Wavelet Denoising PCA SVM Larik Sensor Serial Akrilik 7x7x7 Tanpa Filter Normalisasi Pakai 2 Fan 5V Perbaikan GND Pakai Adaptor 5A SVD-PCA SVM

10

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada Indikator capaian pada tahun pertama dilakukan ujicoba performasi hardware terhadap enose. Hasil evaluasi terhadap ujicoba ini kemudian diperbaiki untuk kemudian dijadikan sebagai bahan evaluasi tingkat pengenalan untuk tahun ke dua. Setelah melalui tahap evaluasi, kemudian dilakukan pembuatan laporan dan publikasi. Gambar 1, merupakan pemetaan tingkat capaian dari penelitian hibah bersaing tahun kedua. Masih sederhana, hanya fan, kadang aroma motor fan mengganggu sistem deteksi Beberapa sinyal mempunyai kecenderungan tidak linear Nilai varians sensing kecil, sehingga butuh penelitian variance sensor yang tepat Sistem Odor HD luas, karena belum ada penguat aroma, seperti hitter cromatografi Sinyal yang dihasilkan masih mempunyai kemiripan, walau pakai nilai standar deviasi Multi adaptor masih berupa piranti yang berukuran besar, akan dilakukan chipping Menggunakan PCA 2D, pengenalannya belum 100, akan dicoba dengan PCA 3D Belum dilakukan percobaan menggunakan jaringan syaraf tiruan unt VOC yg lbh halus

1. LARIK SENSOR 3. ODOR HANDLING

2. ODOR DELIVERY SYSTEMS

4. POWER SYSTEM 6. EKSTRAKSI CIRI

5. FILTERING 7. PRA-PROSES

8. PENGENALAN POLA

1.1 L.Sensor Paralel

Hasil sinyal sensing belum stabil MQ

1.3 Tanpa Odor Handg

Sinyal yang dihasilkan selalu berbeda, walau dengan odor yg sama

1.5 Tanpa Filter

Sinyal dengan white noise masuk ke LDA

1.6 Tanpa Pra-proses

Nilai puncak terpengaruh baseline

1.2 Tanpa Odor DS

Steady state yang lama dan tidak menentu 10 menit, muncul white noise

1.4 Power Supply Switching 5A

Sinyal tidak stabil dan muncul white noise murni

1.6 PCA

Klaster Menyebar

1.8 SVM 2.1 Larik Sensor Serial

Output sensor stabil walau muncul derau gaussian MQ

2.3 Akrilik 7x7x7

Sinyal yang dihasilkan selalu berbeda, walau dengan odor yg sama

2.5 Tanpa filter

Sinyal mempunyai derau white gaussian

2.7 Tanpa Pra-proses

Nilai puncak terpengaruh baseline

2.2 Pakai 2 Fan 5V

Rising Time 50 detik

2.4 Percobaan Adaptor 3A dan 5A

Lebih bersih 5A

2.6 Wavelet Denoising PCA

Klaster Menyebar

2.8 SVM

Klaster Menyebar

3.1 Larik Sensor Serial

Respon sensor sensitif TGS

3.3 Akrilik 7x7x7

Reduksi Berdasarkan jurnal IEEE dan pertibangan jml ppm

3.5 Tanpa Filter

Sinyal mempunyai derau white gaussian

3.7 Normalisasi

Normalisasi Nilai puncak, terpengaruh baseline

3.2 Pakai 2 Fan 5V

Rising Time 50 detik

3.4 Perbaikan GND Pakai Adaptor 5A

Sinyal Repeatable

3.6 SVD-PCA

Tingkat pengenalan kecil

3.8 SVM

ENOSE BERAS AROMATIK 1 2 3 Penentuan Objek Penelitian Peningkatan performasi hardware Peningkatan metode ekstraksi ciri Klaster Menyebar Peningkatan performasi hardware Peningkatan metode ekstraksi ciri 1 2 Klaster Menyebar H IB A H B ER SA IN G T A H U N 2 H IB A H B ER SA IN G T A H U N 2 3 HIBAH BERSAING TAHUN 2 Penentuan Objek Penelitian Gambar4. Diagram Tulang Ikan Indikator Capaian Tahun 2 Dari hasil tahun pertama tersebut, terdapat beberapa kelemahan pada bagian hardware, diantaranya adalah masalah sensitifitas sensor dan keluaran sensor yang masih berderau AWGN Analog White Gaussian Noise. Sedangkan pada sisi software, ternyata sinyal ber-AWGN mempengaruhi tingkat pengenalan sistem. Kesulitan terjadi pada saat menentukan baseline dari sinyal yang ber-AWGN. Dari penelitian kecil yang kami lakukan, ternyata terdapat perbedaan lokasi yang signifikan pada pemetaan titik klaster metode PCA, antara sinyal yang baselinenya sama dengan sinyal yang beda baseline. Jika pada tahun 1, nilai akurasi dari tingkat pengenalannya masih kecil, yaitu 84 pada sinyal pembelajaran, maka pada tahun ke-2 ini, telah ditemukan letak kesalahan sistem yang membuat kecilnya tingkat pengenalan 11 sistem pengenalan mutu beras. Hal ini kemungkinan akibat dari sistem pengenalan polanya, yang masih menggunakan metode SVM Support Vector Machines. Pada tahun ke-2, penelitian difokuskan untuk meningkatkan performansi sistem dengan melakukan pendekatan dari sisi perbaikan sensitivitas sensor dan penanganan noise, serta normalisasi baseline dan metode pengenalan pola yang berbeda, hingga mendapatkan tingkat pengenalan pola yang lebih besar. Pada tahun ke-2, sensor yang dipakai masih menggunakan 4 sensor, namun menggunakan sensor yang berbeda dengan sensor pada tahun 1, hal ini karena sensor MQ, walaupun sensitifitasnya bagus, namun umur hidup sensor sangat pendek, sehingga sulit untuk mendapatkan reliabilitas sensor dalam waktu yang berbeda. Permasalahannya adalah, untuk setiap pengambilan data pada waktu yang berbeda, baseline sensor selalu mengalami perubahan. Sedangkan pada sensor TGS, walaupun sensitifitas sensor masih kurang, namun TGS mempunyai nilai hidup yang lebih lama dibandingkan dengan sensor MQ, sehingga lebih mudah mencari tingkat reliabilitas sensor, karena baselinenya relatif stabil.

5.1 Persiapan