7
BAB III LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan memaparkan berbagai teori yang melandasi penulis dalam
membangun aplikasi yang nantinya akan dibuat. 3.1.
Tempat
Nongkrong
Tempat
nongkrong
, adalah tempat yang sering digunakan untuk malakukan kegiatan berkumpul, berbincang, bercanda dan bersantai yang bisa dilakukan
sendiri atau beramai – ramai, bersama teman maupun dengan keluarga Lailatul
Mufidah, 2012. 3.2.
Aplikasi Berbasis Mobile
Aplikasi berbasis
mobile
merupakan jenis aplikasi yang dibangun dalam perangkat
mobile
mulai dari android, iPhone, BlackBerry, Windows Phone, Nokia, dan WebOS. Ada 2 tipe dari aplikasi berbasis
mobile
. Pertama adalah aplikasi
mobile
yang berdiri sendiri native dan aplikasi
mobile
yang berbasis web service semi- native Gatol Patel, 2012.. Pengembangan aplikasi
mobile
dapat dilakukan dengan berbagai tools. Contohnya adalah Eclipse dan X-Code. Untuk
Aplikasi berbasis
Mobile
dengan menggunakan Eclipse biasanya system operasinya adalah Android sedangkan X-Code adalah iOs.
3.3. Android
Android merupakan OS
Operating System Mobile
yang tumbuh ditengah OS lainnya yang berkembang saat ini. Contoh OS lainnya seperti Windows
Mobile
, i- Phone OS, Symbian, dan masih banyak lagi. Akan tetapi, OS yang ada ini berjalan
dengan memprioritaskan aplikasi inti yang dibangun sendiri tanpa melihat potensi yang cukup besar dari aplikasi pihak ketiga. Oleh karena itu, adanya keterbatasan
dari aplikasi pihak ketiga untuk mendapatkan data asli ponsel, berkomunikasi antar proses serta keterbatasan distribusi aplikasi pihak ketiga untuk platform mereka.
Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam
device
. Hermawan, 2011.
8
3.4. Augmented reality
Augmented reality
atau sering disingkat dengan
AR
adalah teknologi yang menggabungkan benda maya 2D atau 3D ke dalam lingkungan nyata lalu
memproyeksikan bendabenda maya tersebut secara
real time.
Benda-benda maya tersebut dapat menampilkan informasi yang tidak dapat diterima oleh
user
dengan indranya sendiri. Hal ini membuat
augmented reality
sesuai sebagai alat unuk membantu persepsi dan interaksi
user
nya dengan dunia nyata. Informasi yang ditampilkan oleh benda maya membantu
user
nya untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari dalam dunia nyata. Jadi,
user
nya dapat melihat objek-objek virtual dan objek-objek nyata berada pada suatu tempat yang sama.
Augmented reality
AR merupakan sebuah istilah untuk lingkungan yang membangun dunia nyata dan
dunia maya serta dibuat oleh komputer sehingga batas antara keduanya menjadi sangat tipis. Pada
augmented reality
terdapat beberapa aspek dasar dan konsep utama dari teknologi ini diantaranya kombinasi antara dunia nyata dan dunia maya
serta interaksi secara
real time
Silva, 2003.
Augmented reality
dapat diaplikasikan untuk semua indra termasuk pendengaran, sentuhan dan penciuman. Selain digunakan dalam bidang-bidang
seperti kesehatan, militer, industri manufaktur.
Augmented reality
juga sekarang ini telah diaplikasikan dalam perangkat-perangkat yang digunakan orang banyak,
seperti pada
smartphone
.
Mobile augmented
reality sistem
menyediakan layanan
tanpa mempengaruhi keberadaan kita di lingkungan nyata. Pada intinya sistem ini bekerja
hampir di lingkungan apa saja. Dengan demikian hal itu dapat mengubah cara penyampaian sebuah informasi kepada orang-orang Hollere Feiner, 2004. Pada
smartphone
bersistem operasi
android
, aplikasi
augmented reality
juga dapat dibangun. Dimana
GPS
dan kompas digunakan sebagai dasar dalam membangun sebuah aplikasi
augmented reality
di android Domhan, 2010. Tetapi hal itu belum cukup agar sebuah aplikasi
augmented reality
yang berjalan pada ponsel
android.
