TINJAUAN PUSTAKA Pembelian Tak Terencana

Ekonomi, dan Bisnis, SiNAU 3 Universitas Pembangunan Nasional Veteran : Yogyakarta, Jakarta, dan Jawa Timur Semnas Call For Paper UPN Veteran 2014 2 pribadi personal financial planning. Seseorang dengan perencanaan keuangan yang ketat akan cenderung lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan pembelian sehingga terhindar dari pembelian yang tidak terencana yang dapat merugikan. Sebenarnya ketika seseorang melakukan pembelian tidak terencana dapat mengganggu kondisi keuangan saat ini maupun masa yang akan datang. Namun kenyataannya masih banyak orang yang terjebak dalam situasi seperti itu dan terus mengulanginya tanpa pertimbangan yang rasional. Mereka mengambil keputusan lebih didominasi oleh elemen emosi. Pengambilan keputusan pembelanjaan uang yang tidak rasional ini didorong oleh faktor emosi seseorang. Salah satu elemen emosi yang merupakan pemicu pembelian tak terencana dapat terlihat pada karakteristik konsumen terkait sikap atau cara pandang seseorang terhadap uang sikap terhadap uang. Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya berkaitan dengan perencanaan tak terencana kebanyakan dilakukan terhadap mahasiswa Choi et al., 2006; Kacen Lee, 2002; Luo, 2005; Puri, 1996; Ratner Kahn, 2002; Vohs c Faber, 2007; Zhang, Prybutok, Strutton, 2007, dari Sharma, Sivakumaran, Marshall, 2010. Begitupula dengan penelitian yag dilakukan Walker 2005 dan Lai 2010 mengenai pengaruh sikap terhadap uang terhadap pembelian tak terencana, juga dilakukan terhadap pelajarmahasiswa. Di sisi lain, peneliti memandang bahwa pelajarmahasiswa adalah seseorang yang notabene belum memiliki penghasilan sendiri, padahal kenyataannya pengelolaan uang yang bersumber dari hasil kerja sendiri dibanding dengan uang yang diperoleh tanpa bekerja akan berbeda. Menurut Ika 2011, proses pengambilan keputusan pengelolaan keuangan ditentukan oleh latar belakang atau sifat dari penghasilan apakah penghasilan yang diterima bersifat tetap fixed income atau tidak tetap non fixed income.Oleh karena itu penelitian ini akan dilakukan terhadap individu yang sudah memiliki penghasilan sendiri. Ada dua tujuan dalam penelitian ini yaitu 1 menguji pengaruh sikap terhadap uang terhadap pembelian tak terencana dan 2 menguji pengaruh perencaan keuangan pribadi terhadap pembelian tak terencana.

