Peningkatan penguasaan kosakata dengan media kamus pada siswa kelas IV MI Perguruan Islam Nur Kasyaf (PINK) 03 Tambun Selatan Bekasi

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN MEDIA KAMUS
PADA SISWA KELAS IV MI PERGURUAN ISLAM NUR KASYAF (PINK) 03
TAMBUN SELATAN BEKASI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd. I)

Disusun oleh
FAJAR INDRIAWATI
NIM

1812018300102

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016

ABSTRAK
Fajar Indriawati, NIM 1812018300102, Peningkatan Penguasaan Kosakata

Dengan Media Kamus Pada Siswa Kelas IV MI Perguruan Islam Nur
Kasyaf (PINK) 03 Tambun Selatan, Bekasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang
pemanfaatan media kamus dalam meningkatkan penguasaan kosakata dengan
menggunakan teknik membaca memindai dan strategi bermain scrabble dalam
aktivitas membuka kamus. Jumlah siswa yang dijadikan subyek penelitian 35
siswa madrasah ibtidaiyah.
Penelitian ini berlatar belakang dengan rendahnya minat siswa dalam
membaca sehingga mempengaruhi kosakata dan hasil belajar siswa , selain itu
siswa juga memiliki rasa percaya diri yang rendah sehingga malu dalam
mengutarakan pendapat atau melaporkan hasil karyanya di depan kelas. Selain itu
guru pun menyampaikan materi pembelajaran tidak variatif hanya sebatas diskusi
dan ceramah sehingga pembelajaran terkesan membosankan bagi siswa.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan masing- masing
siklus terdiri dari perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting),
pengamatan (observing) dan refleksi (Reflecting). Setiap siklus dilaksanakan dua
kali pertemuan. Adapun teknik pengumpulan data melalui wawancara,
pengamatan dan test.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terlihat pada

persentase ketuntasan pada hasil tes siswa. Pada tes awal, nilai rata-rata siswa
hanya sebesar 20% dari jumlah siswa yang mencapai KKM, kemudian pada siklus
pertama nilai rata-rata siswa sebesar 57% dari jumlah siswa yang mencapai nilai
KKM. Terlihat adanya peningkatan sebesar 37%. Pada siklus kedua nilai rata-rata
siswa sebesar 85%, peningkatan terlihat sebesar 28%. Selain meningkatkan
penguasaan kosakata dalam keterampilan membaca, penggunaan media kamus
dapat meningkatkan kegiatan aktivitas siswa pada kerja kelompok, terlihat pada
siklus pertama persentase hasil observasi kegiatan siswa sebesar 71,25% dan pada
siklus kedua persentase hasil observasi kegiatan siswa sebesar 86,66% dengan
demikian aktivitas siswa dalam kelompok mengalami peningkatan sebesar
15,41%.

Kata Kunci: Kosakata, Media Kamus

vi

ABSTRACT
Fajar Indriawati, NIM 1812018300102, Mastery of Vocabulary Using Media
Dictionary In Class IV of MI Perguruan Islam Nur Kasyaf (PINK)
03 South Tambun, Bekasi.


This study aimed to get an overview of the use of media in increasing
vocabulary dictionary with reading scanning techniques and strategies to play
scrabble in the activity open dictionary. The research involve student of class IV
of MI PINK 03, with 35 students as subject.
This research background with the low interest of students in reading
and affect to student learning outcomes and mastery of vocabulary, than did
students also have the low confidence for expressing their opinions or reporting
their task in front of the class. In addition, teachers also not expressed varied
learning materials, only discussions and lectures that seem boring for students
learning.
The research used a classroom action research method. It was done in
two cycles and each cycle consiste of four phases such us : planning,
implemetation, observation and reflection. Each cycle consisted of two meeting.
The data of the research were gathered thourgh interview, observation and test
Based on the results of this study concluded that looks at the percentage
of students' mastery on the test results. In preliminary tests, the average value of
students is only 20% of the number of students who reach target contains with
(The minimum of criteria compliment) KKM, then on the first cycle students'
average score was 57% of the number of students who reach the KKM. Saw an

increase of 37%. In the second cycle students' average score of 85%, an increase
of 28% visible. In addition to improving vocabulary skills in reading, scrabble
media use could increase the activity of students in group work, seen in the first
cycle of the percentage of the observation of the student activities amounted to
71.25% and in the second cycle the percentage of the observation of the student
activities thus amounted to 86.66% activity of students in the group increased by
15.41%.

Keywords: Vocabulary, Media Dictionary

vii

KATA PENGANTAR

‫بسم ه الرحمن الرحيم‬
Tiada kata yang pantas selain mengucapkan beribu-ribu puji syukur
panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga seluruh
proses penelitian sampai penulisan skripsi perkuliahan S1 ini dapat terselesaikan
dengan tepat waktu.
Penelitian ini dapat terlaksana berkat dukungan banyak pihak, di antaranya

keluarga, stake holder MI.PINK.03, rekan-rekan kuliah, serta bantuan dan kerja
sama dari berbagai pihak yang telah membantu kelancaran penelitian ini. Skripsi
ini berjudul “Peningkatan Penguasaan Kosakata Dengan Media Scrabble dalam
Keterampilan Membaca Pada Siswa Kelas IV MI Perguruan Islam Nur Kasyaf
(PINK) 03 Tambun Selatan, Bekasi”. Penulis menyadari bahwa penyusunan
skripsi ini tidak terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan dan motivasi dari
berbagai pihak terkait. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada
kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya. MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Khalimi,M.Ag.,Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dindin Ridwanudin,M.Pd., Dosen Pengelola dan Pembimbing mahasiswa
Program Dual Mode System yang telah banyak memberikan arahan,
bimbingan dan motivasi selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi
ini.
4. Dra. Mahmudah Fitriyah,M.Pd., Dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak meluangkan waktu serta memberikan arahan bimbingan dan
motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membimbing dan membina kami selama
belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.

