Kemampuan Saringan Pasir, Ijuk dan Arang dalam Meningkatkan Kualitas Fisik dan Kimia Air DAS Ciliwung
P E N D A H U L U A N
Hampir semua fase keaktifan manusia dan hewan membutuhkan air.
Air merupakan komponen utama baik dalam ta-
naman (sampai 90% pada tanaman setahun) maupun hewan (60 70% pada hewan menyusui).
Dalam jaringan hidup, air me-
rupakan medium untuk berbagai reaksi dan proses ekskresi.
Zat-zat makanan
anorganik, hasil fotosintesis, gas-gas
I
dan hormon
semuanya diangkut dalanl larutan dengan pela-
rut air. Evaporasi
air
dapat mengendalikan suhu kulit
dan daun.
Hara-hara dalam tanah
leh
dalam bentuk larutan (Hay, 1981).
akar
hanya dapat diserap oSehubungan
dengan itu, maka tanpa air tidak akan terdapat kehidupan.
Sebagian besar
air untuk keperluan sehari-hari berasal
dari sungai. Air
sungai juga dipergunakan sebagai alat
pencuci, pengairan
sawah, kolam ikan, pembangkit tenaga
listrik, tempat hidup satwa liar, tempat pembuangan, sebagai jalan lewat air dan rekreasi
(Murad dan Kusnadi,
1974; Cass-Beggs, 1969, Menziest 1 9 6 9 ) -
.
Pengguna-
an air yang terpenting bagi negara-negara sedang berkembang di Asia adalah untuk perikanan, pengairan, dan
minum.
air
Sehubungan dengan itu'telah dirasa perlu adanya
baku mutu air bagi negara-negara Asia (Pescod, 1974).
Dari
atas dan
9
sekitar 163.84 x 10 m
di
dalam
bumi, tidak
dapat dipergunakan oleh manusia.
3
air yang terdapat di
lebih dari 0.5 persen
Dari
jumlah
ini, 97
persen terdapat dalam larutan, 2.25 persen da1,am bentuk
es dan salju. Tiga persen dari jumlah keseluruhan dalam
bentuk air tawar, sebagian beku dan sebagian lagi terdapat di dalam lapisan permukaan tanah sampai 800 m di bawah permukaan tanah.
Hanya
sepersepuluh dari total air
tawar diperkirakan terdapat dalam air tanah. Dari
jum-
lah ini, yang dapat diambil dengan aman tanpa adanya intrusi garam
sebesar 1.9 x 1 0 l b liter per tahun. Perpu16
taran hujan dan salju sebesar 45.36 x 10
liter per ta-
hun, tetapi tiga perempatnys jatuh di air laut dan lautan.
Jadi hanya 11.34 x
salju jatuh
1016 liter per tahun, hujan dan
di atas daratan.
Sejumlah ini dipergunakan
untuk evaporasi dan transpirasi tanaman ke atrnosfir, perkolasi
untuk mengisi kembali air tanah, aliran
sungai-
sungai, danau dan kolam-kolam. Yang dapat dipakai langsung sebagai sumber untuk keperluan manusia hanya sejumlah lebih kurang 3.8 x 10 l6 liter per tahun.
Dengan de-
mikian secara keseluruhan dapat difahami betapa terbatasrrpa persediaan air tawar itu, yaitu hanya kira-kira
5.7 x 10 l6 liter per tahun (Chanlett, 1973).
Makin
tiap orang
maju peradaban manysia, kebutuhan
semakin besar.
akan
air
Di negara-negara sedang ber-
kembang, kebutuhan air tawar sekitar 12 liter tiap orang
tiap hari, bahkan pada suku-suku primitif hanya 5 liter
tiap
orang tiap hari.
Di negara-negara maju misalnya
Inggris kebutuhan air mencapai 150 liter tiap orang tiap
hari, sedangkan di
Serikat mencapai 250 liter
Amerika
tiap orang tiap hari.
Bila kebutuhan air diperhitungkan
juga dengan kegiatan industri, perdagangan dan
konsumsi
masyarakat, maka pada daerah perkotaan modern dapat mencapai
2 000 liter tiap orang tiap hari (Overman, 1969).
Kebutuhan dunia
ini
disebabkan
akan air terus meningkat.
oleh
Peningkatan
kenaikan'taraf hidup yang diikuti
oleh kenaikan kebutuhan air untuk rumah tangga, pertanian dan industri, disamping
penduduk dunia.
karena
kenaikan pertambahan
Secara kasar, kebutuhan air dalam jang-
ka waktu 20 tahun mendatang akan dua kali lipat dari kebutuhan sekarang (Batisse, 1982).
Mengingat jumlah air di bumi ini relatif tetap, maka
setiap buangan dari suatu sumber ke perairan
mengurangi jumlah air yang tersedia (Molof, 1971).
lah
pengelolaan persediaan
akan
Masa-
air alami adalah bagaimana
mengatasi ketidak seimbangan antara pemakaian dan persediaan.
Walaupun
habitat
air tawar sangat kecil diban-
dingkan dengan habitat lautan dan daratan, tetapi kepentingannya bagi
manusia sangat besar, mengingat: (1) air
tawar merupakan barang yang murah dan nyaman untuk keperluan rumah tangga dan industri, (2) komponen
air tawar
merupakan "bottle neck" dalam siklus hidrologi, dan (3)
ekosistem air
tawar merupakan
sistem untuk pembuadgan
sampah yang paling murah (Odum, 1971).
Kelestarian kualitas
air sangat tergantung kepada
beberapa aspek yang menyangkut penyediaan dan pemanfaatan air
dan pembuangan limbah ke dalam perairan.
Berba-
gai masalah yang menyangkut kualitas atau pencemaran air
yang terjadi bersama pada daerah yang sama akan menderita kesulitan persediaan air.
Hal tersebut sesuai dengan
pengertian bahwa pencemaran air
adalah penurunan kuali-
tas air yang mengganggu pemanfaatannya, sehingga berbagai masalah pencemaran sangat berkaitan
dengan berbagai
aspek pemanfaatan air (Mahbub, 1980).
Pemakaian dan
tempat dan waktu.
oleh
dan
penduduk
persediaan
air berbeda-beda menurut
Persediaan air
biasanya dipergunakan
kota yang padat untuk keperluan industri
keperluan rumah tangga.
Kebutuhan ini akan mening-
kat bila persediaan air menurun (Piper, 1975).
Masalah perlindungan atas kualitas lingkungan hidup
akhir-akhir ini
telah menarik perhatian masyarakat ba-
nyak, sehingga istilah ekologi dan lingkungan banyak didiskusikan dalam forum-forum. Salah satu aspek dari kemerosotan kualitas hidup dan pengaruhnya yang sudah menghendaki
pengamanan
secara
konkrit
adalah
aspek
pencemaran terhadap air permukaan dan air sebagai sumber
kehidupan pada umumnya.
Masalah lingkungan hidup di Indonesia merupakan masalah rendahnya mutu lingkungan hidup yang
justru oleh keterbelakangan sosial.
berapa masalah merupakan akibat
yang
dicapai
Di samping itu be-
dari
dalam pembangunan.
disebabkan
kemajuan-kemajuan
Jadi perlu senantiasa
diperhitungkan faktor-faktor yang menyangkut masalah pemeliharaan
alam
kelestarian
dan
kelangsungan sumber-sumber
yang terdapat di dalam lingkungan hidup
1974).
dakan
Dalam
(Anonim,
pelaksanaan pembangunan perlu selalu dia-
penilaian yang seksama terhadap pengaruhnya bagi
lingkungan hidup agar
pengamanan
terhadap
pembangunan dan lingkungan hidupnya dapat
pelaksanaan
dilakukan se-
baik-baiknya. Penilaian tersebut perlu dilakukan baik
secara sektoral maupun regional dan untuk itu perlu dikembangkan kriteria baku mutu lingkungan hidup (Anonim,
1981).
Di dalam masyarakat kecil dan
sederhana, kebiasaan
membuang sampah di sungai tidak menimbulkan akibat pencemaran, karena penerimanya masih mampu menampung dan mencernakannya.
Tetapi
bila kebiasaan ini dilakukan pada
masyarakat besar dan maju, buangan penduduk yang juga ditambah dengan buangan sisa-sisa industri, kemungkinan besar lingkungan tidak mampu lagi menampung dan
cukup ce-
pat mencernakannya. Akibatnya sedikit demi sedikit akan
terjadi penimbunan
bahan
buangan
dan timbul efek-efek
sampingan yang merugikan masyarakat banyak.
Di Indonesia telah
mulai banyak sungai yang menca-
pai taraf pencemaran yang merugikan. Khususnya
sungai-
melalui perkotaan, daerah dengan padat pen-
sungai yang
duduknya
atau
Ciliwung
di
wilayah
perindustrian.
Misalnya Sungai
Jakarta, Kali Garang di Semarang, Brantas,
Kali Surabaya dan Porong disekitar
Musi di Palembang (Soegiarto, 1977).
Surabaya dan Sungai
Pertumbuhan indus-
tri di tepi-tepi sungai tersebut menguntungkan
itu, karena pembuangan limbahnya begitu
urbanisasi dan
mudah.
industri
Dengan
industrialisasi itu, berbagai macam ben-
tuk zat pencemar dalam konsentrasi tinggi banyak dibuang
ke sungai.
Kenaikan konsentrasi zat pencemar ini terja-
di terutama pada
nya menurun.
musim kemarau, di mana debit air umum-
Pada keadaan tersebut perairan menjadi ti-
dak layak baik untuk
pertanian, rumah tangga dan indus-
tri (Pandian, 1980).
Untuk tujuan perbaikan kualitas air di suatu daerah
pemerintah sering mengikut sertakan investasi modal yang
besar.
Impak penurunan kualitas air bukan hanya mengi-
kut sertakan masalah ekonomi, tetapi juga meliputi pengaruh mental
dan
aliran sungai.
kesehatan
masyarakat di sekitar daerah
Di Indonesia sebagian terbesar pencemaran air disebabkan oleh buangan rumah
daerah
tangga, walaupun di beberapa
akibat kemajuan pembangunan dan pengaruh buangan
industri mulai dirasakan.
Bagi golongan masyarakat mam-
pu, pencemaran air dapat diatasi dengan membeli air berTetapi bagi golongan tidak mampu, mereka terpaksa
sih.
menerima beban ini dengan segala akibatnya.
Bagi negara-negara sedang berkembang, pengendalian
pencemaran lingkungan harus
pembangunan negeri itu
bersaing
dan dalam masa-masa lampau malah
tidak respek untuk usaha ini.
Buangan rumah tangga dan
limbah industri keseluruhannya
perairan tanpa pengolahan
(Pescod, 1977).
dengan prioritas
dibuang
ke
lingkungan
(treatment) terlebih dahulu
Di Indonesia, pengolahan
terhadap
air
tercemar sebagai usaha penanggulangan masalah pencemaran
harus
dipilih
suatu
cara yang murah, mudah diperoleh,
mudah dikerjakan dan hasilnya memuaskan.
ha penanggulangan pencemaran
Salah satu usa-
air adalah penyaringan de-
ngan menggunakan bahan penyaEing pasir, ijuk, dan arang.
Pasir mempunyai kemampuan menyaring terhadap sifat-sifat
fisik
air
dan jasad-jasad mikro,
ijuk mampu
*
sifat-sifat fisik air dan arang mampu
sifat kimia air.
ring
menyaring
menyaring
sifat-
Pasir dan arang merupakan bahan penya-
yang banyak terdapat di Indonesia, terutama di pe-
desaan dan harganyapun murah.
Ijuk saat ini masih mudah
didapat, walaupun pembiakannya masih tergantung oleh luwak (musang).
Penelitian
ini
bertujuan mengetahui kemampuan dan
keefektifan penyaringan
dan kimia air
dengan
terhadap
beberapa
sifat fisik
penyaring pasir, ijuk, arang, dan
campuran pasir-ijuk, pasir-arang, arang-ijuk, pasir-ijukarang.
Contoh air diambil dari lokasi-lokasi Gadog, Bo-
gor, Jakarta di daerah aliran ,sungai (DAS) Ciliwung dilihat dari kegunaannya untuk air minum.
Berhubung
tian
terbatasnya biaya dan peralatan, peneli-
ini hanya dibatasi pada sifat-sifat terpenting un-
tuk air minum baku*.
Ciliwung terbatas
Sedangkan-lokasi pengamatan di DAS
pada
tiga
lokasi yaitu Gadog, Bogor
(Jembatan Satuduit), dan Jakarta (Pintu Air Manggarai).
Hipotesis
fat fisik dan
diteliti
penelitian ini didasarkan pada sifat-sikimia perairan Sungai Ciliwung yang sudah
oleh para peneliti sebelumnya, yaitu
terhadap
peubah-peubah padatan tersuspensi, kekeruhan, pH,
hantar listrik
total
+
daya
-
(DHL), NH4 , NOq , orto-P, bahan organik
(BOT), kesadahan, Fe dan
padatan terlarut
tctal
(TDS), di lokasi-lokasi Gadog, Bogor (Jembatan Satuduit)
--
----
*Air minum baku adalah air dari badan air yang dapat diolah menjadi air minum dengan cara koagulasi,
pengendapan, penyaringan dan penyucihamaan ( S o e santo, 1976).
dan J a k n r L n ( P i ~ l t u Air Manggarai) (Tabel 1) dihubungkan
dengan pcngaru'tr pcrry aringunrrya.
R e r d a r . . ~ ~ k aTabel
n
1, diambil beberapa hipotesis se-
bagai berikut:
(1) Penyaringan dengan pasir ijuk dan arang diperkirakan
mampu menyaring air Sungai Ciliwung di wilayah
hulu
untuk keperluan air minum baku (hasil saringan memenuhi baku mutu
untuk air 'minum baku).
Penyaringan
campuran menghasilkan kualitas hasil saringan (filtrat) yang lebih baik daripada penyaringan tunggal.
(2) Penyaringan dengan bahan penyaringan pasir dan ijuk
terhadap air Sungai Ciliwung di
wilayah tengah akan
menghasilkan keefektifan penyaringan padatan tersuspensi
dan
kekeruhan yang lebih besar dibandingkan
penyaringan terhadap sifat-sifat lainnya.
an
Penyaring-
dengan arang terhadap bahan organik, amonia dan
orto-P menghasilkan keefektifan penyaringan yang lebih
Di
besar
dibandingkan dengan sifat-sifat lainnya.
wilayah tengah penyaringan campuran menghasilkan
kualitas air hasil saringan rang lebih baik daripada
penyaringan tunggal.
.
(3) Usaha penyaringan tunggal dan campuran di lokasi Ja-
karta
(wilayah hilir), diperkirakan tidak
dalam usaha mendapatkan hasil
luan air minum baku.
efisien
saringan untuk keper-
T a b e l 1.
S i f a t - s i f a t f i s i k - k i m i a air S u n g a i
C i l i w u n g d i lokasi-lokasi Gadog,
Jembatan S a t u d u i t , d a n P i n t u A i r
Manpaarai (PUSDI PSL IPB, 1979;
Direktorat PPA, 1979)
L o k a s i
S i f a t F'isik/Kimia
air
Gadog
Hjn. K m r .
MPT (mg/l) 33.0
Kekeruhan
( NTU )
-
DHL
82.0
(urnho/cm)
+ (ppm)
NH4
No2-
(ppm)
51.0
Kesadahan
Manggarai
Hjn.
