Analisis Kinerja Waktu dan Penerapan Building Information Modeling (BIM) Proyek Pengembangan Gedung RSUD Budhi Asih, Jakarta Timur.

ANALISIS KINERJA WAKTU DAN PENERAPAN BUILDING
INFORMATION MODELING (BIM) PROYEK PENGEMBANGAN
GEDUNG RSUD BUDHI ASIH, JAKARTA TIMUR

ANUGRAH SUSILOWATI

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kinerja Waktu
dan Penerapan Building Information Modeling (BIM) Proyek Pengembangan
Gedung RSUD Budhi Asih, Jakarta Timur adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2015
Anugrah Susilowati
NIM F44110018

ABSTRAK
ANUGRAH SUSILOWATI. Analisis Kinerja Waktu dan Penerapan Building
Information Modeling (BIM) Proyek Pengembangan Gedung RSUD Budhi Asih,
Jakarta Timur. Dibimbing oleh MACHMUD ARIFIN RAIMADOYA.
Manajemen konstruksi diterapkan untuk melaksanakan proyek secara lebih
efisien dan efektif. Manajemen tersebut memiliki tujuan salah satunya adalah untuk
mengoordinasikan waktu agar proyek berjalan sesuai rencana. Pengendalian waktu
dalam pelaksanaan proyek dapat dilakukan dengan Critical Path Method (CPM).
CPM dapat mengetahui kegiatan pelaksanaan proyek yang harus tepat waktu.
Tahap-tahapan terhadap kinerja waktu suatu proyek akan terlihat lebih mudah bila
diintegrasikan melalui Bulding Information Modeling (BIM). Tujuan dari penelitian
ini yaitu pemodelan 4 Dimensi menggunakan Tekla Structure, mengetahui kegiatan
kritis, dan membandingkan kinerja waktu proyek berupa deviasi dari bobot rencana
dan bobot realisasi kegiatan pada proyek Gedung RSUD Budhi Asih. Penerapan

BIM menggunakan Tekla Structure dilakukan pada bagian struktur saja. Pemodelan
pada Tekla dilakukan sampai tahap scheduling atau 4 Dimensi (4D) menggunakan
task manager. Analisis kinerja waktu proyek dilakukan dengan membandingkan
bobot rencana dengan bobot realisasi pekerjaan. Hasil penelitian menunjukan
bahwa proyek mengalami keterlambatan di bulan ke-3 hingga ke-11 dengan deviasi
terbesar -8.370%. Pelaksanaan proyek selesai tepat pada waktu yang direncanakan
pada bulan ke-12.
Kata kunci: Building Information Modeling (BIM), kinerja waktu, manajemen
konstruksi, manajemen waktu proyek, Tekla structure.
ABSTRACT
ANUGRAH SUSILOWATI. Time Schedule Analysis and Building Information
Modeling (BIM) Application in RSUD Budhi Asih Building Development Project,
East Jakarta. Supervised by MACHMUD ARIFIN RAIMADOYA.
Construction management applied to execute projects more efficiently and
effectively. The construction management had several goals, one of them was to
control the time. So that, the project will be going according to the plan. Time
control in project execution can be done with the Critical Path Method (CPM). CPM
can observe which activities of the project should be on time. Sequence of steps on
the time performance will be more easily seen when it is integrated via Bulding
Information Modeling (BIM). The purpose of this research were to model 4th

dimension by Tekla Structure, to know some of critical activities and to compare
time project performance by deviation on progress percentage of the project plan
and the realization in RSUD Budhi Asih Building Project. BIM application using
Tekla Structure done only for structure work. Tekla modeling done until the
scheduling step or 4th Dimension (4D) step using the task manager. Time
performance analysis of the project done by comparing the progress percentage of
the project plan and the realization. The result showed that the project has been

delayed in the 3rd month until the 11th with the greatest deviation was -8.370%. The
project has completed on time according to the plan which finished for 12 months.
Key words: Building Information Modeling (BIM), construction management,
project time management, Tekla structure, time performance.

ANALISIS KINERJA WAKTU DAN PENERAPAN BUILDING
INFORMATION MODELING (BIM) PROYEK
PENGEMBANGAN GEDUNG RSUD BUDHI ASIH, JAKARTA
TIMUR

ANUGRAH SUSILOWATI


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena hanya dengan
karunia dan rahmat-Nya skripsi yang berjudul “Analisis Kinerja Waktu dan
Penerapan Building Information Modeling (BIM) Proyek Pengembangan Gedung
RSUD Budhi Asih, Jakarta Timur” ini dapat diselesaikan. Penelitian ini dilakukan
sejak bulan Maret hingga Juni 2015.
Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada:
1. Ir. Machmud Arifin Raimadoya, M.Sc selaku dosen pembimbing atas

bantuannya serta waktu dan kesempatan yang telah diluangkan dalam
memberikan bimbingan, ilmu, arahan, motivasi, dan masukan selama
penulis mengikuti pendidikan, penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian,
pembuatan makalah, hingga penyusunan skripsi.
2. Dr. Ir. Moh. Yanuar J. Purwanto, MS dan Dr. Ir Meiske Widyarti, M.Eng
selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan bermanfaat dalam
penyelesaian skripsi ini.
3. Kedua orang tua Bapak Tumiran dan Ibu Listri Mulyaningsih atas doa,
dukungan, perhatian dan kasih sayang yang telah diberikan.
4. Rekan-rekan satu bimbingan (Risda, Fachru, Hasfan, dan Raudhotul) atas
bantuan, semangat dan dukungannya dalam menyusun laporan akhir ini.
5. Masrun Aditya T.M, ST dan Choliq Komarudin Kohar, ST yang telah
mengayomi, memberikan nasihat dan arahan kepada penulis.
6. Sahabat-sahabat (Rayi Rahmannissa, Yustikawati, Annissa Meutia, dan
Fatmawati Ferdiani) atas semangat dan perhatiannya serta seluruh temanteman SIL 48 (khususnya untuk Gita, Deviana, Citra, Eva, Benna, Almasul
Auzan, Hafiz A, Alfi, Dhanu, Fachrie, dan Ahong) yang telah bersama-sama
selama 3 tahun perkuliahan memberikan semangat, bantuan dan motivasi
kepada penulis.
7. Teman-teman Tingkat Persiapan Bersama (TPB) Butiran Jasjus (Nay,
Robby, Cepi, Veti, dan Hanif) dan teman-teman asrama rusunawa (Desna,

Rahma, Naya, Niki, dan Fitriana) atas kebersamaan, perhatian, dan
dukungannya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.
Bogor, Juni 2015
Anugrah Susilowati

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Building Information Modeling (BIM) pada Tekla Structures
Manajemen Waktu pada Proyek Konstruksi
Kinerja Waktu Proyek dan Metode Jalur Kritis

METODE
Waktu dan Tempat
Bahan
Alat
Prosedur Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penerapan BIM Gedung RSUD Budhi Asih dengan Tekla Structures
Penjadwalan Proyek serta Metode Jalur Kritis (Critical Path Method)
Kinerja Waktu Pekerjaan Proyek
Pemodelan 4 Dimensi dan Intepretasi dengan Tekla BIM Sight
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vii
vii
vii