viii

6. Teruntuk orang tuaku tercinta Bapak-Ibu Ku, Sumanto dan Heri Sri
Sulistyowati, yang selalu mendoakanku, menyemangatiku, menguatkanku
dalam menyelesaikan karya ini.
7. Teruntuk Adik-adikku tersayang Alma Oktafiani dan Ahmad Alhafiz
yang selalu memberikan motivasi, perhatiannya dan terima kasih atas
Scrabble terbaiknya.
8. Bapak Kepala Sekolah Yayasan PINK 03 H. Muadji Haromain,S.Pd.I
9. Rekan kerja sekaligus keluarga keduaku:Guru dan Staff MI PINK 03
Terima kasih atas dukungan, doa dan motivasinya.
10. Seluruh murid-murid MI PINK 03 yang telah membantu dalam
pelaksanaan penelitian dengan selalu memberikan senyuman dan
semangat setiap harinya: “Terima kasih nak!”
11. Teman-temanku seperjuangan sekaligus Keluarga ketigaku di kelas B
PGMI angkatan 2012 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas kenangan
indahnya selama 3 tahun lebih ini. Senang bisa mengenal kalian semua
dan tetap semangat “Hwaiting!”
12. “Team Skripsweet” (Bu Nina, Bu Desi, Bu Eka, Bu Kiki, Bu Shoha dan
Bu Novi) Terima kasih selalu memberikan ide, saran, masukan, dukungan
dan motivasi.
13. Dan terima kasih untuk para asatidz dan ustadzaat serta teman-teman
alumni Pondok Modern Darussalam Gontor Putri “VIX D’PATTERN”
Terima kasih atas doa dan dukungannya
14. Serta sahabat-sahabatku semua yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Terima kasih banyak atas bantuan, dukungan, dan motivasinya.

Jakarta,19 Februari 2016
Penulis

Fajar Indriawati
NIM 1812018300102

ix


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .............................................. i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ............................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .............................................................. iv
UJI REFERENSI ........................................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xiii
DAFTAR GRAFIK ...................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................................xiiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ................................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 5
C. Fokus dan Pembatasan Masalah ...................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN INTERVENSI
TINDAKAN
A. Kajian Teoretik
1. Penguasaan Kosakata ............................................................................... 7
a. Pengertian Kosakata ............................................................................ 7
b. Pemerolehan Kosakata......................................................................... 8
c. Faktor dalam pemerolehan Kosakata................................................... 9
2. Media Kamus .......................................................................................... 10
a. Pengertian Media ................................................................................ 11
b. Kegunaan media ................................................................................. 11
c. Fungsi Media Pembelajaran Bahasa Indonesia .................................. 12
d. Pemilihan Media ................................................................................ 13

x

e. Pengertian Kamus ............................................................................... 14
f. Fungsi Kamus ..................................................................................... 16
g. Jenis- jenis Kamus .............................................................................. 17
B. Penelitian Relevan .......................................................................................... 18
C. Kerangka Berfikir ........................................................................................... 20

D. Hipotesis Tindakan ......................................................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ..................................................................... 22
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian .................................... 22
C. Subyek Penelitian ........................................................................................... 25
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam penelitian .................................................... 25
E. Tahap Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 27
F. Data dan Sumber Data .................................................................................... 28
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 28
H. Instrumen-instrumen Penelitian...................................................................... 29
I. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Studi ........................................................ 29
J. Teknik Analisis Data dan Interpretasi hasil Analisis...................................... 30
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan .......................................................... 32

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan
1. Penelitian Pendahuluan ........................................................................... 33
2. Tindakan Pembelajaran Siklus I.............................................................. 35
3. Tindakan Pembelajaran Siklus II ............................................................ 50

B. Analisis Data
1. Data hasil Tes dari Setiap Akhir siklus ................................................... 58
2. Hasil Wawancara .................................................................................... 60
C. Pembahasan Temuan ..................................................................................... 61

xi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan................................................................................................... 63
B. Saran ............................................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 64
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Skema Kerangka Berfikir ....................................................................... 27
Gambar 3.1 : Desain Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Taggart ............ 24
Gambar 4.1 : Foto Aktivitas Guru ................................................................................ 38
Gambar 4.2 : Foto Aktivitas Siswa dalam Mencari Kosakata ...................................... 39
Gambar 4.3 : Foto Aktivitas Siswa dalam Mencari Kosakata ...................................... 40
Gambar 4.4 : Foto Aktivitas Siswa dalam Mempresentasikan Hasil Kerja ................. 42
Gambar 4.5 : Media Kamus dan Scrabble .................................................................... 43
Gambar 4.6 : Foto Aktivitas Siswa dalam Penggunaan Scrabble ................................ 43
Gambar 4.7 : Foto Aktivitas Siswa dalam Penggunaan Scrabble ................................ 43
Gambar 4.8 : Foto Aktivitas Siswa dalam Mencari Kosakata ...................................... 43

xiii

DAFTAR GRAFIK

Gambar 4.1 : Grafik Hasil Tes Siklus I ....................................................................... 48
Gambar 4.2 : Grafik Hasil Tes Siklus II ...................................................................... 57
Gambar 4.3 : Grafik Tingkat Penguasaan Kosakata dalam Permainan Scrabble........ 59
Gambar 4.4 : Grafik Persentase Ketuntasan Belajar siswa.......................................... 59

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Rancangan Pelaksanaan Tindakan penelitian ........................................... 29
Tabel 3.2 : Kriteria Penilaian Rubrik .......................................................................... 37
Tabel 3.3 : Rumus Persentase Skor ............................................................................ 37
Tabel 4.1 : Hasil Tes Awal Siswa ............................................................................... 34
Tabel 4.2 : Hsil Observasi Aktifitas Kegiatan Guru Siklus I ..................................... 45
Tabel 4.3 : Hasil Observasi Aktivitas Kegiatan Kelompok Siswa Siklus I ................ 46
Tabel 4.4 : Hasil Tes Siklus I...................................................................................... 47
Tabel 4.5 : Refleksi Kegiatan Tindakan Siklus I ........................................................ 48
Tabel 4.6 : Hasil Observasi Aktivitas Kegiatan Guru Siklus II .................................. 54
Tabel 4.7 : Hasil Observasi Aktifitas Kegiatan Kelompok Siswa Siklus II ............... 55
Tabel 4.8 : Hasil Tes Siklus II .................................................................................... 56
Tabel 4.9 : Rekapitulasi Tingkat Penguasaan Kosakata Dari Setiap Siklus ............... 58
Tabel 4.10 : Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Guru ........................................... 60
Tabel 4.11 : Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Siswa Dalam Kelompok ............ 60

xv

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan membelajarkan siswa.
Proses membelajarkan siswa dari siswa yang tidak tahu menjadi tahu, dari siswa
tidak bisa menjadi bisa. Proses pembelajaran itu merupakan rangkaian kegiatan
yang melibatkan empat komponen utama. yaitu murid, “guru”, lingkungan belajar
(media)