Kmr
7.8
121.7
44.3
27.0
99.0
130.0
137.5
95.0
127.5
0.10
0.167
0.45
-
0.07*
-
-
P.A.
Kisaran
.
7.8
51.0
25.2*
38.25 78.0
9.643 3.51
0.45~
0.028
-
0.038 0.031
-
26.25
76.49
-
56.1649.92
95.0 -137.0
0.55
0.10
-
0.64
0.37*
0.07
-
0.45
0.043
0.013- 0.04
28.98* 25.2
68.64
= t i d a k ada data
* = l o k a s i Gunung Masig i t (daerah h u l u )
Hjn = musim h u j a n
*
-
28.98
38.25- 78.0
(PP~)
-
-
13.0
orto-P(ppm) 0.015 0.014
BOT (pprn)
J. S a t u d u i t
Hjn.
Kar.
K m r = rnusim kemarau
T I N J A U A N
Pada
P U S T A K A
dasarnya penggunaan air dapat terbagi menjadi
lima golongan utama, yaitu untuk
(1) keperluan
domestik:
untuk
semua kebutuhan
rumah
tangga termasuk menyiram kebun dan mencuci kendaraan
(2) keperluan dagang:
semua industri dan pabrik,
bis-
nis, toko, kantor, hotel, linstansi dan lain-lain.
(3) keperluan pertanian:
perkebunan, pertanian, peter-
nakan, perikanan dan lain-lain
(4) keperluan umum:
untuk pemadam kabakaran, penyiraman
jalan, pertamanan m u m dan air mancur
(5) kebocoran: kebocoran dari keran utama dan sambungan,
dari
tempat cadangan air (reservoir) dan
lain-lain
(Twort, Hoater, Law, 1974).
Di negara-negara tropis yang sedang berkembang, kebutuhan air bersih dibatasi oleh:
(1) Penduduk umumnya sangat miskin, sehingga tidak mampu
memiliki sumber air bersih dl rumah.
(2) Perbandingan
dikeluarkan
biaya
yang kembali dengan biaya
oleh pemerintah untuk tujuan
yang
kesehatan
lingkungan sangat kecil.
(3) Dana yang tersedia masih jauh dari cukup untuk
sediaan
air yang memadai,
sehingga hanya
penduduk yang mendapat air bersih.
per-
sebagian
(4) Banyak
sekali penyakit yang berhubungan dengan perjauh lebih banyak dibandingkan dengan
sediaan air;
negara-negara di
daerah beriklim
sedang
(Feachew,
McGarry, Mara, 1977).
Air
buangan dari penduduk baiasanya
karena itu
dl-
buang
ke perairan terbuka.
sukar
untuk memperkirakan apa dan berapa jenis organis-
me,
Oleh
langsung
sangatlah
baik patogenik maupun bukan patogenik yang ada pada
saat tertentu di perairan itu.
dipertimbangkan
latenan
Hal penting yang
perlu
adalah persistensi (ketahanan) atau ke-
dari patogen di dalam perairan
(Sukarmadijaya,
1980).
Disamping pengaruhnya terhadap kandungan
mikro perairan,
pengaruh lain adalah terhadap sifat-si-
fat fisik dan kimia perairan.
nentuan
organisme
Dari hasil penelitian pe-
kriteria kualitas lingkungan hidup yang dilaku-
kan terhadap beberapa sungai di Jawa menunjukkan
nilai-
nilai BODs (biochemical oxygen demand), oksigen terlarut
dan
2.0
bahan organik total berturut-turut berkisar
-
53.3 ppm, 0.6
Brantas
0.3
-
0.36
-
3.52
-
-
-
55.65 pprn (Sungai
7.0 ppm,
144.1 pprn (Sungai Cimanuk),
1.6 ppm, 29.40
karta),
6.59 ppm, 6.32
di Surabaya),
-
17,48
-
antara
4.8
9.92
-
-
8.0
ppm,
29.72
ppm,
39.90 pprn (Sungai Ciliwung di Ja-
8.71 ppm,
2.4
-
ngawan Solo di kota Surakarta),
3.8 pprn,
56.7 pprn (Be-
2.82 ppm, 8.32 ppm, dan
31.5 ppm (Sungai Serayu di Kesugihan, Kabupaten Cilacap)
(PUSDI PSL IPB 1979 a;
PUSDI PSL IPB, 1979 b; PUSDI PSL
IPB, 1980; Saeni, 1979).
Pengaruh
rang berupa gangguan tersebut di atas akan
menyebabkan:
(1) Akibat langsung terhadap kesejahteraan manusia, termasuk gangguan kesehatan,
gangguan sosial dan gang-
m a n terhadap "kualitas kehidupan"
(2) Akibat tidak lanesung terhadap kesejahteraan dan ke-
lestarian hidup manusia, karena adanya gangguan terhadap sistem-sistem alam hayati (Rachwartono, 1975).
Sejarah
Sebelum peradaban modern,
ngaruhi
oleh
kualitas air hanya
sistem alami seperti letusan gunuhg
banjir dan kebakaran hutan oleh halilintar.
kembangnya
air.
waktu,
dipeapi,
Dengan ber-
manusia mulai mempengaruhi
kualitas
Akibat sampah penduduk, limbah industri, pertanian
dan aktivitas rekreasi akan menimbulkan bahan-bahan tersuspensi, zat-zat organik dan >anorganik, buangan bahanbahan panas, radioaktif, bakteri dan virus yang akhirnya
masuk ke sistem perairan sungai, air tanah dan laut, dan
mempengaruhi kualitas airnya (Molof, 1971; Anonim, 1972
Kneese dan Bower, 1973).
Dengan timbulnya revolusi industri dan
sumber-sumber energi
baru,
eksploitasi
pengaruh manusia
terhadap
lingkungan naik drastis dan dengan konsekuensi-konskuensi berbahaya bagi banyak bentuk kehidupan lain.
taan ruang hidup dan kebutuhan untuk industri
Permin-
menyebab-
kan berkurangnya rawa-rawa, hutan dan padang rumput yang
dengan
langnya
sendirinya diikuti pula oleh berkurang atau
sejumlah hewan dan
tumbuh-tumbuhan yang
hiada
(Daifuku, 1986).
fase pertama revolusi industri (abad 19),
Pada
Eropah
Barat dan menyusul Amerika Serikat,
naikan kepadatan penduduk,
timbul
di
ke-
ketidak ayamanan, penumpukan
debu-debu,
timbulnya perasaan takut dalam kehidupan dan
pekerjaap,
kenaikan angka-angka sakit dan kematian, dan
adanya ketidak indahan di berbagai kota industri (Dubos,
1968).
Salah
gara
satu kekurangan pokok pembangunan negara-ne-
maju adalah negara-negara tersebut telah berhasil
memperbanyak jurnlah barang,
terpenuhi
sehingga kebutuhan material
untuk 'sementara waktu.
Sedangkan bersamaan
dengan itu dihasilkan pula hasil sampingan berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan yang menurunkan
hidup.
kualitas
Arah perkembangan mefiunjukkan bahwa hasil
sam-
pingan yang negatif terhadap lingkungan cenderung membesar dibandingkan hasil pembangunan itu sendiri. Bagi Indonesia seperti kebanyakan negara berkembang,
anlah
yang menjadi sebab utama yang mendorong
kemiskinpenduduk
menguras alam, sehingga merusak lingkungan (Salim, 1981).
Dari fakta di atas nyatalah bahwa tingkah polah manusia
sejak dari kehidupan primitif sampai ke kehidupan
modern, pada hakekatnya merupakan pengotor, pencemar dan
perusak lingkungan;
maka budidaya manusia jugalah yang
harus dikerahkan untuk suatu pemikiran penanggulangannya
(Wisaksono dan Bilal, 1976).
I
Pengendalian kualitas air air telah sejak jaman dahulu dilakukan.
Dari penemuan purbakala di negara-nega-
ra timur jauh dan timur tengah,
terbukti telah ada sis-
tem budidaya air yang dibangun beberapa ribu tahun sebelum masehi.
air
besar
Orang-orang Roma telah membangun pipa-pipa
dan saluran-saluran pembuangan air
Roma sejak zaman nabi Isa.
usaha-usaha
dilakukan.
di
kota
Sedangkan di Eropah lainnya,
ke arah kesehatan masyarakat masih
sedikit
Di Inggris, sejak zaman pemerintahan Richard
1388 dan Henry VIII dalam
tahun
1531
telah dibuat bangunan pengendali pencemaran berupa
jam-
I1
dalam
tahun
ban-jamban penduduk.
Sampai tahun 1815 sampah penduduk
tidak boleh dibuang ke air permukaan.
Dalam tahun 1847
Inggris mengeluarkan hukum yang mengizinkan
pembuangan
tinja ke saluran air pembuangan yang akhirnya menimbulkan
bencana
Pembuangan
yang
air
terutama
masuk
ke
melanda
sungai
kota
Thames
dipergunakan untuk keperluan rumah tangga.
yang
London.
banyak
Saluran air
pembuangan tersebut banyak yang bocor dan akibatnya berkontaminasi dengan tanah yang merupakan sumber mata air.
Selanjutnya terjadi kenaikan kontaminasi air minum
buangan penduduk.
oleh
Sungai Thames tidak lag1 sedap dili-
hat dan berbau busuk, dan
rengakibatkan timbulnya wabah
penyakit-penyakit tipus dan kolera.
Para
ilmuwan mulai memikirkan pengendalian
pence-
<
maran
air dengan berbagai perlakuan untuk
sehatan lingkungan.
usaha
menjaga
ke-
Pengendalian kualitas air merupakan
interdisipliner yang meliputi penggunaan prinsip-
prinsip
biologi,
kimia
dan fisika
dalam
hubungannya
dengan teknik rekayasa (Tebbutt, 1977).
Pencemaran dan perusakan lingkungan merupakan umpan
balik yang dapat mengendalikan perkembangan industri dan
kenaikan jumlah penduduk.
hun
Misalnya di Jepang, pada ta-
1977 memproduksi 8.5 juta
tingginya produksi mobil ini,
buah
mobil.
Bersamaan
terjadi pula kenaikan ke-
bisingan, kecelakaan lalu lintas, makin tebalnya asap di
langit,
udara.
matan
dan berbagai bentuk lain dari akibat pencemaran
Penduduk mulai kehilangan udara segar dan kenik-
tidur yang nyaman,
serta membawa mental ke
arah
kebingunan dan kesedihan (Pandian, 1980).
Sampai tahun 1980 baru 14% penduduk pedesaan di Indonesia yang dapat menilmati air bersih.
Padahal lebih
dari 80% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan dan laju
pertambahan
penduduk
2.34% setahun.
usaha pengadaan air bersih di pedesaan,
partisipasi
Untuk
menunjang
amat dibutuhkan
dari mereka untuk melakukan pengolahan
air
(Anonim, 1981).
Sumber-Sumber Pencemaran A*.
Di alam tidak ada air murni.
ri
Hujan yang turun da-
atmosfir ke bumi menyerap,debu dan beberapa gas
perti C02 dan 0 2 .
se-
Setelah mencapai permukaan tanah air
tersebut
segera tercemar oleh adanya kontaminasi
bahan
organik.
Bila permukaan air mengabsorpsi C02 dari hasil
pernafasan vege%a81, bahan nitrogen dari hancuran bahan
organik dan setelah mengalir ke-sungai akan membawa pula
sejumlah bahan tersuspensi seperti pasir dan liat.
yang
meresap dari dasar sungai sebagai air tanah,
Air
sus-
pensi tersebut akan tertingal di dasr sungai Itu.
Bila
air mengalami perkolasi,
atau
endapan pada dasr sungai
batuan kapur atau silika akan larut, dan mengalir bersama
bahan mineral lain.
terus,
perkolasi air
berjalan
maka bahan pencemar ini akan muncul ke permukaan
(Ehlers dan Steel,
ber
Karena
1950, Stumm dan Morgan, 1970).
pencemar air alami dapat juga ditimbulkan oleh
tivitas alam.
Misalnya letusan gunung api,
Sumak-
banjir dan
kebakaran hutan oleh halilintar (Molof, 1971).
Dengan berkembangnya waktu,
aruhi
kualitas air.
manusia mulai mempeng-
Sebelum berkembangnya
kota-kota,
kelompok-kelompok penduduk kecil tidak mempengaruhi kualitas
air dengan nyata,
dan tidak menimbulkan
masalah
sampah-sampah rumah tangga (domestik). Aktivitas pertanian
mempengaruhi kualitas air berupa erosi tanah-tanah
yang digarap,
pupuk dan
revolusi industri,
han-bahan
obat-obatan
pertanian.
Sejak
timbul masalah limbah industri.
tersuspensi,
eat-zat organik dan
Ba-
anorganik,
I
buangan
bahan-bahan panas dan radioaktif masuk ke
per-
airan sungai dan laut (Molof, 1971 dan Anonim, 1972).
Terutama
di Jawa yang
berpenduduk
padat,
sumber
pencemaran air yang penting adalah buangan rumah tangga.
Pengotoran
jenis
ini disebabkan oleh
keterbelakangan,
yaitu tidak adanya fasilitas pengolahan air buangan (domestic sewage treatment).
Suatu perairan telah tercemar
apabila buangan dari sarana dan aktivitas penggalian dan
pengolahan sumber kekayaan alam sedemikian besarnya, sehingga
dapat
Perairan
mengganggu pengm-naan dan
tersebut tidak mampu lagi
sanitasi
memurnikan
air.
dirinya
secara alamiah (DPMA, 1974).
Komponen-komponen dari buangan industri yang secara
fisik terlihat mengapung di atas perairan juga merupakan
sat pencemar yang membahayakan.
ngapung,
Zat-zat gadat yang me-
busa, zat-zat warna, semua mengakibatkan kekepencemar
ruhan.
Sumber
reaksi
anaerobik
dalam
bau dapat berasal dari
air
buangan,
hasil
senyawa-senyawa
fen01
dan
'
menurunkan
klorofenol.
nilai
mempengaruhi
Lemak,
visual perairan dan
kehidupan ikan,
tidak sedap pada daging ikan.
dari
minyak dan gemuk dapat
secara
langsung
termasuk akibat bau
rang
Air buangan yang berasal
prosesing peternakan dapat merupakan sumber penya-
kit-penyakit
yang
Pengilangan
dustri
disebabkan oleh bakteri
minyak dan gas bumi merupakan
dan
industri-in-
berat yang dalam air limbahnya dapat
senyawa-senyawa
asam,
virus.
mengandung
batu-bara dan pengilangan
bijih
besi,
dalam air cuciannya dapat merupakan sumber
logam
berat
krom
(Cr).
Tidak satupun dari limbah
yang betul-betul bersih dari zat-zat pencemar
industri
(Chanlett,
1973).
U ~ a v aPenangmlanaan Pencemaran r&
Air
yang
mempunyai
aman untuk keperluan rumah tangga
tiga syarat:
(1) tidak terkontaminasi
hams
oleh
penyakit-penyakit yang dapat disebarkan lewat air (water
borne disease),
(2) bebas dari zat-zat beracun, dan (3)
bebas dari kandungan mineral dan bahan organik yang berlebihan (Wagner dan Lanoix, 1959).