1
1
2
2
2
2
3
3
4
5
6
6
6
7
7
16
16
20
22
38

41
41
41
42
45
60

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Detail pemodelan pondasi Gedung RSUD Budhi Asih
Detail pemodelan slab/pelat beton Gedung RSUD Budhi Asih
Bobot kinerja waktu proyek RSUD Budhi Asih selama 12 Bulan
SNI AHSP (Analisis Harga Satuan Pekerjaan) Tahun 2013
pekerjaan 1 m2 pembersihan lapangan dan striping/korsekan
Kebutuhan tenaga kerja untuk pembersihan lapangan
Berdasarkan SNI Analisis Harga Satuan Pekerjan (AHSP) tahun 2013
untuk 1 m2 pembuatan direksi keet
Kebutuhan tenaga kerja untuk pembuatan direeksi keet

Koefisien untuk membuat 1 m3 pondasi beton bertulang
Kebutuhan tenaga kerja untuk pembuatan pondasi beton bertulang
Kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan galian tanah basement 2
Koefisien untuk membuat 1 m3 balok beton bertulang
(200 kg besi + bekisting)
Kebutuhan tenaga kerja untuk pembuatan caping beam
Koefisien untuk membuat 1 m3 dinding beton bertulang
Kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan dinding beton bertulang
Koefisien pekerja untuk memasang dinding HB dengan tebal 10 cm
campuran spesi 1PC: 3PP
Kebutuhan tenaga kerja untuk memasang dinding
Koefisien membuat 1 m2 Plesteran 1 PC: 3 PP tebal 15 mm
Kebutuhan pekerja untuk pekerjaan plesteran dinding
Koefisien pekerja untuk memasang dinding HB dengan tebal 10 cm
campuran spesi 1PC: 3PP
Kebutuhan tenaga kerja untuk pemasangan dinding
Koefisien memasang 1 m2 gypsum board dengan tebal 9 mm
Kebutuhan tenaga kerja untuk memasang gypsum board

17
18
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
30
30
32
32
33
33
34
34
36
36

DAFTAR GAMBAR
1 Integrasi pekerjaan dalam Tekla
2 Hubungan Triple Constrain
3 Lokasi proyek pembangunan Pengembangan Gedung RSUD Budhi
Asih, Jakarta Timur
4 Diagram alir tahapan penelitian
5 Tahap Pemodelan Grid pada Tekla
6 Tahapan pemodelan podasi bangunan
7 Pemodelan kolom pada software Tekla Strucutres
8 Pemodelan balok beton pada Tekla Structures
9 Pemodelan Slab atau Pelat pada Tekla Structures
10 Pemodelan Shear wall atau dinding geser pada Tekla Structures
11 Pemodelan tangga beton pada Tekla Structures
12 Pengelompokan objek dengan model organizer pada Tekla Structures
13 Pemodelan task manager pada Tekla Structures
14 Konfigurasi objek grup completed

3
4
6
7
9
9
10
10
11
11
12
12
13
14

15
16
17
18
19
20
21

Konfigurasi objek grup started
Konfigurasi objek grup not started
Konfigurasi objek grup group all
Konfigurasi objek representasi
Visualisasi menggunakan object representation
Pembagian zona pengerjaan bangunan RSUD Budhi Asih
Hasil representasi gambar Gedung RSUD Budhi Asih dengan project
visualization
22 Intepretasi pemodelan pada Tekla BIM Sight

14
14
14
15
15
19
39
40

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7

Tampilan model organizer di Tekla Structure pada proyek
pengembangan Gedung RSUD Budhi Asih
Tampilan task manager di Tekla Structure pada proyek
pengembangan Gedung RSUD Budhi Asih
Hasil pemodelan Tekla Structure pada Gedung RSUD Budhi Asih
Kurva S kinerja proyek Pengembangan Gedung RSUD Budhi Asih
Detail dan klasifikasi kolom pemodelan Gedung RSUD Budhi Asih
Jalur kritis di Microsoft Project Manager pada proyek pengembangan
Gedung RSUD Budhi Asih
Hasil intrepretasi dengan Tekla BIM Sight pada proyek pengembangan
Gedung RSUD Budhi Asih

45
46
49
51
52
53
59

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Proyek adalah suatu kegiatan sementara yang memiliki tujuan dan sasaran
yang jelas, berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya
tertentu. Hal tersebut mendasari adanya manajemen konstruksi proyek yang
diterapkan untuk melaksanakan proyek secara lebih efisien dan efektif. Manajemen
konstruksi mengacu pada bagaimana sumber daya tersedia bagi manajer sehingga
dapat diaplikasikan dengan baik pada suatu proyek konstruksi. Sumber daya untuk
konstruksi berupa lima M, yaitu Manpower (tenaga kerja), Machiners (alat dan
peralatan), Material (bahan bangunan), Money (uang), Method (metode)
(Widiasanti dan Lenggogeni 2013).
Manajemen proyek merupakan suatu usaha merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan, mengoordinasi dan mengawasi kegiatan dalam proyek sedemikian
rupa sehingga sesuai dengan jadwal waktu dan anggaran yang telah ditetapkan
(Kurzner 1982). Pada pelaksanaan suatu proyek sangat jarang ditemui suatu proyek
yang berjalan tepat sesuai dengan yang direncanakan. Umumnya mengalami
keterlambatan yang direncanakan, baik waktu maupun kemajuan pekerjaan, tetapi
ada juga proyek yang mengalami percepatan dari jadwal awal yang direncanakan
(Prastyono 2010).
Apabila terjadi keterlambatan dan dengan mengetahui letak keterlambatan,
maka dalam pelaksanannya dapat dilakukan tindakan antisipasi atas
ketidakefisienan waktu yang terjadi sebelumnya, sehingga keterlambatan di satu
bagian tidak merambat ke pekerjaan lainnya. Salah satu cara yang dilakukan untuk
mengefektifkan waktu adalah menerapkan Critical Path Method (CPM) karena
metode tersebut dapat mengetahui kegiatan-kegiatan pelaksanaan proyek yang
harus tepat waktu. Selain itu, keterlambatan kegiatan proyek yang telah terjadi
dapat pula diketahui dan dipantau dengan menghitung bobot pekerjaan
menggunakan kurva S.
Saat proses pelaksanaan proyek konstruksi konsep mengenai Building
Information Modeling (BIM) akan memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap
kinerja manajemen proyek yang terintegrasi dengan model bangunan secara
keseluruhan. Pada pelaksanaan proyek Pengembangan Gedung RSUD Budhi Asih
di Cawang, Jakarta Timur masih menerapkan sistem kerja yang terpisah antara
pelaksanaan dengan manajemen yang dijalankan. Koordinasi tim akan berjalan
lebih lambat sehingga mempengaruhi peforma kinerjanya.
Beberapa software BIM saat ini telah berkembang sangat pesat salah satunya
adalah Tekla structure. Tekla Structure adalah software pemodelan multi-material
dan multi-proses yang dapat menentukan dan menganalisis dalam suatu model 3
Dimensi (3D), serta dapat memperbaiki secara akurat semua pekerjaan struktur dan
memiliki kemampuan mengoperasikan penjadwalan pekerjaan yang memberikan
hasil manajemen proyek yang efisien (Erlina 2011). Hal ini memberikan
kemudahan untuk melihat keterkaitan antara komponen gambar desain dengan
pelaksanaannya di lapangan serta koordinasi antara seluruh komponen tim.

