44
BAB III TINJAUAN LOKASI DAN
REDESAIN PENERBIT-PERCETAKAN KANISIUS
3.1. Tinjauan Wilayah Kabupaten Sleman
3.1.1. Kondisi Geografis dan Administratif
Kabupaten Sleman merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan letak geografisnya, Kabupaten Sleman berada di
antara 107˚ 15’ 03” - 100˚ 29’ 30” Bujur Timur, 7˚ 34’ 51” - 7˚ 47’ 03” Lintang Selatan. Di sebelah utara wilayah Kabupaten Sleman berbatasan dengan Kabupaten
Magelang dan Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah. Di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah. Di sebelah barat berbatasan dengan
Kabupaten Kulonprogo Provinsi Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan di sebelah selatan berbatasan dengan Kota
Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Gambar 3.1.
Peta Administratif Kabupaten Sleman Sumber:
http:www.google.com Diakses pada 15092014 pukul 16:07
45
Luas wilayah Kabupaten Sleman adalah 574, 82 km
2
atau sebesar 18 dari total keseluruhan dari wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara administratif
Kabupaten Sleman terdiri dari 17 wilayah Kecamatan, 86 Desa dan 1.212 Dusun.
Tabel 3.1. Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Sleman
No Kecamatan
Jumlah Luas Ha
Desa Dusun
1 Kecamatan Moyudan
4 65
2.762 2
Kecamatan Godean 7
77 2.684
3 Kecamatan Minggir
5 68
2.727 4
Kecamatan Gamping 5
59 2.925
5 Kecamatan Seyegan
5 67
2.663 6
Kecamatan Turi 4
54 4.309
7 Kecamatan Tempel
8 98
3.249 8
Kecamatan Sleman 6
83 3.132
9 Kecamatan Ngaglik
5 87
3.852 10 Kecamatan Mlati
5 74
2.852 11 Kecamatan Depok
3 58
3.555 12 Kecamatan Cangkringan
5 73
4.799 13 Kecamatan Pakem
5 61
4.384 14 Kecamatan Ngemplak
5 82
3.571 15 Kecamatan Kalasan
4 80
3.584 16 Kecamatan Berbah
4 58
2.299 17 Kecamatan Prambanan
6 68
4.135
Jumlah 86
1.212 57.482
Sumber : BPS Kabupaten Sleman, 2015.
3.1.2. Kondisi Ekonomi, Sosial dan Budaya
Kondisi sosial masyarakat Kabupaten Sleman dipengaruhi oleh karakteristik pertumbuhan wilayah di beberapa kecamatan. Berdasarkan pusat-pusat pertumbuhan,
wilayah Kabupaten Sleman merupakan wilayah hulu Kota Yogyakarta. Berdasarkan letak kota dan mobilitas kegiatan masyarakat dapat dibedakan fungsi kota sebagai
berikut:
1
Wilayah aglomerasi perkembangan kota dalam kawasan tertentu merupakan perkembangan kota Yogyakarta, maka kota-kota yang berbatasan dengan kota
Yogyakarta yaitu Kecamatan Depok, Gamping serta sebagian wilayah
1
Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 20 Tahun 2001 tentang Program Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman hal. 17.
46
Kecamatan Ngaglik dan Mlati merupakan wilayah Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta.
Wilayah sub urban wilayah perbatasan antar desa dan kota meliputi kota Kecamatan Godean, Sleman, dan Ngaglik terletak agak jauh dari kota
Yogyakarta dan berkembang menjadi tujuan kegiatan masyarakat di wilayah Kecamatan sekitarnya, sehingga menjadi pusat pertumbuhan.
Wilayah fungsi khusus atau wilayah penyangga buffer zone meliputi Kecamatan Tempel, Pakem dan Prambanan yang merupakan pusat
pertumbuhan bagi wilayah sekitarnya.
Pertumbuhan wilayah tersebut dipengaruhi oleh karakteristik sumber daya yang ada di masing-masing kecamatan. Berdasarkan karakteristik sumber daya yang ada,
wilayah Kabupaten Sleman terbagi menjadi 4 wilayah, yaitu:
2
Kawasan lereng Gunung Merapi, dimulai dari jalan yang menghubungkan kota Tempel, Pakem dan Cangkringan ringbelt sampai dengan puncak gunung
Merapi. Wilayah ini merupakan sumber daya air dan ekowisata yang berorientasi pada kegiatan gunung Merapi dan ekosistemnya.