Badan
berusaha
tion).
ri
air yang tercemar sebetulnya
untuk melakukan pemurnian diri (self purificaProses yang memegang peranan dalam pemurnian di-
adalah fotosintesis dan' pernafasan
hidup
secara alaaiah
dalarn
air.
makhluk-makhluk
Bila fotosintesis lebih besar
dari
pernafasan, perairan itu mencirikan banyak ganggang progresif
yang
perairan.
menghasilkan banyak
zat
Bila keadaan sebaliknya,
terlarut terpakai habis,
80;- dan C02
anorganik
kandungan
dalam
oksigen
sehingga senyawa-senyawa NO,
,
tereduksi berturut-turut men jadi N 2 (gas),
NH,* , HS- dan CH, (gas). Keseimbangan fotosintesis dan
pernafasan dalam perairan perlu dijaga,
tidak
supaya perairan
tercemar dan segi keindahannya (aestetika) tetap
baik (Stumm dan Morgan, 1970).
Sebagian
rah-daerah
besar kasus pencemaran terjadi pada
yang sulit mendapat air,
dae-
terutama pada dae-
rah-daerah urban dan industri, sehingga terjadi gabungan
masalah jumlah air yang tidak mencukupi dan kualitas air
yang menurun.
Kasus-kasus yang terjadi tersebut
tidak
sepenuhnya merupakan pertentangan kepentingan, mengingat
kebutuhan air adalah sebagai konsekuensi yang wajar dari
pola kehidupan dan kegiatan berbagai sektor pembangunan.
Yang
menjadi
tantangan adalah bagaimana
mengembangkan
dan memanfaatkan secara seimbang dan berencana
terhadap
sumberdaya alam yang terbatas jumlahnya (Mahbub, 1980).
Pengolahan
perairan
yang terkena buangan tersebut
baku rnutu ,
Pada
air buangan .tidak hanya bertujuan
tetapi
tidak
Suga harus memperhatikan
dasarnya, pendekatan masalah kualitas
dilakukan
satu
atau lebih dari cara yang
agar
melebihi
biayanya.
air
ada,
harus
yaitu:
modifikasi. kapasitas asimilasi
sumber
air,
mengurangi
limbah
sumber,
dan
mengurangi
yang
akan keluar dari
limbah yang sudah keluar dari sumber.
Cara
modifikasi kapasitas asimilasi sumber air me-
liputi:
(a) Menambah aliran untuk menaikkan pelarutan limbah.
(b) Desain
penampung air (reservoir) dan pengelolaannya
I
untuk mencegah pengaruh sebaliknya dari air yang ditampungnya terhadap kualitas.
(c) Dilakukan aerasi ulang
(reaerasi) untuk
menaikkan
persediaan oksigen.
(d) Pembuatan penghalang air laut untuk mencegah intrusi
garam.
(e) Pembuatan daerah aliran yang baik.
Cara mengurangi limbah yang akan keluar dari sumber
meliputi :
(a) Mengubah pemasukan bahan mentah yang akan diproses.
(b) Merubah proses produksi
( c ) Merubah keluaran hasil dari pengolahan
(d) Sirkulasi
ulang dari
.
pemakaian
air
dalam
produksi
(e) Pemisahan sumber buangan yang sangat kuat
(f) Pengaturan rumah tangga pabrik yang baik
proses
Cara mengurangi limbah setelah keluar darl sumber:
(a) Menetralkan dan pendaur ulangan bahan limbah
(b) Memproduksi hasil samping
(c) Pengolahan limbah
(d) Penggunaan kembali buangan pabrik (Pescod, 1977).
Proses
kategori:
pengolahan air buangan dibagi men3adi
(1) pengolahan pertama (primer),
(2)
tiga
pew-
1
olahan kedua (sekunder), dan (3) pengolahan ketiga (tertier).
Pengolahan pertama bertujuan memisahkan bahan-
bahan tidak terlarut seperti bahan padat,
bahan terapung.
gemuk, bahan-
Pengolahan kedua merupakan proses bio-
logi pang antara lain dengan cara memberikan oksigen
ke
dalam air tersebut sehingga memperbesar kegiatan mikroba
dalam
menghancurkan bahan-bahan organik dalam
larutan,
sehingga nilai BOD turun sesuai dengan tingkat yang dinginkan.
Pengolahan ketiga bertujuan memisahkan padatan
tersuspensi, persenyawaan orpanik dan anorganik misalnya
senyawa
fosfat,
nitrat dan bahan-bahan lain
(Manahan,
1971).
Dari Gambar 1 terlihat bahwa proses penjernihan air
dimulai dengan proses pengolfian pendahuluan bila diperlukan.
Air
dialirkan
dapkan
bahan-bahan
ke
bak pengendap
dalam air.
Dari
untuk mengen-
bak pengendap di-
lakukan proses filtrasi, sehingga didapatkan air bersih.
0
4
AIR KOTOR
I
PROSES PENDAHULUAN
(bila diperlukan)
b
0
Penambahan
Koagulan
DISINFFrKSI
Gambar 1.
Dalam
Diagram Urutan Proses Pengolahan Air
perencanaan pengolahan air harus pula diper-
timbangkan:
(1) jumlah dana yang tersedia
(2) biaya konstruksi
(3) jumlah karyawan yang bekerja
(4) Jumlah pengawas yang mengelola
(5) biaya pelaksanaan
(6) lamanya
alat pengolah bisa digunakan
Lanoix, 1959)
(Wagner dan
Usaha
kukan
penyaringan air untuk pedesaan
telah dila-
oleh Grup Gypsone UNHAS dengan alat bambu memper-
gunakan
bahan penyaring (susunan dari atas
pasir, kerikil, potongan arang dan ijuk.
nyaringan
tersebut
nitrit,
Dari hasil peterhadap
tetapi kurang baik terhadap pe-
bahan organik,
nitrat,
bawah):
diperoleh hasil yang baik
sifat-sifat fisik air,
nyaringan
ke
s e ~ t aterjadi kenaikan
kadar
klorida dan sulfat dari filtrat (uNHAS,
1983).
Percobaan penyaringan
sabut kelapa,
slang-alang,
pasir dan kerikil.
datan
di Singapura memperquaakan
serbuk gergadi,
"sponge",
Keefektifan penyaringan terhadap pa-
tersuspensi umwnnya baik (lebih besar dari
65%),
sedangkan terhadap daya saring BOD, tidak begitu
(hanya berkisar 50%).
tambah
@
baik
Bila bahan-bahan penyaringnya di-
lapisan pasir di atasnya,
terjadi kenaikan
efaktifan panyaringan terhadap nilai-nilai padatan
ketsr-
suspensi, BOD5 dan organisme coliform sampai kecepatan
penyaringan 6 m3/m2
Tujuan
-
jam (Chin dan Chen, 1978).
mendapatkan air bersih untuk keperluan
minum adalah berdasarkan alasan,
air
bahwa dalam air bersih
terdapat beberapa keuntungan: (1) kandungan mikroba/bakteri sedikit,
luran
sehingga mengurangi penyebab penyakit sa-
pencernaan (gastroenteritis),
sedikit,
sehingga
rekontaminasi
(2) bahan
daaat.
organik
d i birranui
('a1
lebih cepat
mendidih,sehingga penggunaan energi
lebih
rendah (Anonim, 1981a).
-J?enyarinaan(filtrasil
Penyaringan (filtrasi) merupakan proses
air
yang
pasir
sangat penting.
Penyaringan
pengolahan
lambat
dengan
adalah cara penyaringan yang sedang dikembangkan
di negara berkembang.
yang
mengganggu,
Proses' ini dapat menyaring warna
kekeruhan,dan bakteri
Okun, 1958, Feachem, &
(Fair, Geyer,
a., 1977).
Tergantung tujuannya, penyaringan digolongkan dalam
penyaringan secara biologis, penyaringan mekanis dan penyaringan kimiawi.
Def inisi :
Penyaringan adalah suatu proses pemisahan bahan-bahan
tersuspensi dalam air melalui
bahan
berpori-pori,
sehingga menghasilkan kualitas air yang lebih baik.
dium penyaringnya dapat dipergunakan pasir,
"diatomaceous earth",
ijuk,
arang aktif,
resin atau campurannya.
Me-
anthracite,
batu akik (granit),
Campuran yang sering di-
pergunakan adalah anthracite dan arang, arang dan pasir,
resin dan arang, resin dan anthracite, anthracite, pasir
dan batu akik
(Clark, Viessman,
Hammer,
1971, Culp,
Wesner, Williams, 1980).
Penyaringan
penting artinya dalam usaha penjernih-
proses
pertukaran ion yang tujuannya bukan untuk
sahkan
padatan
yang
ada
tersuspensi,
dalam
air buangan
memi-
tetapi untuk menukar
dengan
ion
dalam
ion
resin
(Tebbutt, 1977).
Pola pengendalian kecepatan penyaringan:
Terdapat tiga pola penyaringan, yaitu:
(1) penyaringan dengan tekanan tetap,
(2) penyaringan dengan kecepatan tetap,
(3) penyaringan dengan kecepatan yang semakin menurun.
Penyaringan dengan tekanan tetap:
Pada
dipakai,
keadaan mula-mula yaitu saat bahan
penyaring
permeabilitas bahan penyaring tinggi dan kece-
patan penyaringan
cepat.
Karena adanya penyumbatan po-
ri-pori bahan penyaring oleh bahan-bahan padat,
bilitas bahan
penyaring menurun.
Mengingat
tetap, maka kecepatan aliran ( Q ) menurun.
ringan
dengan tekanan tetap kadang-kadang
permea-
tekanannya
Metode penyadipergunakan
dalam penyaringan air alami atau air buangan karena
re-
latif dibutuhkan volume besar.
Penyaringan dengan kecepatan tetap:
Basil saringan yang keluhr dati saringan dapat
ngan
kecepatan tetap atau kecepatan menurun.
cepatan penyaringan tetap, tekanan
pada butiran
yang melexati siseem penyaring tetap.
kendalikan oleh kelep filtrat.
Pada
deke-
cairan
Kecepatan ini di-
Karena ~envumbatanmri-
pori bahan penyaring oleh padatan,
supaya kecepatan te-
tap, kelep filtrat dibuka sedikit demi sedikit.
Kekurangan
pertama
dari metoda ini adalah tingginya
dan pemeliharaan,
biaya
karena adanya sistem pengen-
dali kecepatan, dan kualitas hasil penyaringan tidak sebagus
yang
didapat dari sistem kecepatan yang
semakin
menurun.
I
Penyaringan dengan kecepatan yang semakin menurun sampai
ke
bagian dasar.
dasar
Kehilangan tekanan (head loss) pada
saringan (under drain) dan sistem pipa
berkurang
dan menyebabkan aliran lebih lama daripada yang
pada
penyaringan
dengan tekanan tetap pada
terJadi
ketinggian
permukaan air yang sama.
Penvari-
Mekanis
Penyaringan mekanis adalah
fisik
dan
pemisahan
bahan-bahan
bahan-bahan tersuspensi dari sirkulasi air.
Air dilalukan melalui substrat'atau septa yang menangkap
partikel-partikel.
dengan
Bahan-bahan yang disaring dipisahkan
berbagai metoda tergantung dari tipe dan
desain
.
filter.
Keefektifan penyaringan tergantung dari:
luas per-
mukaan saringan, ukuran besar butir, dan jenis saringan.
Sedangkan
fungsi penyaringan mekanis adalah (1) mengu-
rangi kekeruhan,
(2) mengurangi Jumlah koloid
organik,
28
Penyaringan dengan
bahan penyaring pasir
dikenal
dua macam saringan, yaitu saringan pasir lambat yang diperkenalkan di London pada tahun 1829,
dan sa;ingan
pa-
sir cepat yang diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1893.
Pada saringan pasir lambat aliran air berda-
sarkan gaya tarik bumi (gravitasi), sedang pada saringan
pasir cepat dipergunakan tekanan.
*
Untuk saringan pasir
cepat perlu dilakukan pengolahan air sebeluaonya,- misalnya dengan menambahkan zat koagulan (Axwar, 1981).
Hidrolika Penyarinnan
Kekuatan
aliran air melalui media
berpori
analog dengan aliran air melalui pipa kecil.
adalah
Dengan ke-
kuatan itu suatu cairan menyangkutkan partikel dalam media penyaring (Tebbutt, 1977).
cuci
Z&K
'v
I
Untuk
menjaga
kecepatan penyaringan
akibat
tersus-
berkurangnya kecepatan karena panangkapan bahan
pensi oleh filter,
dari
dibutuhkan energi terus-menerus rang
menekan cairan melalui bahan penyaring. Bila energi berkurang,
atau
kehilangan tekanan,
atau bila
kecepatan
yang dibutuhkan untuk mengalirkan filtrat tidak bisa dijaga dengan sistem yang add, atau bila kualitas air filtrat
menurun
akibat lolosnya bahan-bahan
tersuspensi,
bahan penyaring hams dibongkar. Kehilangan tekanan dari
bahan-bahan berbentuk butiran dalam aliran laminar telah
diformulasikan oleh Darcy sebagai berikut:
.
, di mana:
v
= Kp
v
= kecepetan aliran, "approach velocity" (fpm)
Kp
= koefisien permeabilitas (fpm)
SJ
= gradien hidrolik (feet) dari kehilangan tekanan cairan
4
= panjang filter (feet)
Koefisien permeabilitas ditentukan secara percobaan
Kehilangan
dengan
tekanan melalui lapisan filter pasir
ukuran
efektif 0 . 9 mm dan
koefisiew
bersih
keragaman
1.75 pada 2 gpm/ft %mumnya kurang dari 30 cm.
Bahan
penyaring butiran bekerja seperti halnya me-
dia berpori lain.
Gaya tekan merupakan hasil dari gaya
daribadan air yang menekan waktu air melalui
penyaring.
Kehilangan
tekanan dinyatakan sebagai (Clark, st
al,.,
1971):
= F (e, C , d,
di mana ,
V,
p,
u, 8 )
= kehilangan tekanan pada kedalaman filter 4
Elf
e
= porositas lapisan penyaring
d
= diameter butiran hedia filter
v
= kecepatan aliran melalui media filter
u
= viskositas
= berat jenis cairan
g
= gravitasi
Kisaran
kehilangan tekanan merupakan faktor peubah
yang sangat penting.
yang
Kehilangan tekanan awal pada filter
masih bersih antara 45
-
75 cm.
Filter mulai di-
bersihkan kembali bila kehilangan tekanan rnencapai 240
-
300 cm.
Saringan pasir lambat merupakan wadah air yang
ngandung lapisan pasir setebal 9
-
lapisan kerikil setebal 15'- 30 cm.
di
bagian
dengan
150 cm, disangga oleh
Kerikil ini disebar
bawah bahan penyaring yang
tempat keluaran filtrat.
me-
menghubungkannya
Ukuran
efektif
pasir
yang umum dipakai adalah 0.35 mm dan koefisien keragaman
1.75.
31
Saringan pasir lambat merupakan
paling
penyaringan
yang
efektif karena dapat memurnikan banyak air
yang
terkontaminasi
ini
disebut
ringannya
oleh bakteri-bakteri
patogen.
Saringan
saringan "lambat" karena kecepatan
penya-
lebih kurang 1/20 daripada kecepatan
penya-
ringan berdasar gravitasi atau penyaringan dengan tekanan (Twort, et
g.,
1974).
Proses kerjanya adalah meruI
pakan campuran dari pemisahan (straining), adsorpsi dan
flokulasi biologis.
Kekurangan
cara
penyaringan pasir
tempat penyaringannya besar,
lambat
adalah
tidak mampu menyaring
air
yang tercemar berat dan kekeruhan yang tinggi dan membutuhkan pgngendapan kimiawi (Clark, ~t a>.,
Di
1971).
negara-negara berkembang cara ini layak dikem-
bangkan mengingat:
(1) Biaya pembuatan murah, terutama di negara-negara dengan upah buruh murah.
