Ontology based knowledge management system for floating pipe engineering (Case study at the Agency for Assessment and Application of Technology - BPPT)

SIS
STEM MA
ANAJEM
MEN PEN
NGETAHU
UAN BER
RBASIS
ON
NTOLOG
GI PADA PEREKA
AYASAA
AN PIPA A
APUNG
DI BAD
DAN PENG
GKAJIAN DAN PENERAP
P
PAN
TEKNOL
T
LOGI


SUPR
RIANA SU
UWANDA
A

SEKOLA
AH PASC
CASARJA
ANA
IN
NSTITUT
T PERTA
ANIAN BO
OGOR
BOGO
OR
2012
2


PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Sistem Manajemen Pengetahuan
Berbasis Ontologi pada Pererakayaan Pipa Apung di Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum pernah diterbitkan dalam bentuk apa pun pada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Agustus 2012
Supriana Suwanda
NRP G651080144

ABSTRACT
SUWANDA. Ontology Based Knowledge Management System for Floating Pipe
Engineering (Case Study at the Agency for Assessment and Application of
Technology - BPPT) Under direction of YENI HERDIYENI and AHMAD
RIDHA


This research proposes a model of specifications for ontology-based
Knowledge Management System (KMS) for floating pipe engineering case study
at the Agency for Assessment and Application of Technology (BPPT).The
ontology is used as a basis for floating pipe engineering knowledge
representation and will be managed through ontology browser. KMS is applied as
a system that manages the knowledge assets of an organization. KMS is built to
support the identification, acquisition, development, sharing, distribution,
utilization, and retention of knowledge on a particular ontology. The research
methodology consists of information technology infrastructure evaluation:
analysis, design, development, installation, and evaluation of KMS. Unified
Modeling Language (UML) knowledge ontology model is attached to the
Semantic Media Wiki software bundled with Halo Extension. The evaluation
result shows that deployed KMS can assist knowledge management in PTIP BPPT
to facilitate learning process and decision-making based on the most efficient and
effective methods in the floating pipe engineering.
Keywords: floating pipeline engineering, knowledge management system,
ontology, semantic mediawiki.

RINGKASAN
SUWANDA. Sistem Manajemen Pengetahuan Berbasis Ontologi

Perekayasaan Pipa Apung di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Dibimbing oleh YENI HERDIYENI dan AHMAD RIDHA

Pada

Perekayasaan pipa apung di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT) bertujuan untuk menyediakan produk substitusi impor pipa apung sebagai
upaya mengurangi ketergantungan impor dan menghemat devisa negara.
Perekayasaan pipa apung melibatkan perekayasa dengan berbagai disiplin ilmu,
beragam pengalaman, bekerja secara matriks, dan tersebar di beberapa lokasi.
Kegiatan perekayasaan pipa apung menghasilkan prototipe dan dokumen
perekayasaan. Prototipe dan dokumen perekayasaan pipa apung merupakan
pengetahuan tasit dan eksplisit yang belum dikelola dengan baik di BPPT.
Pengetahuan pada perekayasaan pipa apung bersifat spesifik dan kompleks
sehingga perlu dikelola secara khusus. Salah satu metode yang dapat digunakan
untuk mengelola aset pengetahuan pada perekayasaan pipa apung adalah dengan
menggunakan ontologi yang dipasangkan pada suatu antarmuka berupa Sistem
Manajemen Pengetahuan (SMP).Diharapkan dengan telah dipasangkannya SMP,
maka perekayasa dapat dengan mudah memperoleh metode yang paling efektif
dan efisien (best practices) dalam kegiatan perekayasaan pipa apung.

Pada penelitian ini dilakukan evaluasi infrastruktur teknologi informasi;
analisis, perancangan, dan pengembangan SMP, pemasangan SMP, dan evaluasi
SMP di Pusat Teknologi Industri Proses (PTIP) BPPT. Pembangunan SMP di
PTIP BPPT dikonsentrasikan pada perancangan ontologi pengetahuan
perekayasaan pipa apung. SMP itu sendiri diaplikasikan dengan menggunakan
perangkat lunak commercial of the shelf (COTS) yang berupa Semantic Media
Wiki dengan dipasangkan ekstensi Halo yang mendukung integrasi ontologi
didalam SMP. Aset pengetahuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dokumen perekayasaan pipa apung di PTIP BPPT tahun 2006 hingga 2010.
Berdasarkan evaluasi KMS yang dilakukan kepada beberapa responden
perekayasa, dapat disimpulkan bahwa pemasangan SMP berbasis ontologi pada
perekayasaan pipa apung di PTIP BPPT telah mempermudah proses akuisisi,
pengembangan, pembagian pakai, distribusi, penggunaan metode yang paling
efektif dan efisien dari perekayasa lainnya.
Kata Kunci: ontologi, perekayasaan pipa apung, sistem manajemen pengetahuan,
semantik media wiki

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2012
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB .
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya Tulis
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN BERBASIS
ONTOLOGI PADA PEREKAYASAAN PIPA APUNG
DI BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
TEKNOLOGI

SUPRIANA SUWANDA

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Komputer pada
Program Studi Ilmu Komputer

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Yani Nurhadryani, S.Si., MT.

Judul Penelitian

Nama
NRP

: Sistem Manajemen Pengetahuan Berbasis Ontologi Pada
Perekayasaan Pipa Apung di Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi
: Supriana Suwanda
: G651080144

Disetujui
Komisi Pembimbing


Dr. Yeni Herdiyeni, S.Si., M.Kom.
Ketua

Ahmad Ridha, S.Kom., MS.
Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Ilmu Komputer

Dr. Yani Nurhadryani, S.Si., MT.

Tanggal Ujian :

Dekan Sekolah Pascasarjana IPB

Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr.

Tanggal Lulus :


PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan sebagai salah
satu syarat kelulusan Program Pascasarjana pada Departemen Ilmu Komputer,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Yeni Herdiyeni, S.Si
M.Kom. selaku ketua komisi pembimbing yang telah memberikan segenap
bantuan dan bimbingan kepada penulis selama proses penelitian dan penyusunan
tesis ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ahmad Ridha,
S.Kom. MS. selaku anggota komisi pembimbing yang telah memberikan saran,
koreksi, dan masukan kepada penulis. Terima kasih pula penulis ucapkan kepada
Dr. Yani Nurhadryani, S.Si. MT. selaku penguji. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada Drs. Mahendra A, M.Si. sebagai Insinyur Kepala pada
Perekayasaan Pipa Apung di BPPT atas bantuan yang telah diberikan. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman angkatan IX Pascasarjana
Ilmu Komputer, staf dan dosen Departemen Ilmu Komputer IPB atas
persahabatan dan bantuannya selama penulis mengikuti perkuliahan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang telah
memberikan dukungan moril dan doanya. Terkhusus terima kasih penulis

sampaikan kepada istri tercinta Dewi Habsari Budiarti, ST. MT.dan kedua putera
dan puteri kami, Mikaila dan Gabriel, atas segala dukungan dan perhatian selama
masa kuliah dan penelitian ini berlangsung.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi yang besar
selama perkuliahan dan pengerjaan penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu
per satu, penulis ucapkan terima kasih.
Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya.
Bogor, Agustus 2012