Kawasan timur meliputi Kecamatan Prambanan, sebagian Kecamatan Kalasan dan Kecamatan Berbah. Wilayah ini merupakan tempat penginggalan
purbakala candi yang merupakan pusat wisata budaya dan daerah lahan kering serta sumber bahan batu putih.
Wilayah tengah yaitu wilayah aglomerasi kota Yogyakarta yang meliputi Kecamatan Mlati, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Depok dan Gamping. Wilayah
ini merupakan pusat pendidikan, perdagangan, dan jasa. Wilayah barat meliputi Kecamatan Godean, Minggir, Seyegan dan Moyudan
merupakan daerah pertanian lahan basah yang tersedia cukup air dan sumber bahan baku kegiatan industry kerajinan mending, bambu dan gerabah.
Kondisi perekonomian Kabupaten Sleman sempat mengalami naik turun pada kurun waktu 2009 sampai 2011. Setelahnya, kondisi perekonomian Kabupaten Sleman
mengalami perbaikan dan pertumbuhan. Meskipun sempat mengalami naik turun, struktur perekonomian daerah Kabupaten Sleman merupakan yang tertinggi dari
2
Idem hal 16.
47
semua kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini dikarenakan Kabupaten Sleman memiliki keragaman lapangan usaha yang dapat saling menopang. Selain itu,
Kabupaten Sleman juga memiliki letak strategis yang berperan penting dalam memacu perkembangan daerahnya. Letaknya yang bersebelahan dengan kota Yogyakarta
menjadi keuntungan tersendiri karena dengan demikian beberapa wilayah tersebut mengalami aglomerasi atau perkembangan perluasan wilayah kota. Hal yang juga
berdampak bagi pertumbuhan perekonomian Kabupaten Sleman adalah dengan keberadaan perguruan tinggi ternama. Daya tarik perguruan tinggi tersebut memacu
perkembangan beberapa sektor usaha untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa. Kondisi ini ditangkap dengan sangat baik oleh masyarakat yang kemudian berdampak bagi
pertumbuhan ekonomi mereka. Dari sisi budaya pada dasarnya Kabupaten Sleman memiliki keanekaragaman
kesenian seni, upacara adat dan tradisi budaya. Selain itu, peninggalan sejarah dan purbakala berbentuk cagar budaya juga semakin menambah kekayaan budaya
Kabupaten Sleman. Kegiatan seni di masyarakat meliputi seni tari 265 kelompok, seni music 331 kelompok, wayang 9 kelompok, sastra 5 kelompok, teater
tradisional 43 kelompok, drama tari 6 kelompok, seni rupa 32 kelompok dan seni kriya 40 kelompok. Upacara adat yang masih berkembang di masyarakat berjumlah
10 macam, sedangkan tradisi budaya yang masih berkembang berjumlah 20 macam. Peninggalan sejarah dan purbakala meliputi cagar budaya 68 situscandi, benda
cagar budaya 3 tempat penampungan, makamtempat ziarah 7 tempat, museum 7 buah, dan monument 32 buah.
3
Modernisasi memberi dampak yang cukup negatif bagi generasi muda dalam hidup membudaya. Saat ini generasi muda cenderung untuk tidak melirik kebudayaan
sebagai warisan yang perlu dijaga dan dilestarikan. Akibatnya perlahan demi perlahan kebudayaan asli atau kebudayaan tradisional, yang meliputi banyak jenis yang telah
dijabarkan sebelumnya, mulai terkikis. Sinergi antara masyarakat, pemerintah dan kaum akademis sangat dibutuhkan untuk menjaga keanekaragaman budaya bangsa
dalam rangka memperkuat kepribadian bangsa.
3
Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 1 Tahun 2002 tentang Rencana Strategis Daerah Kabupaten Sleman hal. 16.
48
3.1.3. Potensi Pengembangan Kabupaten Sleman