(2) Desain peralatan sederhana
(3) Perawatan mudah
(4) Tidak banyak membutuhkan
peralatan impor dan
perlu bahan kimia.
(5) Tidak membutuhkan sumber tenaga (energi).
tidak
Cara ker ja:
Kedalaman air di atas permukaan pasir setinggi 60
150
Cm.
di
lapisan
mencapai
pasir
Bahan padat tersangkut pada bagian atas pasir
.-
batas
hams
Bila
fisik tertentu,
dibongkar,
Pembersihan
-
kehilangan tekanan
umumnya
60
dibersihkan d m
Umumnya bahan ini dapat digakai 1
pasir 2.5
-
biasanya
-
-
150 cm,
dikeringkan.
6 bulan.
dilakukan
dengan
mengeruk
5 cm dari permukaan sebelum melakukan proses
pembersihan
selanjutnya.
Pasir kotor tadi dibersihkan
secara hidrolik dan kemudian disimpan untuk bahan penyaring di masa datang.
sin pembersih.
lik
Metoda lain dapat menggunakan me-
Alat ini bekerja berdasar aliran terba-
(back-washing) yang dapat melepaskan
kotoran
dari
bahan penyaring ke cairan.
Sifat-sifat saringan pasir lambat:
Saringan pasir lambat baik dilakukan:
(1) Persediaan air bersih untuk keperluan pencucian kem-
bali dapat digunakan dengan sistem gravitasi.
(2) Air yang
kit.
.
disaring mengandung bakteri relatif
sedi-
(3) Air yang disaring umumnya mempunyai kekeruhan rendah
Penyaringan tipe ini dilakukan terutama untuk pengolahan
kedua dan ketiga,
dan sangat efektif untuk
me-
nyaring padatan tersuspensi kecuali liat dan padatan koloid lain.
99%
Saringan pasir lambat mampu memisahkan 85
bakteri tergantung dari jumlah bakteri awal,
-
dapat
mengurangi kekeruhan dari 50 ppm SiO, sampai 5 ppm N O 2 ,
di
samping
tertentu
cepatan
itu
dapat
pula I untuk
mengurangi
warna
yang ada tergantung ukuran butir pasir dan kepenyaringannya (Wagner dan Lanoix,
1959).
Ku-
rangnya keberhasilan penyaringan pasir lambat di Amerika
Serikat
mukaan
disebabkan
oleh adanya suspensi liat
di
per-
air terutama di daerah barat-tengah negara
ini.
Bahan
tersuspensi ditangkap pada permukaan saringan di
mana
bahan organiknya dihancurkan oleh proses biologis.
Bahan yang tidak terurai memerlukan pembersihan
dengan
cara
berkala
mengeruknya dengan tangan (Twort & JL;1.,
1974; Rich, 1961).
Saringan
Eropah,
pasir lambat masih banyak dipergunakan di
terutama Inggris di mana penghematan biaya
di-
atasi dengan tidak adanya proses koagulasi.
Sarinnan Pasir Cesat ( R a ~ i dSand Filtration).
Penyaringan cara
padatan
ini berguna untuk
menghilangkan
teYsuspensi dan biasanya didahului oleh
koagulasi kimiawi.
proses
Tanpa perlakuan kimiawi, penyaringan
ini hanya
efektif untuk beberapa madam air
saja.
Pada
saringan pasir cepat pemisahan partikel-partikel terutama
berdasar kerja fisik,
walaupun pertimbangan fisiko-
kimiawi juga ada.
Ukuran media penyaring ( y a w biasawa
pasir)
-
yang
antara 0.5
1.5 mm,
di mana
partikel-partikel
dapat dipisahkan adalah partikel-partikel
atau diatomae yang berukuran paling sedikit
a.,1974;
luhnya (Twort,
Saringan
pasir
Rich, 1961).
cepat terdiri dari
keluaran filtrat.
bungan
dengan
Nilai
pasir
75 cm di atas tem-
tertutup
berhu-
sempurna dalam
Penyaringan.yang pertama disebut pe-
nyaringan gravitasi,
bertekanan.
-
selapis
Penyaring dapat terbuka
atmosfir atau
tangki bertekanan.
seperduapu-
I
atau medium butiran lain setebal 45
pat
mineral
dan yang kedua disebut penyarinpan
penyaringannya tidak lebih baik
ripada saringan pasir lambat (Spotte, 1970).
da-
Pembersih-
an penyaring dengan cara cuci balik (back-washing).
Kecepatan Penyaringan:
George
W.
saringan pasir
2gpm/ft2,
Fuller
cepat
pada tahun
ini mula-mula
1898 mengembangkan
dengan
kecepatan
dan masih dipakai sampai pertengahan abad
Selanjutnya Fuller
20.
dengan teman-temannya meneliti
ke-
mungkinan dilakukannya pengolahan air pendahuluan.
De-
ngan
pengolahan pendahuluan ini akan dicapai
kecepatan
yang lebih besar dengan kualitas yang sama.
Dari hasil
panelitiannya
5
bahkan
dihasilkan
kecepatan
peneliti-peneliti
4
dan
lainnya mencapai
gpm/ftf
kecepatan
8gpm/ft2(Webera 1972).
Kecenderungan penggunaan saringan pasir cepat:
Metoda
Serikat
yang
paling
banyak digunakan di
Amerika
adalah saringan pasir cepat dengan dua
lapisan
yang terdiri dari lapisan kasar yaitu anthracite yang di
tumbuk,
di atas lapisan yang lebih halus.
Anthracite
berat jenisnya lebih kecil daripada pasir, sehingga akan
tetap di atas setelah proses pencucian kembali.
ite
menyaring sedimen-sedimen besar,
pasir
menyaring bahan-bahan
hasil saringan lebih baik.
dm
*I
mempungai porositas
pasir,
halus,
Antrac-
sedangkan lapisan
sehingga kualitas
Anthracite berbentuk butiran
yang lebih tinggi dibandingkan
sehingga kapasitaa menahan bahan padat pada
sa-
ringan lebih besar (Weber, 1972).
Pencucian Bahan Penyaring:
penetrasi bahan padat
.
terbatas hanya pada permukaan dan proses pencucian dilaPada saringan pasir lambat,
kukan dengan mengeruk lapisan teratasnya.
* Porositas
=
Pada saringan
Volume rongga/total volume dalam sebuah
contoh
pasir
cepat,
penyumbatan lebih banyak terbentuk karena
beban hidrolik lebih besar dan penetrasi bahan padat lebih
dalam
ke lapisan penyaring.
Pengumpulan
tersuspensi ini harus dibersihkan.
dengan
I
padatan
Pencucian dilakukan
"back washing" dengan kecepatan lebih kurang se-
puluh kali kecepatan normal penyaringan.
Aliran
ke atas menyebabkan kumpulan kotoran
bahan
sisa (debris) terlepas dari butir-butir bahan penyaring.
Pencucian kembali dengan tekanan udara menghasilkan pencucian
lebih baik dan kebutuhan air pencuci
lebih
se-
dikit.
Tipe-Tipe Bahan Penyarins
Bila diperlukan koagulasi, dengan hanya menggunakan
saringan pasir lambat masih kurang mencukupi, karena beban
bahan
nyumbatan
padat yang lebih besar akan mempercepat
(clogging).
Saringan pasir cepat secara nor-
mal dilakukan di bawah keadaan gravitasi,
juga dengan tekanan.
tetapi
dapat
Gambar 3. menunjukkan saringan pa-
sir cepat dengan gravitasi.
air T
=
$=
/c
masuk
pe-
a hr
pencucd
, r = r - ~ - : - = ~ ~ - ~j-
--_,
pasir
Cara normal penyaringan melalui lapisan-lapisan media penyaring dilakukan dengan bahan penyaring
Cara ini tidak efisien karena
pada lapisan paling atas.
.
beban
terhalus
padatan langsung jatuh pada pori-pori halus.
Me-
\
toda yang lebih logik adalah dengan lapisan medium
pa-
ling kasar ditempatkan pada lapisan paling atas, sehingga
partikel-partikel besar
lebih dahulu ditangkap
pisan kasar.
oleh la-
f
Komposisi bahan penyaring terdiri dari lapisan
thracite
(1.25
-
2.5mm) yang kepadatannya lebih
yang
penyaring
kecil
(pasir) dengan ukuran 0.6 mm.
daripada lapisan bawahnya
Komposisi
an-
ini mempunyai
kehilangan
lebih kecil daripada hanya lapisan pasir
tekanan
saJa di
mana tebal dan beban hidroliknya sama, tanga pengurangan
kualitas hasil saringan.
Proses
penyaringan
dihentikan bila
terjsdi
satu
atau beberapa kriteria di bawah ini:
(1) Penghentian
berdasar kehilangan tekanan.
Saringan
cepat bersih mempunyai kehilangan tekanan kira-kira
0.3 m, dan penyaringan sebaiknya dihentikan bila ke-
hilangan tekanan mencapai 2.5 rn.
(2) Lamanya proses.
jam
Waktu
penyaringan
tergantung kualitas air yang
ringan masih
umumnya 24
disaring.
72
Penya-
dapat dilakukan apabila kualitas
ringannya masih tetap.
-
sa-
(3) Kualitas
hasil
terhadap
saringan.
kekeruhan
Pemantauan
(monitoring)
harus terus menerus
dilakukan.
Bahkan penyaring akan dicuci kembali bila
hasil
saringan
sama dengan nilai sebelum
kekeruhan
disaring
(Tebbutt, 1977, Rich, 1961).
Penyarinnan u,mLwi
Penyaringan
kimiawi
organik
terlarut,
larutan
dalam
henyaring
senyawa
eat-zat
nitrogen dan
(zat-zat
fosfor)
dari
bentuk molekul-molekul oleh adaorpsi
permukaan substrat yang berpori,
di
atau oleh proses frak-
sionasi langsung oleh oksidasi.
Saringan dengan arang aktif:
Arang
pori
aktif atau charcoal adalah zat-zat
berpori-
yang keefektifan adsorpsinya tergantung dari
permukaannya.
luas
Dalam rongga-rongganya mampu mengikat mo-
t
lekul-molekul organik (Gambar 4).
Gambar 4.
Arang aktif digunakan
Penampanu melintang butiran arane aktif
dalam
pengolahan air buangan untuk menghilangkan bahan
organik yang terdapat pada air buangan setelah dilakukan pengolahan bentuk
lain. Bila kapasitas adsorpsi
arang telah berkurang, dapat dilakukan penaikan kapasitasnya dengan melakukan pemanasan arang
itu, sehingga
adsorpsi bahan organik dilepaskan kembali.
dipergunakan
Arang
yang
dalam penyaringan dapat berbentuk butiran
I
atau tepung. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyaringan dengan arang aktif adalah sifat dan konsentrasi
zat yang akan disaring, sifat air buangan dan
cara
operasinya (Culp, g& &., 1980).
Studi yang telah dilakukan oleh Parkhust dan kawankawan pada' tahun 1967, dipelajari keefektifan arang sebagai bahan saringan bahan-bahan organik pada air buangan.
Air buangan yang tanpa perlakuan sebelumnya dilaku-
kan dengan tekanan melalui bahan saringan butiran
aktif.
nya
Kecepatan penyaringan 7 gsfm. Hasil penyaringan-
terdapat pada Tabel 2.
bahwa
arang
Dari data ini disimpulkan
arang aktif merupakan bahan penyaring yang sangat
baik (Spotte, 1970).
Resin penukar ion:
Resin penukar ion adalah resin yang secara elektrokimia dapat memisahkan beberapa ion dari larutan dengan
T a b e l 2.
Daya s a r i n g a r a n g a k t i f pada a i r buangan
Sebelum
disaring
Sesudah
disaring
Padatan tersuspensi
10.00 mg/&
1.00 m g / ~
C.O.D.
47.00 ppm
7.5
ppm
C.O.D. terlarut
31.00 ppm
7.0
ppm
Total Carbon organik
31.00 dpm
2.5
ppm
6.7 ppm
3.7
ppm
Kekeruhan
10.8 JTU
1.6
JTU
Warna
30.0
unit 3.0
Pt-Co
unit
Pt-Co
Bau
12.0
*
*
Kontaminan
,
-
N-NO3
*
= Tidak ada keterangan
pertukaran
duksi
1.0
ICeefektifan
jenis ion-ion lain.
berdasar sifat-sifat:
Resin-resin ini dipro-
kation asam kuat,
kation
asam lemah, anion basa kuat dan anion basa lemah.
Pemilihan
akan
resin
tergantunq dari sifat
disaring dalam larutan.
Dipergunakan
asam
yang
resin
yang
lemah bila air yang akan disaring hanya tercemar
(resin
ini
mudah
dibersihkan
lagi).
Resin
ringan
penukar
kation \asam kuat dalam bentuk natrium efektif untuk penyaringan bentuk ammonia dalam air buangan.
ini mampu menyaring 82
-
Resin Jenis
99.5% ammonia dari air
buangan
Resin
penukar anion basa kuat dalam bentuk klorida
dipergunakan
sebagai penukar ion nitrat.
Resin
Jenis
ini mampu menukar 92% fosfat dari suatu air buangan. Pembersihan
NaC1.
resin kembali (regenerasi) dipergunakan
10%
Penukar ion selektif dengan mempergunakan clinop-
tilolite banyak dipakai untuk menghilangkan ammonia dari
air buangan .
Dengan cara ini air tersebut akan
oleh resin.
ti, karena
didemineralisasi
Secara berkala resin tersebut harus digankemampuan tukar ionnya sudah turun
(Rich,
1961; Spotte, 1970).
Sifat-Sifat Bahan
-
Penvarinq
Sifat-Sifat Pasir
Umumnya
pasir memiliki ketahanan rendah, sehingga
bila terjadi pergeseran, pasir dapat pecah.
Air yang
melintasi. pasir yang berukuran halus dan sedang, dapat
mengalami
pergerakan
naik dan turun dengan bebas.
yang melintasi pasir kasar lebih mudah mengalami
lasi
Air
perko-
ke bawah, sedangkan pergerakan kapilernya sangat
terbatas.
Pasir memiliki kandungan nitrogen yang sangat
a
rendah (Moiser dan Gustafson, 1917).
proses
Lapisan pasir pada
penyaringan air berfungsi untuk menahan endapan-
endapan lumpur (UNHAS, 1983).
Pasir yang digunakan dalam saringan pasir cepat harus bebas dari lumpur, keras dan tahan pecah (resisten),
dan
diutamakan
40% HCl
sebagai kuarsa.
Setelah direndam dalam
selama satu jam, pasir ini beratnya tidak boleh
berkurang lebih dari 5%.
Ukuran pasir dinyatakan dengan
ukuran efektif, di mana ukuran saringan dalam millimeter
dapat melalukan 10% dari pasir berdasar berat.
Keragam-
an ukuran dinyatakan oleh kbefisien keragaman, yaitu perbandingan antara ukuran saringan yang akan melalukan 60%
dengan ukuran efektif.
Saringan pasir digolongkan sebagai ukuran kasar, sedang, dan halus.
Pasir kasar cocok dipakai bila (a) da-
lam pengolahan pendahuluan menghasilkan hasil yang baik,
(b) air yang akan disaring tidak tercemar berat, (c) keuntungan yang didapat dari proses penyaringan yang lebih
lama dan lebih sedikit air rang dibutuhk
Hampir semua fase keaktifan manusia dan hewan membutuhkan air.