dan materi pelajaran. Keempat komponen ini mempengaruhi murid

dalam mencapai tujuan belajarnya.
Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang membelajarkan siswa
untuk berkomunikasi dengan baik dan benar. Komunikasi ini dapat dilakukan baik
secara lisan maupun tulisan, maka bahasa Indonesia menjadi salah satu mata
pelajaran yang harus diajarkan di sekolah dasar. Sesuai dengan kenyataan yang
terjadi pada saat ini, mata pelajaran bahasa Indonesia sering diremehkan oleh
sebagian besar siswa, bahkan dianggap sebagai mata pelajaran

yang

membosankan, siswa merasa bahasa Indonesia adalah bahasa yang selalu
digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan dianggap terlalu mudah. Namun
hakikatnya sebagian banyak siswa masih belum memahami betul akan kaidahkaidah dalam pembelajaran bahasa indonesia dari segi penulisan, cara berbicara
dan lain-lain.
Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan yang
meliputi: menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Salah satu keterampilan
berbahasa tersebut tidak bisa berdiri sendiri dan saling berkaitan satu sama lain,
oleh karena itu empat keterampilan berbahasa tidak bisa dipisahkan.
Dari semua keterampilan yang ada hal yang paling mendasar dan berkaitan
dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah pengetahuan kosakata. Kosakata
merupakan unsur bahasa yang harus dikuasai oleh pembelajar untuk dapat
memperoleh kemahiran dalam berkomunikasi dengan bahasa tersebut. Namun
demikian kosakata merupakan bagian yang pokok dalam mempelajari bahasa,
karena hakikat bahasa adalah sekumpulan kosakata. Menurut Tarigan kualitas

1

2

keterampilan seseorang bergantung kepada kualitas dan kuantitas kosakata yang
dimilikinya1. Jadi seorang yang pandai dalam berkomunikasi dilihat dari
kemahirannya dalam perbendaharaan kosakatanya.
Dalam pengamatan penulis di sekolah MI PINK 03 kelas IV pembelajaran
bahasa Indonesia siswa mengalami kurangnya minat baca siswa, pada umumnya
membaca kurang disenangi siswa, lebih-lebih, jika topiknya tidak menarik minat
siswa. Hal ini terlihat pada saat siswa mengerjakan ulangan. Mereka cenderung
mengerjakan soal-soal yang lain terlebih dahulu ketimbang soal-soal mengenai
pemahaman isi wacana sebab ada banyak siswa yang tidak memiliki penguasaan
kosakata yang cukup untuk memahami isi wacana tersebut dan ada sebagian siswa
malas untuk membaca wacananya sehingga siswa mendapatkan nilai yang kurang
memuaskan. Hasil nilai rata-rata kelas pada pelajaran bahasa Indonesia siswa
kelas IV D sebelum melakukan penelitian sebesar 5,25. Selain itu dalam proses
pembelajaran terlihat juga siswa sulit dalam menuangkan idenya dalam menulis
karangan jadi pada saat penulisan siswa seringkali menggunakan kata non baku,
ataupun menuliskan kata gabung secara berulang kali dan sebagian siswa masih
bingung perbedaan antara sinonim, antonim, dan akronim.
Dalam buku “The Book of Learning and Forgetting” yang dikembangkan
oleh Frank Smith dimaparkan :
“Where he posist that children’s vocabulary expands at a terific rate during their
school years, quite aside from(or despite) the vocabulary and spelling lists their
teachers impose on them. His research shows that children are likely to add up to
twenty five new words per day (few or none from their teachers’ vocabulary lists)
during their late elementary school years, as a result of their natural interaction
with society and culture; higher levels of word growth occur for children who
engage in independent reading.”2
Pada penelitiannya diduga kecepatan kosakata anak akan didapatkan pada
saat duduk dalam bangku sekolah meskipun pembelajarannya dalam kosakata dan
pengucapannya harus dipaksakan oleh gurunya. Namun dalam penelitiannya
terlihat bahwa anak akan mendapatkan 25 kata per-harinya, baik yang didapatkan
saat pembelajaran, dari interaksi sosialnya atau membaca buku sendiri. Bisa
disimpulkan seorang anak akan mendapatkan kosakata baru dari hasil ia
1
2

Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kosakata, (Angkasa: Bandung , 2015), h.2
Fried Robert, The game of school, ( Jossey Bass: USA, 2005),h.65

3

bersosialisasi dengan temannya di sekolah dan mendapatkannya dari apa yang ia
pelajari atau ia baca di buku. Dengan cara membaca dan berkomunikasi dengan
temannya, siswa akan mendapatkan kata-kata yang baru sebagai perbendaharaan
kosakata yang dimiliki. Pada kenyataannya siswa kelas IV MI PINK 03 sangat
kurang dalam minat membaca, sehingga berpengaruh pada perbendaharaan
kosakata dan pada hasil belajar siswa.
Selain pengamatan dari aspek kognitif siswa, penulis pun mengamati dari
aspek afektif siswa karena penulis berharap selain siswa dapat memahami materi
yang diajarkan oleh guru, siswa dapat menerapkan apa yang telah mereka
dapatkan dari pembelajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Dari sebagian siswa
masih belum memiliki rasa percaya diri untuk mengemukakan pendapat mereka
dan membacakan hasil karya mereka di hadapan teman-teman sekelasnya.
Selain permasalahan dari siswa, adapun kemampuan mengajar guru pun
kurang dalam memenuhi tuntutan siswa, sistem mengajar guru sering kali kurang
inovasi dalam menggunakan strategi dan metode yang digunakan untuk
membantu dan mempermudah siswa dalam pembelajaran, sehingga guru
cenderung monoton dalam mengajar. Guru hanya mengajar dengan metode
ceramah dan diskusi, sehingga siswa merasa bosan.
Melihat kesulitan yang dialami oleh siswa kelas IV MI PINK 03 serta
permasalahan yang lain, oleh karena itu, penulis mencoba untuk memilih
penelitian bahasa Indonesia khususnya dalam penguasaan kosakata. Serta penulis
pun menggunakan metode permainan dengan tujuan untuk memberikan stimulus
siswa dari segi aspek afektifnya untuk mempunyai rasa percaya diri serta bisa
bersosialisasi dan bekerja sama dengan teman sekelasnya.
Seperti kita ketahui bahwa anak usia SD adalah masa di mana anak-anak
masih menyukai permainan dan di situlah tugas seorang guru untuk mencari
strategi yang tepat dalam menarik perhatian dan rasa antusias siswa untuk belajar.
Oleh karena itu metode permainan adalah salah satu solusi yang digunakan
penulis untuk melakukan penelitian, penulis mengutip pernyataan dari Chris
dalam buku Fried Robert yang memaparkan:

