4 9. Bantuan hukum adalah pemberian bantuan hukum oleh Pemberi bantuan
hukum kepada penerima bantuan hukum yang merupakan masyarakat miskin.
10. Litigasi adalah proses penangangan perkara hukum yang dilakukan melalui jalur pengadilan untuk menyelesaikannya.
11. Nonlitigasi adalah proses penangangan perkara hukum yang dilakukan di luar jalur pengadilan untuk menyelesaikannya.
12. Dana bantuan hukum adalah biaya yang disediakan tiap tahun oleh Pemerintah Daerah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,
selanjutnya disingkat APBD, untuk membiayai penyelenggaran bantuan hukum bagi masyarakat miskin.
BAB II ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
Bantuan hukum dilaksanakan berdasarkan asas; a.
keadilan; b.
persamaan kedudukan dalam hukum; c.
perlindungan terhadap hak asasi manusia; d.
keterbukaan; e.
efisiensi; f.
efektifitas, dan g.
akuntabilitas.
Pasal 3
Penyelenggaraan bantuan hukum bertujuan untuk: a.
menjamin dan memenuhi hak bagi orang miskin untuk mendapatkan akses keadilan;
b. menjamin perlindungan terhadap hak asasi manusia;
c. menjamin pemenuhan hak penerima bantuan hukum untuk memperoleh
keadilan; dan d.
menjamin bahwa bantuan hukum dapat dimanfaatkan secara merata oleh seluruh masyarakat.
BAB III RUANG LINGKUP
Pasal 4
5 1 Bantuan hukum diberikan kepada penerima bantuan hukum yang sedang
menghadapi masalah hukum. 2 Bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi masalah hukum
keperdataan, pidana, dan tata usaha negara baik litigasi maupun nonlitigasi. 3 Bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi menerima dan
menjalankan kuasa, mendampingi, mewakili, membela, danatau melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan hukum penerima bantuan hukum.
4 Penerima bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah masyarakat miskin.
BAB IV PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM
Pasal 5
1 Bantuan hukum diselenggarakan untuk membantu penyelesaian permasalahan hukum yang sedang dihadapi penerima bantuan hukum.
2 Pemberian bantuan hukum kepada penerima bantuan hukum diselenggarakan oleh lembaga bantuan hukum yang memenuhi ketentuan Peraturan
perundang-undangan.
Pasal 6
1 Dalam penyelenggaraan bantuan hukum, Walikota dapat menjalin kerja sama dengan lembaga bantuan hukum yang memenuhi ketentuan Peraturan
perundang-undangan. 2 Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berlaku untuk paling lama 1
satu tahun dan sesudahnya dapat diperpanjang kembali. 3 Tata cara dan syarat teknis kerja sama ditetapkan dalam Peraturan Walikota.
Pasal 7
1 Walikota dapat mendorong terbentuknya lembaga bantuan hukum yang memenuhi ketentuan perundang-undangan dalam melakukan bantuan hukum
litigasi di seluruh Kota Solok. 2 Dalam rangka perluasan bantuan hukum kepada masyarakat, khususnya yang
bersifat nonlitigasi, Walikota dapat menjalin kerjasama dengan Perguruan Tinggi danatau organisasi kemasyarakatan.
BAB V HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 8
Penerima bantuan hukum berhak: a. mendapatkan bantuan hukum hingga masalahnya tuntas atau telah ada
kekuatan hukum tetap terhadap perkaranya;
6 b. mendapatkan bantuan hukum secara cuma-cuma;
c. mendapatkan informasi dan dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan pemberian bantuan hukum; dan
d. mendapatkan layanan yang sesuai dengan prinsip pelayanan publik.
Pasal 9
Penerima bantuan hukum wajib : a. mengajukan
permohonan kepada
pemberi bantuan
hukum untuk
mendapatkan bantuan hukum; b. menyampaikan informasi yang benar dan bukti-bukti yang sah tentang
permasalahan hukum yang sedang dihadapinya; dan c. membantu kelancaran pemberian bantuan hukum.
Pasal 10
Pemberi bantuan hukum berhak: a. mendapatkan bantuan pendanaan dalam menjalankan tugasnya memberi
bantuan hukum kepada penerima bantuan hukum; b. untuk bebas mengeluarkan pernyataan danatau menyampaikan pendapat
dalam pelaksanaan tugasnya memberi bantuan hukum kepada penerima bantuan hukum, dengan tetap berpedoman pada kode etik dan peraturan
perundang-undangan; c. mencari dan mendapatkan informasi, data, dan dokumen lainnya baik dari
instansi pemerintah maupun pihak lainnya yang berhubungan dengan tugasnya memberi bantuan hukum kepada penerima bantuan hukum;
d. mendapatkan perlindungan terhadap: 1.
kemungkinan pemeriksaan danatau penyitaan terhadap dokumen yang diperoleh danatau dimilikinya sehubungan dengan tugasnya memberi
bantuan hukum kepada penerima bantuan hukum; 2.
kerahasiaan hubungannya dengan penerima bantuan hukum; 3.
keselamatan diri danatau keluarganya karena melaksanakan tugasnya memberi bantuan hukum kepada penerima bantuan hukum.
Pasal 11
Pemberi bantuan hukum tidak dapat dituntut secara perdata maupun pidana dalam menjalankan tugasnya memberikan bantuan hukum kepada penerima
bantuan hukum, kecuali pemberi bantuan hukum telah melanggar kode etik yang harus ditaatinya danatau peraturan perundang-undangan.
7
Pasal 12
Pemberi bantuan hukum wajib: a. merahasiakan segala informasi, keterangan, dan data yang diperolehnya dari
penerima bantuan hukum, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang- undangan;
b. melayani penerima bantuan hukum sesuai dengan prinsip pelayanan publik;
c. setiap 4 empat bulan sekali dan menjelang akhir masa kerja sama,
melaporkan perkembangan tugasnya kepada Walikota; dan d.
memberikan bantuan hukum kepada penerima bantuan hukum hingga permasalahannya selesai atau telah ada putusan yang berkekuatan hukum
tetap terhadap perkaranya.
BAB VI SYARAT, TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN, DAN TATA KERJA