Air merupakan komponen utama baik dalam ta-
naman (sampai 90% pada tanaman setahun) maupun hewan (60 70% pada hewan menyusui).
Dalam jaringan hidup, air me-
rupakan medium untuk berbagai reaksi dan proses ekskresi.
Zat-zat makanan
anorganik, hasil fotosintesis, gas-gas
I
dan hormon
semuanya diangkut dalanl larutan dengan pela-
rut air. Evaporasi
air
dapat mengendalikan suhu kulit
dan daun.
Hara-hara dalam tanah
leh
dalam bentuk larutan (Hay, 1981).
akar
hanya dapat diserap oSehubungan
dengan itu, maka tanpa air tidak akan terdapat kehidupan.
Sebagian besar
air untuk keperluan sehari-hari berasal
dari sungai. Air
sungai juga dipergunakan sebagai alat
pencuci, pengairan
sawah, kolam ikan, pembangkit tenaga
listrik, tempat hidup satwa liar, tempat pembuangan, sebagai jalan lewat air dan rekreasi
(Murad dan Kusnadi,
1974; Cass-Beggs, 1969, Menziest 1 9 6 9 ) -
.
Pengguna-
an air yang terpenting bagi negara-negara sedang berkembang di Asia adalah untuk perikanan, pengairan, dan
minum.
air
Sehubungan dengan itu'telah dirasa perlu adanya
baku mutu air bagi negara-negara Asia (Pescod, 1974).
Dari
atas dan
9
sekitar 163.84 x 10 m
di
dalam
bumi, tidak
dapat dipergunakan oleh manusia.
3
air yang terdapat di
lebih dari 0.5 persen
Dari
jumlah
ini, 97
persen terdapat dalam larutan, 2.25 persen da1,am bentuk
es dan salju. Tiga persen dari jumlah keseluruhan dalam
bentuk air tawar, sebagian beku dan sebagian lagi terdapat di dalam lapisan permukaan tanah sampai 800 m di bawah permukaan tanah.
Hanya
sepersepuluh dari total air
tawar diperkirakan terdapat dalam air tanah. Dari
jum-
lah ini, yang dapat diambil dengan aman tanpa adanya intrusi garam
sebesar 1.9 x 1 0 l b liter per tahun. Perpu16
taran hujan dan salju sebesar 45.36 x 10
liter per ta-
hun, tetapi tiga perempatnys jatuh di air laut dan lautan.
Jadi hanya 11.34 x
salju jatuh
1016 liter per tahun, hujan dan
di atas daratan.
Sejumlah ini dipergunakan
untuk evaporasi dan transpirasi tanaman ke atrnosfir, perkolasi
untuk mengisi kembali air tanah, aliran
sungai-
sungai, danau dan kolam-kolam. Yang dapat dipakai langsung sebagai sumber untuk keperluan manusia hanya sejumlah lebih kurang 3.8 x 10 l6 liter per tahun.
Dengan de-
mikian secara keseluruhan dapat difahami betapa terbatasrrpa persediaan air tawar itu, yaitu hanya kira-kira
5.7 x 10 l6 liter per tahun (Chanlett, 1973).
Makin
tiap orang
maju peradaban manysia, kebutuhan
semakin besar.
akan
air
Di negara-negara sedang ber-
kembang, kebutuhan air tawar sekitar 12 liter tiap orang
tiap hari, bahkan pada suku-suku primitif hanya 5 liter
tiap
orang tiap hari.
Di negara-negara maju misalnya
Inggris kebutuhan air mencapai 150 liter tiap orang tiap
hari, sedangkan di
Serikat mencapai 250 liter
Amerika
tiap orang tiap hari.
Bila kebutuhan air diperhitungkan
juga dengan kegiatan industri, perdagangan dan
konsumsi
masyarakat, maka pada daerah perkotaan modern dapat mencapai
2 000 liter tiap orang tiap hari (Overman, 1969).
Kebutuhan dunia
ini
disebabkan
akan air terus meningkat.
oleh
Peningkatan
kenaikan'taraf hidup yang diikuti
oleh kenaikan kebutuhan air untuk rumah tangga, pertanian dan industri, disamping
penduduk dunia.
karena
kenaikan pertambahan
Secara kasar, kebutuhan air dalam jang-
ka waktu 20 tahun mendatang akan dua kali lipat dari kebutuhan sekarang (Batisse, 1982).
Mengingat jumlah air di bumi ini relatif tetap, maka
setiap buangan dari suatu sumber ke perairan
mengurangi jumlah air yang tersedia (Molof, 1971).
lah
pengelolaan persediaan
akan
Masa-
air alami adalah bagaimana
mengatasi ketidak seimbangan antara pemakaian dan persediaan.
Walaupun
habitat
air tawar sangat kecil diban-
dingkan dengan habitat lautan dan daratan, tetapi kepentingannya bagi
manusia sangat besar, mengingat: (1) air
tawar merupakan barang yang murah dan nyaman untuk keperluan rumah tangga dan industri, (2) komponen
air tawar
merupakan "bottle neck" dalam siklus hidrologi, dan (3)
ekosistem air
tawar merupakan
sistem untuk pembuadgan
sampah yang paling murah (Odum, 1971).
Kelestarian kualitas
air sangat tergantung kepada
beberapa aspek yang menyangkut penyediaan dan pemanfaatan air
dan pembuangan limbah ke dalam perairan.
Berba-
gai masalah yang menyangkut kualitas atau pencemaran air
yang terjadi bersama pada daerah yang sama akan menderita kesulitan persediaan air.
Hal tersebut sesuai dengan
pengertian bahwa pencemaran air
adalah penurunan kuali-
tas air yang mengganggu pemanfaatannya, sehingga berbagai masalah pencemaran sangat berkaitan
dengan berbagai
aspek pemanfaatan air (Mahbub, 1980).
Pemakaian dan
tempat dan waktu.
oleh
dan
penduduk
persediaan
air berbeda-beda menurut
Persediaan air
biasanya dipergunakan
kota yang padat untuk keperluan industri
keperluan rumah tangga.
Kebutuhan ini akan mening-
kat bila persediaan air menurun (Piper, 1975).
Masalah perlindungan atas kualitas lingkungan hidup
akhir-akhir ini
telah menarik perhatian masyarakat ba-
nyak, sehingga istilah ekologi dan lingkungan banyak didiskusikan dalam forum-forum. Salah satu aspek dari kemerosotan kualitas hidup dan pengaruhnya yang sudah menghendaki
pengamanan
secara
konkrit
adalah
aspek
pencemaran terhadap air permukaan dan air sebagai sumber
kehidupan pada umumnya.
Masalah lingkungan hidup di Indonesia merupakan masalah rendahnya mutu lingkungan hidup yang
justru oleh keterbelakangan sosial.
berapa masalah merupakan akibat
yang
dicapai
Di samping itu be-
dari
dalam pembangunan.
disebabkan
kemajuan-kemajuan
Jadi perlu senantiasa
diperhitungkan faktor-faktor yang menyangkut masalah pemeliharaan
alam
kelestarian
dan
kelangsungan sumber-sumber
yang terdapat di dalam lingkungan hidup
1974).
dakan
Dalam
(Anonim,
pelaksanaan pembangunan perlu selalu dia-
penilaian yang seksama terhadap pengaruhnya bagi
lingkungan hidup agar
pengamanan
terhadap
pembangunan dan lingkungan hidupnya dapat
pelaksanaan
dilakukan se-
baik-baiknya. Penilaian tersebut perlu dilakukan baik
secara sektoral maupun regional dan untuk itu perlu dikembangkan kriteria baku mutu lingkungan hidup (Anonim,
1981).
Di dalam masyarakat kecil dan
sederhana, kebiasaan
membuang sampah di sungai tidak menimbulkan akibat pencemaran, karena penerimanya masih mampu menampung dan mencernakannya.
Tetapi
bila kebiasaan ini dilakukan pada
masyarakat besar dan maju, buangan penduduk yang juga ditambah dengan buangan sisa-sisa industri, kemungkinan besar lingkungan tidak mampu lagi menampung dan
cukup ce-
pat mencernakannya. Akibatnya sedikit demi sedikit akan
terjadi penimbunan
bahan
buangan
dan timbul efek-efek
sampingan yang merugikan masyarakat banyak.
Di Indonesia telah
mulai banyak sungai yang menca-
pai taraf pencemaran yang merugikan. Khususnya
sungai-
melalui perkotaan, daerah dengan padat pen-
sungai yang
duduknya
atau
Ciliwung
di
wilayah
perindustrian.
Misalnya Sungai
Jakarta, Kali Garang di Semarang, Brantas,
Kali Surabaya dan Porong disekitar
Musi di Palembang (Soegiarto, 1977).
Surabaya dan Sungai
Pertumbuhan indus-
tri di tepi-tepi sungai tersebut menguntungkan
itu, karena pembuangan limbahnya begitu
urbanisasi dan
mudah.
industri
Dengan
industrialisasi itu, berbagai macam ben-
tuk zat pencemar dalam konsentrasi tinggi banyak dibuang
ke sungai.
Kenaikan konsentrasi zat pencemar ini terja-
di terutama pada
nya menurun.
musim kemarau, di mana debit air umum-
Pada keadaan tersebut perairan menjadi ti-
dak layak baik untuk
pertanian, rumah tangga dan indus-
tri (Pandian, 1980).
Untuk tujuan perbaikan kualitas air di suatu daerah
pemerintah sering mengikut sertakan investasi modal yang
besar.
Impak penurunan kualitas air bukan hanya mengi-
kut sertakan masalah ekonomi, tetapi juga meliputi pengaruh mental
dan
aliran sungai.
kesehatan
masyarakat di sekitar daerah
Di Indonesia sebagian terbesar pencemaran air disebabkan oleh buangan rumah
daerah
tangga, walaupun di beberapa
akibat kemajuan pembangunan dan pengaruh buangan
industri mulai dirasakan.
Bagi golongan masyarakat mam-
pu, pencemaran air dapat diatasi dengan membeli air berTetapi bagi golongan tidak mampu, mereka terpaksa
sih.
menerima beban ini dengan segala akibatnya.
Bagi negara-negara sedang berkembang, pengendalian
pencemaran lingkungan harus
pembangunan negeri itu
bersaing
dan dalam masa-masa lampau malah
tidak respek untuk usaha ini.
Buangan rumah tangga dan
limbah industri keseluruhannya
perairan tanpa pengolahan
(Pescod, 1977).
dengan prioritas
dibuang
ke
lingkungan
(treatment) terlebih dahulu
Di Indonesia, pengolahan
terhadap
air
tercemar sebagai usaha penanggulangan masalah pencemaran
harus
dipilih
suatu
cara yang murah, mudah diperoleh,
mudah dikerjakan dan hasilnya memuaskan.
ha penanggulangan pencemaran
Salah satu usa-
air adalah penyaringan de-
ngan menggunakan bahan penyaEing pasir, ijuk, dan arang.
Pasir mempunyai kemampuan menyaring terhadap sifat-sifat
fisik
air
dan jasad-jasad mikro,
ijuk mampu
*
sifat-sifat fisik air dan arang mampu
sifat kimia air.
ring
menyaring
menyaring
sifat-
Pasir dan arang merupakan bahan penya-
yang banyak terdapat di Indonesia, terutama di pe-
desaan dan harganyapun murah.
Ijuk saat ini masih mudah
didapat, walaupun pembiakannya masih tergantung oleh luwak (musang).
Penelitian
ini
bertujuan mengetahui kemampuan dan
keefektifan penyaringan
dan kimia air
dengan
terhadap
beberapa
sifat fisik
penyaring pasir, ijuk, arang, dan
campuran pasir-ijuk, pasir-arang, arang-ijuk, pasir-ijukarang.
Contoh air diambil dari lokasi-lokasi Gadog, Bo-
gor, Jakarta di daerah aliran ,sungai (DAS) Ciliwung dilihat dari kegunaannya untuk air minum.
Berhubung
tian
terbatasnya biaya dan peralatan, peneli-
ini hanya dibatasi pada sifat-sifat terpenting un-
tuk air minum baku*.
Ciliwung terbatas
Sedangkan-lokasi pengamatan di DAS
pada
tiga
lokasi yaitu Gadog, Bogor
(Jembatan Satuduit), dan Jakarta (Pintu Air Manggarai).
Hipotesis
fat fisik dan
diteliti
penelitian ini didasarkan pada sifat-sikimia perairan Sungai Ciliwung yang sudah
oleh para peneliti sebelumnya, yaitu
terhadap
peubah-peubah padatan tersuspensi, kekeruhan, pH,
hantar listrik
total
+
daya
-
(DHL), NH4 , NOq , orto-P, bahan organik
(BOT), kesadahan, Fe dan
padatan terlarut
tctal
(TDS), di lokasi-lokasi Gadog, Bogor (Jembatan Satuduit)
--
----
*Air minum baku adalah air dari badan air yang dapat diolah menjadi air minum dengan cara koagulasi,
pengendapan, penyaringan dan penyucihamaan ( S o e santo, 1976).
dan J a k n r L n ( P i ~ l t u Air Manggarai) (Tabel 1) dihubungkan
dengan pcngaru'tr pcrry aringunrrya.
R e r d a r . . ~ ~ k aTabel
n
1, diambil beberapa hipotesis se-
bagai berikut:
(1) Penyaringan dengan pasir ijuk dan arang diperkirakan
mampu menyaring air Sungai Ciliwung di wilayah
hulu
untuk keperluan air minum baku (hasil saringan memenuhi baku mutu
untuk air 'minum baku).
Penyaringan
campuran menghasilkan kualitas hasil saringan (filtrat) yang lebih baik daripada penyaringan tunggal.
(2) Penyaringan dengan bahan penyaringan pasir dan ijuk
terhadap air Sungai Ciliwung di
wilayah tengah akan
menghasilkan keefektifan penyaringan padatan tersuspensi
dan
kekeruhan yang lebih besar dibandingkan
penyaringan terhadap sifat-sifat lainnya.
an
Penyaring-
dengan arang terhadap bahan organik, amonia dan
orto-P menghasilkan keefektifan penyaringan yang lebih
Di
besar
dibandingkan dengan sifat-sifat lainnya.
wilayah tengah penyaringan campuran menghasilkan
kualitas air hasil saringan rang lebih baik daripada
penyaringan tunggal.
.
(3) Usaha penyaringan tunggal dan campuran di lokasi Ja-
karta
(wilayah hilir), diperkirakan tidak
dalam usaha mendapatkan hasil
luan air minum baku.
efisien
saringan untuk keper-
T a b e l 1.
S i f a t - s i f a t f i s i k - k i m i a air S u n g a i
C i l i w u n g d i lokasi-lokasi Gadog,
Jembatan S a t u d u i t , d a n P i n t u A i r
Manpaarai (PUSDI PSL IPB, 1979;
Direktorat PPA, 1979)
L o k a s i
S i f a t F'isik/Kimia
air
Gadog
Hjn. K m r .
MPT (mg/l) 33.0
Kekeruhan
( NTU )
-
DHL
82.0
(urnho/cm)
+ (ppm)
NH4
No2-
(ppm)
51.0
Kesadahan
Manggarai
Hjn.
Kmr
7.8
121.7
44.3
27.0
99.0
130.0
137.5
95.0
127.5
0.10
0.167
0.45
-
0.07*
-
-
P.A.