4

“Basically, the game of school is con game that you play against the
education system-everything a students does to do well in school while doing as
little work as possible.3
Secara umum metode permainan adalah salah satu gabungan permainan
yang menghubungkan imajinasi siswa dengan sistem pembelajaran di kelas.
melakukan kegiatan seperti mengerjakan tugas atau mendengar penjelasan materi
dari guru. Dengan metode permainan, pembelajaran dapat di aplikasikan secara
singkat dan detail di kelas. Sehingga siswa semakin tinggi keinginannya dalam
mempelajari materi tersebut.
Peranan media pun tidak kalah pentingnya dengan metode pembelajaran di
mana hubungan antara pemahaman guru dan siswa akan berjalan lancar dengan
hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu atau yang sering disebut
media.
Oleh karena itu, penulis memilih salah satu media dalam menunjang
penelitian ini dengan menggunakan media kamus dan akan dikolaborasikan
dengan metode permainan scrabble. Penulis memilih media kamus dalam
penelitian ini karena penulis merasa media kamus adalah salah satu media yang
yang dapat menunjang siswa dalam mendapatkan kosakata baru.
Harapan peneliti, dengan memanfaatkan media kamus siswa diharapkan
dapat menumbuhkan minatnya dalam membaca, terutama dalam menemukan
informasi baru dan makna baru dalam sebuah buku.

B. Identifikasi Masalah
1. Kurangnya siswa dalam penguasaan kosakata
2. Siswa belum bisa menemukan informasi dalam wacana yang mereka
baca.
3. Siswa kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat dan hasil
karyanya di depan kelas.
4. Rendahnya minat siswa dalam membaca
5. Kurangnya penggunaan media oleh guru dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia
3

Ibid ,h.23-24

5

6. Kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan strategi dan metode
yang sesuai dengan materi

C. Fokus dan Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah dijelaskan, dari
beberapa identifikasi yang telah dipaparkan penulis mengangkat salah satu
permasalahan untuk penelitian tindakan kelas dan menjadi sebuah judul
“PENINGKATAN

PENGUASAAN

KOSAKATA

DENGAN

MEDIA

KAMUS PADA SISWA KELAS IV MI PINK 03 TAMBUN, BEKASI.”

D. Rumusan Masalah
Bagaimana pemanfaatan media kamus dalam meningkatkan penguasaan
kosakata pada siswa Kelas IV MI. PINK. 03 Kecamatan Tambun Selatan
Kabupaten Bekasi?

E. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pemanfaatan media kamus dalam meningkatkan
penguasaan kosakata dalam keterampilan membaca pada siswa Kelas IV
MI. PINK. 03 Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

F. Manfaat penelitian
1.

Bagi Siswa
Pembelajaran dengan media kamus dapat digunakan sebagai sumber
pembelajaran/rujukan dalam menguasai kosakata baru sehingga dapat
meningkatkan

hasil

belajar

siswa

yang

selanjutnya

dapat

meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa terutama dalam
penguasaan kosakata.

6

2.

Bagi guru
Penelitian ini dapat membantu memudahkan proses pengajaran dan
pembelajaran di dalam kelas dan juga dapat mengurangi beban guru.
Oleh karena itu, pembelajaran dengan menggunakan media kamus
dapat menjadi sumber rujukan bagi peneliti/guru untuk membuat
inovasi agar proses pembelajaran lebih dipahami dan diikuti oleh
siswa.

3.

Bagi Madrasah
Untuk Sekolah, penelitian ini paling tidak dapat dijadikan masukan
untuk mengoptimalkan penggunaan kamus sebagai salah satu media
dan dikolaborasikan dengan metode pembelajaran tertentu yang
inovatif dan menyenangkan dan

pada gilirannya akan dapat

meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah pada khususnya dan
mutu pendidikan pada umumnya.

BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN INTERVENSI TINDAKAN

A. Kajian Teoretik
1. Penguasaan Kosakata
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, hal yang paling mendasar dan
penting dalam pembelajaran bahasa yaitu kata dan kosakata, seseorang akan
lebih menguasai jenis ilmu bahasa dengan cara memahami kosakata yang
cukup.
a. Pengertian Kosakata
Kosakata

merupakan

fondasi

yang

diperlukan

untuk

keterampilan literasi yang kuat, dari beberapa riset yang ada salah
satunya yang dilakukan oleh Heather Lee M. Baron dari Universitas
Union city telah menujukan bahwa kosakata sangatlah penting untuk
keberhasilan membaca dengan begitu seperti kutipan dari Tarigan
semakin banyak kata yang dimiliki seorang murid semakin banyak pula
kata-kata yang akan dipahami pada saat membaca, hal ini dapat
membantu siswa dalam kefasihan membaca dan mengasah wawasan
yang didapatkan1.
Adapun riset yang dilakukan oleh Heather adalah membuat riset
inovatif dengan menggunakan aktivitas metode kerja kelompok ataupun
metode permainan, dan hal yang terpenting dari pembelajaran kosakata
adalah pembelajaran yang relevan dengan pembelajaran siswa saat itu
dan penggunaan kosakata yang dilakukan secara berulang kali.
Pembelajaran kosakata bisa didapatkan dari berbagai konteks sehingga
siswa dapat membuat kata sendiri dengan pengetahuan yang
dimilikinya.
Kosakata yang sering didapatkan siswa kelas tingkat dasar
adalah kosakata dasar (basic vocabulary) adalah kata- kata yang tidak
mudah berubah atau

sedikit sekali kemungkinannya dipungut dari

bahasa lain. Menurut Tarigan kosakata dasar terdiri dari atas nama1

Randi Stone, Cara-cara terbaik untuk mengajar “Reading”, (Jakarta : Indeks,2013),
h.128