Agar mampu mengenali dan melacak objek, maka dibutuhkan bantuan dari kamera pada
smartphone
sebagai alat untuk menangkap keadaan lingkungan Gassmann,
9
2010. Milgram dan Kishino menjelaskan konsep
augmented reality
dalam teori mereka yang disebut dengan
virtuality continuum
. Mereka merumuskan kerangka dari penggabungan dan peleburan dunia
nyata dan dunia maya ke dalam sebuah kontinum virtualitas. Sisi yang paling kiri adalah lingkungan nyata yang hanya berisi benda nyata, dan sisi paling kanan
adalah lingkungan maya yang berisi benda maya. Dalam
augmented reality
atau realitas tertambah, yang lebih dekat ke sisi kiri, dimana lingkungan bersifat nyata
dan benda bersifat maya, sementara dalam
augmented virtuality
atau virtualitas tertambah, yang lebih dekat ke sisi kanan, dimana lingkungan bersifat maya dan
benda bersifat nyata. Realitas tertambah dan virtualitas tertambah digabungkan menjadi
mixed reality
atau realitas campuran Milgram et al, 1994. Secara teori, teknologi
augmented reality
bekerja dengan cara menggabungkan benda maya 2D dan ataupun 3D ke dalam sebuah lingkungan nyata 3D lalu memproyeksikan benda-
benda maya tersebut dalam waktu nyata. Agar hal tersebut dapat dilakukan,
user
nya membutuhkan perangkat lunak
software
yang bekerja menggunakan teknologi
augmented reality
dan peralatan
hardware
tertentu mulai dari yang sederhana sampai peralatan yang khusus. Berdasarkan kedua hal tersebut
augmented reality
dapat dibagi menjadi empat jenis Milgram et al, 1994, yaitu sebagai berikut:
1. Simple AR
, objek dua dimensi atau tiga dimensi diciptakan oleh komputer dan diintegrasikan dengan objek atau lingkungan nyatafisik secara
langsung maupun tidak langsung kemudian ditampilkan dalam layar.
Simple AR
ini adalah penerapan teknologi
Augmented reality
yang paling sederhana dan paling awal, meskipun begitu masih digunakan secara luas
hingga saat ini, salah satunya dalam acara olahraga di televisi. Sebagai contohnya pada olahraga baseball, dimana dalam lapangan terdapat garis
kuning yang membantu penonton untuk melihat ketika pemain melakukan kesalahan pada permainan, seperti offside atau yang lainnya yang
ditayangkan di tv.
2. Marker Based AR
, objek dua dimensi, objek tiga dimensi, teks, video maupun suara diproses menggunakan komputer dan
webcam
dan
10
ditampilkan dalam layar maupun peralatan
display
khusus melalui pengenalan sebuah
marker
penanda, setelah
marker
dikenali oleh komputer kemudian objek virtual yang sudah terdapat dalam
library
komputer ditampilkan diatas
marker
tersebut. Ada dua jenis
marker
yang digunakan saat ini yaitu
QR Quick Response code
dan
semacode
, adalah sejenis
barcode
dua dimensi yang memungkinkan kontennya untuk diterjemahkan dengan kecepatan tinggi. Sedangkan
semacode
adalah
barcode
yang berjenis data matriks.
Marker based AR
telah menjadi tren sejak awal tahun 2010 hingga sekarang dan diimplementasikan pada
berbagai media khususnya media cetak.
3. Markerless AR
, umumnya diterapkan dalam
mobile device
seperti
smartphone
. Sesuai dengan namanya
markerless AR
tidak membutuhkan
marker
yang terlihat secara fisik untuk mengetahui posisi suatu objek. Sebagai gantinya, digunakan informasi dari kamera digital atau sensor optik
lainnya,
accelerometers, GPS, gyroscopes,
kompas,
RFID
, sensor
wireless
dimana cara ini dikenal dengan nama
geotagging
dan
geolocation
. Melalui
geotagging
dan
geolocation
yang bisa kita sebut sebagai
marker
yang tidak terlihat inilah konten seperti tulisan, video, maupun audio kemudian
ditampilkan dilayar perangkat
mobile
tersebut.
4. Augmented Vision
, sampai saat ini masih berupa wacana dan masih dalam tahap penelitian.
3.5. Eclipse
Eclipse merupakan open source dari IBM, Eclipse merupakan tools yang dipakai untuk development aplikasi berbasis Android yang menggunakan bahasa
pemrograman Java. Eclipse memiliki IDEIntegrated Development Environment yaitu sebuah lingkungan pengembangan aplikasi yang lengkap dan dapat membantu
proses pengembangan sebuah aplikasi menjadi lebih cepat. Pada IDE dapat dilakukan proses perancangan , kompilasi, debugging, building, dan fasilitas online
Sulistiani, 2010.
11
3.6. Location Based Service
Layanan berbasis lokasi merupakan layanan informasi yang dapat diakses dengan perangkat
mobile
yang melalui jaringan dan mampu menampilkan posisi secara geografis keberadaan perangkat
mobile
tersebut. Layanan ini dapat berfungsi untuk mengidentifikasi lokasi seseorang atau suatu objek tertentu dengan koordinat
geografis. Unsur utama dari layanan berbasis lokasi adalah
Location Manager
dan
Location Providers
. Manajer lokasi digunakan untuk menyediakan tampilan untuk memanipulasi peta. Sedangkan penyedia lokasi merupakan teknologi pencarian
lokasi dari perangkat, seperti
Global Positioning System GPS.
3.7. Mixare edited by Justin Wetherell