B. TINJAUAN PUSTAKA Pembelian Tak Terencana

Impulse Buying Pembelian tak terencana terjadi ketika konsumen tiba-tiba mengalami suatu dorongan yang kuat dorongan membeli yang bersifat hedonic yang kompleks dan dapat merangsang Ekonomi, dan Bisnis, SiNAU 3 Universitas Pembangunan Nasional Veteran : Yogyakarta, Jakarta, dan Jawa Timur Semnas Call For Paper UPN Veteran 2014 3 konflik emosional dan gigih persistent untuk segera membeli sesuatu Rook, 1987. Lebih lanjut berkaitan dengan penjelasan Rook tersebut, secara komprehensif dan lebih sederhana, menurut Verplanken dan Sato 2011 pembelian tak terencana didefinisikan ke dalam tiga fitur utama, yaitu pembelian yang tidak terencana, kesulitan untuk mengkontrol, dan pembelian yang disertai dengan respon emosional. Untuk menilai tingkatan dari pembelian tak terencana, maka pertama-tama perlu ditanyakan kepada pembeli, apakah setiap pembelian yang mereka lakukan sudah terencana atau tidak direncanakan sebelumnya Sharma, Sivakumaran, Marshall, 2010. Lebih lanjut mengenai pembelian tak terencana, menurut Rook 1987 pembelian tak terencana sendiri terdiri dari delapan dimensi, yaitu Spontaneous urges to buy, Power and compulsion: Intensity Force, Excitement and stimulation, Synchronicity, Product animation: Fantastic forces, Hedonic elements: Feeling good vs bad, Conflict: Good vs Bad; Control vs Indulgence kegemaran, Disregard for consequences tidak menghiraukan konsekuensi. Spontaneous urges to buy sendiri adalah dorongan yang tiba-tiba muncul untuk melakukan pembelian saat itu juga. Power and compulsion adalah keinginan untuk segera bertindak dan cenderung dirasa perlu segera dilakukan. Excitement and stimulation adalah adanya perasaan gembira ketika melakukan pembelian. Synchronicity adalah perasaan bahwa mereka berada pada tempat dan waktu yang tepat untuk melakukan pembelian. Product Animation adalah perasaan terhipnotis atau terpesona oleh suatu produk sehingga tiba-tiba ingin melakukan pembelian. Hedonic elements adalah adanya perasaan hebat, gembira, puas saat muncul keinginan untuk melakukan pembelian. Conflict adalah adanya pertentangan antara keinginan mengendalikan diri dengan keinginan untuk memanjakan diri. Disregard for consequences adalah adanya pengabaian terhadap konsekuensi yang akan diterima. Sikap Terhadap Uang Money Attitude Menurut Taneja 2012 pada dasarnya fungsi uang bagi semua orang adalah sama yaitu sebagai alat pertukaran dalam melakukan transaksi. Namun keberadaan uang bisa memiliki dampak terhadap kondisi emosional dan psikologis seseorang. Dampak tersebut bisa berbeda- beda pada tiap orang tergantung cara pandangnya terhadap uang tersebut. Cara pandang atau Ekonomi, dan Bisnis, SiNAU 3 Universitas Pembangunan Nasional Veteran : Yogyakarta, Jakarta, dan Jawa Timur Semnas Call For Paper UPN Veteran 2014 4 sikap seseorang terhadap uang ini terbentuk dari pengalamannya di masa lalu dan kondisi yang dihadapi oleh individu. Sikap terhadap uang atau sikap seseorang terhadap uang meliputi lima dimensi yaitu power-prestige, retention-time, distrust anxiety dan quality Yamauchi and Templer, 1982. Power-prestige adalah sikap seseorang yang memandang uang sebagai alat untuk memberikan kesan dan mempengaruhi orang lain serta merupakan simbol kesuksesan. Retention-time memandang uang merupakan sesuatu yang dihemat sehingga harus digunakan dan dikelola secara hati-hatian. Distrust anxiety adalah perasaan khawatir risau terhadap segala hal yang terkait dengan uang. Quality adalah perasaan perlu memiliki uang yang banyak agar bisa membeli produk mahal dan bermerek. Dimensi kualitas dalam sikap terhadap uang tidak diuji karena pengaruh dimensi kualitas terhadap pembelian tak terencana akan berbeda untuk barang dengan kualitas tinggi dan rendah. Padahal dalam penelitian ini, pembelian tak terencana yang akan diteliti tidak dikhususkan untuk barang tertentu. Perencanaan keuangan pribadi Personal Financial Planning Perencanaan keuangan individual adalah usaha untuk mengelola seluruh aspek yang terkait dengan keuangan pribadi keluarga. Biasanya dimulai dengan merencanakan pengeluaran sampai dengan pengelolaan risiko, pajak, investasi dan distribusi kekayaan Pai, n.d. Menurut Lai 2010 praktek perencanaan keuangan pribadi terdiri dari menyusun anggaran, membuat daftar untuk berbelanja, dan menggunakan uang sebagai penghargaan reward. Pengembangan Hipotesis Seseorang yang memandang uang sebagai simbol kekuatan untuk menekan orang lain dan sebagai simbol prestise akan cenderung lebih mudah membeli barang diluar perencanaan. Pembelanjaan uang tersebut dengan harapan orang lain akan mengakui keberadaannya, meningkatkan harga dirinya. Dengan demikian dia dapat menekan orang lain agar bertindak sesuai kemauannya setelah mengetahui bahwa dia memiliki banyak uang. Hipotesis 1 : sikap power-prestise berpengaruh positif terhadap pembelian tak terencana Ekonomi, dan Bisnis, SiNAU 3 Universitas Pembangunan Nasional Veteran : Yogyakarta, Jakarta, dan Jawa Timur Semnas Call For Paper UPN Veteran 2014 5 Retention-time menunjukkan sikap berhati-hati dalam mengelola uang. Uang dipandang sebagai sesuatu yang harus dihemat dan dikelola dengan hati-hati karena untuk memperolehnya diperlukan kerja keras. Orang yang memiliki sikap tersebut akan cenderung ketat dalam pembelanjaan uang sehingga terhindar dari pembelian tak terencana. Hipotesis 2 : sikap retention-time berpengaruh negatif terhadap pembelian tak terencana Orang yang bersikap distrust anxiety terhadap uang akan cenderung merasa enggan mengeluarkan uang. Perasaan enggan tersebut muncul karena adanya kekawatiran akan kehabisan uang. Dengan demikian orang dengan tipe ini akan terhindar dari perilaku pembelian tidak terencana. Sebaliknya pada saat seseorang memiliki uang maka cenderung akan menggunakan uang tersebut untuk memenuhi kebutuhan atau keinginannya, sehingga sikap ini akan memicu pembelian tidak terencana. Hipotesis 3 : sikap distrust anxiety berpengaruh terhadap pembelian tak terencana Perilaku pembelian konsumen terhadap kategori low involvement product dapat terjadi tanpa adanya perencanaan keuangan yang matang. Kategori barang ini tidak memerlukan pertimbangan khusus sebelum membeli dan tidak memikirkan risiko apapun jika sudah melakukan pembalian. Jadi meskipun seseorang sudah memiliki perencanaan keuangan yang baik dan dihadapkan pada pemilihan kategori produk low involvement, hal ini dapat memicu adanya pembelian tak terencana Kertajaya, 2010. Hipotesis 4 : perencanaan keuangan pribadi berpengaruh terhadap pembelian tak terencana Ekonomi, dan Bisnis, SiNAU 3 Universitas Pembangunan Nasional Veteran : Yogyakarta, Jakarta, dan Jawa Timur Semnas Call For Paper UPN Veteran 2014 6 Model Penelitian Gambar 1. Model Penelitian

C. METODE PENELITIAN