7

8

nama bagian tubuh, kata kerja pokok, kata keadaan pokok, bendabenda universal.2
Untuk memiliki kosakata yang efektif tentunya harus membuat
suatu upaya tertentu dalam memperoleh kata-kata yang baru. Jadi
kosakata dasar pada dasarnya didapatkan secara tidak sadar, didapatkan
dalam kehidupan sehari-hari. Kosakata dasar bisa terdiri dari kata
benda, kata kerja, kata keterangan, kata bilangan dan sebagainya.
Adapun cara yang digunakan oleh anak-anak ketika mempelajari
kata-kata tersebut3:
a) mereka mendengar kata-kata tersebut dari orang-orang sekitar,
bisa dari orang tua, teman, dsb.
b) mereka mengalaminya sendiri dengan menggunakan panca
inderanya, bisa itu apa yang dilihat, didengar atau yang
dirasakan.
c) Menumbuhkan minat dalam membaca karena dengan membaca
seseorang dapat menemukan kosakata baru dengan membaca
seseorang dapat memperoleh kata-kata baru melalui bacaan4.
Apabila anak-anak tumbuh, berkembang dan menjadi dewasa
dalam lingkungan hidup yang berkecukupan, yang memberikan lebih
banyak kesempatan untuk memasuki taman kanak-kanak, menemani
orang tua mereka berbelanja ke toko atau ke pasar, dan mendapatkan
kesempatan yang lebih banyak menghadiri pertunjukan, pameran,
kebun binatang, taman, teater anak-anak, maka kosakata mereka akan
mencerminkan aneka pengalaman yang lebih luas cakrawalanya.
b. Pemerolehan Kosakata
Dalam bidang psikolinguistik, aktivitas pemerolehan kosakata
diartikan sebagai akuisasi bahasa atau pemerolehan bahasa. Dalam hal ini
ada beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai pemerolehan bahasa
khususnya pada pemerolehan kosakata. Pemerolehan bahasa atau akuisisi

2

Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kosakata, (Bandung: Angkasa, 2015), h.3
Ibid, h.4
4
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008) h.126
3

9

bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang anak ketika
dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya.
Dalam pemerolehan bahasa seorang anak akan mendapatkan dua
kemampuan yang pertama kemampuan untuk menghasilkan tuturan secara
spontan, dan kedua kemampuan untuk mendapatkan tuturan yang ia dapat
dari orang lain. Menurut Dardjiwidjojo dalam jurnal Nur Abidah Idrus
mengatakan bahwa kegiatan pemerolehan bahasa ditandai oleh hal-hal
sebagai berikut5:
1. Berlangsungnya dalam situasi informal, tanpa beban, dan di luar sekolah.
2.Pemilikan bahasa tidak melalui pembelajaran formal dari lembagalembaga
pendidikan seperti sekolah atau kursus.
3. Dilakukan tanpa sadar.
4. Dialami langsung oleh anak dan terjadi dalam konteks berbahasa yang
bermakna.
Bisa

disimpulkan

bahwa

pemerolehan

bahasa

khususnya

pemerolehan kosakata didapatkan dari beberapa macam aspek secara formal
maupun informal serta bisa didapatkan secara langsung maupun tidak
langsung.
c. Faktor dalam Pemerolehan Kosakata
Pada dasarnya pemerolehan kosakata tidaklah didapatkan secara tibatiba ataupun dengan sendirinya namun adanya tahapan-tahapan tertentu
dalam perkembangan fisik, mental, intelektual mereka seiring dengan
berjalannya waktu. Menurut Cahyono dalam jurnal publikasi milik Nur
Abidah Idrus memaparkan adapun unsur-unsur yang mempengaruhi
seseorang dalam memperoleh kosakata yaitu dengan sebagai berikut6 :
1). Faktor Biologis
Menurut Chomsky dalam Cahyono memaparkan “Setiap anak yang
lahir telah dilengkapi dengan kemampuan, kodrati atau alami yang
memungkinkannnya menguasai bahasa Potensi alami itu bekerja secara
otomatis” menyebut potensi yang terkandung dalam perangkat biologis anak
5

Nur Abidah Idrus, Peranan Pemerolehan Bahasa Terhadap Karakter Anak Bangsa,
Jurnal Edukasi, Vol.3, No.1, 2013, h. 50
6
ibid, h. 51

10

dengan istilah piranti pemerolehan bahasa (language acquisition devices),
dengan piranti itu, anak dapat mencerap system suatu bahasa yang terdiri
dari subsistem fonologis, tata bahasa, kosakata, dan gramatik, serta
menggunakan dalam berbahasa.
2). Faktor Lingkungan Sosial
Untuk memperoleh kemampuan berbahasa, seorang anak memerlukan
interaksi terhadap lingkungan sekitarnya mulai dari keluarga, teman serta
orang lain. Sehingga akan berkaitan dengan perangkat biologis yang telah
dimiliki anak sejak lahir sehingga menjadi suatu kesatuan yang saling
melengkapi.
3). Faktor Intelegensi
Intelegensi adalah daya atau kemampuan anak dalam berpikir atau bernalar,
mendefinisikannya sebagai kemampuan seseorang dalam memecahkan
masalah intelegensi ini bersifat bersifat abstrak dan tak dapat diamati secara
langsung.
4). Faktor Motivasi
Motivasi sendiri adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah dan
ketekunan seorang individu untuk mencapai tugasnya.
Kekuatan motivasi dapat menjelaskan” mengapa seorang anak yang normal
sukses mempelajari bahasa ibunya”. Sumber motivasi itu ada dua, yaitu dari
dalam dan luar. Dalam belajar bahasa, seorang anak tidak terdorong demi
bahasa sendiri.. Dia belajar bahasa karena kebutuhan dasar yang bersifat
lapar, haus serta perlu perhatian dan kasih sayang. Oleh karena itu motivasi
bagi anak dalam memperoleh bahasa sangatlah penting, sehingga adanya
dorongan untuk anak dalam memperoleh bahasa lebih banyak.

2. Media Kamus
Dalam penelitian ini terkait dengan penguasaan kosakata penulis
menggunakan salah satu media cetak yang berkaitan dengan kosakata yaitu
media kamus.
Untuk memahami pentingnya media bagi pembelajaran

seorang

tenaga pendidik harus bisa mengklasifikasi jenis-jenis media yang ada,

11

mengetahui fungsi dan tujuan serta kekurangan dan kelebihan dari setiap
media, sehingga tenaga pendidik atau guru dapat memilih jenis media yang
sesuai dengan keadaan peserta didik dan materi yang akan diajarkan.
a. Pengertian Media
“Kata media secara bahasa berasal dari bahasa Latin yang secara
harfiah berarti „tengah’,’pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah
perantara (wasaa-il) atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan”.7
Media adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran untuk
menyampikan suatu pesan atau informasi dari sumber kepada
penerimanya.