Kisaran
.
7.8
51.0
25.2*
38.25 78.0
9.643 3.51
0.45~
0.028
-
0.038 0.031
-
26.25
76.49
-
56.1649.92
95.0 -137.0
0.55
0.10
-
0.64
0.37*
0.07
-
0.45
0.043
0.013- 0.04
28.98* 25.2
68.64
= t i d a k ada data
* = l o k a s i Gunung Masig i t (daerah h u l u )
Hjn = musim h u j a n
*
-
28.98
38.25- 78.0
(PP~)
-
-
13.0
orto-P(ppm) 0.015 0.014
BOT (pprn)
J. S a t u d u i t
Hjn.
Kar.
K m r = rnusim kemarau
T I N J A U A N
Pada
P U S T A K A
dasarnya penggunaan air dapat terbagi menjadi
lima golongan utama, yaitu untuk
(1) keperluan
domestik:
untuk
semua kebutuhan
rumah
tangga termasuk menyiram kebun dan mencuci kendaraan
(2) keperluan dagang:
semua industri dan pabrik,
bis-
nis, toko, kantor, hotel, linstansi dan lain-lain.
(3) keperluan pertanian:
perkebunan, pertanian, peter-
nakan, perikanan dan lain-lain
(4) keperluan umum:
untuk pemadam kabakaran, penyiraman
jalan, pertamanan m u m dan air mancur
(5) kebocoran: kebocoran dari keran utama dan sambungan,
dari
tempat cadangan air (reservoir) dan
lain-lain
(Twort, Hoater, Law, 1974).
Di negara-negara tropis yang sedang berkembang, kebutuhan air bersih dibatasi oleh:
(1) Penduduk umumnya sangat miskin, sehingga tidak mampu
memiliki sumber air bersih dl rumah.
(2) Perbandingan
dikeluarkan
biaya
yang kembali dengan biaya
oleh pemerintah untuk tujuan
yang
kesehatan
lingkungan sangat kecil.
(3) Dana yang tersedia masih jauh dari cukup untuk
sediaan
air yang memadai,
sehingga hanya
penduduk yang mendapat air bersih.
per-
sebagian
(4) Banyak
sekali penyakit yang berhubungan dengan perjauh lebih banyak dibandingkan dengan
sediaan air;
negara-negara di
daerah beriklim
sedang
(Feachew,
McGarry, Mara, 1977).
Air
buangan dari penduduk baiasanya
karena itu
dl-
buang
ke perairan terbuka.
sukar
untuk memperkirakan apa dan berapa jenis organis-
me,
Oleh
langsung
sangatlah
baik patogenik maupun bukan patogenik yang ada pada
saat tertentu di perairan itu.
dipertimbangkan
latenan
Hal penting yang
perlu
adalah persistensi (ketahanan) atau ke-
dari patogen di dalam perairan
(Sukarmadijaya,
1980).
Disamping pengaruhnya terhadap kandungan
mikro perairan,
pengaruh lain adalah terhadap sifat-si-
fat fisik dan kimia perairan.
nentuan
organisme
Dari hasil penelitian pe-
kriteria kualitas lingkungan hidup yang dilaku-
kan terhadap beberapa sungai di Jawa menunjukkan
nilai-
nilai BODs (biochemical oxygen demand), oksigen terlarut
dan
2.0
bahan organik total berturut-turut berkisar
-
53.3 ppm, 0.6
Brantas
0.3
-
0.36
-
3.52
-
-
-
55.65 pprn (Sungai
7.0 ppm,
144.1 pprn (Sungai Cimanuk),
1.6 ppm, 29.40
karta),
6.59 ppm, 6.32
di Surabaya),
-
17,48
-
antara
4.8
9.92
-
-
8.0
ppm,
29.72
ppm,
39.90 pprn (Sungai Ciliwung di Ja-
8.71 ppm,
2.4
-
ngawan Solo di kota Surakarta),
3.8 pprn,
56.7 pprn (Be-
2.82 ppm, 8.32 ppm, dan
31.5 ppm (Sungai Serayu di Kesugihan, Kabupaten Cilacap)
(PUSDI PSL IPB 1979 a;
PUSDI PSL IPB, 1979 b; PUSDI PSL
IPB, 1980; Saeni, 1979).
Pengaruh
rang berupa gangguan tersebut di atas akan
menyebabkan:
(1) Akibat langsung terhadap kesejahteraan manusia, termasuk gangguan kesehatan,
gangguan sosial dan gang-
m a n terhadap "kualitas kehidupan"
(2) Akibat tidak lanesung terhadap kesejahteraan dan ke-
lestarian hidup manusia, karena adanya gangguan terhadap sistem-sistem alam hayati (Rachwartono, 1975).
Sejarah
Sebelum peradaban modern,
ngaruhi
oleh
kualitas air hanya
sistem alami seperti letusan gunuhg
banjir dan kebakaran hutan oleh halilintar.
kembangnya
air.
waktu,
dipeapi,
Dengan ber-
manusia mulai mempengaruhi
kualitas
Akibat sampah penduduk, limbah industri, pertanian
dan aktivitas rekreasi akan menimbulkan bahan-bahan tersuspensi, zat-zat organik dan >anorganik, buangan bahanbahan panas, radioaktif, bakteri dan virus yang akhirnya
masuk ke sistem perairan sungai, air tanah dan laut, dan
mempengaruhi kualitas airnya (Molof, 1971; Anonim, 1972
Kneese dan Bower, 1973).
Dengan timbulnya revolusi industri dan
sumber-sumber energi
baru,
eksploitasi
pengaruh manusia
terhadap
lingkungan naik drastis dan dengan konsekuensi-konskuensi berbahaya bagi banyak bentuk kehidupan lain.
taan ruang hidup dan kebutuhan untuk industri
Permin-
menyebab-
kan berkurangnya rawa-rawa, hutan dan padang rumput yang
dengan
langnya
sendirinya diikuti pula oleh berkurang atau
sejumlah hewan dan
tumbuh-tumbuhan yang
hiada
(Daifuku, 1986).
fase pertama revolusi industri (abad 19),
Pada
Eropah
Barat dan menyusul Amerika Serikat,
naikan kepadatan penduduk,
timbul
di
ke-
ketidak ayamanan, penumpukan
debu-debu,
timbulnya perasaan takut dalam kehidupan dan
pekerjaap,
kenaikan angka-angka sakit dan kematian, dan
adanya ketidak indahan di berbagai kota industri (Dubos,
1968).
Salah
gara
satu kekurangan pokok pembangunan negara-ne-
maju adalah negara-negara tersebut telah berhasil
memperbanyak jurnlah barang,
terpenuhi
sehingga kebutuhan material
untuk 'sementara waktu.
Sedangkan bersamaan
dengan itu dihasilkan pula hasil sampingan berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan yang menurunkan
hidup.
kualitas
Arah perkembangan mefiunjukkan bahwa hasil
sam-
pingan yang negatif terhadap lingkungan cenderung membesar dibandingkan hasil pembangunan itu sendiri. Bagi Indonesia seperti kebanyakan negara berkembang,
anlah
yang menjadi sebab utama yang mendorong
kemiskinpenduduk
menguras alam, sehingga merusak lingkungan (Salim, 1981).
Dari fakta di atas nyatalah bahwa tingkah polah manusia
sejak dari kehidupan primitif sampai ke kehidupan
modern, pada hakekatnya merupakan pengotor, pencemar dan
perusak lingkungan;
maka budidaya manusia jugalah yang
harus dikerahkan untuk suatu pemikiran penanggulangannya
(Wisaksono dan Bilal, 1976).
I
Pengendalian kualitas air air telah sejak jaman dahulu dilakukan.
Dari penemuan purbakala di negara-nega-
ra timur jauh dan timur tengah,
terbukti telah ada sis-
tem budidaya air yang dibangun beberapa ribu tahun sebelum masehi.
air
besar
Orang-orang Roma telah membangun pipa-pipa
dan saluran-saluran pembuangan air
Roma sejak zaman nabi Isa.
usaha-usaha
dilakukan.
di
kota
Sedangkan di Eropah lainnya,
ke arah kesehatan masyarakat masih
sedikit
Di Inggris, sejak zaman pemerintahan Richard
1388 dan Henry VIII dalam
tahun
1531
telah dibuat bangunan pengendali pencemaran berupa
jam-
I1
dalam
tahun
ban-jamban penduduk.
Sampai tahun 1815 sampah penduduk
tidak boleh dibuang ke air permukaan.
Dalam tahun 1847
Inggris mengeluarkan hukum yang mengizinkan
pembuangan
tinja ke saluran air pembuangan yang akhirnya menimbulkan
bencana
Pembuangan
yang
air
terutama
masuk
ke
melanda
sungai
kota
Thames
dipergunakan untuk keperluan rumah tangga.
yang
London.
banyak
Saluran air
pembuangan tersebut banyak yang bocor dan akibatnya berkontaminasi dengan tanah yang merupakan sumber mata air.
Selanjutnya terjadi kenaikan kontaminasi air minum
buangan penduduk.
oleh
Sungai Thames tidak lag1 sedap dili-
hat dan berbau busuk, dan
rengakibatkan timbulnya wabah
penyakit-penyakit tipus dan kolera.
Para
ilmuwan mulai memikirkan pengendalian
pence-
<
maran
air dengan berbagai perlakuan untuk
sehatan lingkungan.
usaha
menjaga
ke-
Pengendalian kualitas air merupakan
interdisipliner yang meliputi penggunaan prinsip-
prinsip
biologi,
kimia
dan fisika
dalam
hubungannya
dengan teknik rekayasa (Tebbutt, 1977).
Pencemaran dan perusakan lingkungan merupakan umpan
balik yang dapat mengendalikan perkembangan industri dan
kenaikan jumlah penduduk.
hun
Misalnya di Jepang, pada ta-
1977 memproduksi 8.5 juta
tingginya produksi mobil ini,
buah
mobil.
Bersamaan
terjadi pula kenaikan ke-
bisingan, kecelakaan lalu lintas, makin tebalnya asap di
langit,
udara.
matan
dan berbagai bentuk lain dari akibat pencemaran
Penduduk mulai kehilangan udara segar dan kenik-
tidur yang nyaman,
serta membawa mental ke
arah
kebingunan dan kesedihan (Pandian, 1980).
Sampai tahun 1980 baru 14% penduduk pedesaan di Indonesia yang dapat menilmati air bersih.
Padahal lebih
dari 80% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan dan laju
pertambahan
penduduk
2.34% setahun.
usaha pengadaan air bersih di pedesaan,
partisipasi
Untuk
menunjang
amat dibutuhkan
dari mereka untuk melakukan pengolahan
air
(Anonim, 1981).
Sumber-Sumber Pencemaran A*.
Di alam tidak ada air murni.
ri
Hujan yang turun da-
atmosfir ke bumi menyerap,debu dan beberapa gas
perti C02 dan 0 2 .
se-
Setelah mencapai permukaan tanah air
tersebut
segera tercemar oleh adanya kontaminasi
bahan
organik.
Bila permukaan air mengabsorpsi C02 dari hasil
pernafasan vege%a81, bahan nitrogen dari hancuran bahan
organik dan setelah mengalir ke-sungai akan membawa pula
sejumlah bahan tersuspensi seperti pasir dan liat.
yang
meresap dari dasar sungai sebagai air tanah,
Air
sus-
pensi tersebut akan tertingal di dasr sungai Itu.
Bila
air mengalami perkolasi,
atau
endapan pada dasr sungai
batuan kapur atau silika akan larut, dan mengalir bersama
bahan mineral lain.
terus,
perkolasi air
berjalan
maka bahan pencemar ini akan muncul ke permukaan
(Ehlers dan Steel,
ber
Karena
1950, Stumm dan Morgan, 1970).
pencemar air alami dapat juga ditimbulkan oleh
tivitas alam.
Misalnya letusan gunung api,
Sumak-
banjir dan
kebakaran hutan oleh halilintar (Molof, 1971).
Dengan berkembangnya waktu,
aruhi
kualitas air.
manusia mulai mempeng-
Sebelum berkembangnya
kota-kota,
kelompok-kelompok penduduk kecil tidak mempengaruhi kualitas
air dengan nyata,
dan tidak menimbulkan
masalah
sampah-sampah rumah tangga (domestik). Aktivitas pertanian
mempengaruhi kualitas air berupa erosi tanah-tanah
yang digarap,
pupuk dan
revolusi industri,
han-bahan
obat-obatan
pertanian.
Sejak
timbul masalah limbah industri.
tersuspensi,
eat-zat organik dan
Ba-
anorganik,
I
buangan
bahan-bahan panas dan radioaktif masuk ke
per-
airan sungai dan laut (Molof, 1971 dan Anonim, 1972).
Terutama
di Jawa yang
berpenduduk
padat,
sumber
pencemaran air yang penting adalah buangan rumah tangga.
Pengotoran
jenis
ini disebabkan oleh
keterbelakangan,
yaitu tidak adanya fasilitas pengolahan air buangan (domestic sewage treatment).
Suatu perairan telah tercemar
apabila buangan dari sarana dan aktivitas penggalian dan
pengolahan sumber kekayaan alam sedemikian besarnya, sehingga
dapat
Perairan
mengganggu pengm-naan dan
tersebut tidak mampu lagi
sanitasi
memurnikan
air.
dirinya
secara alamiah (DPMA, 1974).
Komponen-komponen dari buangan industri yang secara
fisik terlihat mengapung di atas perairan juga merupakan
sat pencemar yang membahayakan.
ngapung,
Zat-zat gadat yang me-
busa, zat-zat warna, semua mengakibatkan kekepencemar
ruhan.
Sumber
reaksi
anaerobik
dalam
bau dapat berasal dari
air
buangan,
hasil
senyawa-senyawa
fen01
dan
'
menurunkan
klorofenol.
nilai
mempengaruhi
Lemak,
visual perairan dan
kehidupan ikan,
tidak sedap pada daging ikan.
dari
minyak dan gemuk dapat
secara
langsung
termasuk akibat bau
rang
Air buangan yang berasal
prosesing peternakan dapat merupakan sumber penya-
kit-penyakit
yang
Pengilangan
dustri
disebabkan oleh bakteri
minyak dan gas bumi merupakan
dan
industri-in-
berat yang dalam air limbahnya dapat
senyawa-senyawa
asam,
virus.
mengandung
batu-bara dan pengilangan
bijih
besi,
dalam air cuciannya dapat merupakan sumber
logam
berat
krom
(Cr).
Tidak satupun dari limbah
yang betul-betul bersih dari zat-zat pencemar
industri
(Chanlett,
1973).
U ~ a v aPenangmlanaan Pencemaran r&
Air
yang
mempunyai
aman untuk keperluan rumah tangga
tiga syarat:
(1) tidak terkontaminasi
hams
oleh
penyakit-penyakit yang dapat disebarkan lewat air (water
borne disease),
(2) bebas dari zat-zat beracun, dan (3)
bebas dari kandungan mineral dan bahan organik yang berlebihan (Wagner dan Lanoix, 1959).