2
Perumusan Masalah
Permasalahan yang dapat diambil berdasarkan latar belakang yang ada
sehingga menjadi objek penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana penerapan Building Information Modeling (BIM) dengan
menggunakan software Tekla Structures pada Pengembangan Gedung
RSUD Budhi Asih?
2. Kegiatan apa saja yang termasuk dalam metode jalur kritis (Critical Path
Method) pada pelaksanaan proyek konstruksi Pengembangan Gedung
RSUD Budhi Asih?
3. Bagaimana realisasi kinerja waktu proyek pada pelaksanaan proyek
Pengembangan Gedung RSUD Budhi Asih?

Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini di antaranya:
1. Mengaplikasikan Building Information Modeling sampai pemodelan 4
Dimensi (4D) pada proyek pembangunan Pengembangan Gedung RSUD
Budhi Asih menggunakan software Tekla Structures.
2. Mengetahui kegiatan kritis pada proyek pembangunan Pengembangan
Gedung RSUD Budhi Asih berdasarkan metode jalur kritis (Critical Path
Method).
3. Membandingkan hasil analisis kinerja waktu proyek berupa deviasi dari
bobot realisasi kegiatan terhadap bobot rencana kegiatan berdasarkan hasil
laporan kerja pada kurva S.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk melihat pengaruh
kinerja waktu terhadap pelaksanaan proyek konstruksi gedung. Pemodelan dengan
menggunakan software Tekla Structure diharapkan mampu memudahkan analisis
manajemen waktu sehingga dapat menjadi acuan untuk evaluasi kinerja proyek.
Selain itu tahap pengerjaan pemodelan pada software Tekla Structure dapat menjadi
referensi tambahan dalam mengelola manajemen proyek serta menjadi panduan
untuk mempelajari tahap penggunaan software Tekla Structure dalam proyek
konstruksi.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan membuat pemodelan proyek pembangunan
Pengembangan Gedung RSUD Budhi Asih di Cawang, Jakarta Timur
menggunakan software Tekla Structures. Pemodelan proyek juga diterapkan
melalui BIM atau biasa disebut Intregrated Project Delivery (IPD). Building
Information Modelling dalam cangkupan bentuk pemodelan 4 Dimensi (4D) dari
struktur gedung RSUD Budhi Asih. Penerapan BIM dilakukan dengan
menggunakan software Tekla Structures tanpa analisis pembebanan. Analisis
terhadap kegiatan konstruksi fisik bangunan proyek yang termasuk dalam critical

3
path method (CPM) atau metode jalur kritis menggunakan software Microsoft
Project. Analisis kinerja waktu proyek dengan membandingkan bobot rencana
pekerjaan dan bobot realisasi pekerjaan pada kurva S berdasarkan laporan
mingguan atau bulanan pada pelaksanaan pembangunan.

TINJAUAN PUSTAKA
Building Information Modeling (BIM) pada Tekla Structures
BIM adalah simulasi tidak nyata dari keseluruhan siklus proyek konstruksi
melalui sebuah orientasi digital dari database objek. Sebagai contoh dari BIM
adalah pemakaian program komputer yang memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi satu sama lain melalui Application Programing Interface (API) atau
melalui format dokumen yang sesuai. BIM adalah sebuah penggambaran informasi
karakteristik bangunan dalam bentuk 3D secara digital yang mencakup seluruh
proses tahapan proyek (Allan 2012). Informasi karakteristik bangunan yang
dimaksud meliputi dimensi, jenis material, jadwal proyek, tingkat beban (load),
bahkan sampai kepada tingkat energy savings bangunan sendiri.
Tekla Structures BIM merupakan software yang dapat membantu kontraktor
untuk mengelola resiko dari biaya-biaya yang tidak terduga dan hilangnya waktu,
terutama pada fase pelaksanaan proyek (Saputri 2012). Tekla Structures juga dapat
digunakan oleh berbagai pihak diantara kontraktor, sub-kontraktor, dan para
profesional manajemen proyek untuk mengelola perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian proyek seperti yang terlihat pada Gambar 1 kelebihan dari program
ini antara lain yaitu dapat digunakan dalam menganalisis permasalahanpermasalahan model struktur serta dapat memperbaiki secara akurat semua
pekerjaan struktur. Semua perubahan dapat diperbarui secara otomatis jika
sewaktu-waktu dilakukan revisi (Erlina 2011).

Sumber: Tekla (2011).

Gambar 1 Integrasi pekerjaan dalam Tekla
Menurut Ramadiaprani (2012), adanya BIM, informasi rinci setiap komponen
bangunan terkandung dalam elemen yang dimodelkan. Perubahan data parameter
dalam model dapat menghemat waktu selama proses desain dan administrasi
konstruksi seperti tidak melakukan cek gambar secara manual. Pada Tekla

4
Structure menerapkan jadwal BIM yang terintegrasi dikenal dengan BIM 4
Dimensi (4D), dapat digunakan untuk pemodelan, analisis, keamanan dan untuk
menyiapkan rencana logistik. Pemodelan 4D memberikan cara yang lebih cepat dan
lebih efektif menyampaikan informasi antar pihak proyek yang berkepentingan.
Salah satu informasi yang disampaikan adalah scheduling (jadwal pelaksanaan)
konstruksi, sehingga informasi bagaimana bangunan akan dibangun hari demi hari
dapat terlihat.

Manajemen Waktu pada Proyek Konstruksi
Manajemen konstruksi adalah suatu proses pekerjaan pelaksanaan
pembangunan fisik yang ditangani secara multi disiplin professional dimana
tahapan persiapan, perencanaan, perancangan, pelelangan pekerjaan, pelaksanaan
pekerjaan, dan penyerahan/pengoperasiannya, diperlukan sebagai suatu sistem
menyeluruh dan terpadu dengan tujuan untuk mencapai hasil yang optimal dalam
aspek memperkecil biaya, memanfaatkan waktu, dan mempertahankan kualitas
(Tarore 2010). Penentuan perencanaan manajemen konstruksi tidak akan pernah
lepas dari hubungan tiga batasan utama berupa biaya, mutu dan waktu atau biasa
disebut sebagai triple constrain.
Triple constrain dalam batasan pada proyek konstruksi dapat dilaksanakan
dalam 3 tahapan yaitu planning (perencanaan), actuating (pelaksanaan) dan
controlling (pengendalian). Ketiga batasan tersebut, bersifat tarik-menarik artinya,
jika ingin meningkatkan kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka
umumnya harus diikuti dengan meningkatkan mutu. Hal ini selanjutnya berakibat
pada naiknya biaya sehingga melebihi anggaran. Sebaliknya, bila ingin menekan
biaya, maka biasanya harus berkompromi dengan mutu dan jadwal kondisi tersebut
seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.
Kinerja - Mutu

Biaya - Anggaran

Waktu - Jadwal

Sumber: Soeharto (1999).

Gambar 2 Hubungan Triple Constrain
Menurut Clough and Sears (1991), sistem manajemen waktu berpusat pada
berjalan atau tidaknya perencanaan dan penjadwalan proyek. Dimana dalam
perencanaan dan penjadwalan tersebut telah disediakan pedoman yang spesifik
untuk menyelesaikan aktivitas proyek dengan lebih cepat dan efisien. Menurut
Mingus (2004), manajemen waktu mencakup penyusunan atau perbaikan struktur
perincian kerja, yang menentukan hubungan saling ketergantungan di antara tugastugas proyek, memperkirakan usaha dan durasi aktivitas, dan menyusun jadwal
proyek. Perencanaan ini memberikan masukan kepada perencana sumber daya agar
sumber daya tersebut siap pada waktu diperlukan (Widiasanti dan Lenggogeni
2013).

