Tingkat Superovulasi Pada Beberapa Bangsa Sapi Dengan Sumber Follicle Stimulating Hormone (Fsh) Yang Berbeda

TINGKAT SUPEROVULASI PADA BEBERAPA BANGSA SAPI
DENGAN SUMBER FOLLICLE STIMULATING HORMONE
(FSH) YANG BERBEDA

SKRIPSI
DHEDY PRASETYO

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

RINGKASAN
DHEDY PRASETYO D14054326. Tingkat Superovulasi pada Beberapa Bangsa
Sapi dengan Sumber Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang Berbeda. Skripsi.
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, M.Agr.Sc.
Pembimbing Anggota : Muhammad Imron, S.Pt. M.Si.
Permintaan daging dan susu sapi akan terus meningkat seiring dengan
pertumbuhan penduduk. Namun peningkatan tersebut tidak sebanding dengan

perkembangan populasi sapi potong dan sapi perah. Upaya peningkatan populasi
ternak khususnya ternak sapi dapat dilakukan dengan mengembangkan bioteknologi
di bidang peternakan yang salah satunya adalah sistem transfer embrio. Penelitian ini
bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian variasi sumber Follicle
Stimulating Hormone (FSH) terhadap tingkat superovulasi pada beberapa bangsa
sapi yang meliputi Response Rate, total Corpus Luteum (CL), total embrio dan ovum
terkoleksi serta Recovery Rate.
Penelitian ini telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu mulai bulan April
2011 hingga bulan Juni 2011. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Embrio
Ternak (BET) yang terletak di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten
Bogor. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder produksi embrio
yang diperoleh dari BET Cipelang. Data tersebut berupa catatan produksi embrio
secara in vivo selama tahun 2009 sampai tahun 2010. Data tersebut meliputi semen
yang digunakan, FSH yang digunakan dalam superovulasi, jumlah CL, jumlah
embrio grade A, B, C, D, dan ovum tidak dibuahi atau Unfertilized (UF). Ternak sapi
donor yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 90 ekor sapi, terdiri atas 29
ekor sapi Friesian Holstein (FH), 23 ekor sapi Simmental, 27 ekor sapi Limmousin
dan 11 sapi Angus. Data yang didapatkan diolah dengan metode Rancangan Acak
Lengkap (RAL) pola faktorial 3x4 dengan 2 faktor yaitu sumber FSH (Folltropin-V,
Opti-Stim dan Ovagen) dan bangsa sapi (FH, Simmental, Limousin dan Angus).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa bangsa sapi memberikan
pengaruh nyata (p0,05), namun pada data hasil
penelitian dapat dilihat bahwa presentase CL ovarium kiri lebih banyak daripada
ovarium kanan. Berbeda dengan pendapat Hardjopranjoto (1995) yang menyatakan
bahwa ukuran ovarium kanan yang lebih besar daripada ovarium kiri terjadi karena
secara fisiologis ovarium kanan lebih banyak memperoleh aliran darah sehingga
lebih aktif.

22

Rataan jumlah total CL hasil superovulasi disajikan pada Tabel 3. Jumlah
total CL yang terbentuk pada ovarium dapat menunjukkan tingkat keberhasilan
program superovulasi. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa bangsa
sapi memberikan pengaruh yang berbeda terhadap jumlah CL. Sumber FSH yang
digunakan dalam superovulasi tidak berpengaruh terhadap jumlah CL. Interaksi
antara bangsa sapi dan sumber FSH tidak berpengaruh terhadap jumlah CL. Analisis
sidik ragam jumlah total CL dapat dilihat pada Lampiran 3.
Tabel 5. Rataan Corpus Luteum Hasil Superovulasi
Sumber FSH


uperovulasi
(ekor)
4

Rataan CL
(buah/ekor)
4,5 ± 1

Kisaran

Bangsa Sapi
FH

Folltopin-V

FH

Opti-Stim

11


5,2 ± 5,9

2-22

FH

Ovagen

15

6,5 ± 4,7

2-18

Simmental

Folltopin-V

6


8,3 ± 4,2

4-14

Simmental

Opti-Stim

18

9,5 ± 8,7

2-40

Simmental

Ovagen

17


9,3 ± 6,5

2-24

Limousin

Folltopin-