Badan
berusaha
tion).
ri
air yang tercemar sebetulnya
untuk melakukan pemurnian diri (self purificaProses yang memegang peranan dalam pemurnian di-
adalah fotosintesis dan' pernafasan
hidup
secara alaaiah
dalarn
air.
makhluk-makhluk
Bila fotosintesis lebih besar
dari
pernafasan, perairan itu mencirikan banyak ganggang progresif
yang
perairan.
menghasilkan banyak
zat
Bila keadaan sebaliknya,
terlarut terpakai habis,
80;- dan C02
anorganik
kandungan
dalam
oksigen
sehingga senyawa-senyawa NO,
,
tereduksi berturut-turut men jadi N 2 (gas),
NH,* , HS- dan CH, (gas). Keseimbangan fotosintesis dan
pernafasan dalam perairan perlu dijaga,
tidak
supaya perairan
tercemar dan segi keindahannya (aestetika) tetap
baik (Stumm dan Morgan, 1970).
Sebagian
rah-daerah
besar kasus pencemaran terjadi pada
yang sulit mendapat air,
dae-
terutama pada dae-
rah-daerah urban dan industri, sehingga terjadi gabungan
masalah jumlah air yang tidak mencukupi dan kualitas air
yang menurun.
Kasus-kasus yang terjadi tersebut
tidak
sepenuhnya merupakan pertentangan kepentingan, mengingat
kebutuhan air adalah sebagai konsekuensi yang wajar dari
pola kehidupan dan kegiatan berbagai sektor pembangunan.
Yang
menjadi
tantangan adalah bagaimana
mengembangkan
dan memanfaatkan secara seimbang dan berencana
terhadap
sumberdaya alam yang terbatas jumlahnya (Mahbub, 1980).
Pengolahan
perairan
yang terkena buangan tersebut
baku rnutu ,
Pada
air buangan .tidak hanya bertujuan
tetapi
tidak
Suga harus memperhatikan
dasarnya, pendekatan masalah kualitas
dilakukan
satu
atau lebih dari cara yang
agar
melebihi
biayanya.
air
ada,
harus
yaitu:
modifikasi. kapasitas asimilasi
sumber
air,
mengurangi
limbah
sumber,
dan
mengurangi
yang
akan keluar dari
limbah yang sudah keluar dari sumber.
Cara
modifikasi kapasitas asimilasi sumber air me-
liputi:
(a) Menambah aliran untuk menaikkan pelarutan limbah.
(b) Desain
penampung air (reservoir) dan pengelolaannya
I
untuk mencegah pengaruh sebaliknya dari air yang ditampungnya terhadap kualitas.
(c) Dilakukan aerasi ulang
(reaerasi) untuk
menaikkan
persediaan oksigen.
(d) Pembuatan penghalang air laut untuk mencegah intrusi
garam.
(e) Pembuatan daerah aliran yang baik.
Cara mengurangi limbah yang akan keluar dari sumber
meliputi :
(a) Mengubah pemasukan bahan mentah yang akan diproses.
(b) Merubah proses produksi
( c ) Merubah keluaran hasil dari pengolahan
(d) Sirkulasi
ulang dari
.
pemakaian
air
dalam
produksi
(e) Pemisahan sumber buangan yang sangat kuat
(f) Pengaturan rumah tangga pabrik yang baik
proses
Cara mengurangi limbah setelah keluar darl sumber:
(a) Menetralkan dan pendaur ulangan bahan limbah
(b) Memproduksi hasil samping
(c) Pengolahan limbah
(d) Penggunaan kembali buangan pabrik (Pescod, 1977).
Proses
kategori:
pengolahan air buangan dibagi men3adi
(1) pengolahan pertama (primer),
(2)
tiga
pew-
1
olahan kedua (sekunder), dan (3) pengolahan ketiga (tertier).
Pengolahan pertama bertujuan memisahkan bahan-
bahan tidak terlarut seperti bahan padat,
bahan terapung.
gemuk, bahan-
Pengolahan kedua merupakan proses bio-
logi pang antara lain dengan cara memberikan oksigen
ke
dalam air tersebut sehingga memperbesar kegiatan mikroba
dalam
menghancurkan bahan-bahan organik dalam
larutan,
sehingga nilai BOD turun sesuai dengan tingkat yang dinginkan.
Pengolahan ketiga bertujuan memisahkan padatan
tersuspensi, persenyawaan orpanik dan anorganik misalnya
senyawa
fosfat,
nitrat dan bahan-bahan lain
(Manahan,
1971).
Dari Gambar 1 terlihat bahwa proses penjernihan air
dimulai dengan proses pengolfian pendahuluan bila diperlukan.
Air
dialirkan
dapkan
bahan-bahan
ke
bak pengendap
dalam air.
Dari
untuk mengen-
bak pengendap di-
lakukan proses filtrasi, sehingga didapatkan air bersih.
0
4
AIR KOTOR
I
PROSES PENDAHULUAN
(bila diperlukan)
b
0
Penambahan
Koagulan
DISINFFrKSI
Gambar 1.
Dalam
Diagram Urutan Proses Pengolahan Air
perencanaan pengolahan air harus pula diper-
timbangkan:
(1) jumlah dana yang tersedia
(2) biaya konstruksi
(3) jumlah karyawan yang bekerja
(4) Jumlah pengawas yang mengelola
(5) biaya pelaksanaan
(6) lamanya
alat pengolah bisa digunakan
Lanoix, 1959)
(Wagner dan
Usaha
kukan
penyaringan air untuk pedesaan
telah dila-
oleh Grup Gypsone UNHAS dengan alat bambu memper-
gunakan
bahan penyaring (susunan dari atas
pasir, kerikil, potongan arang dan ijuk.
nyaringan
tersebut
nitrit,
Dari hasil peterhadap
tetapi kurang baik terhadap pe-
bahan organik,
nitrat,
bawah):
diperoleh hasil yang baik
sifat-sifat fisik air,
nyaringan
ke
s e ~ t aterjadi kenaikan
kadar
klorida dan sulfat dari filtrat (uNHAS,
1983).
Percobaan penyaringan
sabut kelapa,
slang-alang,
pasir dan kerikil.
datan
di Singapura memperquaakan
serbuk gergadi,
"sponge",
Keefektifan penyaringan terhadap pa-
tersuspensi umwnnya baik (lebih besar dari
65%),
sedangkan terhadap daya saring BOD, tidak begitu
(hanya berkisar 50%).
tambah
@
baik
Bila bahan-bahan penyaringnya di-
lapisan pasir di atasnya,
terjadi kenaikan
efaktifan panyaringan terhadap nilai-nilai padatan
ketsr-
suspensi, BOD5 dan organisme coliform sampai kecepatan
penyaringan 6 m3/m2
Tujuan
-
jam (Chin dan Chen, 1978).
mendapatkan air bersih untuk keperluan
minum adalah berdasarkan alasan,
air
bahwa dalam air bersih
terdapat beberapa keuntungan: (1) kandungan mikroba/bakteri sedikit,
luran
sehingga mengurangi penyebab penyakit sa-
pencernaan (gastroenteritis),
sedikit,
sehingga
rekontaminasi
(2) bahan
daaat.
organik
d i birranui
('a1
lebih cepat
mendidih,sehingga penggunaan energi
lebih
rendah (Anonim, 1981a).
-J?enyarinaan(filtrasil
Penyaringan (filtrasi) merupakan proses
air
yang
pasir
sangat penting.
Penyaringan
pengolahan
lambat
dengan
adalah cara penyaringan yang sedang dikembangkan
di negara berkembang.
yang
mengganggu,
Proses' ini dapat menyaring warna
kekeruhan,dan bakteri
Okun, 1958, Feachem, &
(Fair, Geyer,
a., 1977).
Tergantung tujuannya, penyaringan digolongkan dalam
penyaringan secara biologis, penyaringan mekanis dan penyaringan kimiawi.
Def inisi :
Penyaringan adalah suatu proses pemisahan bahan-bahan
tersuspensi dalam air melalui
bahan
berpori-pori,
sehingga menghasilkan kualitas air yang lebih baik.
dium penyaringnya dapat dipergunakan pasir,
"diatomaceous earth",
ijuk,
arang aktif,
resin atau campurannya.
Me-
anthracite,
batu akik (granit),
Campuran yang sering di-
pergunakan adalah anthracite dan arang, arang dan pasir,
resin dan arang, resin dan anthracite, anthracite, pasir
dan batu akik
(Clark, Viessman,
Hammer,
1971, Culp,
Wesner, Williams, 1980).
Penyaringan
penting artinya dalam usaha penjernih-
proses
pertukaran ion yang tujuannya bukan untuk
sahkan
padatan
yang
ada
tersuspensi,
dalam
air buangan
memi-
tetapi untuk menukar
dengan
ion
dalam
ion
resin
(Tebbutt, 1977).
Pola pengendalian kecepatan penyaringan:
Terdapat tiga pola penyaringan, yaitu:
(1) penyaringan dengan tekanan tetap,
(2) penyaringan dengan kecepatan tetap,
(3) penyaringan dengan kecepatan yang semakin menurun.
Penyaringan dengan tekanan tetap:
Pada
dipakai,
keadaan mula-mula yaitu saat bahan
penyaring
permeabilitas bahan penyaring tinggi dan kece-
patan penyaringan
cepat.
Karena adanya penyumbatan po-
ri-pori bahan penyaring oleh bahan-bahan padat,
bilitas bahan
penyaring menurun.
Mengingat
tetap, maka kecepatan aliran ( Q ) menurun.
ringan
dengan tekanan tetap kadang-kadang
permea-
tekanannya
Metode penyadipergunakan
dalam penyaringan air alami atau air buangan karena
re-
latif dibutuhkan volume besar.
Penyaringan dengan kecepatan tetap:
Basil saringan yang keluhr dati saringan dapat
ngan
kecepatan tetap atau kecepatan menurun.
cepatan penyaringan tetap, tekanan
pada butiran
yang melexati siseem penyaring tetap.
kendalikan oleh kelep filtrat.
Pada
deke-
cairan
Kecepatan ini di-
Karena ~envumbatanmri-
pori bahan penyaring oleh padatan,
supaya kecepatan te-
tap, kelep filtrat dibuka sedikit demi sedikit.
Kekurangan
pertama
dari metoda ini adalah tingginya
dan pemeliharaan,
biaya
karena adanya sistem pengen-
dali kecepatan, dan kualitas hasil penyaringan tidak sebagus
yang
didapat dari sistem kecepatan yang
semakin
menurun.
I
Penyaringan dengan kecepatan yang semakin menurun sampai
ke
bagian dasar.
dasar
Kehilangan tekanan (head loss) pada
saringan (under drain) dan sistem pipa
berkurang
dan menyebabkan aliran lebih lama daripada yang
pada
penyaringan
dengan tekanan tetap pada
terJadi
ketinggian
permukaan air yang sama.
Penvari-
Mekanis
Penyaringan mekanis adalah
fisik
dan
pemisahan
bahan-bahan
bahan-bahan tersuspensi dari sirkulasi air.
Air dilalukan melalui substrat'atau septa yang menangkap
partikel-partikel.
dengan
Bahan-bahan yang disaring dipisahkan
berbagai metoda tergantung dari tipe dan
desain
.
filter.
Keefektifan penyaringan tergantung dari:
luas per-
mukaan saringan, ukuran besar butir, dan jenis saringan.
Sedangkan
fungsi penyaringan mekanis adalah (1) mengu-
rangi kekeruhan,
(2) mengurangi Jumlah koloid
organik,
28
Penyaringan dengan
bahan penyaring pasir
dikenal
dua macam saringan, yaitu saringan pasir lambat yang diperkenalkan di London pada tahun 1829,
dan sa;ingan
pa-
sir cepat yang diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1893.
Pada saringan pasir lambat aliran air berda-
sarkan gaya tarik bumi (gravitasi), sedang pada saringan
pasir cepat dipergunakan tekanan.
*
Untuk saringan pasir
cepat perlu dilakukan pengolahan air sebeluaonya,- misalnya dengan menambahkan zat koagulan (Axwar, 1981).
Hidrolika Penyarinnan
Kekuatan
aliran air melalui media
berpori
analog dengan aliran air melalui pipa kecil.
adalah
Dengan ke-
kuatan itu suatu cairan menyangkutkan partikel dalam media penyaring (Tebbutt, 1977).
cuci
Z&K
'v
I
Untuk
menjaga
kecepatan penyaringan
akibat
tersus-
berkurangnya kecepatan karena panangkapan bahan
pensi oleh filter,
dari
dibutuhkan energi terus-menerus rang
menekan cairan melalui bahan penyaring. Bila energi berkurang,
atau
kehilangan tekanan,
atau bila
kecepatan
yang dibutuhkan untuk mengalirkan filtrat tidak bisa dijaga dengan sistem yang add, atau bila kualitas air filtrat
menurun
akibat lolosnya bahan-bahan
tersuspensi,
bahan penyaring hams dibongkar. Kehilangan tekanan dari
bahan-bahan berbentuk butiran dalam aliran laminar telah
diformulasikan oleh Darcy sebagai berikut:
.
, di mana:
v
= Kp
v
= kecepetan aliran, "approach velocity" (fpm)
Kp
= koefisien permeabilitas (fpm)
SJ
= gradien hidrolik (feet) dari kehilangan tekanan cairan
4
= panjang filter (feet)
Koefisien permeabilitas ditentukan secara percobaan
Kehilangan
dengan
tekanan melalui lapisan filter pasir
ukuran
efektif 0 . 9 mm dan
koefisiew
bersih
keragaman
1.75 pada 2 gpm/ft %mumnya kurang dari 30 cm.
Bahan
penyaring butiran bekerja seperti halnya me-
dia berpori lain.
Gaya tekan merupakan hasil dari gaya
daribadan air yang menekan waktu air melalui
penyaring.
Kehilangan
tekanan dinyatakan sebagai (Clark, st
al,.,
1971):
= F (e, C , d,
di mana ,
V,
p,
u, 8 )
= kehilangan tekanan pada kedalaman filter 4
Elf
e
= porositas lapisan penyaring
d
= diameter butiran hedia filter
v
= kecepatan aliran melalui media filter
u
= viskositas
= berat jenis cairan
g
= gravitasi
Kisaran
kehilangan tekanan merupakan faktor peubah
yang sangat penting.
yang
Kehilangan tekanan awal pada filter
masih bersih antara 45
-
75 cm.
Filter mulai di-
bersihkan kembali bila kehilangan tekanan rnencapai 240
-
300 cm.
Saringan pasir lambat merupakan wadah air yang
ngandung lapisan pasir setebal 9
-
lapisan kerikil setebal 15'- 30 cm.
di
bagian
dengan
150 cm, disangga oleh
Kerikil ini disebar
bawah bahan penyaring yang
tempat keluaran filtrat.
me-
menghubungkannya
Ukuran
efektif
pasir
yang umum dipakai adalah 0.35 mm dan koefisien keragaman
1.75.
31
Saringan pasir lambat merupakan
paling
penyaringan
yang
efektif karena dapat memurnikan banyak air
yang
terkontaminasi
ini
disebut
ringannya
oleh bakteri-bakteri
patogen.
Saringan
saringan "lambat" karena kecepatan
penya-
lebih kurang 1/20 daripada kecepatan
penya-
ringan berdasar gravitasi atau penyaringan dengan tekanan (Twort, et
g.,
1974).
Proses kerjanya adalah meruI
pakan campuran dari pemisahan (straining), adsorpsi dan
flokulasi biologis.
Kekurangan
cara
penyaringan pasir
tempat penyaringannya besar,
lambat
adalah
tidak mampu menyaring
air
yang tercemar berat dan kekeruhan yang tinggi dan membutuhkan pgngendapan kimiawi (Clark, ~t a>.,
Di
1971).
negara-negara berkembang cara ini layak dikem-
bangkan mengingat:
(1) Biaya pembuatan murah, terutama di negara-negara dengan upah buruh murah.