Media

juga

sebagai

komponen

dalam

strategi

pembelajaran yang berupa manusia, alat maupun bahan yang mengaju
kepada kegiatan pembelajaran.8
Sedangkan menurut Suparno media merupakan alat pelajaran yang
dipakai untuk menunjang berlangsungnya proses belajar mengajar.9
Dapat

disimpulkan bahwa media adalah ibarat

jembatan

pemahaman antara guru dan siswa. Dengan penggunaan media siswa
lebih memahami secara detail apa pesan atau informasi yang
disampaikan oleh guru.

b. Fungsi Media Pembelajaran Bahasa Indonesia
Adapun fungsi media dalam pembelajaran bahasa Indonesia secara
keseluruhan yang meliputi empat aspek keterampilan bahasa yaitu10 :
1) Memotivasi siswa
Motivasi adalah salah satu penunjang dalam kebrhasilan seorang guru
dalam mendidik seorang siswa. oleh karena itu motivasi sangatlah
berperan penting dalam memberikan stimulus dalam pembelajaran.
2) Memberikan petunjuk tentang makna detil

7

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2011), h.3
Dindin Ridwanuddin, Bahasa Indonesia, (Jakarta :UIN Press 2015), h 134
9
Jauharoti Alfin dkk, Pembelajaran Bahasa Indonesia MI,( Jakarta : LAPIS, 2009) h.7-7
10
Dindin Ridwanuddin, Op.cit h. 135
8

12

Seperti yang disampaikan pada pembahasan selanjutnya dengan
adanya media siswa mendapatkan informasi serta petunjuk secara
detil.
3) Memberikan informasi tambahan yang berkenaan dengan isi teks,
berita dsb.
Hakikatnya media memiliki sebuah informasi yang mengantarkan
pemahaman kepada siswa didik. Sehingga siswa dapat menemukan
informasi terbaru dalam pembelajaran sehingga siswa dapat
mengembangkan informasinya menjadi informasi terbaru.
4) Mengembangkan konteks dalam wicaranya maupun konteks dalam
tulisan.

c. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Adapun jenis media pembelajaran bahasa Indonesia dibedakan atas
beberapa macam yaitu sebagai berikut:
1) Media visual ( media pandang)
Media yang visualisasi pesan,informasi atau konsep yang akan
disampaikan kepada siswa berupa papan scrabble, flash card huruf
atau gambar, poster gambar berseri, boneka tangan, wayang. Yang
hampir menyamai kenyataan suatu objek atau situasi dan dapat
menyampaikan pesan secara efektif.
2) Media audio ( media dengar)
Media yang dapat memberikan pesan, informasi maupun konsep yang
berupa suara. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia lebih sering
digunakan

untuk

meningkatkan

keteranpilan

menyimak

dan

mendengarkan.
3) Media audio visual (media pandang dengar)
Media yang dapat memberikan pesan, informaasi maupun konsep
yang berupa suara dan dilengkapi dengan gambar. Dalam penggunaan
media ini dapat disesuaikan dengan kemampuan siswa.

13

4) Media cetak
Media cetak dapat menggunakan sumber informasi yang ada seperti
buku, kamus, modul, komik, fabel, dongeng dsb.
5) Objek fisik nyata
Media ini dapat menunjuk salah satu siswa ataupun guru itu sendiri,
sehingga terlihat benar-benar nyata.
6) Media komputer11
Media ini adalah media yang sudah menggunakan teknologi canggih.
Teknologi komputer sendiri diperkenalkan pada tahun 1950 hingga
1960. Media pembelajaran ini dikenal sebagai computer assisted
Instruction atau Computer assited Learning.

d. Pemilihan Media
Perlunya seorang tenaga pendidik dalam mempertimbangkan pemilihan
media karena melihat dari beberapa aspek yang mendukung dalam
penggunaan media tersebut, adapun beberapa hal yang dapat mendukung
keberhasilan dalam penggunaan media tersebut adalah situasi kelas,
materi, peserta didik dan guru itu sendiri. Dick dan Carey menyebutkan
bahwa di samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya
setidaknya masih ada beberapa faktor dalam mempertimbangkan dalam
pemilihan media yaitu :12
1) Ketersediaan sumber setempat
Media yang hendak digunakan dapat dipastikan bisa didapatkan dimana
saja, jika memang media yang diinginkan sangat sulit ditemukan, bisa
dengan cara membuat media yang serupa dengan sumber yang ada.
2) Ketersediaan dana, tenaga dan fasilitasnya
Media pembelajaran pada saat ini bisa didapatkan dimana saja, namun
bukan berarti media yang didapatkan harus dengan membeli. Jika dana
yang ada tidak memungkinkan untuk membeli bisa dengan cara

11
12

Azhar Arsyad op.cit, h.157
Arief Sadiman dkk, Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya, (Jakarta :Raja Grafindo Persada, 2010) h.85

14

membuat sendiri. Hal ini menunjukan bahwa media bisa didapatkan
dengan menyesuaikan situasi atau kondisinya.
3) Media yang praktis dan tahan lama
Penggunaan media tidak hanya digunakan satu kali saja maka
diharapkan media yang kita punya atau kita buat dapat bertahan lama
sehingga dapat digunakan untuk materi yang terkait dengan media
tersebut dan juga media yang digunakan juga praktis dan tidak
menyusahkan dalam penggunaannya.
4) Efektivitas biayanya dalam waktu jangka panjang
Dalam pemilihan media perlu diperhatikan bagaimana prospek untuk
jangka waktu yang lama, jangan sampai penggunaan media tersebut
akan terganggu karena beberapa hal salah satunya adalah dana yang
perlu dikeluarkan cukup besar padahal ada media lain yang serupa
jenisnya yang lebih memungkinkan.

e. Pengertian Kamus
Dalam keterampilan membaca khususnya dalam menguasai
perbendaharaan kosakata, guru diharapkan dapat memilih bahan ajar
dalam penguasaan kosakata.
Banyak strategi yang digunakan dalam mengasah keterampilan
siswa dalam mengenal kosakata seperti : memanfaatkan konteks untuk
memakai kata, SAS untuk makna, bertanya kepada seseorang tentang
makna suatu kata dan juga memanfaatkan kamus13. Adapun penulis
menggunakan salah satu strategi yang digunakan yaitu memanfaatkan
kamus.
Pada umumnya penggunaan kamus sangatlah rumit bagi siswa
yang belum mengetahui cara penggunaan kamus, akan tetapi jika siswa
sudah mengetahui cara penggunaannya siswa dapat menemukan
informasi makna dari kamus tersebut.
Kata yang terdapat dalam kamus memiliki definisi lebih dari
satu makna oleh karena itu untuk menyesuaikan makna sesuai dengan
13

Isah Cahyani, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (Bandung: UPI PRESS,
2007) h.102