5
Penjadwalan proyek menurut Husen (2009), diperlukan teknik dan metode
tertentu yaitu Program Evaluation and Review Technique (PERT), Critical Path
Method (CPM), Presedent Diagram Method (PDM) dan Bar Chart atau yang sering
disebut dengan Gantt Chart. Penjadwalan proyek akan berguna untuk mengetahui
hubungan tiap aktivitas pada seluruh proyek sehingga terlihat pemanfaatan sumber
daya yang digunakan serta sinkronisasinya terhadap biaya. Penjadwalan yang
efektif adalah menjadwal kegiatan dengan urutan kerja yang logis sehingga
membentuk jadwal normal dan meminimalisasi peluang keterlambatan suatu
proyek (Wartinah et al. 2013).

Kinerja Waktu Proyek dan Metode Jalur Kritis
Menurut Smith (2000), menganalisa atau mengevaluasi tidak hanya dapat
dilakukan pada akhir proyek saja, tetapi bisa juga dilakukan sewaktu-waktu apabila
proyek telah terlihat ketinggalan dari jadwalnya. Evaluasi kemajuan proyek
tergantung pada akurasi pengukuran dan pembuatan laporan di lapangan (Brandon
and Gray 1970). Laporan-laporan yang diperlukan meliputi presentase kemajuan
penyelesaian proyek pada tiap-tiap aktivitasnya. Laporan kemajuan di lapangan
kemudian dibandingkan dengan penjadwalan proyek sehingga dari perbandingan
tersebut dapat dilihat aktivitas yang mengalami keterlambatan. Setiap aktivitas
yang mengalami keterlambatan harus dianalisa penyebabnya sehingga
keterlambatan pada aktivitas yang sama tidak akan terulang lagi (Clough and Sears
1991).
Pengendalian waktu (jadwal) meliputi proses-proses yang diperlukan untuk
memastikan penyelesaian pembangunan proyek tepat waktu. Beberapa metode
pengendalian jadwal pada konstruksi adalah jadwal milestone, jadwal rekayasa,
konstruksi dan start up, program analisis tenaga kerja, critical path method (CPM),
jadwal konstruksi tiga bulanan, jadwal kegiatan mingguan dan harian, jadwal sub
kontrak, jadwal start up, dan daftar punch konstruksi. Kunci pokok dalam hal ini
adalah saat membuat kurva S karena melalui kurva S ini kegiatan dipantau setiap
saat. Pemakaian diagram kurva menitikberatkan pada analisa kemajuan proyek
secara keseluruhan, dari segi waktu, biaya, dan prestasi kerja. Bila kurva S dari
rencana progress dan pelaksanaan (aktual) dibandingkan maka dapat diketahui
secara visual besarnya dan kecenderungan dari penyimpangan (progress) yang
terjadi, apakah pelaksanaan, lebih cepat atau lebih lambat dari rencana yang telah
disepakati (Trisnowardono 2002).
Metode jalur kritis atau (Critical Path Method) merupakan jalur yang
memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan dengan total jumlah waktu
terlama dan menunjukan kurun waktu penyelesaian proyek yang tercepat. Jadi, jalur
kritis terdiri dari rangkaian kegiatan kritis, dimulai dari kegiatan pertama sampai
kegiatan terakhir proyek (Soeharto 1999). Perbedaan mendasar dari Critical Path
Method (CPM) adalah dalam hal waktu. Seorang manajer proyek harus mampu
mengidentifikasi jalur kritis dengan baik, sebab pada jalur ini terdapat kegiatan
yang jika pelaksanaannya terlambat maka akan mengakibatkan keterlambatan
seluruh proyek.
Menurut Widiasanti dan Lenggogeni (2013), sebelum membuat jalur kritis
dalam metode penjadwalan jaringan kerja Activity on Arrow (AOA), haruslah
diketahui terlebih dahulu cara perhitungan durasi proyek yang terbagi dalam

6
hitungan maju dan hitungan mundur. Penyajian jalur kritis ditandai dengan garis
tebal atau garis warna berbeda atau garis ganda, terkadang akan dijumpai lebih dari
satu jalur kritis dalam jaringan kerja. Beberapa istilah dalam metode ini yaitu early
start (ES), late start (LS), early finish (EF), late finish (LF), total float (TF) dan
free float (FF). Istilah float yaitu suatu perhitungan yang menunjukan fleksibilitas
suatu kegiatan untuk dapat mulai dan selesai lebih lambat walaupun tetap dalam
waktu yang diizinkan tanpa mengubah durasi atau kurun waktu proyek (Callahan
et al. 1992).

METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu empat bulan, selama bulan
Maret - Juni 2015 dengan lokasi penelitian yaitu di proyek Pembangunan
Pengembangan Gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Budhi Asih, Cawang,
Jakarta Timur seperti yang terlihat pada Gambar 3. Pengolahan dan analisis data
dilakukan di lingkungan kampus Institut Pertanian Bogor, Dramaga Bogor, Jawa
Barat.

Sumber: Google Earth (2014).

Gambar 3 Lokasi proyek pembangunan Pengembangan Gedung RSUD Budhi Asih,
Jakarta Timur
Bahan
Bahan penelitian merupakan data sekunder yang diperoleh dari proyek
pembangunan Pengembangan Gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Budhi
Asih, Jakarta Timur yang dilaksanakan oleh kontraktor PT Adhi Karya, Tbk dengan

7
konsultan perencana PT Gita Rencana Multiplan dan konsultan pengawas PT Galih
Karsa Utama. Bahan yang dibutuhkan untuk penelitian berupa softcopy dokumen
proyek yaitu master schedule berisikan kegiatan-kegiatan utama dari proyek,
laporan mingguan dan bulanan pelaksanaan proyek pembangunan serta data Detail
Engineering Design komponen struktur dalam format .dwg dan .pdf yang diperoleh
dari kontraktor pelaksana.
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian berupa seperangkat laptop HP seri 14n001TX dengan spesifikasi: Windows 8, 64 Byte OS (Operational System), 4
Gigabyte DDR3-Pc 10600 RAM (Read Access Memory), Intel Core i5—4200U
1.6-2.6 GHz, 500 Gigabyte Hardisk, AMD Radeon VGA (Video Graphics Array)
dan mouse. Kemudian software yang digunakan yaitu Tekla Structures versi 17.0
sebagai aplikasi utama, Tekla BIM Sight dan Microsoft Project Manager untuk
aplikasi pembantu. Software AutoCAD versi 2010 untuk mengakses softcopy DED
(Detailed Engineering Design) dengan format .dwg, dan Adobe Reader versi XI
untuk membaca data dengan format pdf.
Prosedur Analisis Data
Diagram alir tahapan analisis penelitian adalah sebagai berikut:

Gambar 4 Diagram alir tahapan penelitian

8
1. Studi pustaka
Studi pustaka digunakan untuk mempelajari tahap-tahapan pemodelan
bangunan pada software Tekla Structure 17.0. Tahapan penggunaan task
manager pada program Tekla Structure 17.0. Tata cara analisis jalur kritis serta
kinerja waktu proyek. Prosedur atau tahapan dalam memproses jadwal
perencanaan dengan menggunakan Microsoft Office Project Manager
sehingga dapat diketahui kegiatan kritis proyek.
2. Persiapan penelitian
Pada tahap ini dilakukan penentuan lokasi penelitian dan data-data yang
dibutuhkan agar mempermudah dalam pelaksanaan penelitian. Selain itu
dilakukan pula pemasangan aplikasi program Tekla Structure serta Tekla BIM
Sight dan Microsoft Office Project Manager pada laptop yang akan digunakan.
3. Pengumpulan Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder berupa
softcopy dokumen proyek yaitu kurva S, data jadwal perencanaan dan jadwal
realisasi kegiatan proyek pembangunan serta data Detail Engineering Design
(DED) dalam format dwg dan pdf hasil rancangan software AutoCAD.
4. Pengolahan Metode Jalur Kritis
Pada tahap ini dilakukan pengolahan data kegiatan struktur proyek dengan
program Microsoft Project sehingga terlihat aktivitas yang termasuk kegiatan
kritis. Kegiatan kritis tersebut akan terlihat berdasarkan tampilan jalur kegiatan
yang berwarna merah.
5. Pemodelan 4 Dimensi (4D) Komponen Struktur dengan Tekla Structures
Pada tahap ini dilakukan pemodelan gambar yang hanya berupa komponen
struktur menggunakan Program Tekla Structures. Pemodelan yang telah
dilakukan dalam bentuk 2D dengan AutoCAD diolah kembali dengan
menjadikan model 4D di Tekla Structures. Adapun tahap pemodelan yang
dilakukan sebagai berikut:
a. Pembuatan Grid
Grid digunakan sebagai acuan koordinat untuk melakukan pemodelan.
Hal ini berguna untuk memudahkan dalam menempatakan komponen
struktur seperti kolom, balok, pelat, shear wall, dan lain-lain. Langkahlangkah yang dilakukan yaitu:
1. Pada software Tekla structures dilakukan login dengan memilih
environment dan role sesuai kebutuhan, sedangkan license dipilih full. Jenis
environment harus dipilih sesuai dengan lokasi pembangunan namun masih
belum ada pilihan negara Indonesia sehingga dipilih UK.
2. Create new model dipilih kemudian dapat dibuat file baru yang akan
digunakan untuk membuat pemodelan.
3. Grid pada Tekla dibuat dengan memilih tab modeling lalu create grid,
kemudian dimasukkan jarak antara grid dan label pada setiap grid seperti
pada Gambar 5.
4. Modifikasi jarak pada grid dapat dilakukan pula dengan klik dua kali pada
grid yang ingin diubah. Garis koordinat pada grid terdiri dari garis X, Y,
dan Z yang merepresentasikan pemodelan 3D.

9

Gambar 5 Tahap Pemodelan Grid pada Tekla
b. Pemodelan Pondasi
Tahapan menampilkan model pondasi pada Tekla, yaitu:
1. Pada Tekla structure dibuka library pemodelan berbagai macam
komponen bangunan yang tersedia.
2. Pada tab detailing dipilih component kemudian component catalog.
3. Jendela baru yang terbuka menunjukan beberapa jenis pemodelan
kemudian foundation dipilih sesuai dengan kebutuhan gambar.
4. Concrete Foundation umumnya digunakan untuk pemodelan tiang
pancang pondasi. Pemilihan dan pemodelan pondasi terlihat pada
Gambar 6.

Gambar 6 Tahapan pemodelan podasi bangunan
c. Pemodelan Kolom
Tahapan pemodelan kolom beton adalah sebagai berikut:
1. Pada tab modeling dipilih create concrete colomn, kemudian colomn
diletakan pada posisi grid sesuai dengan gambar DED.
2. Karakteristik seperti ukuran dan warna colomn tersebut dapat diubahubah dengan melakukan klik dua kali pada gambar kolom sehingga
muncul kotak properties.

10
3. Contoh pemodelan kolom dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Pemodelan kolom pada software Tekla Strucutres
4. Variasi warna menunjukan dimensi dan tulangan kolom yang berbeda.
Adapun pada Lampiran 5 menjelaskan jenis dan warna kolom yang
digunakan pada pemodelan.
d. Pemodelan Balok
Tahapan pemodelan balok beton adalah sebagai berikut:
1. Pada tab modeling dipilih create concrete beam, kemudian beam
diletakan pada posisi grid dengan menarik garis dari ujung kolom
dengan kolom berikutnya sesuai seperti gambar rencana DED.
2. Karakteristik seperti ukuran dan warna beam tersebut dapat diubah-ubah
dengan melakukan klik dua kali pada gambar balok sehingga muncul
kotak properties. Pada pemodelan balok berwarna kuning menunjukan
balok utama sedangkan balok berwarna merah menunjukan balok
anakan. Contoh pemodelan balok dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Pemodelan balok beton pada Tekla Structures

11
e. Pemodoelan Slab
Pemodelan slab atau pelat beton, yaitu:
1. Pada tab modeling dipilih create concrete slab kemudian dipilih titik
awal menggambar slab diikuti dengan titik-titik pojok slab yang lain.
2. Titik awal penggambaran slab dipilih kembali kemudian tombol tengah
mouse dipilih untuk menyelesaikan gambar.
3. Karakteristik seperti ukuran dan warna slab tersebut dapat diubah-ubah
dengan melakukan klik dua kali pada gambar balok sehingga muncul
kotak properties. Contoh pemodelan slab seperti pada Gambar 9.

Gambar 9 Pemodelan slab atau pelat pada Tekla Structures
f. Pemodelan Shear Wall
Tahapan pemodelan shear wall sebagai berikut:
1. Pada tab modeling dipilih create concrete panel kemudian dipilih titik
awal dan titik akhir gambar shear wall.
2. Karakteristik seperti ukuran dan warna shear wall tersebut dapat
diubah-ubah dengan melakukan klik dua kali pada gambar balok
sehingga muncul kotak properties. Contoh pemodelan shear wall
seperti pada Gambar 10.

Gambar 10 Pemodelan Shear wall atau dinding geser pada Tekla Structures

12
g. Pemodelan Tangga
Tangga yang dipakai pada pembangunan gedung RSUD Budhi Asih
adalah tangga beton sehingga dilakukan pemodelan tangga beton sebagai
berikut:
1. Slab atau pelat beton antara dua lantai dibuat terlebih dahulu untuk
menghubungkan slab tangga.
2. Pada keyboard ditekan Ctrl+F, kemudian dipilih concrete stairs (7).
3. View pada Tekla diubah menjadi yz atau xz terlebih dahulu untuk
memudahkan pemodelan. Titik yang mengindikasikan level dari
pijakan terendah dari tangga dipilih dan dihubungkan dengan titik yang
mengindikasikan level dari pijakan teratas tangga, lalu tombol tengah
mouse dipilih. Pemodelan tangga dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11 Pemodelan tangga beton pada Tekla Structures
h. Pengklasifikasian Model Organizer
Tahapan klasifikasi komponen bangunan dilakukan sebagai berikut:
1. Pada tab tools dipilih model organizer.
2. Object types dipilih dan dibuat new object types sehingga dapat
dikategorikan setiap objek bangunan sesuai dengan kebutuhan.
3. Pada pembangunan Gedung RSUD Budhi Asih dilakukan
pengelompokan seperti Gambar 12.

Gambar 12 Pengelompokan objek dengan model organizer pada Tekla Structures

13
i. Penjadwalan Task Manager dan View Representation
Langkah-langkah penjadwalan yang terhubung dengan pemodelan pada
task manager dilakukan sebagai berikut:
1. Pada model organizer yang telah ada dipilih salah satu objek seperti
beam pada tahap 1 lalu tampilan objek diubah dengan menekan tombol
Ctrl+5.
2. Pada objek tersebut diklik kanan dan shift kemudian dipilih show only
selected kemudian pada tab tools klik task manager sehingga muncul
tampilan kotak task manager.
3. Pada tahapan yang ada di task manager diklik kanan dan dipilih add
selected object. Jadwal kegiatan pada task akan langsung terhubung
dengan model gambar.