(2) Desain peralatan sederhana
(3) Perawatan mudah
(4) Tidak banyak membutuhkan
peralatan impor dan
perlu bahan kimia.
(5) Tidak membutuhkan sumber tenaga (energi).
tidak
Cara ker ja:
Kedalaman air di atas permukaan pasir setinggi 60
150
Cm.
di
lapisan
mencapai
pasir
Bahan padat tersangkut pada bagian atas pasir
.-
batas
hams
Bila
fisik tertentu,
dibongkar,
Pembersihan
-
kehilangan tekanan
umumnya
60
dibersihkan d m
Umumnya bahan ini dapat digakai 1
pasir 2.5
-
biasanya
-
-
150 cm,
dikeringkan.
6 bulan.
dilakukan
dengan
mengeruk
5 cm dari permukaan sebelum melakukan proses
pembersihan
selanjutnya.
Pasir kotor tadi dibersihkan
secara hidrolik dan kemudian disimpan untuk bahan penyaring di masa datang.
sin pembersih.
lik
Metoda lain dapat menggunakan me-
Alat ini bekerja berdasar aliran terba-
(back-washing) yang dapat melepaskan
kotoran
dari
bahan penyaring ke cairan.
Sifat-sifat saringan pasir lambat:
Saringan pasir lambat baik dilakukan:
(1) Persediaan air bersih untuk keperluan pencucian kem-
bali dapat digunakan dengan sistem gravitasi.
(2) Air yang
kit.
.
disaring mengandung bakteri relatif
sedi-
(3) Air yang disaring umumnya mempunyai kekeruhan rendah
Penyaringan tipe ini dilakukan terutama untuk pengolahan
kedua dan ketiga,
dan sangat efektif untuk
me-
nyaring padatan tersuspensi kecuali liat dan padatan koloid lain.
99%
Saringan pasir lambat mampu memisahkan 85
bakteri tergantung dari jumlah bakteri awal,
-
dapat
mengurangi kekeruhan dari 50 ppm SiO, sampai 5 ppm N O 2 ,
di
samping
tertentu
cepatan
itu
dapat
pula I untuk
mengurangi
warna
yang ada tergantung ukuran butir pasir dan kepenyaringannya (Wagner dan Lanoix,
1959).
Ku-
rangnya keberhasilan penyaringan pasir lambat di Amerika
Serikat
mukaan
disebabkan
oleh adanya suspensi liat
di
per-
air terutama di daerah barat-tengah negara
ini.
Bahan
tersuspensi ditangkap pada permukaan saringan di
mana
bahan organiknya dihancurkan oleh proses biologis.
Bahan yang tidak terurai memerlukan pembersihan
dengan
cara
berkala
mengeruknya dengan tangan (Twort & JL;1.,
1974; Rich, 1961).
Saringan
Eropah,
pasir lambat masih banyak dipergunakan di
terutama Inggris di mana penghematan biaya
di-
atasi dengan tidak adanya proses koagulasi.
Sarinnan Pasir Cesat ( R a ~ i dSand Filtration).
Penyaringan cara
padatan
ini berguna untuk
menghilangkan
teYsuspensi dan biasanya didahului oleh
koagulasi kimiawi.
proses
Tanpa perlakuan kimiawi, penyaringan
ini hanya
efektif untuk beberapa madam air
saja.
Pada
saringan pasir cepat pemisahan partikel-partikel terutama
berdasar kerja fisik,
walaupun pertimbangan fisiko-
kimiawi juga ada.
Ukuran media penyaring ( y a w biasawa
pasir)
-
yang
antara 0.5
1.5 mm,
di mana
partikel-partikel
dapat dipisahkan adalah partikel-partikel
atau diatomae yang berukuran paling sedikit
a.,1974;
luhnya (Twort,
Saringan
pasir
Rich, 1961).
cepat terdiri dari
keluaran filtrat.
bungan
dengan
Nilai
pasir
75 cm di atas tem-
tertutup
berhu-
sempurna dalam
Penyaringan.yang pertama disebut pe-
nyaringan gravitasi,
bertekanan.
-
selapis
Penyaring dapat terbuka
atmosfir atau
tangki bertekanan.
seperduapu-
I
atau medium butiran lain setebal 45
pat
mineral
dan yang kedua disebut penyarinpan
penyaringannya tidak lebih baik
ripada saringan pasir lambat (Spotte, 1970).
da-
Pembersih-
an penyaring dengan cara cuci balik (back-washing).
Kecepatan Penyaringan:
George
W.
saringan pasir
2gpm/ft2,
Fuller
cepat
pada tahun
ini mula-mula
1898 mengembangkan
dengan
kecepatan
dan masih dipakai sampai pertengahan abad
Selanjutnya Fuller
20.
dengan teman-temannya meneliti
ke-
mungkinan dilakukannya pengolahan air pendahuluan.
De-
ngan
pengolahan pendahuluan ini akan dicapai
kecepatan
yang lebih besar dengan kualitas yang sama.
Dari hasil
panelitiannya
5
bahkan
dihasilkan
kecepatan
peneliti-peneliti
4
dan
lainnya mencapai
gpm/ftf
kecepatan
8gpm/ft2(Webera 1972).
Kecenderungan penggunaan saringan pasir cepat:
Metoda
Serikat
yang
paling
banyak digunakan di
Amerika
adalah saringan pasir cepat dengan dua
lapisan
yang terdiri dari lapisan kasar yaitu anthracite yang di
tumbuk,
di atas lapisan yang lebih halus.
Anthracite
berat jenisnya lebih kecil daripada pasir, sehingga akan
tetap di atas setelah proses pencucian kembali.
ite
menyaring sedimen-sedimen besar,
pasir
menyaring bahan-bahan
hasil saringan lebih baik.
dm
*I
mempungai porositas
pasir,
halus,
Antrac-
sedangkan lapisan
sehingga kualitas
Anthracite berbentuk butiran
yang lebih tinggi dibandingkan
sehingga kapasitaa menahan bahan padat pada
sa-
ringan lebih besar (Weber, 1972).
Pencucian Bahan Penyaring:
penetrasi bahan padat
.
terbatas hanya pada permukaan dan proses pencucian dilaPada saringan pasir lambat,
kukan dengan mengeruk lapisan teratasnya.
* Porositas
=
Pada saringan
Volume rongga/total volume dalam sebuah
contoh
pasir
cepat,
penyumbatan lebih banyak terbentuk karena
beban hidrolik lebih besar dan penetrasi bahan padat lebih
dalam
ke lapisan penyaring.
Pengumpulan
tersuspensi ini harus dibersihkan.
dengan
I
padatan
Pencucian dilakukan
"back washing" dengan kecepatan lebih kurang se-
puluh kali kecepatan normal penyaringan.
Aliran
ke atas menyebabkan kumpulan kotoran
bahan
sisa (debris) terlepas dari butir-butir bahan penyaring.
Pencucian kembali dengan tekanan udara menghasilkan pencucian
lebih baik dan kebutuhan air pencuci
lebih
se-
dikit.
Tipe-Tipe Bahan Penyarins
Bila diperlukan koagulasi, dengan hanya menggunakan
saringan pasir lambat masih kurang mencukupi, karena beban
bahan
nyumbatan
padat yang lebih besar akan mempercepat
(clogging).
Saringan pasir cepat secara nor-
mal dilakukan di bawah keadaan gravitasi,
juga dengan tekanan.
tetapi
dapat
Gambar 3. menunjukkan saringan pa-
sir cepat dengan gravitasi.
air T
=
$=
/c
masuk
pe-
a hr
pencucd
, r = r - ~ - : - = ~ ~ - ~j-
--_,
pasir
Cara normal penyaringan melalui lapisan-lapisan media penyaring dilakukan dengan bahan penyaring
Cara ini tidak efisien karena
pada lapisan paling atas.
.
beban
terhalus
padatan langsung jatuh pada pori-pori halus.
Me-
\
toda yang lebih logik adalah dengan lapisan medium
pa-
ling kasar ditempatkan pada lapisan paling atas, sehingga
partikel-partikel besar
lebih dahulu ditangkap
pisan kasar.
oleh la-
f
Komposisi bahan penyaring terdiri dari lapisan
thracite
(1.25
-
2.5mm) yang kepadatannya lebih
yang
penyaring
kecil
(pasir) dengan ukuran 0.6 mm.
daripada lapisan bawahnya
Komposisi
an-
ini mempunyai
kehilangan
lebih kecil daripada hanya lapisan pasir
tekanan
saJa di
mana tebal dan beban hidroliknya sama, tanga pengurangan
kualitas hasil saringan.
Proses
penyaringan
dihentikan bila
terjsdi
satu
atau beberapa kriteria di bawah ini:
(1) Penghentian
berdasar kehilangan tekanan.
Saringan
cepat bersih mempunyai kehilangan tekanan kira-kira
0.3 m, dan penyaringan sebaiknya dihentikan bila ke-
hilangan tekanan mencapai 2.5 rn.
(2) Lamanya proses.
jam
Waktu
penyaringan
tergantung kualitas air yang
ringan masih
umumnya 24
disaring.
72
Penya-
dapat dilakukan apabila kualitas
ringannya masih tetap.
-
sa-
(3) Kualitas
hasil
terhadap
saringan.
kekeruhan
Pemantauan
(monitoring)
harus terus menerus
dilakukan.
Bahkan penyaring akan dicuci kembali bila
hasil
saringan
sama dengan nilai sebelum
kekeruhan
disaring
(Tebbutt, 1977, Rich, 1961).
Penyarinnan u,mLwi
Penyaringan
kimiawi
organik
terlarut,
larutan
dalam
henyaring
senyawa
eat-zat
nitrogen dan
(zat-zat
fosfor)
dari
bentuk molekul-molekul oleh adaorpsi
permukaan substrat yang berpori,
di
atau oleh proses frak-
sionasi langsung oleh oksidasi.
Saringan dengan arang aktif:
Arang
pori
aktif atau charcoal adalah zat-zat
berpori-
yang keefektifan adsorpsinya tergantung dari
permukaannya.
luas
Dalam rongga-rongganya mampu mengikat mo-
t
lekul-molekul organik (Gambar 4).
Gambar 4.
Arang aktif digunakan
Penampanu melintang butiran arane aktif
dalam
pengolahan air buangan untuk menghilangkan bahan
organik yang terdapat pada air buangan setelah dilakukan pengolahan bentuk
lain. Bila kapasitas adsorpsi
arang telah berkurang, dapat dilakukan penaikan kapasitasnya dengan melakukan pemanasan arang
itu, sehingga
adsorpsi bahan organik dilepaskan kembali.
dipergunakan
Arang
yang
dalam penyaringan dapat berbentuk butiran
I
atau tepung. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyaringan dengan arang aktif adalah sifat dan konsentrasi
zat yang akan disaring, sifat air buangan dan
cara
operasinya (Culp, g& &., 1980).
Studi yang telah dilakukan oleh Parkhust dan kawankawan pada' tahun 1967, dipelajari keefektifan arang sebagai bahan saringan bahan-bahan organik pada air buangan.
Air buangan yang tanpa perlakuan sebelumnya dilaku-
kan dengan tekanan melalui bahan saringan butiran
aktif.
nya
Kecepatan penyaringan 7 gsfm. Hasil penyaringan-
terdapat pada Tabel 2.
bahwa
arang
Dari data ini disimpulkan
arang aktif merupakan bahan penyaring yang sangat
baik (Spotte, 1970).
Resin penukar ion:
Resin penukar ion adalah resin yang secara elektrokimia dapat memisahkan beberapa ion dari larutan dengan
T a b e l 2.
Daya s a r i n g a r a n g a k t i f pada a i r buangan
Sebelum
disaring
Sesudah
disaring
Padatan tersuspensi
10.00 mg/&
1.00 m g / ~
C.O.D.
47.00 ppm
7.5
ppm
C.O.D. terlarut
31.00 ppm
7.0
ppm
Total Carbon organik
31.00 dpm
2.5
ppm
6.7 ppm
3.7
ppm
Kekeruhan
10.8 JTU
1.6
JTU
Warna
30.0
unit 3.0
Pt-Co
unit
Pt-Co
Bau
12.0
*
*
Kontaminan
,
-
N-NO3
*
= Tidak ada keterangan
pertukaran
duksi
1.0
ICeefektifan
jenis ion-ion lain.
berdasar sifat-sifat:
Resin-resin ini dipro-
kation asam kuat,
kation
asam lemah, anion basa kuat dan anion basa lemah.
Pemilihan
akan
resin
tergantunq dari sifat
disaring dalam larutan.
Dipergunakan
asam
yang
resin
yang
lemah bila air yang akan disaring hanya tercemar
(resin
ini
mudah
dibersihkan
lagi).
Resin
ringan
penukar
kation \asam kuat dalam bentuk natrium efektif untuk penyaringan bentuk ammonia dalam air buangan.
ini mampu menyaring 82
-
Resin Jenis
99.5% ammonia dari air
buangan
Resin
penukar anion basa kuat dalam bentuk klorida
dipergunakan
sebagai penukar ion nitrat.
Resin
Jenis
ini mampu menukar 92% fosfat dari suatu air buangan. Pembersihan
NaC1.
resin kembali (regenerasi) dipergunakan
10%
Penukar ion selektif dengan mempergunakan clinop-
tilolite banyak dipakai untuk menghilangkan ammonia dari
air buangan .
Dengan cara ini air tersebut akan
oleh resin.
ti, karena
didemineralisasi
Secara berkala resin tersebut harus digankemampuan tukar ionnya sudah turun
(Rich,
1961; Spotte, 1970).
Sifat-Sifat Bahan
-
Penvarinq
Sifat-Sifat Pasir
Umumnya
pasir memiliki ketahanan rendah, sehingga
bila terjadi pergeseran, pasir dapat pecah.
Air yang
melintasi. pasir yang berukuran halus dan sedang, dapat
mengalami
pergerakan
naik dan turun dengan bebas.
yang melintasi pasir kasar lebih mudah mengalami
lasi
Air
perko-
ke bawah, sedangkan pergerakan kapilernya sangat
terbatas.
Pasir memiliki kandungan nitrogen yang sangat
a
rendah (Moiser dan Gustafson, 1917).
proses
Lapisan pasir pada
penyaringan air berfungsi untuk menahan endapan-
endapan lumpur (UNHAS, 1983).
Pasir yang digunakan dalam saringan pasir cepat harus bebas dari lumpur, keras dan tahan pecah (resisten),
dan
diutamakan
40% HCl
sebagai kuarsa.
Setelah direndam dalam
selama satu jam, pasir ini beratnya tidak boleh
berkurang lebih dari 5%.
Ukuran pasir dinyatakan dengan
ukuran efektif, di mana ukuran saringan dalam millimeter
dapat melalukan 10% dari pasir berdasar berat.
Keragam-
an ukuran dinyatakan oleh kbefisien keragaman, yaitu perbandingan antara ukuran saringan yang akan melalukan 60%
dengan ukuran efektif.
Saringan pasir digolongkan sebagai ukuran kasar, sedang, dan halus.
Pasir kasar cocok dipakai bila (a) da-
lam pengolahan pendahuluan menghasilkan hasil yang baik,
(b) air yang akan disaring tidak tercemar berat, (c) keuntungan yang didapat dari proses penyaringan yang lebih
lama dan lebih sedikit air rang dibutuhk