15

konteks bacaan biasanya menggunakan makna yang umum atau sering
digunakan.
Dalam Webster’s New Collegiate Dictionary dalam Tarigan
menjelaskan “Kamus adalah karya acuan yang memuat kata-kata suatu
bahasa, sistem atau bidang pengetahuan yang dimuat secara alfabetis
dan diberi batasan; leksikon14”
Sedangkan dalam The American Collage Dictionary dalam
Tarigan menyatakan bahwa :”Kamus adalah buku yang berisi pilihan
kata-kata suatu bahasa, atau suatu kelas khusus, biasanya disusun
secara alfabetis, dengan penjelasan-penjelasan mengenai maknanya
serta diekspresikan dalam bahasa yang sama atau dalam bahasa yang
lain15”.
Sedangkan menurut Chaer dalam Dwi Mawanti dipaparkan

16

,

secara etimologi kamus berasal dari kata qamus yang merupakan serapan
dari bahasa Arab yang berarti „bergerak mencari’ atau „menyelami„.
„Lautan’ yang identik denganlaut yang sangat luas dan dalam
terkandungdalam kata kamus yaitu merupakan penggambaran dari wadah
ilmu pengetahuan yang tak terbatas jumlahnya.
Jadi pengertian kamus menurut beberapa ahli bisa didefinisikan
sebagai buku yang berisi himpunan banyak kata-kata dalam suatu
bahasa yang berisikan makna informasi atau cara pengucapan pada kata
tersebut yang disusun secara alfabetis dan dituangkan dalam bahasa
yang sama atau bahasa yang lain, bahasa lain di sini disebut juga
leksikon atau glosari.

14

Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Kosakata, (Bandung: Angkasa, 2015), h.3
Ibid
16
Dwi Mawanti, Pengembangan Kamus Visual Multi Bahasa (Arab-Inggris-Indonesia
jawa) Untuk Paud (Pendidikan Anak Usia Dini) Berbasis Kearifan Lokal) Jurnal
Penelitian 2014 h. 17
15

16

g. Fungsi Kamus
Menurut Chaer dalam jurnal milik Dwi Mawanti17 dijelaskan, fungsi
kamus dapat dibedakan dari segi tinjauan

praktis dan toeretis. Dari

tinjauan praktis, fungsi kamus antara lain .
1) Mengetahui pelafalan suatu kata.
Dengan mencari informasi kata dengan kamus, seseorang akan menemukan
cara pelafalan kata tersebut terutama pada kamus bahasa asing. Sehingga
tidak menimbulkan perbedaan dalam arti.
2) Mengetahui makna suatu kata.
Terkadang dalam

suatu

kata memiliki makna lebih dari satu, dengan

adanya kamus seseorang dapat menemukan berbagai makna dalam satu
kata.
3) Memberi petunjuk Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Dengan menggunakan kamus seseorang dapat mengetahui bagaimana ejaan
kata yang benar pada setiap kata. Sehingga menghindari penulisan yang
salah.
Selain itu adapun pengaruh pada penggunaan kamus yaitu dapat
melatih perkembangan keterampilan seseorang18. Terutama pada siswa
sekolah dasar yang baru memahami huruf abjad dan beberapa kata. Semakin
tinggi tingkatan belajar siswa otomatis semakin banyak juga siswa akan
menemukan kosakata baru dari segala arah bisa dari buku pelajaran mereka
ataupun informasi yang didengar ataupun dilihat, dengan menggunakan
kamus siswa diharapkan dapat menemukan kata baru, makna serta cara
pengucapannya.
Pada awalnya siswa akan merasa kesulitan dalam penggunaan
kamus namun jika siswa sudah terampil dalam menggunakan kamus. Siswa
pun akan terbiasa untuk mencari apa yang ia temukan di kamus.

17
18

Ibid h. 18
John R. Beech, Using Dictionary : Its Influence on Children’s Reading, Spelling,
Phonology. ( University of Leicester, UK : 2004) h. 20

17

h. Jenis- jenis kamus
Penentuan jenis kamus atau pengklasifikasian kamus bergantung
pada sudut pandang orang yang mengadakannya. Walaupun terdapat
persamaan umum, namun di antara para ahli kamus terdapat perbedaan yang
disebabkan oleh sudut pandangan dalam pengklasifikasian jenis atau tipe
kamus. Seperti menurut Zgusta dalam Tarigan memamparkan bahwa dalam
membuat klasifiksi kamus, kamus terbagi menjadi beberapa bagian sesuai
dengan aspek-aspek tertentu seperti : dari segi waktu, jangkauan, jumlah
bahasa hingga isi dari kamus tersebut19. Berikut ini adalah pembahasan dari
jenis- jenis kamus yang akan dipaparkan sebagai berikut :
1) Kamus ensiklopedia
Kamus ensiklopedia atau biasa disebut sebagai ensiklopedia adalah kamus
yang paling besar atau umum yang memberikan informasi ekstra linguistik,
baik fisik maupun non fisik, dan disusun dalam urutan-urutan kata atau
kesatuan-kesatuan

leksikal sebagai acuan bagian-bagian

dari ekstra

linguistik yang sedang dibicarakan itu.
2) Kamus diakronik
Kamus ini lebih berisikan tentang sejarah, dengan perkembangan kata-kata,
baik yang berkaitan dengan bentuk maupun makna.
3) Kamus Sinkronik
Dalam kamus sinkronik berisikan pada persediaan leksikal suatu bahasa
pada suatu masa tertentu atau satu tahap perkembangannya.
4) Kamus Umum
Kamus umum berisikan segala kata dalam suatu bahasa beserta maknanya,
misalnya : Kamus Umum Bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwadarminta.
5) Kamus Khusus
Jika kamus umum adalah kamus yang berisikan segala kata melainkan
kamus khusus hanya berisikan kata–kata yang berhubungan pada suatu
bidang tertentu.
6) Kamus Ekabahasa

