5, yakni lulusan D3 Perawat dapat berperan sebagai Perawat terampil dalam melaksanakan tindakan keperawatan mandiri yang direncanakan sesuai dengan
standar asuhan keperawatan, dengan kemampuan menerima tanggung gugat terhadap keputusan dan tindakan asuhan keperawatan profesional sesuai dengan
lingkup praktik, dan hukumperaturan perundangan,
C. Kurun Waktu Penyelesaian Studi
Untuk program studi diploma III Keperawatan, semester adalah satuan waktu kegiatan yang terdiri atas 19 minggu kuliah atau kegiatan terjadwal lainnya, berikut
kegiatan iringannya, termasuk 2 minggu kegiatan penilaian. Satuan kredit semester selanjutnya disingkat sks adalah takaran penghargaan terhadap pengalaman belajar
yang diperoleh selama satu semester melalui kegiatan terjadwal per minggu. Beban studi program diploma III sekurang-kurangnya 110 SKS dan sebanyak-banyaknya
120 SKS yang dijadwalkan untuk 6 semester dan dapat ditempuh dalam waktu sekurang-kurangnya 6 semester dan selama-lamanya 10 semester setelah
pendidikan menengah atas, dengan perhitungan beban kerja untuk 1 SKS kuliah sama dengan 1 jam kuliah 50 menit, 1 SKS praktika 2 jam 120 menit kerja, dan 1
SKS praktiklapangan sama dengan 4 jam 240 menit kerja, diiringi oleh sekitar 2 jam kegiatan terstruktur dan sekitar 2 jam kegiatan mandiri. Dengan demikian total
jam beban kerja praktikapraktiklapangan untuk diploma III keperawatan = 70 setara dengan 1627 jam. Sebutan untuk lulusan program diploma III adalah Ahli
Madya keperawatan A.Md. Kep. Penyelenggaraan Program Studi Diploma III Keperawatan, senantiasa terbuka untuk
berkembang selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, tuntutan lingkungan akademis dan profesional serta tuntutan kebutuhan masyarakat,
sehingga secara konsisten berpegang teguh pada citra diri institusi yang mempunyai daya saing tinggi dalam penyelenggaraan pendidikan sehingga mampu memberikan
kontribusi terbaik bagi dunia pendidikan nasional maupun pelayanan kesehatan.
1. Struktur, Komposisi, Durasi Kurikulum
Program pendidikan Diploma III Keperawatan dikembangkan berlandaskan pada kegiatan dan proses pendidikan berbasis kompetensi dengan harapan menghasilkan
lulusan yang memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku professional. Disamping itu juga berlandaskan pada aspek etik dan legal profesi, serta menguasai IPTEK agar
dapat memenuhi kebutuhan pasien dan menjamin pelayanan aman serta akuntabel.
14
Struktur kurikulum pendidikan diploma III keperawatan dilakukan minimal 6 semester dan diakhiri dengan gelar ahli madya keperawatan A.Md.Kep. Kurikulum
dilaksanakan dengan pendekatan strategi SPICES Student-centred, Problem- based, Integrated, Community-based, ElectiveEarly Clinical Exposure, Systematic
Kompetensi utama merupakan kemampuan untuk menampilkan unjuk kerja yang memuaskan sesuai dengan penciri program studi. Untuk mencapai kompetensi
utama pendidikan DIII Keperawatan diimplementasikan dalam komposisi pengembangan kurikulum inti dan institusi pendidikan 110-120 SKS dimana 70
diantaranya disediakan sebagai kurikulum inti, sehingga seluruh institusi pendidikan keperawatan mempunyai kurikulum inti yang sama. Kemampuan yang gayut dan
dapat mendukung kompetensi utama serta merupakan ciri khas Perguruan Tinggi yang bersangkutan ± 30. Kemampuan yang ditambahkan agar dapat membantu
meningkatkan kualitas hidup, dan ditetapkan berdasarkan keadaan serta kebutuhan lingkungan Perguruan Tinggi ± 10, sesuai isu global
Metode pembelajaran menggunakan metode SCL student center learning, di
antaranya adalah: 1 Small Group Discussion; 2 Role-Play Simulation; 3 Case Study; 4 Discovery Learning; 5 Self-Directed Learning; 6
Cooperative Learning; 7 Collaborative Learning; 8Contextual Instruction; 9 Project Based Learning; dan 10 Problem Based Learning and Inquiry.
Beberapa metode evaluasi yang digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi lulusan antara lain adalah Test Tertulis Esay, MCQs, Short
Answer Question; OSCE Objective Stuctured Clinical Examination; Pemecahan masalah Case Study; Reflective Learning; Observasi; Oral Test;
Presentasi; Projek; Laporan; Diskusi kasus; Presentasi Kasus; Seminar ilmiah kecil; Kegiatan procedural keperawatan; Asuhan keperawatan klien
bertahap; Rotasi tugas sesuai preceptor; Evaluasi Pendidikan Program Profesi; Log book; Direct Observasional of Skill; Case testuji kasus SOCA-
Student Oral Case Analysis; Critical insindence report; Problem solving skill; Kasus lengkap, kasus singkat; Portofolio.
2.
Pedoman Penyelenggaraan Akreditasi Diploma III Keperawatan
15
Institusi Pendidikan Keperawatan harus memiliki izin penyelenggaraan yang sah dari Menteri Pendidikan Nasional, dengan struktur organisasi, uraian tugas, tata kerja dan
program kerja yang jelas. Akreditasi merupakan upaya pengendalian mutu secara eksternal yang dilakukan oleh suatu badan mandiri. Di Indonesia, saat ini hanya ada
satu badan mandiri akreditasi Perguruan Tinggi yaitu Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi BAN-PT. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud,
melalui projek Health Professional Education Quality HPEQ, sedang mengembangkan sistem akreditasi yang diharapkan dapat melakukan akreditasi
pada pendidikan profesi kesehatan di masa mendatang yang disebut dengan Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan LAM-PT Kes. Akreditasi
oleh LAM-PT Kes dilakukan dengan menilai proses dan kinerja serta keterkaitan antara tujuan, masukan, proses dan keluaran suatu perguruan tinggi atau program
studi keperawatan melalui penilaian formatif. Prinsip akreditasi adalah Continous Quality Improvement.
BAB III ASPEK-ASPEK PELAKSANAAN AKREDITASI