Pemerintah Daerah Kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi Papua

atau pemerintahan atau untuk menyelesaikan suatu persoalan. Kebijakan hukum tersebut dapat dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka mengatur urusan umum atau pemerintahan di daerah. Termasuk dalam urusan umum adalah urusan yang menyangkut kepentingan umum atau kepentingan masyarakat, dan di dalamnya dapat meliputi masyarakat adat. Ruang lingkup definisi kebijakan tetap harus meliputi tiga unsur kebijakan, yakni arah dasar atau peraturan yang diusulkan, implementasi serta evaluasinya Winarno, 2008: 18.

2. Pemerintah Daerah

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat 2 dan ayat 3 Undang- Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ditentukan bahwa yang dimaksud dengan Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dan sistem serta prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemerintahan daerah diselenggarakan oleh pemerintah daerah. Pengertian pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau walikota,dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah lihat Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No.32 Tahun 2004. Gubernur sebagai Kepala Daerah Provinsi berfungsi pula selaku wakil Pemerintah di daerah. Gubernur menjembatani dan memperpendek rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah termasuk dalam pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintah, pada strata pemerintahan Provinsi. Menurut rumusan Pasal 13 Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah Provinsi merupakan urusan dalam skala provinsi. Pasal 14 Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk KabupatenKota merupakan urusan yang berskala KabupatenKota. Dalam pelaksanaan tugas pemerintahan di daerah, antara Pemerintah Daerah dan DPRD mempunyai hubungan. Hubungan antara Pemerintah Daerah dan DPRD merupakan hubungan kerja yang kedudukannya setara dan bersifat kemitraan. Kedudukan yang setara bermakna bahwa di antara lembaga pemerintahan daerah itu memiliki kedudukan yang sama dan sejajar, artinya tidak saling membawahi. Hal ini tercermin dalam membuat kebijakan daerah berupa Peraturan Daerah. Berkaitan dengan hubungan kemitraan antara Pemerintah Daerah dan DPRD, Lubis 1993:7 berpendapat bahwa: “Pemerintah Daerah dan DPRD adalah sama-sama mitra sekerja dalam membuat kebijakan daerah untuk melaksanakan otonomi daerah, sesuai dengan fungsi masing-masing sehingga antar kedua lembaga itu membangun suatu hubungan kerja yang sifatnya saling mendukung bukan merupakan lawan, ataupun pesaing satu sama lain dalam melaksanakan fungsi masing – masing. Penyelenggara pemerintahan daerah dalam melaksanakan tugas, wewenang, kewajiban, dan tanggungjawabnya serta atas kuasa peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dapat menetapkan kebijakan daerah yang dirumuskan antara lain dalam peraturan daerah, peraturan kepala daerah, dan ketentuan daerah lainnya. Kebijakan daerah dimaksud tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan kepentingan umum serta peraturan daerah lain”.

3. Provinsi Papua

Dokumen yang terkait

KEWENANGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DALAM PERLINDUNGAN PREVENTIF HAK-HAK MASYARAKAT ASLI PAPUA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA.

0 3 20

PENDAHULUAN IMPLEMENTASI KEWENANGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DALAM PERLINDUNGAN PREVENTIF HAK-HAK MASYARAKAT ASLI PAPUA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA.

0 4 38

TINJAUAN PUSTAKA IMPLEMENTASI KEWENANGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DALAM PERLINDUNGAN PREVENTIF HAK-HAK MASYARAKAT ASLI PAPUA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA.

0 7 7

PENUTUP IMPLEMENTASI KEWENANGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA DALAM PERLINDUNGAN PREVENTIF HAK-HAK MASYARAKAT ASLI PAPUA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA.

0 2 7

TESIS KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI PAPUA TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ULAYAT MASYARAKAT HUKUM ADAT BERDASARKAN OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA.

0 4 14

PENDAHULUAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI PAPUA TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ULAYAT MASYARAKAT HUKUM ADAT BERDASARKAN OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA.

0 2 20

KESIMPULAN DAN SARAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI PAPUA TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ULAYAT MASYARAKAT HUKUM ADAT BERDASARKAN OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA.

0 4 7

TINJAUAN PUSTAKA PERAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA TERHADAP KEBIJAKAN INVESTASI DALAM RANGKA OTONOMI KHUSUS.

0 2 33

TINJAUAN PUSTAKA PEMBAGIAN WEWENANG ANTARA PEMERINTAH PROVINSI DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA BERDASARKAN OTONOMI KHUSUS PAPUA.

0 2 40

Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua diber

0 0 14