PENGANGKUTAN BARANG KHUSUS ProdukHukum KomInfo
18
2 Besaran tarif angkutan barang dan hewan untuk angkutan sungai dan danau
ditetapkan atas dasar kesepakatan antara penyedia jasa dan pengguna jasa berdasarkan struktur tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81.
3 Besaran tarif angkutan kendaraan beserta muatannya untuk angkutan penyeberangan
ditetapkan oleh Menteri berdasarkan struktur tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 ayat 1.
Bagian Ketiga Tarif Usaha Penunjang Angkutan Laut
Pasal 83 Tarif usaha penunjang angkutan laut terdiri dari:
a. tarif bongkar muat barang;
b. tarif jasa pengurusan transportasi;
c. tarif ekspedisi muatan kapal laut;
d. tarif angkutan perairan pelabuhan;
e. tarif penyewaan peralatan angkutan lautperlatan penunjang angkutan laut;
f. tarif tally;
g. tarif depo peti kemas.
Pasal 84
1 Struktur tarif usaha penunjang angkutan laut merupakan komponen dasar untuk
pedoman perhitungan besaran tarif. 2
Jenis tarif usaha penunjang angkutan laut adalah tarif yang diberlakukan untuk barang-barang umum general cargo. barang kemasan, barang mengganggu
harmful substances, barang berbahaya dan barang yang memerlukan penanganan dan peralatan khusus.
3 Ketentuan lebih lanjut mengenai struktur dan jenis tarif sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 dan ayat 2 diatur dengan Keputusan Menteri.
Pasal 85
Besaran tarif usaha penunjang angkutan laut ditetapkan atas dasar kesepakatan bersama antara penyedia jasa dan pengguna jasa berdasarkan jenis dan struktur tarif sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 84. BAB VII
PELAYANAN PENGANGKUTAN UNTUK PENYANDANG CACAT DAN
ORANG SAKIT Pasal 86
1 Perusahaan angkutan di perairan wajib menyediakan fasilitas dan memberikan
pelayanan khusus bagi penumpang penyandang
cacat atau orang sakit.
2 Penyediaan angkutan dan pemberian pelayanan khusus sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 berupa: a.
pemberian prioritas untuk mendapatkan tiket angkutan; b.
memberikan pelayanan untuk memudahkan naik ke dan turun dari kapal; c.
menyediakan fasilitas untuk penyandang cacat selama di kapal; d. menyediakan tempat untuk orang sakit yang mengharuskan diangkat dalam
posisi tidur serta tempat dan fasilitas bagi penumpang yang mengidap penyakit menular.
3 Ketentuan lebih lanjut mengenai fasilitas dan pelayanan khusus sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 diatur dengan Keputusan Menteri.