DASAR STATISTIKA DESKRIPTIF Matriks Data dan Peubah

26 Transformasi antara 2 skala jarang tepat liniir atau tepat monoton , karena kesalahan acak random errors terjadi dalam proses penentuan nilai obyek.

BAB 2 DASAR STATISTIKA DESKRIPTIF

2.1 Tabel Distribusi Frekuensi Dalam sebuah penelitian pendapatan tahunan , dalam puluhan ribuan rupiah , terhadap 90 responden diperoleh nilai-nilai sbb.: 34 30 34 25 33 26 28 38 32 33 36 23 33 29 36 49 39 29 41 45 40 27 45 22 39 31 37 32 43 19 15 46 31 33 43 27 26 36 24 16 23 40 33 34 48 35 37 34 28 42 39 51 30 45 31 35 26 33 29 28 24 31 47 27 21 32 25 38 36 18 18 20 37 21 30 35 24 38 22 29 30 41 30 36 32 31 42 34 35 28 Nilai-nilai ini dicatat sembarang. Penyusunan atau tata aturan pertama yang dilaksanakan ialah membuat tabel yang mengurutkan nilai-nilai pendapatan tahunan ini menurut bessarnya dan mencantumkan frekuensi nilai itu di belakang tiap nilai tersebut . Frekuensi sebuah nilai adalah jumlah berapa kali nilai tersebut diukur, pendek kata berapa banyak responden mempunyai pendapatan sebesar nilai itu . Frekuensi nya dihitung satu per satu dengan turus . 27 15 23 31 -- -- 39 47 16 24 32 40 48 17 25 33 --- 41 49 18 26 34 --- 42 50 19 27 35 43 51 20 28 36 --- 44 21 29 --- 37 45 22 30 --- 38 46 Langkah berikutnya mengolongkan nilai-nilai ke dalam kela s-kelas . Setiap kelas berisi sejumlah nilai berurutan , tabel ini disebut distribusi fre kuensi yang telah dikelompokkan. Kelas, Batas Kelas, dan Titik-Tengah Kelas Saat Anda menggolongkan nilai-nilai ke dalam kelas-kelas haruslah selalu dipikirkan berapa banyak kelas yang akan diambil, berapa lebar tiap kelas, dan manakah batas-batas kelas tersebut . Demi kesederhanaan penelaahan , umumnya : a Lebar setiap kelas dipilih sama besarnya b Banyaknya kelas diambil antara 8 sd 20 sedemikian rupoa sehingga untuk lebar kelas diperoleh interval yang “sederhana” dalam perhitungannya . Terlihat dari tabel di atas bahwa nilai yang paling besar adalah “ 51” dan yang paling kecil “15” . Nilai “51” mewakili sebuah pengukuran antara 50.5 dan 51.5 dan nilai “15” mewakili pengukuran antara 14.5 dan 15.5 . Jadi, leber interval yang akan tercakup oleh himpunan kelas setidaknya adalah 51.5 − 14.5 = 37 . Selanjutnya dapat diambil : 28 –kelas yang berurutan dimulai dari bawah adalah sbb. : 14.5 17.5 17.5 20.5 20.5 23.5 47.5 50.5 50.5 53.5 Di dalam kelas 14.5 17.5 terdapat nilai = 15, = 16 = 17. Di dalam kelas 17.5 20.5 terdapat nilai = 18, = 19 , = 20. Dengan bantuan Tabel di atas bahwa frekuensi kelas 17.5 20.5 adalah 4 , yaitu 18 muncul 2 kali, 19 satu kali, dan 20 satu kali . Namun di sini ada pula informasi yang terlewat atau hilang : kelas 17.5 20.5 diwakili oleh titik tengah kelas nya = 19. Tabel Distribusi Frekuensi bagi Pengamatan-pengamatan yang Dikelom pokkan 29 Jika ditetapkan mengambil 8 kelas dengan masing-masing lebar kela s sebesar 5 , maka kelas-kelas berurutan, misalnya, sbb : 14.5 17.5; … ; 47.5 50.5; 50.5

53.5 Nilai-nilai