku. Intensi dipandang
sebagai ubahan yang paling dekat dari individu untuk melakukan perilaku, maka dengan demikian intensi dapat dipandang sebagai hal yang khusus dari keyakinan yang obyeknya
selalu individu dan atribusinya selalu perilaku. Sumbangan efektif efikasi diri terhadap intensi berwirausaha sebesar 71,6 ditunjukkan
oleh koefisien determinan r
2
sebesar 0,846. Berarti masih terdapat 28,4 variabel lain yang mempengaruhi intensi berwirausaha diluar efikasi diri. Menurut Indarti dan Rostiani 2008
faktor lain tersebut diantaranya faktor demografi meliputi gender, usia, latar belakang pendidikan, pekerjaan orang tua dan pengalaman kerja individu, faktor kepribadian meliputi
kebutuhan untuk berprestasi, dan locus of control, dan faktor lingkungan meliputi akses pada modal, informasi dan jaringan sosial. Hal ini menunjukkan bahwa efikasi diri dengan segala
aspek yang terkandung didalamnya cukup memberikan konstribusi terhadap intensi berwirausaha, meskipun intensi berwirausaha tidak hanya dipengaruhi oleh variabel tersebut.
Hasil analisis variabel efikasi diri mempunyai rerata empirik RE sebesar 135,91 dan rerata hipotetik RH sebesar 105 yang berarti efikasi diri termasuk dalam kategori tinggi.
Berdasarkan hasil kategorisasi skala efikasi diri diketahui dari 100 mahasiswa terdapat 0 0 orang yang memiliki efikasi diri sangat rendah, 0 0 orang yang memiliki efikasi diri
rendah, 9 9 orang yang tergolong sedang efikasi dirinya, 58 58 orang yang tergolong tinggi efikasi dirinya, dan 33 33 orang yang tergolong sangat tinggi efikasi dirinya.
Hal ini menunjukkan bahwa prosentase dari jumlah terbanyak berada pada posisi tinggi dan dapat diartikan bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki efikasi diri yang tergolong
tinggi. Menurut Bandura dalam Feist Feist, 2010 menjelaskan bahwa keyakinan manusia mengenai efikasi diri memengaruhi bentuk tindakan yang akan mereka pilih untuk dilakukan,
sebanyak apa usaha yang akan mereka berikan ke dalam aktivitas ini, selama apa mereka akan bertahan dalam menghadapi rintangan dan kegagalan, serta ketangguhan mereka mengikuti
adanya kemunduran. Berdasarkan pendapat tersebut jelas bahwa efikasi diri akan mempengaruhi tindakan yang akan dipilih oleh seseorang. Salah satu tindakan yang pilih
seseorang adalah untuk berkeinginan menjadi berwirausaha. Hasil dari variabel intensi berwirausaha memiliki rerata empirik RE sebesar 163,21
dan rerata hipotetik RH sebesar 127,5 yang berarti intensi berwirausaha termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil kategorisasi skala intensi berwirausaha diketahui dari 100
mahasiswa terdapat 0 0 orang yang memiliki intensi berwirausaha sangat rendah, 0 0 orang yang memiliki intensi berwirausaha rendah, 13 13 orang yang tergolong sedang
11
intensi berwirausahanya, 59 59 orang yang tergolong tinggi intensi berwirausahanya, dan 28 28 orang yang tergolong sangat tinggi intensi berwirausahanya. Ini menunjukkan bahwa
prosentase dari jumlah terbanyak berada pada posisi tinggi dan dapat diartikan bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki intensi berwirausaha yang tergolong tinggi. Berdasarkan dari
hasil analisis diatas, dapat diperkuat dengan teori Betz dan Hacket dalam Indarti Rostiani, 2008 yang menjelaskan bahwa efikasi diri akan karir seseorang adalah domain yang
menggambarkan pendapat pribadi seseorang dalam hubungannya dengan proses pemilihan dan penyesuaian karir. Dengan demikian, efikasi diri akan karir seseoarng sapat menjadi faktor
penting dalam penentuan apakah intensi berwirausaha seseorang sudah terbentuk pada tahapan awal seseorang memulai karirnya, sehingga apabila semakin tinggi tingkat efikasi diri
seseorang pada kewirausahaan di masa-masa awal seseorang dalam berkarir, maka semakin kuat intensi berwirausaha yang dimilikinya. Grilles dan Rea dalam Indarti Rostiani, 2008
membuktikan pentingnya efikasi diri dalam berproses pengambilan keputusan terkait dengan karir seseorang. Efikasi diri terbukti signifikan menjadi penentu intensi berwirausaha
Hasil penelitian ini juga menunjukkan terdapat pengaruh positif dan ada hubungan yang sangat signifikan antara efikasi diri dengan intensi berwirausaha pada mahasiswa. Hal ini
berarti bahwa variabel efikasi diri dapat dijadikan prediktor untuk memprediksi intensi berwirausaha, namun ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yaitu generalisasi dari
hasil penelitian ini terbatas pada populasi ditempat penelitian dilakukan, sehingga penerapan pada ruang lingkup yang lebih luas dengan karakteristik yang berbeda kiranya perlu dilakukan
peneliti selanjutnya dengan menggunakan atau menambah variabel-variabel yang lain.
4. PENUTUP