Supriana Suwanda

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 20 April 1981 dari pasangan Ir.
Hidayat Wiriadinata, M.Eng.Sc. dan Wawat Waliyati, S.Pd.I. Penulis merupakan
anak pertama dari enam bersaudara. Menyelesaikan sekolah menengah umum
pada SMU Negeri 1 Serpong. Tahun 2003 penulis lulus dari Jurusan Teknik
Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara, dan kemudian
pada tahun 2005 diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil sebagai Staf Bidang
Program di Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (Pusbindiklat BPPT). Pada tahun 2006, penulis diangkat menjadi

Widyaiswara Pertama dan aktif memberikan pelatihan pejabat fungsional Teknisi
Litkayasa dan Perekayasa di BPPT untuk mata ajar Teknik Pengolahan Data, dan
Pengembangan Bahan Promosi. Sejak tahun 2008, penulis menduduki jabatan
struktural sebagai Kepala Sub Bagian Publikasi dan Dokumentasi di Biro Umum
dan Hubungan Masyarakat BPPT.

DAFTAR ISI
Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang..................................................................................................... 1
Penelitian Terdahulu............................................................................................ 4
Tujuan Penelitian ................................................................................................. 5
Manfaat Penelitian ............................................................................................... 5
Ruang Lingkup .................................................................................................... 5
Rumusan Permasalahan ....................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 7
Sistem Manajemen Pengetahuan ......................................................................... 7
Perekayasaan Pipa Apung ................................................................................... 8
Ontologi ............................................................................................................... 9
Semantik ............................................................................................................ 11
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 15
Evaluasi Infrastruktur ........................................................................................ 16
Analisis, Perancangan, dan Pengembangan Sistem Manajemen Pengetahuan . 17
Pemasangan Sistem Manajemen Pengetahuan .................................................. 19
Evaluasi Sistem Manajemen Pengetahuan ........................................................ 20
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 21
Analisis infrastruktur teknologi informasi......................................................... 21
Penyesuaian Manajemen Pengetahuan dengan Proses Bisnis ........................... 23
Infrastruktur Manajemen Pengetahuan.............................................................. 23
Audit Aset Pengetahuan .................................................................................... 24
Tim Manajemen Pengetahuan ........................................................................... 26
Implementasi Sistem Manajemen Pengetahuan ................................................ 28
Evaluasi Sistem Manajemen Pengetahuan ........................................................ 32
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 34

Kesimpulan ........................................................................................................ 34
Saran .................................................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 36
LAMPIRAN .......................................................................................................... 38

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

DAFTAR TABEL
 
Halaman

1 Istilah-istilah pada kegiatan perekayasaan ......................................................... 8
2 Hasil analisis manajemen konfigurasi.............................................................. 21
3 Hasil analisis manajemen keberlangsungan teknologi informasi .................... 22
4 Tim manajemen pengetahuan di BPPT ............................................................ 27
5 Hasil evaluasi pasca pemasangan sistem manajemen pengetahuan ................. 33
 
 
 
 

DAFTAR GAMBAR
 
Halaman

1 Aplikasi pipa apung di lepas pantai Lawe-lawe Balikpapan ........................... 1
2 Struktur organisasi perekayasaan pipa apung di PTIP BPPT .......................... 2
3 Kondisi pembagian pakai dokumen perekayasaan di PTIP BPPT................... 3
4 Model penciptaan pengetahuan yang dikenal sebagai model SECI................. 7
5 Pemodelan ontologi pengetahuan pada perekayasaan pipa apung ................. 11
6 Contoh anotasi semantik pada artefak perekayasaan pipa apung .................. 13
7 Arsitektur semantic Mediawiki ...................................................................... 14
8 Tahap pengembangan sistem manajemen pengetahuan di PTIP BPPT ......... 15
9 Skema pustaka infrastruktur teknologi informasi .......................................... 16
10 Kandidat model penyesuaian manajemen pengetahuan PTIP BPPT .............. 17
11 Diagram kelas utama pada ontologi perekayasaan pipa apung....................... 19
12 Grafik hasil analisis manajemen konfigurasi .................................................. 22
13 Grafik hasil analisis keberlangsungan teknologi informasi ............................ 22
14 Model penyesuaian manajemen pengetahuan di PTIP BPPT ......................... 23
15 Infrastruktur manajemen pengetahuan di PTIP BPPT .................................... 24
16 Aset pengetahuan dari alur dokumen perekayasaan pipa apung ..................... 25
17 Ontograf dari kegiatan perekayasaan pipa apung di PTIP BPPT ................... 26
18 Properti objek ontologi perekayasaan pipa apung di PTIP BPPT................... 26
19 Proses impor format RDF/XML kedalam format OWL ................................. 28
20 Proses impor OWLberhasil dilakukan pada SMW+ ....................................... 29
21 Ontologi pipa apung dapat diakses melalui ontology browser ....................... 29
22 Contoh anotasi pengetahuan pada artikel dengan semantic toolbar ............... 30
23 Akuisisi pengetahuan melalui pemilahan kelas dan properti ontologi ........... 31
 
 

DAFTAR LAMPIRAN
 
Halaman

1 Form manajemen konfigurasi .......................................................................... 38
2 Form manajemen keberlangsungan teknologi informasi ................................. 43
3 Form kuesioner evaluasi sistem ....................................................................... 49

PE
ENDAHU
ULUAN

Latar Bellakang
Indoonesia adalaah salah sattu penghasiil karet alam
m terbesar ddi dunia, namun
pemanfaattan karet alam
a
oleh iindustri hilir nasional baru menccapai 14 persen
p
(Purwantaa 2004). Hal
H ini meenyebabkan
n ketergantungan Indo
donesia terh
hadap
produk kaaret impor masih sanggat tinggi. Salah satu
u produk kaaret yang masih
m
sepenuhnyya diimpor oleh Indonnesia adalah
h pipa apun
ng (Gambaar 1). Kebutuhan
pipa apunng di Indon
nesia pertahhun dapat mencapai
m
12
2 juta Dollaar Amerikaa atau
setara denngan 320 unit
u
pipa ap
apung (BSN
N 2010). Piipa apung digunakan pada
industri peerminyakan
n untuk menngalirkan minyak
m
dari kapal tankker ke pang
gkalan
minyak atau sebalikn
nya.