Gambar 13 Pemodelan task manager pada Tekla Structures
4. Objek gambar yang telah terhubung semua pada task manager
kemudian dapat dilihat tahapan pelaksanaannya dengan memilih tab
view representation dan diklik object representation.
5. Object grup dipilih kemudian dibuat grup baru dengan beberapa
konfigurasi sebagai berikut:
a) Objek grup completed dilakukan dengan pengaturan seperti pada
Gambar 14. Nama grup diberikan “completed” lalu sebelah tombol
save as diklik sehingga tersimpan grup pekerjaan yang telah selesai.
Gambar 14 konfigurasi objek grup completed.

14

Gambar 14 Konfigurasi objek grup completed
b) Objek grup started dilakukan dengan pengaturan seperti
Gambar 15. Lalu nama grup diubah menjadi started dan tombol
save as ditekan.

Gambar 15 Konfigurasi objek grup started
c) Objek grup not started dilakukan dengan konfigurasi seperti
pada Gambar 16, lalu diberi nama not started dan tombol save
as dipilih.

Gambar 16 Konfigurasi objek grup not started
d) Objek grup all dilakukan dengan konfigurasi seperti pada
Gambar 17 kemudian diberi nama grup all dan dipilih tombol
save as.

Gambar 17 Konfigurasi objek grup group all
6. Semua konfigurasi yang telah dibuat kemudian dimasukan dalam
obejct representation. Pada kotak dialog object representation,
diklik add row untuk menambahkan baris baru.
7. Pada kolom object group, dipilih grup objek “Completed” dari daftar.
Pada color column, dipilih warna untuk grup objek. Pada kolom
transparency, dipilih konfigurasi transparansi untuk berbagai grup
objek (Started, Not Started, All).
8. Sebagai contoh konfigurasi, disajikan pada Gambar 18 Lalu
konfigurasi representasi tersebut diberi nama task 3 dan di klik
tombol save as.
9. Tampilan status pekerjaan proyek dapat dilihat dengan memilih tab
tools lalu project status visualization. Pilihan project status
visualization tersebut merupakan konsep 4D yang digunakan pada
Tekla Structure.

15

Gambar 18 Konfigurasi objek representasi
10. Pada kotak object representation dipilih file task kemudian diklik tombol
step untuk merubah tanggal review sehingga terlihat perubahan pada model
seperti pada Gambar 19.

Gambar 19 Visualisasi menggunakan object representation

16
6. Menganalisis Bobot Kinerja
Pada tahapan ini, penelitian difokuskan untuk membandingkan bobot
kinerja rencana proyek dengan bobot realisasi proyek. Berdasarkan deviasi
yang dihitung kemudian dianalisis proyek pembangunan Gedung RSUD
Budhi Asih mengalami keterlambatan atau percepatan.
7. Penyusunan Laporan Akhir
Pada tahap ini dilakukan penyusunan laporan akhir yang berisi
keseluruhan proses yang sudah dikerjakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Penerapan BIM Gedung RSUD Budhi Asih dengan Tekla Structures
Building Information Modeling atau Integrated Project Delivery adalah suatu
sistem pemodelan berintelegensi yang memperlihatkan gedung, infrasturktur
maupun sarana dan prasana terintegrasi dengan perencanaan, desain, serta sistem
manajemennya. Menurut Roginski (2011), BIM merupakan proses inovatif dan
efisien pengembangan informasi bangunan yang menggunakan model bangunan
digital dan teknologi informasi. Model struktur bangunan yang dibuat pada
penelitian ini adalah Pengembangan Gedung RSUD Budhi Asih, di daerah Cawang
Jakarta Timur yang memiliki luas 13760.08 m2. Gedung tersebut merupakan
perluasan bangunan dari gedung lama (gedung existing) RSUD Budhi Asih yang
berlokasi di samping bangunan baru.
Pemodelan dilakukan dengan menggunakan software berbasis BIM yaitu
Tekla Structures serta dengan bantuan Tekla BIM Sight. Menurut Nurrafidin (2014),
Tekla dapat digunakan untuk menyimpan dan memanfaatkan semua analisa 4D,
serta untuk mendeteksi jumlah dan penempatan tulangan secara cepat dan akurat.
Pada dasarnya pengerjaan pada Tekla Structures meliputi 2 hal yaitu modeling dan
drawing. Modeling adalah proses pembuatan suatu project di dalam tiga dimensi,
sedangkan drawing adalah proses persiapan gambar dari tiga dimensi (3D) menjadi
dua dimensi (2D) yang siap di print out. Software Tekla structure menggunakan
grid sebagai layout utama dalam proses pengerjaan model bangunan dengan 3 garis
sumbu yaitu x, y, dan z. sumbu x dan y merepresentasikan tampilan 2D dengan
sumbu x garis horizontal dan sumbu y garis vertikal sedangkan z adalah elevasi
yang menggambarkan ketinggian bangunan.
Proses penggambaran model bangunan Pengembangan Gedung RSUD Budhi
Asih berdasarkan gambar Detail Engineering Design (DED) struktur dari pondasi,
lantai basement hingga lantai 8 dan lantai atap gedung. Gedung RSUD Budhi Asih
terdiri dari 9 lantai, 2 lantai basement dan 1 lantai mezzanine serta terhubung dengan
gedung existing dari lantai 2 hingga lantai atap menggunakan jembatan connecting,
dan zona RAMP dengan struktur bangunan menggunakan material beton. Adapun
spesifikasi pelaksanaan proyek Gedung RSUD Budhi Asih menggunakan standar
American Concrete Institute (ACI) sebagai acuan perancangan struktur beton.
Pekerjaan struktur untuk fisik bangunan pada proyek terdiri dari beberapa
komponen yaitu pekerjaan pondasi, slab atau pelat, kolom, balok, shear wall dan
core lift, serta tangga.

17
Pada komponen pondasi digunakan tiang pancang bored pile (Ø1000mm dan
Ø800 mm) dengan kedalaman 24600 mm dan soldier pile (Ø800 mm) dengan
kedalaman 20000 mm seperti pada Tabel 1. Pondasi soldier pile digunakan pada
sisi luar bangunan untuk menahan tanah sekitar kemudian diikat dengan capping
beam pada sepanjang soldier pile. Pondasi bored pile pada bagian atas diikat oleh
poor (pile cap) dengan dimensi yang berbeda-beda sesuai dengan gambar DED
proyek. Struktur utama pondasi memiliki spesifikasi mutu beton slump 16-18 cm
dan K300 sehingga pada properties diubah jenis material beton menjadi K300.
Pemilihan environment pada Tekla akan berpengaruh terhadap spesifikasi
komponen tersebut sehingga harus disesuaikan standar perancangan struktur
dengan jenis environment yang dipakai.
Tabel 1 Detail pemodelan pondasi Gedung RSUD Budhi Asih
Jenis Pondasi
Soldier Pile
Bored Pile
Capping Beam

