Laporan Tugas Akhir
Perencanaan Jalan Layang Pada Jalan Akses Bandara A.Yani Semarang
7
Dalam perencanaan akses masuk bandara A.Yani didefinisikan sebagai
segmen jalan perkotaan semi perkotaan yaitu jalan yang mempunyai perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang seluruh atau hampir
seluruh jalan, minimum pada satu sisi jalan, apakah berupa perkembangan lahan atau bukan.
II.2.2. Klasifikasi Jalan
Klasifikasi fungsional seperti dijabarkan dalam UU Republik Indonesia No.38 tahun 2004 Tentang Jalan pasal 7 dan 8 dan dalam Standar Perencanaan
Geometrik Jalan Perkotaan 1992 dibagi dalam dua sistem jaringan yaitu:
1. Sistem Jaringan Jalan Primer
Sistem jaringan jalan primer disusun mengikuti ketentuan peraturan tata ruang dan struktur pembangunan wilayah tingkat nasional, yang menghubungkan
simpul-simpul jasa distribusi sebagai berikut : • Dalam kesatuan wilayah pengembangan menghubungkan secara menerus kota
jenjang kesatu, kota jenjang kedua, kota jenjang ketiga, dan kota jenjang di bawahnya.
• Menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kesatu antara satuan wilayah pengembangan.
Fungsi jalan dalam sistem jaringan primer dibedakan sebagai berikut : a. Jalan Arteri Primer
Jalan arteri primer menghubungkan kota jenjang kesatu yang terletak berdampingan atau menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang
kedua. Persyaratan jalan arteri primer adalah :
• Kecepatan rencana minimal 60 kmjam. • Lebar jalan minimal 8 meter.
• Kapasitas lebih besar daripada volume lalu lintas rata-rata. • Lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu lintas ulang alik, lalu
lintas lokal dan kegiatan lokal.
Laporan Tugas Akhir
Perencanaan Jalan Layang Pada Jalan Akses Bandara A.Yani Semarang
8 • Jalan masuk dibatasi secara efisien.
• Jalan persimpangan dengan pengaturan tertentu tidak mengurangi
kecepatan rencana dan kapasitas jalan. • Tidak terputus walaupun memasuki kota.
• Persyaratan teknis jalan masuk ditetapkan oleh menteri.
b. Jalan Kolektor Primer Jalan kolektor primer menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota
jenjang kedua atau menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang ketiga.
Persyaratan jalan kolektor primer adalah : • Kecepatan rencana minimal 40 kmjam.
• Lebar jalan minimal 7 meter. • Kapasitas sama dengan atau lebih besar daripada volume lalu lintas rata-
rata. • Jalan masuk dibatasi, direncanakan sehingga tidak mengurangi kecepatan
rencana dan kapasitas jalan. • Tidak terputus walaupun memasuki kota.
c. Jalan Lokal Primer Jalan lokal primer menghubungkan kota jenjang kesatu dengan persil
atau menghubungkan kota jenjang kedua dengan persil atau menghubungkan kota jenjang ketiga dengan di bawahnya, kota jenjang ketiga dengan persil
atau di bawah kota jenjang ketiga sampai persil. Persyaratan jalan lokal primer adalah :
• Kecepatan rencana minimal 20 kmjam. • Lebar jalan minimal 6 meter.
• Tidak terputus walaupun melewati desa.
2. Sistem Jaringan Jalan Sekunder