mbar 1 Aplikasi pipa aapung di lep
pas pantai Lawe-lawe B
Balikpapan.
Gam
Berddasarkan ko
ondisi terseebut, Pusat Teknologii Industri PProses di Badan
B
Pengkajiann dan Peneerapan Teknnologi (PTIP
P BPPT) seejak tahun 22006 melak
kukan
perekayasaan pipa apung.
a
Pereekayasaan meliputi
m
kaajian

prosses

vulkan
nisasi,

yakan pendirian pabrikk pipa apung di
desain prooses manuffaktur dan studi kelay
Indonesia.. Sasaran kegiatan
k
ini adalah terssedianya prroduk substtitusi imporr pipa
apung yaang dapat memenuhi
m
kebutuhan dalam negeri sehinggga mengu
urangi
ketergantuungan impor dan mengghemat devisa negara.
Pereekayasan pip
pa apung ddilakukan olleh kelompo
ok perekayaasa yang beekerja
secara maatriks berdaasarkan struuktur perek
kayasaan. Kelompok
K
pperekayasa pipa
apung dibbagi kedalaam beberapaa Work Brreakdown Structure
S
(W
WBS) dan Work
Package (WP)
(
sepertti diilustrassikan pada Gambar 2. Setiap WB
BS dan WP pada

2

periode tertentu menghasilkan laporan berupa dokumen perekayasaan yang terdiri
atas lembar perintah, lembar kerja, lembar keputusan, catatan teknis, laporan
teknis,

memorandum

teknis,

dan

dokumen

teknis.

Dokumen

tersebut

dikodifikasikan dalam suatu aturan tertentu berdasarkan WBS, WP, dan waktu
dokumen dibuat.

Gambar 2 Struktur organisasi perekayasaan pipa apung di PTIP BPPT.
Kodifikasi tersebut tidak merefleksikan isi dokumen yang di dalamnya.
Perekayasa pipa apung kesulitan untuk mengeksplorasi “metode yang paling
efisien dan efektif” (best practices) dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan yang
sudah dilakukan perekayasa lain dari rangkaian perekayasaan pipa apung pada
periode sebelumnya.
Kondisi tersebarnya para perekayasa pipa apung di Jakarta, Tangerang,
Bandung, dan Balikpapan juga berpotensi menyebabkan pekerjaan yang sudah

3

dilakukan oleh seorang perekayasa dapat dilakukan kembali oleh perekayasa yang
lain. Hal ini disebabkan pembagian pakai (sharing) dokumen pengetahuan
eksplisit tidak dikelola secara terpusat seperti diilustrasikan pada Gambar 3.

Gambar 3 Kondisi pembagian pakai dokumen perekayasaan di PTIP BPPT.
Kondisi tersebut diperburuk dengan adanya resistensi pada sebagian
perekayasa di PTIP BPPT untuk berbagi pengetahuan. Resistensi ini disebabkan
adanya stigma bahwa pengetahuan adalah milik perseorangan dan sulitnya untuk
mendapatkan informasi dari perekayasa lain bila dibutuhkan. Berdasarkan kondisi
tersebut, manajemen PTIP BPPT menginginkan adanya suatu sistem berbasis
komputer yang dapat mengelola aset pengetahuan para perekayasa pipa apung

4

sehingga memudahkan proses pembelajaran dan pengambilan keputusan
berdasarkan best practices perekayasaan pipa apung.
Penelitian Terdahulu
Pada penelitian terdahulu yang dilakukan di Korea Selatan, para peneliti di
bidang manajemen pengetahuan mencoba membuat kerangka kerja dan fungsi
pengelolaan pengetahuan pada institusi riset yang memiliki keserupaan
karakteristik proses bisnis dan alur dokumen dengan PTIP BPPT. Hasil dari
penelitian tersebut diberi nama KNOWVATION, yaitu sebuah kerangka kerja
yang memuat spesifikasi dan definisi pengetahuan di lembaga riset berbasiskan
portofolio kegiatan riset (Park & Kim 2006). KNOWVATION dapat melakukan
observasi pada tingkat makro dan mendukung pembuatan keputusan seperti
alokasi sumber daya dan analisis dinamis.
Pengembangan model pengelolaan pengetahuan di BPPT sebelumnya sudah
pernah dilakukan dengan mengelaborasikan portal Core SWED dan Wordpress
sebagai middleware sistemnya (Nur 2009). Pada penelitian tersebut, ontologi
pengetahuan dimodelkan berdasarkan alur perekayasaan secara umum sehingga
belum dapat menjawab kompleksitas ontologi bidang teknologi yang dikaji dan
diterapkan oleh BPPT secara spesifik. Pemilihan Wordpress yang merupakan blog
sebagai antarmuka kolaboratif tidak cukup tepat untuk digunakan dalam
pembagian pakai pengetahuan pada institusi riset seperti BPPT yang memiliki
ratusan tema riset dan melibatkan perekayasa dalam jumlah yang besar.
Pemodelan basis pengetahuan dengan menggunakan Wiki pada industri
proses yang menerapkan struktur sumber daya manusia berdasarkan klasifikasi
fungsional seperti jabatan fungsional perekayasa di PTIP BPPT juga pernah
dilakukan pada penelitian sebelumnya di salah satu industri pupuk nasional
(Kusumasari 2008).
Berdasarkan identifikasi awal dari penelitian ini, masalah utama di PTIP
BPPT

adalah

belum dapat

dilakukannya

penelusuran

set

pengetahuan

perekayasaan pipa apung karena informasi pada dokumen dalam perekayasaan
pipa apung belum diorganisasikan berdasarkan ontologi. Perancangan sistem
manajemen pengetahuan pada tesis ini melengkapi fitur ontologi pengelolaan
pengetahuan di BPPT yang masih bersifat umum (Nur 2009). Diharapkan dengan

5

dibangunnya sistem manajemen pengetahuan berbasis ontologi perekayasaan pipa
apung ini dapat menjawab masalah pengelolaan pengetahuan di PTIP BPPT.
Dengan latar belakang tersebut, penelitian ini akan mencoba untuk
memecahkan masalah representasi ontologi pengetahuan yang sesuai dengan
proses bisnis perekayasaan pipa apung sehingga dapat memudahkan proses
identifikasi, akuisisi, pengembangan, pembagian pakai, distribusi, pemanfaatan,
dan retensi set pengetahuan berdasarkan ontologi perekayasaan pipa apung.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari tesis ini adalah membangun sebuah sistem manajemen
pengetahuan

