81
3. 4 . Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan salah satu komponen pembelajaran yang turut menentukan keberhasilan implementasi suatu model pembelajaran. Penelitian ini
mengimplementasikan pembelajaran berbasis masalah dengan strategi konflik kognitif. Dikarenakan bahan ajar ini hanya digunakan untuk kedua pembelajaran
tersebut, tentunya dirancang dan dikembangkan sesuai dengan karakteristik dari pembelajaran, serta kemampuan siswa yang akan dicapai yaitu berpikir kritis
matematik dan kreatif matematik. Selain itu, bahan ajar dirancang dan dikembangkan dengan mempertimbangkan tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP
supaya siswa mencapai kompetensi matematik yang relevan dengan tuntutan kurikulum tersebut.
Bahan ajar dalam penelitian ini disusun dalam bentuk lembar kerja siswa LKS yang meliputi materi pokok yaitu: Persamaan Garis Lurus, dan Sistem
Persamaan Linier Dua Variabel SPLDV. Pengambilan materi pokok tersebut dengan pertimbangan bahwa materi tersebut dipelajari bertepatan dengan saat
melakukan penelitian. Pertimbangan lainnya adalah materi tersebut cocok disajikan dalam bentuk pembelajaran berbasis masalah dengan strategi konflik kognitif.
Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP materi pokok tersebut disampaikan selama 22 jam pelajaran.
82
Penyajian masalah pada bahan ajar diharapkan dapat memicu terjadinya konflik kognitif sehingga siswa melakukan investigasi, eksplorasi, termotivasi untuk
bertanya. Siswa diharapkan terlibat aktif dalam membangun dan menemukan pengetahuannya dengan cara memecahkan masalah dan berbagi pendapat dengan
temannya. Siswa melakukan refleksi yang berpotensi mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis serta memupuk sikap siswa dalam belajar
matematika. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penyusunan bahan ajar mengikuti
langkah-langkah: 1. Menyusun bahan ajar dalam bentuk LKS yang digunakan dalam pembelajaran dan
dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. 2. Meminta pertimbangan tiga mahasiswa S
3
Pendidikan Matematika UPI untuk melihat apakah masalah dan tugas yang ada pada LKS telah sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai; apakah tuntunan dalam LKS sudah sesuai dengan tingkat perkembangan siswa; apakah masalah, gambar, bahasa yang digunakan sudah
tepat dan jelas. 3. Melakukan ujicoba bahan ajar terhadap lima orang siswa kelas VIII yang bukan
merupakan anggota sampel penelitian, dengan tujuan untuk melihat pemahaman siswa terhadap isi LKS dan kesesuaian waktu yang dialokasikan.
3.5.Prosedur Penelitian
Secara garis besar, penelitian ini meliputi dua tahap. Tahap pertama adalah pendahuluan yang merupakan tahap identifikasi dan pengembangan komponen-
83
komponen pembelajaran. Tahap berikutnya adalah tahap pelaksanaan penelitian di lapangan.
1. Tahap pendahuluan meliputi: a.
Pembuatan dan pengembangan instrumen. Validasi instrumen dilakukan oleh lima mahasiswa S
3
Pendidikan Matematika UPI yang dianggap ahli mempunya pengalaman serta wawasan yang luas dalam bidang pendidikan
matematika. Mensosialisasikan rancangan pembelajaran PBLKK kepada guru yang terlibat dalam penelitian.
b. Memilih sampel kelas dari tiga level sekolah, terpilih enam kelas yang dibagi
ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. c.
Mengujicobakan tes kemampuan berpiir kritis dan kreatif matematis serta skala sikap pada siswa di luar sampel penelitian tetapi sudah mendapatkan
materi yang diteskan yaitu siswa kelas VIII A SMP Negeri 9 Palu Sulawesi Tengah.
2. Tahap pelaksanaan penelitian meliputi: a.
Memberikan tes kemampuan awal matematika. b.
Melaksanakan proses pembelajaran dengan pembelajaran PBLKK pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol
c. Memberikan tes kemampuan berpikir kritis matematis.
d. Memberikan tes kemampuan berpikir kreatif matematis.
e. Memberikan skala sikap siswa.
84
f. Menganalisis data sehingga diperoleh temuan-temuan dan menyusun laporan
hasil penelitian.
3.6. Teknik Analisis Data
Dari penelitian yang dilakukan maka diperoleh data kuantitatif. Data kuantitatif didapat melalui tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis, serta
penyebaran skala sikap siswa terhadap matematika. Setelah data diperoleh, kemudian dianalisis untuk dideskripsikan dan diberikan tafsiran-tafsiran. Untuk menganalisis
lebih dalam dan untuk kepentingan generalisasi, data yang diperoleh dari skor kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis serta sikap siswa terhadap
matematika dikelompokkan menurut model pembelajaran yang digunakan PBLKK, KV, level sekolah tinggi, sedang, rendah, dan pengetahuan awal matematika
tinggi, sedang, rendah. Analisis data kuantitatif dilakukan untuk masing-masing pasangan kelompok data sesuai dengan permasalahannya.
Pengolahan data kuantitatif dilakukan melalui dua tahapan utama. 1.
Tahap pertama: menguji persyaratan statistik yang diperlukan sebagai dasar dalam pengujian hipotesis, yaitu uji normalitas sebaran data subyek sampel dan
uji homogenitas varians. 2.
Tahap kedua: menguji ada atau tidak adanya perbedaan dari masing-masing kelompok dan pengaruh interaksi terhadap kemampuan berpikir kritis dan kreatif
matematis sesuai dengan hipotesis yang sudah dikemukakan pada Bab I, maka digunakan Uji-t, ANAVA satu jalur, dan ANAVA dua jalur yang diteruskan uji
lanjut dengan bantuan perangkat lunak SPSS-17 for Windows.