Morfologi dan Variasi Genetik Katak Sawah Rana cancrivora Gravenhorst dari Beberapa Wilayah di Jawa Tengah

RINGKASAN
Nasaruddin. Morfologi dan Variasi Genetik katak sawah Rana cancnvora
Gravenhorst

dari

beberapa wilayah

di

Jawa Tengah (Dibawah bimbingan

Prof Dr. Nawangsari Sugiri, sebagai ketua, Dr. Ir. Dedy Duryadi Solihin d m
Dr. Bambang Suryobroto, masing-masing sebagai anggota).

Rana cancrrvora Gravenhorst merupakan salah satu anggota kelompok amfibia
yang memiliki peranan penting di samping sebagai kontrol biologi di ekosistem daratan
juga menrpakan salah satu komoditas ekspor penghasil devisa

P&uruan


liar dan

kerusakan habitat merupakan dua faktor utama yang rnempercepat penurunan
populasinya di dam. Pengaruh-pengaruh yang diterima dari lingkungan tersebut di
samping berpengamh terhadap penampilan morfolog (ukuran dan bentuk), juga dapat
mempengamhi keragaman genet~knya
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui varias~ morfolog~, derajat
dimorfisme seksualnya dan mengidentifikasi variasi genetik R cuncnvom yang terdapat
di beberapa wilayah di Jawa Tengah.
Total sampel283 individu katak sawah berasal dari enam wilayah di Jawa Tengah
yactu Jepara, Yogyakarta, Rawapening, Boyolali, Kebumen dan Purwokerto digunakan
untuk analis~smorfometri dan dan dari jumlah tersebut 92 ind~vidudianalisis proteinnya
Hasil analisis morfometri menunjukkan bahwa nilai rataan panjang tubuh berkisar
antara 60,O mm - 74,9 mm untuk populasi jantan. Ukuran yang paling kecil ditemukan
padapopulasi Jepara(60,Om
populasi

* 4,19), sedangkan

ukuran yang paling besar adalah


Punvokerto (74,9 i 5,64). Nilai rata-rata panjang tubuh populasi betina

berkisar antara 72,4 mm - 91,5 mm. Ukuran yang paling kecil ditemukan pada populasi
Kebumen (72,4

* 7,90), sedang yang paling besar ditemukan pada populasi Rawapening

(91,5 C! 8,97). Analisis dengan uji-t terhadap 14 karakter morfologi antara katak jantan
dan katak betina menunjukkan perbedaan nyata (a = 0,05). Rasio perbedaan nilai rata-

rata 14 k d c e r morfologi menunjukkan katak betina lebih besar dari katak jantan
(dimorfisme) Karakter - karakter yang memiliki rasio lebih dari 20% adalah jarak

...

111

jarak mata-mata (JMM).Demikian pula hasil analisis komponen
utama (AKU).

protein yang disandikat~oleh 18 lokus tel*

dianalisis deri

darall. Dari 18 lokus yang diuji, terdapat sen~bilanlokus
lokus lainnya bersifat monornor. Lokus-lokus yang
Alb, TBP.4, Est-I, Est-2, Est-3, IDH-A, PGD-B dan
yang t ~ l e ~ ~ g a n ddua
u ~sanpai
~g
empat alela LokusMDH-B, IDH-B, PGD-A, TO, GP1, GP2,
satu macam alela
diteliti adalah 50% (Ppoli = 0,5).

44,406. Sedangkan nilai ratasampai 19,7%. Populasi
yaitu 0,44%,

memberikan

dapat membedakan populasi satu dengan lainnya

d a r ~jarak genet~k dengan metode UnwnHcightcd Pair Group
menun~ukkanbahwa keenam populas~membentuk dua

I (populast Jepara) dan kelompok I1 (populas~
Rawapeinlng dan Boyolal~)