yang

dapat

memudahkan

proses

identifikasi,

akuisisi,

pengembangan, pembagian pakai, distribusi, pemanfaatan, dan retensi set
pengetahuan berdasarkan ontologi pengetahuan yang ada pada perekayasaan pipa
apung di PTIP BPPT.
Manfaat Penelitian
Tesis ini diharapkan dapat memecahkan masalah manajemen pengetahuan
di PTIP BPPT sehingga dapat memudahkan proses pembelajaran dan
pengambilan keputusan berdasarkan best practices dalam perekayasaan pipa
apung. Lebih spesifik, manfaat dari tesis ini adalah membentuk komunitas
pengetahuan yang mengabaikan aspek geografi, mendukung inisiatif penyaluran
data, sentralisasi data yang terpisah-pisah, meningkatkan efisiensi operasional,
mendorong berlangsungnya proses penciptaan, pembagian pakai, penyaluran dan
diseminasi pengetahuan secara berkelanjutan dengan memanfaatkan fitur
semantik dan ontologi pengetahuan.
Ruang Lingkup
Pada tesis ini ruang lingkup penelitian dibatasi pada penanganan manajemen
pengetahuan dalam perekayasaan desain konstruksi pipa apung untuk spesifikasi
industi perminyakan yang akan diproyeksikan sebagai Standard Nasional
Indonesia (SNI). Domain masalah tersebut merupakan rangkaian kegiatan
perekayasaan yang melibatkan ketiga WBS di PTIP BPPT yaitu Desain Proses
dan Manufaktur (WBS I), Pengujian (WBS II), dan Penyusunan SNI (WBS III).

6

Rumusan Permasalahan
Pada saat tesis ini dibuat, PTIP BPPT dalam konteks inisiatif manajemen
pengetahuan masih berada pada tahap awal dari pengembangan sistem manajemen
pengetahuan yang meliputi sub komponen repository dan platform kolaborasi
(Tiwana 2007).
1 Belum tersedianya suatu aturan pengumpulan, penyaringan, pengaturan,
pengesahan, pemeliharaan, dan distribusi konten pengetahuan secara semantik.
Kelemahan repository di PTIP BPPT ini sangat erat kaitannya dengan belum
adanya ontologi pengetahuan formal dalam perekayasaan pipa apung.
2 Belum tersedianya kanal komunikasi yang dapat mendukung dan menangani
karakteristik kegiatan perekayasaan yang terdistribusi.

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Manajemen Pengetahuan
Sistem manajemen pengetahuan merupakan suatu sistem teknologi
informasi dan komunikasi yang menggabungkan dan mengintegrasikan fungsifungsi penanganan pengetahuan eksplisit dan tersirat secara kontekstual di seluruh
organisasi atau bagian dari organisasi yang ditargetkan oleh inisiatif manajemen
pengetahuan (Maier 2007). Perbedaan definisi dari data, informasi, pengetahuan,
dan kecerdasan menegaskan berbedanya domain yang dikelola diantara sistem
manajemen pengetahuan dengan sistem manajemen informasi (Bouthillier &
Shearer 2002).
Sistem manajemen pengetahuan memberikan layanan terintegrasi untuk
menyebarkan instrumen manajemen pengetahuan pada jaringan partisipannya
sepanjang siklus hidup pengetahuan berlangsung. Tujuan akhir dari sistem
manajemen pengetahuan adalah untuk mendukung dinamika pembelajaran
organisasi dan efektivitas organisasi.

Gambar 4 Model SECI pada penciptaan pengetahuan (Nonaka & Konno 1998)
Pengetahuan yang menjadi domain sistem manajemen pengetahuan adalah
pengetahuan eksplisit dan tersirat. Penciptaan pengetahuan dimodelkan sebagai
proses berbentuk spiral sebagai bentuk interaksi diantara pengetahuan eksplisit
dan tersirat tersebut. Proses ini dikenal sebagai model SECI seperti diilustrasikan

8

pada Gambar 4 (Nonaka & Konno 1998). Sistem manajemen pengetahuan juga
didefinisikan sebagai komponen teknologi yang memfasilitasi pengintegrasian,
penerapan, dan manajemen pengetahuan (Tiwana 2007).
Perekayasaan Pipa Apung
Perekayasaan adalah sistem yang digunakan pada kegiatan penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam bentuk desain dan rancang bangun.
Perekayasaan ditujukan untuk menghasilkan sistem, model, nilai, produk, dan
atau proses produksi dengan mempertimbangkan keterpaduan sudut pandang dan
atau konteks teknikal, fungsional, bisnis, sosial budaya dan estetika, dalam suatu
kelompok kerja fungsional. Pada Tabel 1 dijelaskan beberapa istilah perekayasaan
pada buku petunjuk teknis jabatan fungsional perekayasa (BPPT 2009).
Tabel 1 Istilah-istilah pada kegiatan perekayasaan
Istilah

Keterangan

Perekayasaan Kegiatan bertahap yang secara runtun meliputi penelitian terapan,
pengembangan, perekayasaan dan pengoperasian.
Perekayasa

Perekayasa (Engineer) adalah jabatan yang mempunyai ruang
lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan
kegiatan perekayasaan dalam suatu kelompok kerja fungsional
pada bidang penelitian terapan, pengembangan, perekayasaan, dan
pengoperasian yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan
hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang
berwenang.

Organisasi

Organisasi Fungsional Kerekayasaan adalah organisasi yang

Fungsional

dibentuk secara sementara (Ad Hoc) untuk pelaksanaan kegiatan

Perekayasaan kerekayasaan dalam rangka melaksanakan suatu kegiatan tertentu.
Dokumen

Dokumen perekayasaan adalah dokumen yang digunakan para

Perekayasaan perekayasa dalam organisasi fungsional kerekayasaan, meliputi:
a. Lembar Kerja
b. Lembar Perintah
c. Lembar Keputusan

9

Dokumen perekayasaan merupakan sumber pengetahuan utama yang
menjadi masukan pada sistem manajemen pengetahuan. Pengetahuan yang
terkandung pada setiap dokumen mempunyai karakteristik:
a Pengetahuan deklaratif yang meliputi konsep, kategori, definisi, dan asumsi.
b Pengetahuan prosedural yang meliputi proses, rangkaian kegiatan dan aktivitas,
dan aksi.
c Pengetahuan kausal yang meliputi alasan keputusan, alasan keputusan
penolakan atau alternatif, dan bagian informal yang berasosiasi.
d Konteks dari keadaan, asumsi, hasil dari asumsi, dan pengetahuan informal
yang meliputi klip video, anotasi, catatan, dan pembicaraan.
Ontologi
Ontologi adalah suatu konseptualiasi yang dibagi pakai, mempunyai sifat
formal dan spesifikasi yang eksplisit (Grubber 1993). Definisi tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1 Konseptualisasi adalah model abstrak yang merupakan representasi dari sebuah
domain atau fenomena yang memeriksa relevansi konsep domain atau
fenomena tersebut terhadap pengguna ontologi.
2 Pembagian pakai (sharing) adalah acuan pada persyaratan konseptualisasi yang
dibuat di dalam sebuah ontologi harus telah disetujui oleh kelompok personil
yang akan menggunakan ontologi untuk pertukaran pengetahuan.
3 Sebuah ontologi disebut formal bila dapat dibaca oleh mesin.
4 Spesifikasi yang eksplisit artinya bahwa konsep, hubungan, dan batasan
penggunaan konsep dirumuskan secara terbuka dan tidak menyerahkan
interpretasi kepada pengguna ontologi.
Penggunaan ontologi pada manajemen pengetahuan adalah sebagai
komunikasi antar sistem komputer, antar manusia, dan antara manusia dengan
sistem komputer. Dalam konteks ini, ontologi adalah model formal yang
menyediakan pengertian umum atau pengertian yang bisa dibagi pakai dari
domain aplikasi yang dapat mengkomunikasikan manusia dengan sistem aplikasi
untuk membantu mendefinisikan, menampung, menukar, dan membagi pakai
pengetahuan dengan bantuan sistem teknologi informasi dan komunikasi sehingga