Diameter
800 mm
800 mm
1000 mm
-

Tulangan
16D25
16D25
3D19
4D19

Sengkang
Ø 10-150
Ø 10-150
Ø 10-200
Ø 10-200

Bangunan gedung baru RSUD Budhi Asih memiliki dinding tepi beton
sepanjang sisi luar basement 1 sampai basement 2 memiliki ketebalan 350 mm
dengan mutu beton K350. Struktur pada bagian Lift digunakan core lift dengan
beton jenis K350, lalu pada as 10B-C dan E7-8 menggunakan dinding geser (shear
wall) dengan spesifikasi yang sama berada pada lantai basement 2 hingga lantai 8
gedung baru. Dinding geser adalah dinding beton bertulang dengan kekakuan
bidang datar yang sangat besar, yang ditempatkan pada lokasi tertentu (ruang lift
atau tangga) untuk menyediakan tahanan gaya/beban horizontal (Pranata dan
Yosafat 2011).
Kolom utama terdiri dari beberapa dimensi yang berbeda sesuai dengan titik
koordinatnya yang ada pada gambar DED. Kolom tersebut memiliki beberapa
kelompok yaitu K1, K2, K3, K4, K5, K6, K7, dan K1A. Saat tahap pemodelan
kolom perubahan dimensi terjadi sehingga ukuran kolom yang sama yaitu pada
lantai 2 – lantai 4, kemudian lantai 5 – lantai 7 dan lantai 8 – atap seperti pada
Lampiran 5. Spesifikasi mutu beton kolom sebesar K350 dengan slump 10-12 cm
dan tidak berubah pada setiap kolom di seluruh lantai gedung. Fungsi kolom adalah
sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi sehingga keruntuhan pada
suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya lantai
yang bersangkutan dan juga runtuh total seluruh struktur (Lukkunaprasit 2003).
Kemudian pada struktur pelat beton digunakan K350 dengan ketebalan
berbeda yaitu, basement 2 tebal 600 mm, lantai basement 1 tebal 150 mm, lantai
dasar tebal 200 mm, sedangkan lantai mezzanine hingga lantai atap memiliki tebal
120 mm seperti yang ditunjukan pada Tabel 2. Fungsi utama plat lantai adalah
sebagai dasar ruangan, yang dapat menahan semua beban diatasnya. Pada bangunan
gedung baru RSUD Budhi Asih digunakan lantai pelat beton dengan slump 10 - 12
cm. Struktur tepi pelat merupakan kesatuan dengan balok (bersifat monolit).

18
Tabel 2 Detail pemodelan slab/pelat beton Gedung RSUD Budhi Asih
Slab

Tebal (mm)

Basement 2

600

Basement 1

150

Lantai Dasar

200

Lantai Mezzanine - Lantai
atap

120

Tulangan (mm)
D22 -200
D22 – 200
D10-150
D10 – 200
D10 – 200
D10-200
D10-200
D10 -200

Balok utama dan balok anak digambarkan mulai dari lantai basement 1 hingga
lantai 9 atap gedung dengan klasifikasi dimensi berbeda. Balok merupakan elemen
struktur yang menyalurkan beban-beban tambahan (tributary) dari lantai (slab) ke
kolom penyangga yang vertikal. Balok adalah suatu anggota struktur yang
berfungsi memikul beban transversal dan menyalurkan beban ke kolom, selain itu
untuk mengikat struktur bangunan (Nawy 1998). Balok pada gedung baru RSUD
Budhi Asih dibagi berdasarkan jenis penulangan dan fungsinya yaitu menjadi balok
utama (B1 sampai B25) dan balok anak (S1 sampai S10).
Secara garis besar hasil pemodelan gambar dapat dilihat spesifikasinya pada
pilihan model organizer di Tekla Structures seperti yang terlihat pada Lampiran 1.
Fitur model organizer memudahkan berbagai pihak untuk mengetahui informasi
tiap komponen seperti spesifikasi beton, volume, level, profil atau ukuran, lokasi
pada grid, dan properties lainnya. Komponen struktur pada model akan lebih
mudah terlihat bila dikelompokan terebih dahulu pada model organizer sesuai
kategori yang diinginkan seperti yang terlihat pada Lampiran 1. Pengelompokan
gedung baru RSUD Budhi Asih diatur seperti tahapan pelaksanaan di jadwal
rencana. Model organizer adalah salah satu kelebihan dari Tekla karena dengan
menggunakannya pekerjaan menjadi lebih terklasifikasi dengan informasi jelas.
Proses tersebut merupakan awal dari tujuan penerapan BIM pada pelaksanaan
konstruksi.
Kelebihan yang ada pada sistem Building Information Modeling di Tekla
Structures adalah penyampaian hingga 4 Dimensi berupa tampilan jadwal serta
realisasi pelaksanaan proyek terhubung langsung dengan pemodelan. Tahap ini
memanfaatkan task manager yang ada pada pilihan tools Tekla kemudian data
jadwal perencanaan serta realisasi proyek dimasukan dalam program seperti yang
terlihat pada Lampiran 2. Hal ini akan memudahkan proses penyampaian informasi
kepada seluruh tim pelaksanaan serta memudahkan dalam membuat laporan kepada
pihak pemilik proyek dan pengawas proyek. Pada proyek pembangunan gedung
pengembangan RSUD Budhi Asih pelaksanaan pekerjaan dibagi menjadi beberapa
zoning seperti yang terlihat pada Gambar 20.
Zona 1 dan zona 2 merupakan bagian dari bangunan utama untuk
menjalankan operasional pemakaian gedung rumah sakit seperti untuk ruang
operasi, perawatan, ruang cek kesehatan dan lain-lain. Jembatan yang
menghubungkan gedung lama dan gedung baru berada pada zona 3 sedangkan
RAMP berada pada zona terpisah. Pada zona 4 hanya terdapat dari lantai dasar
hingga lantai 3 gedung karena hanya digunakan untuk ruang dapur, ruang istirahat
pegawai serta untuk roof garden (taman atap). Setiap pekerjaan konstruksi gedung

19
dilakukan secara bertahap pada zona 1, lalu zona 2, kemudian zona 3, dilanjutkan
zona 4 dan pekerjaan terakhir pada lantai sama adalah RAMP kemudian pekerjaan
baru akan naik ke lantai atas berikutnya.

Gambar 20 Pembagian zona pengerjaan bangunan RSUD Budhi Asih
Adanya zoning memudahkan dalam tahap pelaksanaan seperti untuk proses
pengecoran, pembesian, serta penginstalan mekanikal dan elektrikal. Zoning
tersebut memudahkan dalam pengelompokan model organizer dan task manager.
Pada menu model organizer kategori komponen dibuat pada setiap zona seperti
zona 1 adalah proses pengerjaan konstruksi pada tahap 1, kemudian pada tiap tahap
dikelompokan kembali menjadi balok, pelat, kolom, shear wall, tangga dan RAMP.
Selanjutnya, proses tahapan pelaksanaan konstruksi dapat diterapkan dengan
membuat grup pekerjaan yang belum dikerjakan, pekerjaan sedang dalam
pelaksanaan maupun pekerjaan yang telah berakhir memalui object representation.
Aplikasi ini mencirikan kegunaan program Tekla yang dapat mengintegrasikan
keseluruhan pelaksanaan proyek mulai dari perencanaan hingga aktualisasi.
Adapun hasil pemodelan gambar gedung dapat dilihat pada Lampiran 3.