19

Tarigan, Penguasaan kosakata, op.cit h.206

18

Kamus ini hanya menggunakan satu bahasa. Kata-kata(entri) yang
dijelaskan dan penjelasannya adalah terdiri daripada bahasa yang sama.
Kamus ini mempunyai perbedaan yang jelas dengan kamus dwibahasa
karena penyusunan dibuat berdasarkan pembuktian data korpus. Ini
bermaksud definisi makna ke atas kata-kata adalah berdasarkan makna yang
diberikan dalam contoh kalimat yang mengandung kata-kata berhubungan.
Contoh bagi kamus ekabahasa ialah Kamus Besar Bahasa Indonesia (di
Indonesia) dan Kamus Dewan di (Malaysia).
7) Kamus Dwibahasa
Kamus ini menggunakan dua bahasa, yakni kata masukan daripada bahasa
yang dikamuskan diberi padanan atau pemerian takrifnya dengan
menggunakan bahasa yang lain. Contohnya: Kamus Inggris-Indonesia.
8) Kamus Multilingual
Kamus ini adalah kamus yang menyajikan lebih dari tiga atau empat bahasa.
9) Kamus Besar
Kamus ini adalah kamus yang memuat lebih dari 200.000 kata kepala atau
entri. Kamus ini memuatkan segala leksikal yang terdapat dalam satu
bahsaa. Setiap perkataannya dijelaskan maksud secara lengkap.Biasanya
ukurannya besar dan tidak sesuai untuk dibawa ke sana sini.
10) Kamus Sedang
Kamus ini adalah kamus yang memuat lebih dari 40.000 kata kepala atau
entri.
11) Kamus Kecil
Kamus ini adalah kamus yang memuat lebih dari 10.000 kata kepala atau
entri. Ia juga dikenali sebagai kamus saku karena ia dapat disimpan dalam
saku. Tebalnya kurang daripada 2 cm.

B. Penelitian Relevan
Penggunaan media kamus diadopsi dari sebuah penelitian yang
dilakukan oleh:
Dalam jurnal publikasi milik Eka Nur Asifa tentang Penggunaan media
kamus tematik sebagai penunjang buku ajar “Lowe 2” untuk keterampilan

19

menulis bahasa Jerman di SMA

Negeri 1 Krian Surabaya.

Persamaan

penulis dengan referensi penelitian yaitu terletak pada media yang digunakan
oleh penulis.
Masalah yang melatar belakangi penulis pada jurnal ini adalah
pembelajaran siswa masih didominasi oleh guru, model dan media yang
digunakan kurang bervariasi, serta siswa kesulitan dalam menulis yang benar
tatabahasa dengan menggunakan kosakata serta ungkapan yang tepat. Jenis
Penelitian yang digunakan

yaitu penelitian pengembangan dengan

pendekatan deskriptif kualitatif
Pada hasil penelitiannya terlihat adanya peningkatan pertama, hasil
rata-rata validasi ahli media 90% dengan kriteria sangat kuat dan rata-rata
validasi ahli materi sebesar 92,5% dengan kriteria sangat kuat. Sedangkan
respon siswa terhadap media kamus yang digunakan pada saat penelitian
sebesar 87,5% dengan kriteria sangat kuat.
Jurnal penelitian milik Ni Wayan Sri Damayanti, tentang penggunaan
media kamus dalam pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami makna kata dalam bacaan di kelas VII D
SMPN 3 Gianyar.
Persamaan penulis dengan referensi penelitian kedua yaitu terletak pada
media dan pemahaman makna kata. Adapun masalah yang melatarbelakangi
adalah dalam memahami makna kata khususnya makna leksikal dengan
makna gramatikal yang masih rendah, serta pemahaman siswa dalam istilah
makna. Adapun penlitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas.
Dalam penelitian hasil tes tertulis dan ketuntasan minimal mengalami
peningkatan, hal itu terbukti dari nilai awal sebelum melakukan penelitian
sebesar 65 kemudian rata-rata pada siklus pertama 72,36 Pada siklus kedua
nilai rata-rata meningkat menjadi 81,09.
Selanjutnya Jurnal penelitian dalam bentuk tesis milik Mohammad
Faried Wajdi tentang

penggunaan media pembelajaran kamus Interaktif

Bahasa Indonesia untuk meningkatkan motivasi dan prestasi siswa kelas VII
B SMPN 1 Ringinrejo Kab. Kediri pada tahun 2011

20

Persamaan penulis dengan referensi penelitian terakhir yaitu terletak
pada media yang digunakan. Permasalahan yang melatarbelakangi adalah
dimana saat pembelajaran guru kurang kreatif dan inovatif, belum
menggunakan media dan metode yang sesuai dengan materi, selain itu siswa
malas mengeja, minat membaca yang kurang sehingga berpengaruh pada
prestasi dan motivasi belajar yang rendah. Jenis penelitian yang digunakan
adalah Penelitian Tindakan Kelas.
Adapun

tujuan

penelitian

adalah.mengetahui

seberapa

besar

peningkatan motivasi belajar siswa dengan penggunaan media kamus, serta
peningkatan prestasi belajar siswa. Penelitan dilakukan dengan tiga siklus,
adapun hasil penelitiannya menunjukan adanya peningkatan rata-rata pada
hasil membaca lancar. Pada awal siklus mendapatkan rata-rata hasil aktivitas
dalam pembelajaran 65% dan pada sik

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA PAPAN SELIP (SLOT BOARD) Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia Melalui Media Papan Selip (Slot Board) Pada Siswa Kelas II SDN 2 Karangtalun Tahun 2013/2014.

0 2 19

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA PAPAN SELIP (SLOT BOARD) Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia Melalui Media Papan Selip (Slot Board) Pada Siswa Kelas II SDN 2 Karangtalun Tahun 2013/2014.

0 3 15

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN PENERAPAN TEKNIK MEDIA GAMBAR DAN PENGUASAAN UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN PENERAPAN TEKNIK MEDIA GAMBAR DAN PENGUASAAN KOSAKATA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I TEGALREJO KECAMATAN SAWIT

0 1 15

PENGEMBANGAN SOFTWARE KAMUS TEMATIK BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA ANAK TUNARUNGU.

0 4 37

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BAHASA INDONESIA DENGAN MEDIA GAMBAR SERI Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Bahasa Indonesia dengan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas IV SDN Tayuwetan 03 Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 2 15

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA ARAB PADA SISWA KELAS V (LIMA) MI AL-IMAN BANARAN GUNUNGPATI SEMARANG TAHUN AJARAN 2008/ 2009.

0 3 91

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MENGGUNAKAN MEDIA FLASHCARD SISWA KELAS 2 SD NEGERI SUROKARSAN 2 YOGYAKARTA.

6 17 157

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSA KATA PADA MATERI FOOD AND DRINK SISWA KELAS IV MI PSM MERAK BLARU KEDIRI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA FLASHCARD.

1 4 96

PENINGKATAN KOSAKATA BAHASA JAWA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 2 DLINGO DENGAN MEMBUAT KAMUS PRIBADI.

0 1 203

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA MELALUI MEDIA RANTAI HURUF PADA SISWA TUNARUNGU KELAS 2 DI SEKOLAH LUAR BIASA WIYATA DHARMA I SLEMAN.

0 0 233