10

dapat memfasilitasi penayangan, penyimpanan, komunikasi, dan penelusuran
pengetahuan (O’Leary 1998).
Ontologi dapat juga didefinisikan sebagai suatu domain masalah yang
menjelaskan entitas, properti dan relasi dari domain itu sendiri. Ontologi
merepresentasikan struktur hirarki suatu pengetahuan tertentu dengan cara
mengsubkategorikan pengetahuan tersebut berdasarkan nilai penentunya. Manfaat
terbesar dari ontologi bukan pada aspek pemrosesan melainkan pada pembagian
pakai (sharing) makna, pemunculan dan penemuan kesenjangan, dan untuk
meningkatkan penyaluran pengetahuan tersirat. Pada ontologi berbasis komputer,
domain pengetahuan yang formal dan terstruktur direpresentasikan dengan
menggunakan UML atau bahasa berorientasi obyek seperti RDF, DAML, OWL,
dan representasi lain yang dapat mendefinisikan obyek, properti, dan relasinya.
Contoh

pemodelan

ontologi

dalam

konteks

perekayasaan

dapat

diilustrasikan pada Gambar 5 yang menjelaskan pengembangan ontologi
berdasarkan artefak perekayasaan pipa apung. Pemodelan ontologi seperti ini akan
diaplikasikan pada sistem manajemen pengetahuan perekayasaan pipa apung di
PTIP BPPT.

 

Gambar 5 Pemodelan ontologi pengetahuan pada perekayasaan pipa apung

11

Untuk pengerjaan pemodelan ontologi pipa apung dalam penelitian ini
menggunakan perangkat lunak Protégé yang merupakan aplikasi sumber terbuka.
Protégé adalah perangkat lunak untuk mengkonstruksikan ontologi yang
dikembangkan oleh Stanford University (Knublauch et al. 2004). Ini merupakan
penyunting ontologi yang dikenal handal dan memiliki plug in yang mendukung
OWL. Fitur Protégé antara lain adalah dapat memanggil dan menyimpan ontologi
OWL dan RDF, menyunting dan memvisualisasikan kelas OWL dan propertinya,
menjelaskan karakteristik logical class sebagai ekspresi OWL, mengeksekusi DL
classifier, dan menyunting OWL untuk markup web semantik.
Semantik
Semantik secara umum didefinisikan sebagai disiplin ilmu yang
menganalisis makna kata, arti, perubahan arti suatu kata, lambang-lambang atau
tanda yang menyatakan makna, dan hubungan antara makna dengan makna lain.
Namun, dalam konteks teknologi informasi, tidak banyak ditemukan referensi
yang memberikan definisi semantik secara jelas karena pada umumnya kata
semantik langsung diasosiasikan dengan istilah semantic web.
Kata dasar semantik didefinisikan ulang berdasarkan aspek struktur data,
morfologi, sintaks, dan statistik (Berkan 2009) sebagai berikut:
a Semantik bukan merupakan data yang disusun berdasarkan struktur tertentu,
sehingga informasi yang diorganisasikan bukan merupakan informasi
semantik.
b Semantik berbeda dengan morfologi linguistik. Sebagai ilustrasi, mesin
pencarian yang diberikan daftar substitusi kata dapat mengenali frasa “10
teratas” sebagai “sepuluh teratas” atau membedakan kata “Ikan” dengan “ikan”
berdasarkan perbedaan kapitalisasi hurufnya. Modus pencarian seperti dua
contoh tersebut bukan merupakan fungsi semantik.
c Semantik berbeda dengan sintaks. Untuk menangani semantik dibutuhkan
associative knowledge sedangkan pada sintaks cukup dibutuhkan kemampuan
untuk menguraikan informasi yang ada.
d Semantik tidak dapat dibangun dari data statistik, karena algoritme dan mesin
komputer tidak akan dapat memahami pernyataan tersebut. Contoh sederhana
untuk kasus ini misalnya adalah pernyataan “Beruang kutub tidak akan

12

memakan telur buaya sebelum matahari terbit.” Pernyataan tersebut dapat
difahami oleh otak manusia meskipun kondisi tersebut belum pernah dilihat
sebelumnya, namun tidak dapat dipenuhi oleh algoritme atau mesin komputer.
Untuk mencatatkan pengetahuan semantik ke dalam sistem manajemen
pengetahuan dilakukan melalui proses anotasi. Anotasi semantik diilustrasikan
pada Gambar 6 yang merupakan asosiasi artefak perekayasaan dengan domain
ontologi yang dikembangkan. Dalam konteks perekayasaan pipa apung di PTIP
BPPT, artefak perekayasaan adalah pipa apung itu sendiri. Tesis ini akan
mengusulkan suatu model ontologi pengetahuan yang berasosiasi dengan struktur
pipa apung yang memenuhi standar industri perminyakan.

Gambar 6 Contoh anotasi semantik pada artefak perekayasaan pipa apung
Semantik Mediawiki
Wiki adalah aplikasi berbasis web yang memungkinkan penggunanya untuk
secara bebas membuat dan menyunting konten halaman web dengan