20
Penjadwalan Proyek serta Metode Jalur Kritis (Critical Path Method)
Sistem penjadwalan dibuat memiliki tujuan untuk dapat mengatur dan
mengendalikan waktu pelaksanaan kegiatan saat merealisasikan rencana. CPM
akan memudahkan proses analisis kinerja waktu konstruksi dengan membagi setiap
komponen kecil bersifat kritis menjadi milestone. Kritis artinya apabila proses
pelaksanaan kegiatan tersebut terhambat maka akan berdampak besar bagi
penyelesaian kegiatan suatu proyek sehingga akan terjadi keterlambatan secara
menyeluruh. Analisis CPM pada penelitian ini menggunakan bantuan software
Microsoft Project dengan hanya menggunakan jadwal perencanaan pekerjaan
persiapan dan pekerjaan struktur pada Pengembangan Gedung RSUD Budhi Asih.
Menurut Soeharto (1999), bila jaringan kerja hanya mempunyai satu titik awal
(initial node) dan satu titik akhir (terminal node), maka jalur kritis juga berarti jalur
yang memiliki jumlah waktu penyelesaian terbesar (terlama), dan jumlah waktu
tersebut merupakan waktu proyek yang tercepat. Menurut Wowor et al. (2013),
hubungan antar pekerjaan dalam proyek ini tidak semua sama. Ada pekerjaan yang
mulai atau selesai bersamaan dan ada pula pekerjaan yang dimlai setelah beberapa
hari pekerjaan lainnya selesai sehingga hubungan ketergantungan antar pekerjaan
pada proyek ini adalah hubungan predecessor, yaitu hubungan terhadap aktivitas
sebelumnya. Hubungan setelahnya terjadi setelah selesainya suatu aktivitas.
Contohnya, pekerjaan interior dapat dimulai seterah pekerjaan atap selesai
(Widiasanti dan Lenggogeni 2013).
Penjadwalan proyek pada tahap pelaksanakan bisa terlihat secara bertahap
pada software Tekla menggunakan task manager. Data yang digunakan berupa
jadwal rencana awal suatu kegiatan mulai berjalan dengan waktu akhir kegiatan
tersebut selesai. Pembangunan gedung baru RSUD Budhi Asih dijadwalkan mulai
sejak 9 Desember 2013 hingga awal Desember 2014 atau selama 52 minggu. Pada
proyek gedung baru RSUD Budhi Asih pekerjaan struktur dilakukan selama 190
hari yang dimulai pada bulan Desember 2013. Adapun yang termasuk kedalam
pekerjaan struktur yaitu:
1. Pekerjaan Pondasi: Bored pile, soldier pile, loading test, capping beam
2. Lantai Basement 2: Galian tanah basement, pile cap dan slab/pelat, kolom,
shear wall, tangga, urugan tanah kembali di luar dinding basement
3. Lantai Basement 1: Balok dan pelat, kolom, dinding geser/shear wall,
tangga,
4. Lantai dasar / lantai 1: Balok dan pelat, kolom, shear wall, RAMP, tangga
5. Lantai Mezzanine: balok dan pelat, kolom, shear wall, RAMP, tangga
6. Lantai 2: Balok dan pelat, kolom, shear wall, RAMP, tangga
7. Lantai 3: Balok dan pelat, kolom, shear wall, RAMP, tangga
8. Lantai 4: Balok dan pelat, kolom, shear wall, RAMP, tangga
9. Lantai 5: Balok dan pelat, kolom, shear wall, RAMP, tangga
10. Lantai 6: Balok dan pelat, kolom, shear wall, RAMP, tangga
11. Lantai 7: Balok dan pelat, kolom, shear wall, RAMP, tangga
12. Lantai 8: Balok dan pelat, kolom, shear wall, RAMP, tangga
13. Lantai Atap : Balok dan pelat, kolom
14. Lantai Atap Lift dan Tangga: Balok dan pelat
15. Separator Beam: Baja
16. Pekerjaan STP: Galian tanah + buang, pasir urug, lantai kerja, pelat bawah,
dinding, pelat atas

21
17. Ground Tank: Galian tanah + buang, pasir urug, lantai kerja, pelat bawah,
dinding, pelat atas, pondasi genset
18. Sewage Pit.
Pengolahan jalur kritis pada kegiatan struktur memerlukan jadwal rencana
pekerjaan persiapan. Hal tersebut disebabkan pekerjaan persiapan merupakan
predecessor pekerjaan struktur bawah seperti pondasi dan lantai basement. Salah
satu contoh adalah pembersihan lahan yang merupakan predecessor pekerjaan
pondasi bored pile. Adapun pekerjaan persiapan dimulai sejak awal Desember 2013
dengan selang waktu selama 346 hari. Kegiatan yang termasuk jalur kritis tidak
dapat diketahui dengan hanya menggunakan Tekla Structure oleh karena itu
dibutuhkan bantuan program Microsoft Office Project Manager. Pekerjaan yang
termasuk kedalam tahap persiapan yaitu:
1. Pembersihan lapangan
2. Pengukuran dan pasang bouwplank
3. Pagar sementara/pagar proyek
4. Kantor direksi
5. Kantor dan gudang kontraktor
6. Barak pekerja
7. Sewa tower crane + genset
8. Passenger hoist
9. Air kerja
10. Listrik kerja
11. Mobili

Dokumen yang terkait

Analisis Penerapan Network Planning Dalam Upaya Efisiensi Biaya dan Waktu Pada Penyelesaian Proyek Pengembangan Gedung RSD dr. Soebandi Jember

1 35 6

ANALISIS PENERAPAN NETWORK PLANNING DALAM UPAYA EFISIENSI BIAYA DAN WAKTU PADA PENYELESAIAN PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG RSD dr. SOEBANDI JEMBER PENYELESAIAN PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG RSD dr. SOEBANDI JEMBER PENYELESAIAN PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG RSD dr.

0 22 22

Penerapan Building Information Modeling (BIM) pada Pembangunan Struktur Gedung Perpustakaan IPB menggunakan Software Tekla Structures 17

37 184 119

Aplikasi Building Information Modeling (BIM) Menggunakan Software Tekla Structures 17 Pada Konstruksi Gedung Kuliah Tiga Lantai Fahutan IPB, Bogor

6 69 138

Analisa Kinerja Waktu Pembangunan Gedung Rumah Sakit Budhi Asih, Jakarta Timur Menggunakan Precedence Diagram Method.

1 9 37

IDENTIFICATION OF BUILDING INFORMATION MODELING (BIM) SIGNIFICANCE TOWARD IDENTIFICATION OF BUILDING INFORMATION MODELING (BIM) SIGNIFICANCE TOWARD SUCCESSFULNESS OF THE CONSTRUCTION PROJECT IN YOGYAKARTA.

0 3 12

INTRODUCTION IDENTIFICATION OF BUILDING INFORMATION MODELING (BIM) SIGNIFICANCE TOWARD SUCCESSFULNESS OF THE CONSTRUCTION PROJECT IN YOGYAKARTA.

0 2 4

LITERATURE REVIEW IDENTIFICATION OF BUILDING INFORMATION MODELING (BIM) SIGNIFICANCE TOWARD SUCCESSFULNESS OF THE CONSTRUCTION PROJECT IN YOGYAKARTA.

0 2 13

CONCLUSION AND RECOMENDATION IDENTIFICATION OF BUILDING INFORMATION MODELING (BIM) SIGNIFICANCE TOWARD SUCCESSFULNESS OF THE CONSTRUCTION PROJECT IN YOGYAKARTA.

0 4 39

Aplikasi Building Information Modeling (BIM) dalam Perancangan Bangunan Beton Bertulang 4 Lantai.

3 13 20