Pemeliharaan dan Perawatan Pekerjaan Finishing

57

2. Kegiatan Belajar 2

a. Pemeliharaan dan Perawatan Pekerjaan Finishing

Bangunan Pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan yang merupakan bagian dari Standar Nasional Pendidikan, menjadi perhatian setiap satuan pendidikan. Hal ini sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 45 ayat 1 yang menyatakan bahwa: Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. Dalam penjelasan lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 1 menyebutkan bahwa: Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Oleh karena itu, perlu merencanakan upaya pemeliharaan dan peningkatan performansi sarana prasarana secara berkala sehingga secara kontinyu dapat menunjang proses pembelajaran. Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah. Prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah. Bangunan adalah prasarana yang digunakan untuk menjalankan fungsi sekolah. Menteri Pendidikan Nasional dalam Lampiran PERMEN No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan 58 Prasarana menjelaskan bahwa bangunan khususnya bangunan baru direncanakan agar memiliki usia layan bangunan minimum 20 tahun. Sedangkan dalam UU No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung lebih jauh mensyaratkan usia layan bangunan harus mencapai 50 tahun. Untuk itu proses pemeliharaan perlu dilakukan secara terencana, untuk semua komponen bangunan agar dapat memenuhi usia layan minimum yang dipersyaratkan. Dengan telah hadirnya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, menjelaskan lebih jauh tentang pentingnya aspek pemeliharaan dan perawatan bangunan ini. Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1, yang menjelaskan diantaranya:  Pemanfaatan bangunan gedung adalah kegiatan memanfaatkan bangunan gedung sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan, termasuk kegiatan pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala.  Pemeliharaan adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan gedung beserta prasarana dan sarananya agar selalu laik fungsi.  Perawatan adalah kegiatan memperbaiki danatau mengganti bagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, danatau prasarana dan sarana agar bangunan gedung tetap laik fungsi. Sebagaimana ditegaskan kembali dalam UU No. 28 Tahun 2002, pasal 37 ayat 3 yaitu: Pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala pada bangunan gedung harus dilakukan agar tetap memenuhi persyaratan laik fungsi. Secara alami apa pun bangunan yang dibuat oleh manusia, lama kelamaan akan menjadi rusak. Hal itu terjadi karena 59 adanya pengaruh beberapa faktor yang secara perlahan dan bertahap akan mengurangi fungsi bagian-bagian bangunan, sehingga pada waktunya bangunan atau bagian bangunan akan mengalami kerusakan. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kerusakan, antara lain perubahan suhu, tingkat kelembaban udara, debu dan kotoran, salah penggunaan, serta faktor internal dari bangunan tersebut. Kerusakan yang terjadi pada suatu bangunan dapat diantisipasi dengan melakukan upaya pemeliharaan secara rutin dan teratur. Secara garis besar ada dua jenis aktivitas yang harus diperhatikan dalam menjaga suatu bangunan agar tetap laik: 1 Pemeliharaan bangunan adalah kegiatan menjaga keandalan suatu bangunan prasarana dan sarananya agar bangunan selalu laik fungsi preventive maintenance. Pemeliharaan dilakukan secara rutin dan berkala sehingga bangunan senantiasa dalam keadaan laik fungsi, pemeliharaan yang tidak dilaksanakan semestinya berpotensi pada timbulnya kerusakan pada bangunan sehingga perlu tindakan perawatan bangunan. 2 Perawatan bangunan adalah kegiatan memperbaiki danatau mengganti bagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, danatau prasarana dan sarana agar bangunan gedung tetap laik fungsi currative maintenance. Kerusakan bangunan yang bermuara pada tindakan perawatan bangunan, dapat berasal dari faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam adalah tidak berjalannya proses pemeliharaan secara rutin dan berkala, sedangkan faktor luar diantaranya perubahan suhu yang ekstrim, terjadinya bencana alam misal: gempa, banjir, longsor dan lain-lain dan salah penggunaan bangunan misal: pembebanan 60 berlebih pada bangunan dan tidak simetrismerata, beban daya listrik yang hanya bertumpu pada salah satu jalur kelistrikan, dan lain-lain Hadirnya Panduan Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan, merupakan bentuk rekomendasi bagi para pengelola bangunan dalam merencanakan, melaksanakan dan mengelola proses pemeliharaan dan perawatan bangunan secara tepat dan efsien melalui tata cara dan metodologi yang sederhana dan mudah dipahami. Panduan akan membedakan langkah pemeliharaan dan perawatan bangunan pada bagian yang terpisah, untuk memperjelas lingkup dan langkah tindakan yang perlu diambil pada komponen bangunan.

b. Maksud dan Tujuan