13

menggunaakan browsser. Wiki m
mendukung hyperlink dan memilliki sintakss teks
sederhanaa untuk mem
mbuat halam
man baru daan keterkaitan dengan hhalaman intternal
secara lanngsung. Wik
ki dikembanngkan pertaama kali oleeh Ward Cuunningham yang
menggambbarkan wik
ki sebagai ""the simplesst online da
atabase thaat could posssibly
work". Assal kata wikii sendiri berrasal dari baahasa Hawaaii yang artiinya cepat.
Wikki menggun
nakan penddekatan yaang tidak umum dallam mekan
nisme
komunikaasi kelompo
ok karena m
mengijinkan
n kontribusi organisasi untuk disu
unting
sebagai taambahan teerhadap konnten itu sen
ndiri. Pendeekatan ini dilakukan untuk
u
menggugaah penggun
na dalam p enciptaan halaman
h
baaru, mendorrong demokrasi,
dan memppromosikan komposisi konten oleh
h pengguna non teknis..
Sem
mantic Med
diawiki (SM
MW) merup
pakan peng
gembangan dari Wikiipedia
yang sudaah dikenal luas sebaggai sumber pengetahuaan ensikloppedik terbessar di
dunia dann disunting secara kolaaboratif oleeh jutaan peengguna. P enambahan
n fitur
semantik pada Wikiipedia dim
maksudkan untuk
u
dapaat menangaani pengetaahuan
semantik yang tekn
nologinya ttengah berk
kembang pesat
p
dewassa ini. Berbeda
dengan Mediawiki
M
(MW) yanng hanya mendukung
m
g konten teeks yang dapat
difahami dan dievaluasi oleh komputer, SMW telah menam
mbahkan an
notasi
semantik (Gambar 7)
7 yang mem
mungkinkaan MW unttuk berfunggsi sebagai basis
data kolabboratif (Kröttzsch 2007)).

Gambar 7 Arsitekturr Semantic Mediawiki
M
(Krötzsch 22007).
SMW
W dapat diipasangi ekkstensi-eksteensi yang mempunyai
m
i fungsi kh
husus,
salah satunnya adalah ekstensi Haalo. Ekstenssi ini merup
pakan suatuu tool yang dapat

14

meningkatkan kemudahan penggunaan fitur SMW dan interoperabilitas terhadap
konten yang kaya dengan semantik.
Ekstensi Halo memudahkan penelusuran wiki dan navigasi terhadap artikel
semantik, penambahan data semantik, dan query data semantik, dan akses
informasi yang disimpan di dalam wiki (Erdmann & Hansch 2011). Fitur navigasi
yang menjadi kelebihan Halo adalah tersedianya Ontology Browser yang
dirancang untuk penelusuran pengetahuan berdasarkan instance dan property dari
ontologi yang sudah didefinisikan. Antarmuka Halo menggunakan teknologi Ajax
yang lebih intuitif untuk digunakan bila dibandingkan dengan Javascript, sehingga
diharapkan memudahkan perekayasa dan meningkatkan produktifitas dalam
menggunakan sistem manajemen pengetahuan di PTIP BPPT.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan meliputi evaluasi infrastruktur; analisis,
perancangan, dan pengembangan sistem manajemen pengetahuan; pemasangan
sistem manajemen pengetahuan; dan evaluasi sistem manajemen pengetahuan
seperti diilustrasikan pada Gambar 8.

Gambar 8 Tahap pengembangan Sistem Manajemen Pengetahuan di PTIP BPPT.

16

Evaluasi Infrastruktur
Evaluasi infrastruktur di PTIP BPPT meliputi analisis infrastruktur
teknologi informasi dan penyesuaian manajemen pengetahuan dengan proses
bisnis. Untuk menganalisis infrastruktur teknologi informasi akan digunakan sub
komponen pustaka infrastruktur teknologi informasi atau Information Technology
Infrastructure Library (ITIL). ITIL merupakan kerangka kerja yang digunakan
untuk mengidentifikasikan kesiapan infrastruktur teknologi informasi sebelum
sistem manajemen pengetahuan diimplementasikan (Cartlidge et al. 2007).
Pada penelitian ini dipilih dua variabel uji untuk menganalisis infrastruktur
di PTIP BPPT, yaitu manajemen konfigurasi dan keberlangsungan layanan
teknlologi informasi. Hal ini dilakukan untuk mengukur komitmen manajemen
PTIP BPPT dalam menerapkan sistem manajemen pengetahuan dan mengukur
kesiapan infrastruktur teknologi informasi di PTIP BPPT. Bobot nilai variabel uji
yang dihasilkan akan dibandingkan dengan parameter kesiapan infrastruktur
teknologi informasi menurut standard ITIL. Posisi kedua variabel tersebut pada
skema ITIL dapat diilustrasikan pada Gambar 9.

Gambar 9 Skema pustaka infrastruktur teknologi informasi

17

Tahap kedua dari evaluasi infrastruktur adalah penyesuaian manajemen
pengetahuan dengan proses bisnis. Untuk menyesuaikan keduanya diperlukan
suatu analisis yang dilakukan dengan cara menentukan kendali utama dari inisiatif
manajemen pengetahuan di PTIP BPPT. Dua kandidat model penyesuaian
manajemen pengetahuan dan proses bisnis (Gambar 10) harus ditentukan dengan
cara memilih dua opsi di antara sistem TIK atau eksekusi strategis pada proses
bisnis sebagai kendali utamanya (Malhotra 2005).

DEPLOYMENT

UTILIZATION

INPUTS

PROCESSING

PERFORMANCE
OUTCOMES

Human and Machine Intelegence
Mechanistic Information Processing
Computational
Inputs

Data,
Information,
Models, Rules
Pre-Defined
Meanings &
Action(s)

Sistem TIK

Organizational
Inputs

Business
Environment

Best Practices,
Rules,
Procedures
Attention/Motivation/Commitment/
Creativity/Innovation

Dynamically
Updated
Outcomes

Radical and
Discontinuous Change

TECHNOLOGY-PULL MODEL OF KM

Gambar 10 Kandidat model penyesuaian manajemen pengetahuan PTIP BPPT.
Analisis, Perancangan, dan Pengembangan Sistem Manajemen Pengetahuan
Perancangan infrastruktur manajemen pengetahuan di PTIP BPPT meliputi
dua tahapan sebagai berikut:

18

1 Memilih komponen teknologi informasi yang paling tepat untuk menemukan,
membuat, merangkai, dan menerapkan pengetahuan dengan merujuk pada
kondisi infrastruktur yang sudah berjalan di PTIP BPPT.
2 Mengoptimasikan

pengelompokan

obyek

pengetahuan

yang

dapat

direpresentasikan sebagai kelas, konsep, dan instance.
Setelah perancangan infrastrukur dilakukan dilanjutkan dengan proses audit
aset pengetahuan yang merupakan tahap awal dari pembangunan ontologi
pengetahuan dari perekayasaan pipa apung di PTIP BPPT. Pada tahap ini mulai
dilakukan pemetaan pengetahuan yang dapat membentuk informasi semantik.
Untuk pengerjaan pemodelan ontologi pipa apung dalam penelitian ini
menggunakan perangkat lunak Protégé yang merupakan aplikasi sumber terbuka.
Protégé adalah perangkat lunak untuk mengkonstruksikan ontologi yang
dikembangkan oleh Stanford University. Ini merupakan penyunting ontologi yang
dikenal handal dan memiliki plug in yang mendukung OWL. Fitur Protégé antara
lain adalah dapat memanggil dan menyimpan ontologi OWL dan RDF,
menyunting dan memvisualisasikan kelas OWL dan propertinya, menjelaskan
karakteristik logical class sebagai ekspresi OWL, mengeksekusi DL classifier,
dan menyunting OWL untuk markup web semantik.
Sebagai aktor dari pengembangan dan pelaksanaan dari sistem manajemen
pengethuan diperlukan adanya perancangan tim manajemen pengetahuan di PTIP
BPPT. Perancangan tim manajemen pengetahuan di PTIP BPPT meliputi tiga
fokus yang mencakup tim, teknologi, dan organisasi.
Berdasarkan informasi hasil evaluasi, audit, dan pembentukan tim
manajemen pengetahuan akan dilanjutkan dengan pembuatan cetak biru
manajemen pengetahuan di PTIP BPPT dapat dipecah menjadi beberapa sub
komponen sebagai berikut:
1 Repository
Penyimpanan pengetahuan dan aturan-aturan yang berasosiasi dengan
akumulasi, pengaturan, pengelolaan, validasi, perawatan, konstektualisasi, dan
distribusi konten. Ruang penampungan harus dapat merekam elemen-elemen
konten pengetahuan yang bersifat deklaratif, prosedural, kausal, dan
konstektual.

19

Ontologi pengetahuan dalam perekayasaan pipa apung disimpan dan
dikelola pada ruang penampungan yang struktur pengetahuannya dapat
diilustasikan dalam diagram kelas utama ontologi berikut (Gambar 11).

Gambar 11 Diagram kelas utama pada ontologi perekayasaan pipa apung.
2 Platform kolaboratif
Platform yang mendukung pekerjaan terdistribusi dan meliputi pointer, basis
data keahlian, pencarian lokasi ahli, dan kanal komunikasi informal.
3 Jaringan
Meliputi jaringan digital (intranet, ekstranet, ruang bagi pakai, dan jaringan
fisik lainnya) dan sosial (komunitas, koalisi, dan asosiasi) yang memungkinkan
terjadinya komunikasi dan pembicaraan. Komponen jaringan tidak menjadi
konsentrasi dari penelitian ini karena jaringan fisik di PTIP BPPT sudah
terselenggara dan terhubung dengan baik.
4 Budaya
Komponen ini terkait dengan upaya manajemen dalam mendorong setiap
perekayasa menggunakan repository, platform kolaboratif, dan jaringan untuk
berbagi pengetahuan. Komponen budaya yang meliputi kepemimpinan dan
struktur penghargaan tidak menjadi konsentrasi dari penelitian ini.
Pemasangan Sistem Manajemen Pengetahuan
Sebagai tahap awal, uji coba pemasangan sistem manajemen pengetahuan
akan dilakukan dengan menggunakan virtualisasi sistem sebelum dipasangkan
pada server fisik yang sesungguhnya. Virtualisasi relatif tidak memakan sumber
daya yang besar, mudah dalam perawatan, dan mereplikasi kondisi lingkungan
aslinya. Virtualisasi yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan VMware yang dipasangkan pada sistem operasi Windows 7

20

Professional dan ditumpangi Debian 5.0 sebagai host untuk sistem manajemen
pengetahuan yang dikembangkan.
Evaluasi Sistem Manajemen Pengetahuan
Evaluasi unjuk kerja dari sistem manajemen pengetahuan dilakukan melalui
survei kepada perekayasa yang terlibat dalam kegiatan perekayasaan pipa apung
di PTIP BPPT. Pertanyaan yang diajukan adalah berupa perbandingan kondisi
sebelum dan setelah sistem manajemen pengetahuan dipasangkan di PTIP BPPT.
Dengan mendapatkan umpan balik dari perekayasa setelah mengujicoba sistem
manajemen pengetahuan maka akan dapat diukur kehandalan ontologi yang telah
dibangun,

tingkat

kemudahan

penggunaan

antar

muka,

dan

sekaligus

mendapatkan usulan perbaikan atau penambahan fitur dari antarmuka sistem
manajemen pengetahuan yang sudah ada.

HASIL DAN PEMBAHASAN
 

Analisis Infrastruktur Teknologi Informasi
Pada penelitian ini telah digunakan dua variabel uji untuk menganalisis
infrastruktur di PTIP BPPT dengan melakukan pengukuran terhadap dua sub
komponen ITIL yang meliputi manajemen konfigurasi dan keberlangsungan
layanan teknologi informasi.
Pengisian nilai variabel uji dilakukan dengan melakukan wawancara kepada
Direktur PTIP BPPT selaku manajemen yang didampingi oleh staf teknologi
informasi di PTIP BPPT. Pengukuran merujuk pada pertanyaan manajemen
konfigurasi disajikan pada Lampiran 1 dan keberlangsungan teknologi informasi
disajikan pada Lampiran 2.
Ambang bawah ITIL dijadikan referensi pembanding terhadap nilai
pengukuran manajemen konfigurasi dan kesiapan infrastruktur teknologi
informasi di PTIP BPPT. Tabel 2 menampilkan perbandingan dari 9 parameter
nilai manajemen konfigurasi PTIP BPPT dan disajikan melalui grafik pada
Gambar 12. Perbandingan nilai keberlangsungan teknologi informasi di PTIP
BPPT disajikan pada Tabel 3 dan diilustrasikan melalui grafik pada Gambar 13.
Tabel 2 Hasil analisis manajemen konfigurasi
Nilai PTIP BPPT

Ambang bawah ITIL

Kondisi awal

83

83

Komitmen manajemen

83

66

Kemampuan proses

52

80

Integrasi internal

12

62

Produk

16

66

Kendali mutu

33

83

Informasi manajemen

77

77

Integrasi eksternal

0

82

Antarmuka pengguna

40

100

22

Tabel 3 Hasil analisis manajemen keberlangsungan teknologi informasi
Nilai PTIP BPPT

Ambang bawah ITIL

Kondisi awal

75

75

Komitmen manajemen

70

80

Kemampuan proses

33

76

Integrasi internal

14

71

Produk

0

75

Kendali mutu

16

83

Informasi manajemen

72

81

Integrasi eksternal

51

88

Antarmuka pengguna

80

100

120
100
80
60
40
20
0

Nilai PTIP BPPT
Ambang bawah ITIL

Gambar 12 Grafik hasil analisis manajemen konfigurasi.
120
100
80
60
40
20
0

Skor PTIP BPP
Ambang bawah ITIL

Gambar 13 Grafik hasil analisis keberlangsungan teknologi informasi.

23

Berdasarkan sebaran nilai kedua grafik dapat ditemukan suatu fakta bahwa
nilai kondisi awal dan komitmen manajemen memenuhi ambang bawah ITIL.
Fakta ini mengindikasikan bahwa PTIP BPPT sudah siap dalam hal infrastruktur
dan didukung oleh komitmen manajemen PTIP BPPT. Dalam konteks knowledge
capturing, parameter rendahnya integrasi internal dan eksternal pada grafik
mengindikasikan

diperlukannya

suatu

sistem

pengelolaan

pengetahuan.

Peningkatan kedua integrasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan process
capability.
Penyesuaian Manajemen Pengetahuan dengan Proses Bisnis
Fakta berdasarkan analisis infrastruktur teknologi informasi tersebut
menjadi rujukan dalam penelitian ini untuk melakukan penyesuaian manajemen
pengetahuan dan proses bisnis dengan menggunakan model technology-pull. Pada
kondisi ini sistem manajemen pengetahuan akan bersifat adaptif terhadap proses
bisnis yang berkembang untuk mengakomodasi eksekusi strategis sehingga tidak
tertutup kemungkinan terjadinya penambahan atau modifikasi dari modul aplikasi
sistem manajemen pengetahuan.
DEPLOYMENT

UTILIZATION

INPUTS

PROCESSING

PERFORMANCE
OUTCOMES

Human and Machine Intelegence
Mechanistic Information Processing
Computational
Inputs

Data,
Information,
Models, Rules
Pre-Defined
Meanings &
Action(s)

Sistem TIK

Organizational
Inputs

Business
Environment

Best Practices,
Rules,
Procedures
Attention/Motivation/Commitment/
Creativity/Innovation

Dynamically
Updated
Outcomes

Radical and
Discontinuous Change

TECHNOLOGY-PULL MODEL OF KM

Gambar 14 Model penyesuaian manajemen pengetahuan di PTIP BPPT.
Infrastruktur Manajemen Pengetahuan
Infrastruktur manajemen pengetahuan pada kerekayasaan pipa apung di
PTIP BPPT meliputi komponen teknologi informasi, platform kolaboratif dan
optimasi pengelompokan obyek pengetahuan. Komponen teknologi informasi

24

yang mendukung pemasangan sistem manajemen pengetahuan di PTIP BPPT
meliputi ketersediaan jaringan komputer, aplikasi pengolah kata, spreadsheet, dan
aplikasi spesifik lainnya yang terkait dengan pengembangan pipa apung seperti
pemodelan tiga dimensi dan simulasi fluida. Platform kolaboratif yang digunakan
di PTIP BPPT adalah surat elektronik, dan sebuah komputer yang difungsikan
untuk

menampung

softcopy

dari

dokumen

perekayasaan

pipa

apung.

Pengelompokan obyek pengetahuan di PTIP BPPT masih menggunakan
penamaan folder berdasarkan kodifikasi dokumen perekayasaan. Infrastruktur
manajemen pengetahuan di PTIP BPPT dapat diilustrasikan sebagai berikut
(Gambar 15).

 

Gambar 15 Infrastruktur manajemen pengetahuan di PTIP BPPT.
Audit Aset Pengetahuan
Audit aset pengetahuan dilakukan dengan memeriksa alur dan koleksi
dokumen perekayasaan yang merupakan sumber utama pengetahuan dalam
perekayasaan pipa apung di PTIP BPPT. Alur dokumen dari kegiatan
perekayasaan pipa apung yang merefleksikan kandungan pengetahuannya
dijelaskan pada Gambar 16.

25

Gambar 16 Aset pengetahuan dari alur dokumen perekayasaan pipa apung.
Berdasarkan audit aset pengetahuan tersebut diperoleh ontologi pengetahuan
dari kegiatan perekayasaan pipa apung di PTIP BPPT. Ontologi tersebut dapat
direpresentasikan dalam bentuk grafik berupa ontograf dengan bantuan Protégé
yang mengilustrasikan hierarki dan korelasi antar kelas pada perekayasaan pipa
apung seperti diilutrasikan pada Gambar 17. Untuk menghubungkan setiap kelas
yang berkorelasi dibutuhkan properti obyek yang didefinisikan berdasarkan
karakteristik fungsional, inversi fungsional, transitif, simetris, asimetris, refleksif,
dan irefleksif seperti diilustrasikan pada Gambar 18.

26

graf dari keegiatan perek
kayasaan piipa apung ddi PTIP BPP
PT.
Gambaar 17 Ontog

Gambarr 18 Properti obyek onntologi pereekayasaan pipa
p apung ddi PTIP BPP
PT.
Tim Man
najemen Pengetahuan
Tim
m manajemen pengetahu
huan di PTIP
P BPPT dijjelaskan pad
ada Tabel 4 yang
melibatkann knowledg
ge worker pperekayasa dan manajeemen PTIP,, dan know
wledge
administraator staf tek
knologi infoormasi.

27

Tabel 4 Tim manajemen pengetahuan di PTIP BPPT
Fokus

Kelompok

Peran

Karakteristik

Tim

Fungsional

Menyiapkan materi

Memahami proses

(seluruh

fungsional, berpartisipasi

kerja di bagiannya

perekayasa

pada tahap perancangan

masing-masing,

pada

dan implementasi sistem

mempunyai

perekayasaan manajemen pengetahuan.

kemampuan

pipa apung)

interpersonal, dan

Keuangan

Menyiapkan materi

berkomitmen untuk

(manajer

manajemen proyek dan

keberhasilan sistem

program)

keuangan.

manajemen
pengetahuan.

Teknologi

Peneliti

Menyiapkan teknologi

Memahami teknologi

sistem

informasi dan sistem

informasi,

manajemen

manajemen pengetahuan

pengembangan sistem

pengetahuan

manajemen

dan Staf

pengetahuan, dan

teknologi

memberikan pelatihan

informasi di

pada perekayasa

PTIP BPPT.

dalam penggunaan
sistem.

Organisasi Manajemen

Mendukung legitimasi

Memahami

(direktur

inisiatif manajemen

manajemen,

PTIP BPPT

pengetahuan, berkomitmen

mempunyai

dan kepala

dalam memfasilitasi

kepemimpinan yang

bidang

sumberdaya yang

kuat, dan mampu

dibawahnya)

dibutuhkan, dan

meyakinkan manfaat

menularkan visi inisiatif

inisiatif manajemen

manajemen pengetahuan

pengetahuan kepada

kepada seluruh personil di

seluruh personil di

PTIP BPPT.

PTIP BPPT.

28

Implementasi Sistem Manajemen Pengetahuan
Sistem manajemen pengetahuan pada penelitian ini sejak awal tidak
direncanakan untuk dibangun dari awal, namun merupakan pengembangan dan
penyesuaian dari kerangka aplikasi yang sudah ada. Hal ini dilakukan karena
konsentrasi utama dari penelitian ini adalah pada perancangan ontologi yang
hasilnya akan ditumpangkan di atas lapisan aplikasi sistem manajemen
pengetahuan. Kandidat hasil evaluasi infrastruktur dan analisis, pe